Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY NIN ERNA: SEKS PELUNAS HUTANG

Pay Back

Sejak sarapan tadi sampai siang ini aku dihantui pikiran tentang Tante Nanda yang tiba-tiba mau pulang setelah kejadian semalam. Apakah dia marah? Atau apa yang tengah dia rasakan tentang kejadian malam itu. Malam tadi pun sebenarnya kondisi yang tanggung, bahkan aku belum sempat mengeksekusinya. Beruntung masih bisa kulampiaskan ketegangan di kontolku kepada Nin Erna.

Menjelang jam istirahat kantor tiba-tiba ponselku berdering. Tante Nanda memanggilku. Aku segera angkat telepon itu.

“Haloo… tante…”

Tapi diseberang sana tidak ada jawaban, tidak ada suara. Aku ulangi memanggil nama Tante Nanda. Lalu terdengar suara terisak di sana.

“Haloo… Nanda… halooo…” masih kupanggil dan hanya isak yang terdengar. Kemudian dia menutup teleponnya.

Aku coba telepon lagi, tetapi tidak diangkat. Dia mengirimkan pesan.

“Kamu jahat, Ben!”

Hanya itu yang dia kirimkan. Aku jadi bingung dia kenapa dan apa maksudnya dengan itu. Aku balas pesannya.

“Loh, kenapa? Ada apa, tante?” balasku.

“Kamu jahat. Sudah buat aku jadi begini.” Balas Tante Nanda.

“Gimana ini maksudnya? Sekarang shareloc biar kita bisa ngomong langsung.” Pintaku.

Agak lama dia membalas pesanku, lalu dia balas dengan mengirimkan lokasinya. Tante Nanda masih di stasiun kereta. Aku segera bergegas ke sana untuk menemuinya. Sampai di stasiun di salah satu minimarket, aku menemui Tante Nanda.

“Kenapa Tante?” tanyaku. Tante Nanda hanya terdiam dan masih sedikit terisak.

Karena suasana stasiun sangat hiruk pikuk, jadi kuajak Tante Nanda ke tempat yan lebih enak untuk bicara.

“Ayo, kita pergi dari sini. Supaya lebih enak kita ngobrol. Terlalu rame di sini.” Ajakku. Tante Nanda hanya mengangguk.

Kami lalu pergi ke salah satu hotel langgananku dekat stasiun itu. Sengaja kuajak ke hotel biar lebih privasi dan lebih gampang sesuai keinginan. Sampai di kamar hotel, kami berdua duduk di kursi. Langsung kutanya Kembali Tante Nanda.

“Ada apa sebenarnya ini Tan?”

“Kamu jahat, Ben!” jawabnya.

“Ya maksudnya gimana, kenapa aku jahat?”

“Kamu bikin aku kepikiran terus. Kamu bikin aku jadi gini.”

“Kepikiran apa, Tan?”

“Kepikiran kamu!”

Aku bangkit dari kursiku mendekati Tante Nanda. Sambil berdiri aku pegang dagu Tante Nanda kuarahkan ke atas menghadap wajahku. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan kucium bibirnya yang sensual.

Mmmuach…

Tante Nanda hanya diam. Aku lanjutkan mencium bibirnya dan memainkan lidahku ke mulutnya. Tante Nanda bereaksi membalas ciumanku. Aku menarik tubuh Tante Nanda agar berdiri, lalu kurapatkan tubuhnya ke tubuhku, aku lingkarkan lengan di pinggangnya sambil tetap kucium bibirnya.

“Ini yang Tante pikirkan?” tanyaku menghentikan sejenak ciumanku. Tante Nanda hanya mengangguk dan tersenyum Bahagia.

Aku lanjut mencium bibirnya, balasan Tante Nanda semakin panas dan ganas. Tanda birahinya sudah naik. Aku remas pantatnya yang bohay nan seksi itu, aku elus-elus sembari mencium bibirnya. Satu tanganku mengelus pantatnya, tanganku yang lain mulai menjamah payudaranya yang padat dan bulat itu.

“mmh….ssh….” Tante Nanda mendesah dalam ciuman kami.


Penampakan Baju Tante Nanda

Sudah lama aku mendambakan tetek Tante Nanda yang montok, bulat, padat, dan besar tentunya. Aku mulai menurunkan dress bagian dadanya hingga terlihat BH yang dipakainya yang sepertinya terlalu kecil untuk teteknya. Lalu kuremas tetek Tante Nanda dibalik BH itu, desahan tante semakin bergairah. Aku menghentikan ciumanku, dan berdiri di depan Tante Nanda dan menatap dadanya yang masih memakai BH.

“Kenapa?” tanya Tante.

“Engga, sudah lama aku menginginkan ini…” langsung kusergap tetek besar Tante dan meremasnya.

“Ah…mmmm…puaskan Ben, nikmati… aku milikmu…” begitu ucap Tante Nanda.

Aku semakin bersemangat mendengar ucapan Tante Nanda, sekarang dia sudah aku kuasai, menjadi milikku. Tubuhnya akan aku nikmati tanpa henti. Aku mulai menjilati dadanya diantara kedua payudara Tante Nanda. Perlahan aku turunkan sebelah BH-nya tanpa membukanya, aku raih puting teteknya dan kumainkan dengan jariku.

“Ash…ah…mmm…ah…” desah Tante Nanda.

Kini kuganti jariku dengan lidahku yang memainkan puting teteknya. Aku jilat dan aku emut putingnya dengan penuh nafsu.

“Ben…ah…sssh…geli…” desahnya.

“Tapi, enak kan…?” godaku.

Aku turunkan bajunya dan kulepas celananya. Tante Nanda sekarang setengah telanjang hanya memakai BH dan CD. Aku dudukan dia di kursi, aku bersimpuh di kakinya, aku lebarkan kakinya sehingga kini Tante Nanda mengangkang di depan wajahku. Memek yang masih terbungkus CD pun terlihat indah. Terlihat came toe, belahan memek yang terjiplak di CD-nya. Pertanda gundukan memeknya tebal dan kenyal. Aku elus-elus belahan itu dari CD Tante Nanda.

“ash….ah…”

Aku sibakan CD-nya kesamping sehingga lidahku bisa leluasa bergeriyla menjilati memek Tante Nanda. Harum memeknya khas sekali, sepertinya dia memang merawat memeknya supaya wangi dan bersih. Aku jilat dari atas sampai ke bawah. Agak susah jadi kupelorotkan CD-nya sehingga kini terbuka penuh memek Tante Nanda yang siap untuk dijilati lagi.

“ah…ssshh…emmm… enak…aha..ah… terus Ben…”

“Enak Tan? Emang ga pernah dijilatin sama suami?” Tante Nanda menggeleng. Lelaki bodoh pikirku.

Sambil kujilati itil memek Tante Nanda aku pun memasukan jariku ke liang senggamanya. Badan Tante semakin menggelinjang. Kupercepat gerakanku agar Tante segera orgasme.

“ah…ah…mmm….ah…. terus… ah…ah…mmm…assssh…. Ahhh……………..”

Benar saja tak lama badan Tante Nanda bergetar hebat dan jari tanganku yang ada di dalam memeknya terasa dicengkeram. Dia orgasme.

“Enak Tan?” Tante tersenyum dan mengangguk.

Aku berdiri dan melepas celanaku sampai kontol yang sudah tegak berdiri daritadi keluar dari sarangnya. Aku raih tangan Tante Nanda ke arah kontolku.

“Aku belum, Tan. Ayo giliran kamu puasin aku.” Pintaku ke Tante.

Tante Nanda pun paham apa yang kumakud, dia langsung menggenggam kontolku dan dikocoknya perlahan.

“Ah… enak… tangan lembutmu enak sekali, Nan.”

Tante terus mengocok kontolku dengan lembut tak lama dia mengarahkan kontolku ke dalam mulutnya. Haap… kontolku langsung penuh di dalam mulutnya. Dia memaju mundurkan kepalanya melakukan Gerakan mengulum kontol. Sepongannya nikmat sekali, hangat mulutnya.

“Ah…mmm….enak Tan… sedot terus…” racauku yang tak tahan dengan sepongannya.

Tante Nanda menyepong kontolku sambil matanya melihat ke atas memperhatikanku. Aku pun melihat kontolku yang disepong Tante Nanda dari atas sungguh pemandangan yang sangat membangkitkan gairah. Tak ingin pertahananku jebol dalam mulutnya, aku menarik kontolku. Ku angkat tubuh Tante Nanda dan kubalikan badannya sehingga dia bertumpu pada meja. Aku ingin menggenjot Tante Nanda dari belakang.

“Ayo Tan, aku ingin menikmati memekmu ini…!” ucapku sambil mengarahkan kontol ke memek Tante Nanda.

“Aaahh…” desah kami bersamaan saat kontolku menancap di memek Tante Nanda.

Aku menggerakan pinggulku maju mundur. Aku genjot memek Tante Nanda yang nungging sambil ke pegang bongkahan pantatnya yang besar menggoda. Pantatnya bergerak seirama dengan genjotan kontolku.

“mmm….hhhh…aaaah….mmm…. enak Ben, terus… enak banget kontolmu…”

“ah…memekmu juga enak Nanda… ga salah aku ingin mengentotmu dari dulu….”

“Lakuin Ben, puaskan semaumu…ah…ah…mmm…”

Lima menit aku genjot Tante Nanda dalam posisi doggy, lalu kupindahkan dia ke pinggiran kasur. Aku angkat kakinya agar mengangkang lebih lebar. Langsung aku masukan lagi kontolku ke memek Tante Nanda.

“Ewe aku Ben…ewe yang kencang…” pinta Tante Nanda.

Ternyata dia suka sekali berkata jorok Ketika sedang bercinta, membuat gairah semakin meninggi. Aku genjot dia kencang sampai bunyi selangkangan kami saling beradu.

Plok…plok…plok….

“Aah… kontol enak…kontol enak…aah… ewe terus… ewe memekku, sayang…ah…” Tante Nanda semakin meracau.

“Mmm… rasakan kontolku ini. Ini hukuman untukmu… kamu harus aku entot… entot seumur hidup…”

“aah… entot terus….enakkk…ah…sshh…. ayo rasakan ini Ben…”

“Ah…ah…mmm… enak Tan diapain ini…enak banget…”

Aku rasakan kontolku seperti diremas di dalam memek Tante Nanda. Gila, ibu dan anak sama-sama punya memek yang bisa menyedot kontol.

Plok…plok…plok… semakin kencang suara selangkangan kami beradu. Semakin kencang aku genjot Tante Nanda.

“Ayo Ben…genjot terus…ah…ah…aku mau keluar lagi… ah…shhhsshh…. Kontolmu enakk…aah…”

“ah…ah..shs….ayo Tan…barengan…aku juga mau crot… aku crotin di dalem ya…”

“Crotin aku…crotin di memek ku…ash…ah… hamili aku Ben! Ah…ah…. Ben…”

“Terima ini Tante Nandaku sayang….ah…aha….shshs….ahaha…”

“Ben….aku mau keluar…”

“Aku juga…”

Ahhhhhahhhhhaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh…..

Kami berdua sama-sama mencapai orgasme berbarengan. Pejuku memuncrat banyak di memek Tante Nanda.

“Ah.. enak bangeeet crot di memekmu Tanteku…”

“Mmm… anget Ben…”

Kami berdua ambruk di kasur, kami berbaring dalam keadaan telanjang. Tante Nanda memintaku untuk tetap di sini sampai dia pulang besok pagi. Aku mengiyakan dan mengirim pesan ke Nin Erna kalau aku tidak akan pulang karena ada meeting mendadak di luar kota. Nin Erna kecewa, tapi aku janjikan besok aku pulang.

“Makasih Ben!” Tante Nanda mencium bibirku. Aku pun memeluknya sambil tiduran.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd