Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Arsella Hasna Hilyani [No Sara] [Update #48]

Status
Please reply by conversation.
Ughhhhh ga sabar nunggu kelanjutan kebinalan sellaa huu, pengenn di gangbang lagii
 
Wah wah misteri siapa 2 orang yg nge-anal sella di episode sebelumnya masih belum terpecahkan ya hu
 
Part 11c
Tag: Threesome, CIM, Blowjob, Handjob, Titjob




Ruangan pengap ini menjadi saksi bisu akan tubuhku yang lagi-lagi menyerah pada nafsu birahi. Lagi-lagi aku mengkhianati suamiku saat nafsuku menyuruh raga ini untuk melayani lelaki bukan muhrimku ini makin liar. Hingga pintu di depanku itu terbuka.

Aku kaget ada sesosok lelaki yang masuk dari arah pintu itu. Goyangan liar di pantatku kuhentikan seketika. Tangan kananku menarik turun jilbabku untuk menutupi area dadaku meski perutku sedikit terekspose, sementara tangan kiriku kugunakan untuk menutupi selangkanganku meskipun penis Agus masih tersumpal di dalam vaginaku. Pahaku dan kaki jenjangku terpaksa tak tertutupi apapun

Lelaki itu masuk sambil tersenyum menyeringai. Makin dekat hingga bisa kulihat jelas wajahnya. Tampangnya sebelas dua belas dengan Agus dengan postur yang mirip juga, bedanya saat ini dia mengenakan semacam seragam berwarna biru.

"Oooh.. Kowe to, No.." kata Agus di belakangku "Tak kiro sopo, bikin jantungan aja.."

Lelaki yang dipanggil "No" itu masih menyeringai saja sambil matanya melotot menatapku. Senyuman mesum khas lelaki yang bernafsu untuk menggarap perempuan yang tak tertutup apa-apa seperti aku saat ini.

"Ndengaren barangmu apik gini, Gus.." kata 'No' yang akhirnya bersuara.

"Mbak Sella.. ini Karno, temenku.. Dia kerja cleaning service di Mall deket sini.." Kata Agus menjelaskan.

"Mbak e jilbaban, bening pula." kata Karno melanjutkan.

Karno lalu dengan tanpa permisi berjalan mendekatiku. Tangannya memegang tangan kananku dan kemudian menyibakkan jilbabku yang tadinya kutahan menutupi dadaki. Kini nampaklah dadaku lagi tak tertutupi apa-apa. Dua daging putih sekal langsung menantang di hadapan Karno.

"Wuihhh.. Sekel banget susumu, Mbak.. ABG jilbaban gini pancen mantepp.. Hebat kamu, Gus.." Kata Karno.

"Abege apane.. Mbak e dah nikah i, No.." kata Agus, "Mbak Sella ayo goyang lagi, jangan berhenti.." lanjut Agus memberiku perintah.

Aku diam saja tak berbuat apa-apa menanggapi permintaan Agus itu. Otakku masih memproses apa yang sedang terjadi. Sesaat lalu aku masih dihinggapi birahi membara hingga aku dengan sendirinya menggoyangkan pantatku di atas selangkangan Agus. Tapi ketika datang si Karno, seolah urat maluku datang kembali.

"Weh, tenane wis nikah??" kata Karno, "Toketmu masih kuenceng gini, Bu.. nggak kaya toket emak-emak yang lain.." kata Karno.

Sambil berucap seperti itu tangannya lalu dipindahkannya tepat di kedua bulatan besar di dadaku ini. Aku berusaha untuk menghalang tangannya, tapi terlalu kuat tenaganya untuk kulawan. Tangan itu langsung menangkup kedua bongkah gunung kembar.

Sedetik kemudian tetekku mulai diremas-remas oleh Karno.

"Shhhh.. Hmmmpphh.."

Aku mendesis pelan saat Karno meremas tetekku langsung dengan kuatnya. Tangannya liar memijat-mijat tetekku. Tubuhku seketika langsung seperti tersengat listrik. Birahiku yang tadi sedang panas-panasnya lalu mendingin kini kembali lagi terpantik.

"Hehe.. Mbak e durung duwe anak, No.." kata Agus.

Darimana dia tahu aku belum punya anak? Apa dia hanya menebak saja? Tanyaku dalam hati yang langsung ludes oleh birahi yang menyelimutiku akibat remasan tangan hitam Karno di dua bulatan putih di dadaku ini.

"Ooo.. Pantes mancung ngene susune.." balas Karno.

Dengan gemasnya Karno meremas-remas tetekku makin kuat saja. Di bawah sana baru kusadari ternyata penis Agus masih bersarang di dalam vaginaku. Agus lalu menggerakkan pinggulnya maju mundur.

"Ssssshhh.. Mmmhhh.. Hmmhh.." desisku

Gerakan pinggul Agus itu membuat penisnya yang masih keras itu ikut menggesek-gesek sisi dalam liang senggamaku. Badanku langsun menggeliat panas dingin. Rongga vaginaku masih sensitif, sangat sensitif sehingga gerakan penis Agus yang pelan seperti itu mampu menyulut birahiku.

Ditambah di depanku Karno masih dengan gemasnya meremas-remas dan memijat-mijat buah dadaku yang memang berukuran besar ini. Tangan kasarnya seolah memberi sensasi nikmat ketika bergesekan dengan areola berwarna cerah milikku.

a1701e1362688855.gif


Agus yang masih duduk bersandar di sofa lusuh ini terus memajumundurkan pinggulnya. Aku yang dipangkunya ini pasrah saja. Gelombang nikmat lambat laun kembali memenuhi ubun-ubunku, meski aku masih diam tak ikut menggerakkan pantatku.

Karno yang meremasi tetekku ini lalu menghentikan rangsangannya di tetekku. Dia lalu melepas seragamnya satu persatu hingga semua pakaiannya jatuh di lantai. Begitu dia melepas celana dalamnya, penisnya tepat menyembul di depan wajahku.

Penis itu lebih besar dari milik Agus. Hitam dan dikelilingi bulu-bulu lebat yang tak terawat. Karno lalu maju mendekat, hingga jarak mukaku dan penisnya hanya sekian senti. Bau pesing dan asam dari selangkangannya langsung menyeruak masuk ke indra penciumanku. Kontras dengan pekerjaannya sebagai cleaning service yang harusnya selalu menjaga kebersihan.

"Bibirmu seksi banget, Mbak.. Sepongin kontolku dong.. Hehe.." Kata Karno.

Aku menggeleng-gelengkan wajahku yang masih terbalut jilbab syar'i ini. Meski tubuhku makin terangsang, aku masih berusaha menjaga imej sebagai seorang akhwat, bukan pelacur gampangan. Karno semakin memajukan pinggulnya, hingga kepala penisnya menempel di ujung bibirku. Aku langsung melengos menolak batang lelakinya.

Karno lalu memindahkan tangannya ke belakang kepalaku. Dia memegang kepalaku yang terbalut jilbab syar'i yang makin kusut ini agar kepalaku tak bisa bergerak ke kanan ke kiri. Penisnya kini tepat berada di bibirku. Aku masih menutup mulutku berusaha menolak usaha penisnya menjejal-jejal bibirku.

"Wah jan, No.. Ngganggu wae kowe Suu.. Mbak Sella jadi berhenti goyang ki lho.." kata Agus di belakangku. "Kamu jaga pintu wae kono.. Nanti gantian nek aku wes rampung.."

"Gundhulmu nyuruh-nyuruh aku jaga pintu.. Aku sering bagi-bagi ke kamu nek aku punya wedokan yo.." balas Karno.

"Yo kan bedo, Assuu.." balas Agus, "yang kamu bawa kan lonthe kelas sarkem.."
"Nek Mbak e ini yo nggak bisa dibandingin gitu lah.."

"Ah, kakean bacot kowe Gus.." potong Karno, "Kamu dah dapet tempiknya juga itu lho Suu.."

"Lagian aku lihat tadi bosmu lagi ada tamu kok itu.. Masih ngerumpi.." lanjut Karno, "Sama emak-emak jilbaban pakai cadar juga.. Kayaknya bakalan lama itu.."

Degg.. Mendengar kata Karno itu, aku jadi teringat Ustadzah Azizah. Aku harusnya menunggunya dimobil Ustadzah. Parahnya lagi, kunci mobil Ustadzah saat ini sedang kubawa di dalam tasku. Bagaimana jika Ustadzah saat ini menunggu di mobilnya dan kebingungan tak menemukanku?

Saat pikiranku sedang larut itu, ternyata kesempatan itu digunakan Karno untuk menjejalkan penisnya ke mulutku.

"Emmmppp.." jeritku tertahan.

Penis yang lumayan besarnya itu masuk dengan paksa membelah bibir sensualku. Otot mulutku tiba-tiba harus meregang menyesuaikan kepala penis Karno yang licin itu. Karno makin mendorong pinggulnya. Tangannya memegang kepalaku sehingga kepalaku tak bisa bergerak dan hanya pasrah.

Sementara di bawah, Agus kembali mulai menggerakkan pinggulnya. Penisnya mulai lagi menggaruk pelan dinding vaginaku yang langsung membuat tubuhku menggeliat..

"Emmpphh.. Hmmmppph.." Desahku tertahan.

Agus terus menggerakkan pinggulnya. Vaginaku terasa makin nikmat. Lendir kenikmatan ikutan merembes keluar membasahi penis keras Agus yang menyumpal vaginaku itu. Urat-urat yang mengelilingi penisnya itu juga membuat gesekan dengan dinding lubang kawinku yang makin membakar birahiku.

Secara tak sadar tubuhku ikutan merespon atas dorongan nafsu ini. Seperti penis Karno yang ternyata terhisap kuat oleh bibir sensualku ini. Puting buah dadaku kembali mengeras, hasil dari tubuhku yang makin terangsang. Cairan surgawi makin banyak keluar dari dalam vaginaku menyirami penis keras Agus.

"Urgghh.. Mbak e lebih cakep kalau pas nyepong gini.. Udah biasa nyepong kontol ya, Ukhti??" kata Karno.

Pinggulnya lalu dia gerakan maju mundur, hingga penis hitamnya ikut keluar masuk mulutku, meski baru seperempat saja dari penisnya. Bibirku masih kuat mengempot-empot kepala penisnya.

Clop.. Cloppp..

"Urrrgggghh.. Sepongan jilbab emang manteb.." ejek Karno.

Splokk.. Splookkk.. Selangkangan Agus yang bertumbukan dengan selangkanganku menbunyikan suara nyaring akibat cairan vagina yang membecek amat banyak.

be3e991362688192.gif


Keringatku makin deras mengucur. Birahi kembali memenuhi seluruh aliran darahku. Mataku makin sayu seiring dengan gerakan penis Agus di bawah sana. Pinggulnya yang dia maju mundurkan mampu mengembalikan sensasi nikmat yang sesaat tadi hilang.

Agus lalu memegang pinggulku dari belakang, dan mulai menggerakkan pinggulku maju mundur seirama dengan gerakan pinggul Agus. Aku lagi-lagi makin blingsatan. Aku tak menolak arahan Agus itu karena aku juga merasa keenakan.

Splok.. Splokkk..

Bahkan aku ikut menggerakkan pantatku maju mundur, ikut menyambut sodokan penis Agus dari bawah.

"Hmmpphh.. Emmpphh.. Hmmpphh.." desahku.

Mulutku yang tersumpal penis besar Karno ini tak cukup mampu menyembunyikan desahan yang keluar. Karno memajumundurkan penisnya main intens keluar masuk mulutku. Air liurku bahkan mulai menetes dari sisi bibirku.

Clopp.. Cloooppp..

"Urrrggghh.. Terus, sedot kontolku, Mbak.. Pakai lidahnya juga,Mbak.." kata Karno, "Nah gitu, pinteerrr.. Urrggghhh.."

Splokk.. Sploookkk..

Di bawah, Agus makin cepat menggerakkan pinggulnya. Tangannya makin kuat memegangi pinggulku yang juga kini ikut bergerak-gerak mengayuh kenikmatan sendiri.

"Emhh.. Hmmhh.. Emmpphhh.." desahku.

Nafsu birahi kini benar-benar menenggelamkanku. Hingga ketika Agus melepas cengkeraman tangannya di pinggulku, pantatku lalu bergerak maju mundur dengan sendirinya.

Splok.. Splookk.. Splookkk..

Pantatku lalu naik turun disertai memutar pinggulnya. Aku kini seperti joki yang menunggangi kudanya. Kalau ada yang menyaksikan kejadian ini pasti bakal terheran heran melihatku putih cantik dengan tubuh sintal dan tetek besar dan masih mengenakan jilbab syariku ini sedang berpacu birahi dengan dua lelaki yang kurus dan jauh dari kata tampan itu.

"Eddian, memekmu enak bangeett, Mbak.. Urrggghhh.." erang Agus.

"Emhh.. Hmmhh.. Emhhh.." desahku.

Clopp.. Cloppp..

Mulutku juga makin liar menservis penis Karno yang keluar masuk dalam mulutku. Meski kuakui cukup susah saat tubuhku bergerak-gerak akibat sodokan penis dari bawahku seperti ini tapi juga harus mengoral penis di depanku. Hingga terkadang penisnya harus terlepas dari mulutku saat kuhisap-hisap

Birahilah yang mendorongku makin liar, makin binal menservis dua penis ini. Sudah terbuang jauh kehormatanku sebagai seorang akhwat, maupun sebagai seorang istri yang harusnya setia pada suamiku. Kini hanya ayuhan kenikmatan yang kucari.

Jilbab yang kupakai yang seharusnya menjadi simbol keimanan dan keindahan seorang akhwat ini makin kusut, hasil dari perbuatan cabul dua pria laknat ini yang makin kesini aku juga ternyata makin menikmatinya. Jilbab inipun makin turun ke arah dadaku.

Tubuhku yang bergerak-gerak dan pantatku yang maju mundur ini juga membuat dua buah dadaku ikut bergoyang. Apalagi gerakanku yang main cepat hingga bulatan besar nan sekal itu ikut berayun-ayun indah. Keringat yang mengucur deras dari tubuhku ikut membuat bulatan tetekku ini makin nampak mengkilap seksi dan menggairahkan.

f8ec861362688850.gif


Clop.. Clopp.. Clooppp..

Splokk.. Splookk.. Splookkk..

Pantatku beradau dengan selangkangan Agus. Vaginaku berdenyut main kuat menjepit penisnya. Banyak sekali lendir surgawi yang merembes dan terus keluar membuat bunyi nyaring peraduan selangkangan kami. Seluruh tubuhku terasa makin panas.

Gerakan pantatku makin liar. Aku kombinasikan gerakan pantatku dengan sesekali bergoyang ke kanan dan ke kiri. Penis Agus kurasakan makin nikmat saja menggaruk-garuk dinding vaginaku yang sempit ini. Gelombang orgasme kurasakan makin mendekat.

Aku yakin Agus merem melek menikmati goyangan pinggulku dengan vaginaku yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Aku kini betul-betul bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dan meliuk-liukkannya dengan kedua tanganku yang bertumpu di paha Karno di depanku.

Melon kembar yang berada di dadaku ini juga ikut bergerak-gerak. Meskipun sedikit tertutupi oleh jilbab yang makin turun, buah dada sekalku ini ikut berayun indah seiring dengan gerakan badanku yang bergoyang semakin binal.

Karno lalu melepas penisnya dari mulutku. Mungkin karena seponganku kini tak lagi fokus. Tapi Karno langsung memindahkan tanganku ke penisnya, isyarat bagiku untuk ganti menservis penisnya dengan tangan halusku.

"Fuaahhh.. Ouhhhh.. Shhhh.. Ahh.. Ehhmmm.."

Mulutku langsung berganti menyuarakan desahan-desahan nikmat yang membersamai gerakan dan goyangan liar pantatku. Tanganku mengerjakan tugas haramnya dengan mengocok penis besar lelaki yang bukan mahromku ini.

"Urrrghh.. Tanganmu Alus banget, Mbak.." erang Karno.

Pantatku kuputar-putar mencoba meningkatkan sensasi nikmat penis keras Agus yang menggaruk-garuk sempitnya liang surgaku layaknya penunggang rodeo yang meliuk-liukkan pinggul di atas tunggangannya. Sembari jemari halusku terus mengocok penis Karno.

Splokk.. Splokkk.. Sploookkkk..

Semakin banyaknya lendir vaginaku, membuat suara persetubuhan penuh dosa dari tumbukan selangkangan Agus makin nyaring memenuhi ruangan kecil.

Karno yang didepanku ini lalu menyingkap lagi jilbabku yuang mulai turun. Dua gunung kembarku yang kembali terpampang ini lalu mulai diremas-remasnya lagi. Tak bosan-bosannya dia dengan tetekku. Apalagi bongkahan kencang ini ikut berayun-ayun seiring liukan pinggulku pasti membuatnya terlihat seksi. Remasan tangan kasarnya itu dilakukan dengan kuat, menambah deraan nafsu birahiku.

Tanganku lantas makin cepat juga naik turun di atas penis Karno, mengocok batang hitam itu. Lalu jari Karno seketika bermain tepat di pusat tetekku. Putingku yang mengeras ini lalu dimain-mainkan oleh jari kasar Karno sambil memelintirnya.

"Aiiih.. Jangan dipen..cett.. Ouuuhhh.. Shhh.."

Putingku yang merupakan titit sensitifku itu membuatku makin blingsatan saaat dipelintir oleh Karno di tengah perjalanan menuju puncakku ini. Pantatku kugerakkan makin liar dan tak beraturan, beradu dengan selangkangan Agus.

Splokk.. Splookk.. Splookkk..

Vaginaku makin memanas dan berkedut makin cepat. Jantungku berdegup makin cepat. Birahiku makin meluap hingga akupun mencapai titik ternikmat dalam hidup.

"Aahh.. Oohhh.. Oooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhh.."

Aku melolong panjang saat kesekian kalinya orgasme melanda tubuhku. Vaginaku berkedut kuat mengeluarkan banyak seklai lendir orgasmenya. Tanganku mencengkeram penis Karno makin kuat hingga bisa kudengar dia meringis.

Agus untuk sesaat mendiamkan gerakan penisnya, memberiku waktu menikmati orgasmeku.

"Urrggghhh.. Memekmu makin njepit kalau habis ngecrot, Mbak.."

Agus lalu menarik badanku ke belakang. Aku pasrah saja karena masih lemas di tengah fase klimaksku ini. Penis Karno terlepas dari tanganku. Agus lalu meremas dua buah dadaku dari belakang. Remasan tangan kasarnya langsung bisa kurasakan di dua bulatan besar milikku ini.

Dan seketika itu juga, pinggul Agus kembali digerakkan maju mundur. Penis kerasnya yang masih tersumpal di vaginaku langsung kurasakan menggaruk-garuk dinding kemaluanku. Vaginaku yang makin sensitif setelah orgasme kesekian kalinya ini lalu terasa ngilu.

"Aiiihhhhh....udah, Masss... Shhh..." desahan kesakitan dari mulutku, tapi langsung disusul lenguhan kenikmatan juga.

"Nggahhhh.. ngahhhhh... ouuuuhhh... Sssshhhhhh.. aaaahhhhh...." Teriakku tanpa malu-malu.

Tubuhku masih dilanda kelelahan akibat orgasme barusan. Namun sodokan penis Agus itu memberi birahiku tak tertahan hingga akupun kini malah ikut menikmati perlakuan pemuda cabul ini. Pantatku kugerakkan kembali menyambut irama selangkangannya meskipun pelan-pelan.

Karno lalu maju mendekatiku. Jilbabku lalu kembali disingkapnya. Terlihat lagi tetek besarku kini sedang diremas-remas oleh Agus dari belakang. Nampaknya Karno ingin kembali lagi memainkan dadaku.

Benar saja, tangannya lalu ikutan meremas tetekku bergantian dengan tangan Agus. Remasannya yang khas dengan gemasnya itu dilakukan begitu kuat di tetekku kanan dan kiri. Hingga putihnya kulit daging sekal itu mulai memerah.

Di belakang, Agus kini makin fokus menggerakkan pinggulnya, menyodok-nyodokkan penisnya yang masih keras tersumpal di vaginaku ini. Aku hanya merem melek keenakan saja saat dua lelaki mesum ini mengerjai tetek dan vaginaku bersamaan.

"Ahh.. Ssshh.. Ehhmm.. Hhouuhh.." desahku.

Suara desahanku makin keras saja. Aku benar-benar sudah lupa diri. Melupakan jatidiriku sebagai istri Mas Bagas yang seharusnya mampu menjaga aurot dan kehormatanku,

"Jepit kontolku pakai susumu, Mbak.." Kata Karno.

Penisnya sudah berada tepat di depan tetekku. Aku yang tak lagi peduli dan pasrah ini lalu memindahkan kedua tanganku ke sisi kanan dan kiri tetekku. Karno memajukan kontolnya hingga batang keras itu berada diantara belahan dua tetek sekalku.

"Cuihh.." aku meludah tepat di kepala penis Karno, memberi sedikit pelumas tambahan.

Di tengah-tengah nafsuku akibat sodokan penis Agus di bawahku ini, Aku lalu menekan tetekku ke tengah, membuat penis Karno terjepit diantara sekalnya daging putih milikku ini. Aku lalu menggerakkan tetekku, memijat-mijatnya.

"Ahh.. hhmmpp.. Sshhh.."

Mulutku tak henti mendesah. Agus makin cepat menggerakkan pinggulnya memompa penisnya di dalam vaginaku. Tubuhku terjerat lagi nafsu birahi, terlebih aku yang meremas-remas sendiri bulatan tetek kembarku.

Karno merapikan lagi jilbabku menyampirkannya ke pundakku agar tak menghalangi pandangannya dari aksi jepit susu ini. Aku menggoyang-goyangkan tetekku naik turun memijat-mijat penis Karno ini. Pantatku perlahan kini ikut bergerak mengikuti ayunan sodokan penis Agus dari belakangku.

cdb8b91362688201.gif


Splokk.. Splookk.. Splookkk..

Bunyi nyaring kembali terdengar hasil dari peraduan pantat kencangku ini dan pemuda cabul di belakangku. Cairan orgasme membuat suara persetubuhan ini makin seksi saja.

Sungguh diluar akal akan apa yang sedang terjadi di ruangan pengap ini. Aku yang seorang akhwat ini kini telanjang dan hanya memaki jilbab lebar dan kaus kaki saja. Tubuhku secara sukarela melayani dua penis lelaki bejat yang bukan mahromku dengan vaginaku dan tetekku. Dua asetku yang kujaga keindahannya yang seharusnya hanya untuk suamiku.

Tapi pantatku malah bergerak sendiri menikmati rojokan batang berurat milik Agus di vaginaku. Sementara tetekku kuremas-remas dan kuayun-ayunkan untuk mengocok dan memijat penis hitam Karno.

Aku benar-benar sudah diambil alih oleh hawa nafsuku. Dua lelaki mesum ini mampu membuatku terjun ke jurang birahi yang menggerogoti seluruh syarafku. Remasanku di tetekku makin liar mengocok penis Karno.

"Kamu doyan kontol ya, Mbak?? Urrgggghhh.." erang Karno di tengah kocokan tetekku.

"He emmhh.." balasku mengiyakan sambil terengah-engah.

"Hahahaha.." Karno pun lalu terbahak-bahak.

Sementara di belakangku, Agus juga menikmati gerakan pantatku. Pantat bulatku ini pasti memberi sensasi lebih bagi pemuda cabul itu. Belum lagi penisnya yang merasakan nikmatnya vaginaku yang menjepit sangat erat batang itu.

"Sshhh.. Hhgghh.. Emmppphhhh.." desahku.

"Urrgghh.. Memek jilbab ternyata enak yo, No?.." kata Agus.

"Haha.. aku kan dah sering ngasih tau, to.. kamunya aja yang nggak percaya.. apalagi mbake ini Akhwat beneran.." balas Karno.

"Akhwat ki opo, No?" tanya Agus lagi ditengah sodokan penisnya yang makin cepat.

"Akhwat tu yang pake jilbab gede kaya gini, Su.." balas Karno, "kalau kita kan biasanya dapet lonthe yang cuma dipakein, jilbab.. Hahaha.."

"Cewek kaya mereka ini jaim dan sok alim di luar.. tapi memeknya sama aja kalau dah kena kontol Gedhe.. Hahaha.." kata Karno yang makin merendahkanku.

"Urrgghh.. Iya, No.. ini Mbak e tadi nolak-nolak, sekarang tuh lihat, pantatnya goyang sendiri nggak mau berhenti.." ejek Agus membalasnya.

Telingaku makin panas mendengar dua pria mesum yang makin melecehkanku. Namun tubuhku tak bisa menolak segala kenikmatan ini. Pantaku malah kini meliuk makin liar menggilas penis Agus. Dan gunung kembarku masih kugunakan untuk mengocok penis Hitam Karno.

Mili demi mili lendir vaginaku terus keluar. Seolah bukti bahwa tubuhku betul-betul menikmati perlakuan Agus dan Karno. Lupa dengan kehormatan dan keimanannya, nafsu birahilah yang mengambil alih semua ragaku.

Agus kurasakan sedikit menarik tubuhnya hingga badannya tegap dan menempel di punggungku. Penisnya kurasakan makin menghentak ke atas menembus lebih jauh sisi ruang vaginaku.

"Ouuhhh.. Shhhh.." desahku.

Vaginaku merepon langsung dengan makin becek akibat serasa makin dalamnya penis Agus menyentuh ruang liang senggamaku.

Splokk.. Splookkk..

Agus lalu memegang kepalaku yang mulai memperlihatkan rambutnya di sana sini akibat jilbabku yang makin kusut dan acak-acakan. Kepalaku lalu ditolehkannya ke belakang. Hingga sedetik kemudian bibir hitamnya sudah menyosor bibirku.

"Hmmpphh.. Mmcchhh.."

Bibir ******* ini ikut menyambut bibir bau Agus itu seolah atas dorongan nafsuku. Sambil masih menggoyang-goyangkan pantatku, bibirku dan bibir Agus saling membelit. Aku tak lagi bisa melihat Karno, tapi kurasakan penisnya masih naik turun di tengah jepitan dua buah dadaku.

Agus lalu melepas ciumannya. Tangannya lalu menarik jilbabku. Dan dengan hanya satu tarikan, kini lepaslah jilbabku sebagai pelindung terakhir dari tubuhku. Agus kembali merebahkan badannya.

"Wuihh.. cantik banget kamu nggak pakai jilbab gitu, Mbak.." komentar Agus.

Agus lalu menghentikan gerakannya dan menyuruhku berdiri. Akupun hanya mengikuti perintahnya saja. Karno sempat protes karena sedang enak-enaknya, namun akhirnya ikut arahan Agus. Tubuhku lalu ditarik ke arah sofa. Agus memintaku berbaring di atasnya.

Aku yang sesungguhnya masih di tengah-tengah perjalanan birahi ini langsung menuruti pintanya itu. Aku rebahkan di sofa lecek tubuh telanjangku yang hanya tersisa kaus kaki krem ini.

"Gus.. gantian kene.." kata Karno.

"Ntar dulu.. masih belum puas Aku.." kata Agus cepat.

Tak peduli pada permintaan teman bejatnya itu, Agus lalu segera memosisikan pinggulnya di tengah selangkanganku. Perutnya yang rata itu sedikit ia tekan seperti hendak menindihku.

Penisnya lalu dia arahkan kembali ke gerbang kemaluanku.

"Ouuuuuuuhhhhhhh.."

Aku melenguh panjang saat penis itu kembali menembus celah sempit liang senggamaku. Lendir vaginaku yang sangat banyak dan juga yang tertinggal di penis Agus itu membuat usahanya tak begitu sulit, meskipun aku merasakan ngilu saat penis kerasnya mengisi vaginaku.

Splok.. Splookk.. Splookkk..

Agus langsung menyodok-nyodokkan penisnya dengan tempo tinggi.

b35d101362689376.gif


"Auhh.. Aduuhh.. Mmass, Pelaaann.. Ahhh.." erangku sedikit ngilu, tapi juga keenakan.

Tubuh ku langsung terlonjak, berguncang-guncang akibat sodokan kasar Agus itu. Tetekku pun ikut berayun-ayun. Buah dada putih nan indah yang kini membusung menantang gravitasi ini semakin terlihat seksi saat bergoyang-goyang seperti ini. Belum lagi keringat tubuhku yang membuat tetekku semakin mengkilap menggairahkan.

"Ahhh.. Ssshh.. Penuhh memekku.. uuhhh.. sshh.." desahku lagi.

Agus melanjutkan sodokan penisnya itu di dalam vaginaku. Memberikan lonjakan nafsu syahwat jutaan volt yang menyengat tubuhku. Di posisi ini aku hanya diam pasrah menerima genjotan kasarnya itu.

Splok.. Splookk..

Hingga saat kepalaku ditolehkan ke kiri oleh tangan Karno yang untuk sesaat tadi aku melupakan sosoknya. Setelahnya kulihat lagi penis hitam milik Karno yang sudah ada di depanku. Entah sejak kapan tubuhnya berada di sebelahku.

Karno menempelkan ujung kepala penisnya di bibirku. Tanpa diminta, aku membuka mulutku. Kepala penis itupun akhirnya masuk kembali membelah bibir ******* ini.
Penis hitamnya itu masih sulit masuk ke mulutku yang mungil ini. Aku harus bersusah payah membuka mulutku selebar mungkin untuk menerima batang penisnya.

Karno memasukkan penisnya semakin dalam semakin dalam. Tak lama, Karno segera memulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Bibirku juga mulai bekerja menghisap-hisap penis itu. Lidahku juga mengusap-usap batang penisnya yang tersumpal di mulutku.

"Ohh… enaaakkk.. pinteeerrr.. Sedot.. Terr..uussss.." erang Karno, "Emang Jilbab lonte, doyan kontol kamu, Mbak.. Hhhggghhh.. Nggak bisa puas cuma sama kontol suamimu aja.. Urrggghhh.." ejek Karno sambil menggerakkan penisnya maju mundur di dalam mulutku.

Clop.. Clopp.. Cloppp..

Suara penis Karno keluar masuk. Selangkangannya bertumbukkan dengan wajahku. Sementara tubuhku juga terlonjak-lonjak akibat sodokan penis Agus di dalam sempitnnya vaginaku di bawah sana. Tetekku masih bergoncang-goncang semakin indah.

Splokk.. Sploookkk..

Sunguh pemandangan yang mencengangkan. Aku yang seorang akhwat dengan segala pakaian dan atributku ini kini sedang digagahi dua penis keras yang menyetubuhi vaginaku dan mulutku secara bersamaan. Dua lubang yang seharusnya hanya boleh dinikmati oleh Mas Bagas. Lagi-lagi nafsu membuatku pasrah dan ikut menikmati percampuran penuh dosa ini.

"Hmmmhh.. Emmmhhh.." desahanku tertahan.

Rojokan penis keras Agus yang membuatku terlonjak-lonjak ini seolah makin dalam menusuk sempitnya vaginaku. Aku makin blingsatan keenakan. Lagi-lagi servis oralku ke penis Karno menjadi sedikit terabaikan.

Karno pun lalu menarik lepas penisnya keluar dari hisapan mulutku.

"Gus.. Mundur dikit.. Aku mau pakai susunya.." kata Karno.

"Bajirutt.. Ngganggu wae.." gerutu Agus, namun kemudian sedikit menegakkan badannya.

Karno lalu beranjak naik ke sofa lecek ini. Jadilah sofa sempit ini harus diisi oleh tiga tubuh manusia dewasa. Karno menunduk dan meremas kuat dua tetekku, hingga aku sedikit menjerit.

"Aihhh.."

"Gede nemen to iki, Mbak.." kata Karno.

Ucapannya itu diikuti tangannya yang membetot dua bulatan tetekku ini dengan gemasnya hingga warnanya mulai memerah seperti kekurangan aliran darah di sekitar bulatan sekal dadaku itu. Karno ini sejak tadi tak henti-hentinya gemas dengan tetekku. Kuakui ukuran buah dadaku memang membuat semua lelaki pasti akan gemas olehnya.

"Jepit kontolku lagi, Mbak!" perintah Karno.

Karno menurunkan pantatnya dan memosisikan penisnya di sela-sela belahan tetekku yang putih ini. Karno mengarahkan kedua tanganku untuk menekan tetekku hingga penisnya kini tenggelam oleh belahan kedua tetekku. Karno mulai memaju-mundurkan pinggulnya memompa penisnya yang terjepit tetekku.

Sisa air liurku di penisnya membuat batang penisnya tak kesulitan menggesek-gesek kulit dadaku. Penis Karno yang lumayan panjang ini membuat kepala penisnya menyundul-nyundul daguku.

Splok.. Splookk.. Splookkk..

Di bawah sana, Agus kembali melanjutkan genjotannya di vaginaku. Batang penisnya yang diselimuti urat-uratnya itu kembali menggaruk-garuk dinding vaginaku, membuatku kembali melayang terbang ditiup birahi.

"Ssshh. Ouuuhhh.. Hhhh.. Emmpphh.." desahku.

Di atasku, Karno memerintahku untuk mengeluarkan lidahku. Akupun menjulurkan lidahku. Tetekku yang masih kencang dan ranum ini seolah-olah menelan batang penis Karno saat penis ini maju mundur menyundul daguku.

cef0ec1362688204.gif


Kepala penis Karno pun lalu menyentuh-nyentuh lidahku yang kujulurkan seolah-olah juga menyambut kepala penisnya di mulutku. Karno nampak merem melek keenakan saat lubang kencingnya aku sentuh dengan lidahku.

Splookk.. Splookkk..

Kurasakan dibawah penis Agus makin intens mengobrak-abrik vaginaku. Penis kerasnya yang merojok-rojok liang senggamaku itu seringkali membuatku menggelinjang kenikmatan

"Hmmpp.. Sshhh.." desisku yang keluar, bergantian dengan lidahku yang menjilati penis Karno.

Namun genjotan Agus makin lama makin cepat. Lidahku sudah tidak lagi fokus menjilati kepala penis Karno. Aku kini hanya menjepit penis besar Karno dengan tetekku sementara Karno memaju mundurkan sendiri pinggulnya, menyetubuhi buah dadaku dengan penis hitamnya itu.

Kepalaku menggeleng ke kanan dan ke kiri di atas sofa ini. Mengekspresikan semua rasa nikmat yang mengikat setiap titik simpul syaraf tubuhku. Keringat makin banyak saja membasahi tubuh telanjangku. Rambutku makin berantakan hingga menutupi sebagian pipi dan dahiku.

"Hhhmmmpphh.. Hhhhmmmpphh.. sssshhh..." Desahku.

Karno yang sedang berada di atas dadaku juga turut memainkan putingku yang sudah mengeras ini. Putingku dipilin-pilinnya sambil pinggulnya terus memompa penisnya di himpitan buah dadaku. Putingku yang sudah mancung mengeras ini ditariknya hingga badanku juga tertarik ke atas mengikuti tarikannya.

"Sshh.. jangan ditarik, Mmaass.. sakiiit.. sshh.. " rintihku.

Karno sepertinya tak menggubris. Puting cerahku ini makin sering ditariknya, bahkan kadang dijepit menggunakan jarinya.

"Sempurna banget kamu, Mbak.. Cantik, seksi, susumu gede, pakai jilbab pula.. Urrggghh.." erang Karno.

"Oooh.. Sshhh... Mmmmhhh.." desahku.

Mulutku mendesah merefleksikan sensasi rasa sakit dan nikmat di putingku serta rangsangan genjotan penis keras Agus di dalam sempitnya vaginaku. Vaginaku merespon dengan makin kuat menjepit penis Agus sekaligus mengelluarkan banyak lendir pelumas sebagai penyemangat batang keras itu yang sedang keluar masuk mengobrak-abrik sempitnya liang surgaku.

Karno lalu menggenjot penisnya makin cepat di sela-sela himpitan buah dada bulatku. Hingga tak lama kemudian.

"Urrggh.. Mbak.. Metuu.." Tubuh Karno menegang, dan sedetik kemudian dia memuncratkan spermanya sangat banyak.

Crooootss... Crooootss... Crooootsss... Crooootsss... Croootsss... Crooootssss...

Sperma Karno menyembur keluar, ada banyak semburan lahar putihnya itu hingga mengenai wajahku, tetekku dan banyak juga menodai rambut panjangku. Karno lalu membersihkan sisa-sisa klimaksnya di tetekku. Kepala penisnya dia gesek-gesekkan, hingga spermanya rata di atas tetekku.

Buah dadaku yang mengacung ini makin terlihat mengkilap setelah ada selimut sprema Karno di atasnya. Karno lalu turun dari sofa ini dan duduk di lantai setelah selesai dengan klimaksnya itu.

Di bawah, Agus sempat berhenti saat Karno mengejar klimaksnya tadi. Kini dia mulai lagi menindihku dan memompa lagi penisnya yang masih bersarang di hangat dan sempitnya vaginaku.

Splokk.. Splokk..

"Hhhhmmmpphh.. Aaahh.. "

Desahanku makin mengeras saat Agus makin menaikkan tempo genjotannya. Aku makin larut kedalam jurang nafsu birahiku. Penisnya yang menjelajahi setiap sisi vaginaku mampu membuatku melayang keenakan melupakan semua masalah hidupku. Melupakan siapa aku seharusnya dan menunjukan sisi liar dari diriku. Seolah ada benarnya yang mereka sebut bahwa aku ini perempuan jalang yang hanya alim di penampilan saja.

Splokk.. Splookkk..

Dan tak lama kemudian, sodokan penis itu mampu membuat tubuhku menegang.

"Ooohhh... Mmmass.. Aaaaaaaaaarrrhhhhhhh..."

Aku melolong keras saat orgasmeku datang. Aku menekukkan tubuhku ke atas hingga dadaku makin membusung. Tetek besarku ini kini terlihat makin meninggi saja menantang langit-langit. Seluruh badanku seolah kaku dan menegang. Belum lama tadi aku orgasme, tapi kini aku mencapai klimaks lagi karena permainan cabul dua orang ini. Seluruh otot badanku serasa ingin lepas dari tubuhnya.

Amat banyak semburan lendir orgasme yang keluar saat aku menghentak-hentakkan pantatku ini, membuat selangkanganku makin becek makin banjir. Ditambah keringat yang mengucur dari seluruh pori-pori kulit putihku. Rambut panjang hitamku tergerai berantakan kesana kemari, lepek akibat keringat.

"Hahaha.. Memek jilbab gitu emang beda.. nggak pernah puas kalau cuma sekali ngecrot.." kata Karno mengejekku sambil duduk bersandar di dinding.

Badanku langsung menghempas lemas di kasur. Agus memberiku jeda untuk sesaat menikmati orgasmeku. Aku makin tak mengerti pada tubuhku yang lagi-lagi terjun dalam jurang nafsu, menyerah pada birahi akibat aksi cabul dua pria mesum ini.

Beberapa saat kemudian Agus berpindah posisi. Penisnya dia keluarkan dari vaginaku. Tubuhku ditariknya. Badanku kini diposisikan menungging di atas sofa lecek ini. Aku yang telanjang bulat iniipun cuma bisa pasrah saja di tengah rasa lelahku. Tidak ada lagi rontaanku yang tadi kulakukan. Kepalaku lemah bertumpu di sofa ini.

Agus memosisikan tubuhnya di belakangku. Kepalaku yang nyungsep di sofa ini membuat posisi pantatku makin menungging. Bongkahan pantat mulusku dengan belahan vaginaku yang menantang ini pasti membuat nafsu semua lelaki makin menggebu, termasuk Agus yang kini sedang memandanginya.

"Ayo gantian kene, Gus.." kata Karno sambil masih duduk.

"Engko sik to, Su.." jawab Agus.

Tangan Agus lalu ditempelkannya di belahan vaginaku. Tangannya lalu mengorek celah bibir vaginaku.

"Ouuuhhh.."

Aku melenguh saat jari kasarnya masuk menguak bibir vaginaku. Satu jarinya lalu mengorek-ngorek seolah sedang mencari sesuatu di dalamnya. Cairan vaginaku sekaligus cairan orgasmeku keluar membasahi jari Agus.

"Hehe.. Becek banget, Mbak Sella.." kata Agus.

Agus lalu segera memegang pinggangku sambil memosisikan kepala penisnya dibibir vaginaku.

"Aaahh.. Mmmhhhh..!!!" tanpa sadar aku merintih lumayan keras saat kepala penis Agus mulai memasuki rongga vaginaku.

"Plakkk.."

Agus menampar pantatku sambil berusaha mendorong penisnya masuk. Walaupun sudah dimasuki penisnya, liang vaginaku masih merasakan sesak kesempitan. Vaginaku masih menjepit erat batang keras berurat yang berusaha masuk ini.

"Aaahh... pelaann Mmaass.. Hhmmmppphh!!" desisku.

"Ugghh.. masih sempit aja memekmu, Mbak.. masih manteb jepitannya.. Mbok ngelonthe aja kamu, Mbak.. Ugghhh.." erang Agus.

Tangannya memegangi pinggulku sambil memompa penisnya dari belakangku. Agus langsung memompa penisnya dengan tempo tinggi. Aku lagi-lagi didera lecutan-lecutan syahwat di tengah rasa lelahku ini.

Splook.. Splookk.. Splookk..

"Ahh.. Shhh.. Mmmpphh.." suara desahanku beradu dengan suara peraduan selangkanganku menggema di ruangan sempit ini.

Splook.. Splookk.. Splookk..

"Hmmmpphh.. Shh..."

Batang penis Agus terus keluar masuk liang senggamaku membuatku melayang diterpa birahi ini yang hanya kubalas dengan desahan-desahan nikmat. Tempo goyangan pinggul Agus semakin cepat. Tangannya meremas-meremas bongkahan pantat putihku.

Buah dadaku jatuh menggantung dan ikut berayun-ayun seiring dengan gerakan pinggulku yang harus maju mundur juga akibat pompaan Agus dari belakang.

6951e21362688198.gif


Splok.. Splokk.. Splokk..

"Ahh.. Hmmmmppphh.. Hhsshh.." mulutku kembali mendesah.

Satu tangan Agus tiba-tiba menjambak rambutku dari belakang seolah-olah rambutku ini adalah tali kekang sehingga kepalaku tak lagi menempel di sofa membuat posisiku setengah berdiri. Satu tangannya yang lain meremas bulatan tetekku dari belakang. Hujaman pinggulnya makin cepat membuat dinding-dinding vaginaku terangsang karena gesekan batang penisnya.

Splok.. Splokk.. Splokk..

"Ah.. Ahh.. Mmassshh.."

Suara hantaman pantatku berbaur dengan mulutku yang mengutarakan desahan akibat campuran antara rasa sakit karena rambut panjangku ini ditarik dan rasa nikmat karena hujaman penis Agus.

Splook.. Splookk.. Splookk..

"Ugghh.. kamu bakat jadi lonthe lho, Mbak Sella.. memekmu jan rapet tenan.. Urgghh.." kata Agus

Dari depan kulihat Karno berjalan ke depan mendekat ke arahku. Matanya tajam melihatku yang agak berdiri ini. Di selangkangannya, penis hitam dengan bulunya yang lebat tak terawat itu sudah mulai setengah tegang setelah beberapa saat lalu klimaks.

"Seksi banget kamu, Mbak Ukhti.. Emang bener kata Agus, kamu cocok jadi akhwat lonthe.." kata Karno.

"Ayo kene gantian, Su." kata Karno pada Agus.

"Halah ribut banget ik.. Itu pake mulutnya dulu aja to, Su.. Urgghh.." balas Agus

Pinggulnya makin cepat bergerak memompa penisnya keluar masuk membelah vaginaku, yang hanya kubalas dengan desahan demi desahan.

Splokk.. Splookkk..

Karno lalu mendekatiku. Badanku sedikit ditariknya mendekat. Tangan kasar Karno bergerak memegang belakang kepalaku, lalu kepalaku didongakkannya. Bibir hitam Karno sesaat sudah menempel di bibirku.

"Mmmhh.. Sluurrppp.."

Tak hanya bibirku, Lidahnya juga dikeluarkan menjilat-jilat membasahi bibirku hingga hidungku. Aku bisa mencium bau rokok dari bibirnya, aroma yang sangat kubenci. Lidahnya menjilat-jilati juga dahi dan pipiku. Rambut halusku yang menutupi pipi dan dahiku juga dijilatinya. Aneh sekali fetishnya itu.

"Slrrpp.."

Kembali bibirku lalu disedot-sedot olehnya. Kepala Karno harus menunduk karena posisinya berdiri di lantai, dan kepalaku juga harus mendongak. Aku yang tak suka bau rokok ini harusnya marah dan menolak ajakan belitan bibirnya itu. Namun aku yang kini adalah tak lebih dari seonggok daging seksi dengan seluruhnya nafsu birahi. Tak kupedulikan lagi akalku, hingga bibirku mau saja menyambut bibir hitam pria cabul ini.

Karno memainkan bibir dan lidahnya di mulutku. Sesekali lidahnya menyentuh-nyentuh lidahku membuatku refleks juga merasakan sensasi nikmat.

"Mmmhh.. Sllrrpp.. "

"Ffuahh.. bibirmu seksi banget, Mbak.. Sllrrpppp.."

Kata Karno sesaat sebelum kembali menyedot-nyedot lagi bibirku. Mulutku ikut menyambut bibir tebal hitamnya itu. Lidahku sesekali mengait bermain saat lidah Karno menyeruak masuk ke dalam mulutku.

PLAKK..

"Ahhh.."

Aku menjerit dan melepas pagutan Karno saat tiba-tiba tangan Agus menampar pantatku.

Plakk.. Plakkk..

"Ahh.. Hmmmmpp.."

Jeritanku kali ini tertahan karena Karno kembali menarik kepalaku dan menjejalkan lidahnya masuk ke mulutku. Agus makin kencang dan makin sering menampari pantatku hingga kurasakan pantatku panas.

Splook.. Splook..

Suara pinggul Agus yang bertumbukkan dengan pantatku nyaring terdengar. Karno masih asik bermain-main di mulutku yang juga kubalas permainan mulutnya dengan gerakan bibir dan lidahku yang liar. Lidah Karno masuk makin dalam hingga rongga mulutku dan menjilat-jilat setiap sisi rongga mulutku ini, membuatku makin diterpa kenikmatan dari permainan mulutnya.

Splook.. Splookk..

Plakk..

Splok.. Splokkk.. Splokkk..

Suara peraduan kelaminku yang terdengar jelas mengisi seantero ruangan pengap ini, bersaing dengan suara pagutan dari mulutku. Tetek kencangku ikut terguncang saat ragaku dihajar dua lelaki ini. Tubuhku juga menyerah pada kenikmatan duniawi ini. Vaginaku mengeluarkan banyak pelumas membanjiri penis berurat Agus.

"Urrgghhh.. Gila memeknya, No.. Becek tapi ngremes banget.. Urrggghh.." erang Agus di sela-sela pacuan pinggulnya itu.

"Mmhhpp.. Sllrrpp.. Mmwaah.." Mulut Karno tiba-tiba dilepaskannya dari mulutku. Kepalaku yang kelelahan karena mendongak sedari tadi ini lalu kutundukkan.

Karno lalu mendorong kepalaku ke depan. Mukaku kini bertumbukkan dengan batang penis hitam ini. Kontras sekali antara mukaku yang putih ini dengan batang penisnya yang hitam itu. Satu tanganku berpegangan pada paha Karno.

Splook.. Splookk.. Splookk..

Dari belakang Agus masih terus memompa penisnya keluar masuk liang vaginaku. Posisiku yang kembali menungging ini membuat penetrasi penisnya terasa makin dalam.

"Pukk.. Pukk.." di depan mukaku Karno memukul-mukulkan batang penisnya ke samping pipiku hingga ke telingaku yang tertutup rambut panjangku.

Splook.. Splookk.. Splookk..

"Sshh.. Hmmmpphh.. ssshhh.." desahku

Karno lalu mengarahkan ujung kepala penisnya ke bibirku. Aku yang merasa tak memiliki daya upaya untuk memberontak ini sekaligus sudah terlanjur tenggelam dalam samudera birahi ini lalu membuka mulutku.

Tubuhku yang maju mundur karena pompaan Agus membuat celah bibirku ini ikut bertumbukkan dengan penis Karno, tanganku pun refleks makin kuat berpegangan di paha Karno. Karno pun mulai menggoyangkan pinggulnya juga mendorong-dorong penisnya di depanku hingga beberapa saat kemudian ujung penis hitam Karno ini sudah mulai masuk ke dalam bibirku.

Karno makin kencang memegang rambutku seolah tak ingin melepas sensasi penjebolan mulutku oleh penis besarnya ini. Sehingga posisi kepalaku hanya pasrah menerima dorongan penis itu. Meski masih setengah layu, mulutku terasa sesak saat kepala penis Karno mulai masuk. Otot-otot pipiku mulai dipaksa meregang kembali mencoba menelan batang penisnya.

Splook.. Splookk.. Splookk..

Agus nampaknya makin bersemangat memompa penisnya di vaginaku. Kurasakan batang penisnya makin keras menggesek-gesek dinding vaginaku. Tetekku kembali ikut berayun maju mundur menggantung semakin seksi.

Clop.. Clop..

Di mulutku Karno juga mulai memompa penisnya. Dorongan maju mundur penisnya dipaksa masuk mulutku semakin dalam hingga beberapa saat kemudian kurasakan penisnya perlahan mulai membesar di dalam rongga mulutku.

"Urrgghhh.. Lonthe Jilbab!!! Mulutnya digenjot kontol tapi malah bikin memeknya makin sempit.. Urrgghhh.. Kamu emang harusnya dipuasing banyak kontol, Mbak.." erang Agus.

Tak kutanggapi ejekannya itu dan hanya kubalas dengan desahan demi desahan nafsu.

Aku yang seorang istri yang seharusnya mampu menjaga marwah diri dan keluargaku sekarang sedang menungging dan digagahi oleh dua penis dari depan dan belakangku. Vaginaku dan mulutku dengan kerelaannya berusaha memuaskan birahi dua lelaki bajingan yang belum lama kutemui ini.

Plakk.. Plakk..

Agus masih beberapa kali menampari pantatku hingga pantat bulatku yang putih ini terlihat mulai kontras kemerahan.

Splok.. Splokk.. Splokk..

Clop.. Clop.. Clop..

Telanjang bulat dan disetubuhi di kedua lubangku oleh dua orang bajingan ini betul-betul membuat harga diriku hancur. Tapi disisi lain entah mengapa tubuhku menyerah menikmati perlakuan paksa dua orang ini terbukti dari lendir vaginaku yang makin banyak keluar.

Apakah benar semua pelecehan yang diucapkan Agus dan Karno itu. Apakah aku ini pelacur? Aku tak meminta uang atas hubungan haram ini, tapi aku menikmati perlakuan mereka layaknya aku memang pelacur yang doyan penis. Suamiku bukanlah lelaki lemah, lantas apakah aku memang tidak bisa puas hanya dengan suamiku saja?

Tubuhku memang serasa dibuai mabuk kepayang saat dua lelaki ini menggarapku. Vaginaku yang digenjot dan mulutku yang disodok oleh dua penis keras milik Agus dan Karno ini tak bisa kupungkiri telah memberiku kenikmatan duniawi.

Karno lalu menghentikan pompaannya di mulutku. Penisnya yang mulai membesar itu lalu dikeluarkannya dari celah bibirku.

46d7031362688211.gif


"Pakai jilbabnya dulu ya, Mbak.." kata Karno. "Mbak e lebih seksi kalau pakai jilbab."

"Shh.. Mmmhhhh.. Oughhh.."

Aku tak membalas apa-apa karena aku masih sibuk disodok-sodok oleh penis Agus dari belakang. Pantatku maju mundur berayun menyambut sodokan penis berurat yang sedang menjamah setiap sisi vaginaku ini. Melon kembar di dadaku masih menggantung dan berayun dengan indahnya.

Splokk.. Splokk..Splokk..

Sambil Agus masih menyodok vaginaku dengan penis kerasnya dari belakang, Karno mengambil jilbabku yang tergeletak di lantai. Karno lalu memakaikan jilbabku di kepalaku. Karena posisiku yang terguncang-guncang ini, jilbab inipun hanya sekenanya saja terpasang di kepalaku.

Splokk.. Splookkk..

Agus makin cepat menggenjot vaginaku dari belakang, Tangannya meremas dua buah dadaku semakin kuat. Penisnya kurasakan semakin panas memenuhi sempitnya rongga liang senggamaku.

"Urrrggghhh.. Aku mau keluar ki, Mbak.. Urggghh" kata Agus, "Aku keluarin di jilbabmu ya? Pengen liat muka jilbabmu kena pejuh.. Urrggghhh.."

Agus lalu menarik lepas penisnya dari vaginaku. Tubuhku seketika langsung jatuh bersimpuh di atas sofa ini. Agus lalu berpindah ke depanku. Penisnya berada tepat di depanku.

Entah setan darimana lagi, aku malah memindahkan tanganku menggenggam penis Agus dan mulai mengocoknya. Kukocok dengan tangan halusku seolah aku juga menunggu siraman spermanya, layaknya anak kecil yang kegirangan menunggu saat akan mendapat mainan barunya.

Aku dekatkan batang penis itu ke wajahku. Layaknya seperti pelacur profesional, wajahku seolah siap kugunakan sebagai ajang tempat menerima semburan sperma Agus. Aku memasang mimik wajahku sebinal mungkin, seolah menyemangati Agus untuk meraih puncaknya itu.

"Urrgghhh.. Alus banget tanganmu, Mbak.. Urrgggghhh.." erang Agus.

Beberapa saat aku mengocok penisnya, hingga penisnya mulai berkedut-kedut.

"Uurrrgggghh.. Metuu, Jilbab lonthe.. Urgghhhh.."

Tiba-tiba, untuk sepersekian detik, aku teringat bahwa aku harus pulang bersama Ustadzah Azizah. Aku tak boleh menemuinya dengan muka dan jilbab belepotan sperma lelaki asing seperti ini. Akupun seketika itu juga memajukan wajahku.

Hap..

Bibirku langsung kubuka dan kutempelkan tepat di ujung penis Agus yang seketika itu juga langsung memuntahkan isinya.

Crott.. croott.. croott..

"Wehhh.. Kok masuk mulutmu e, Mbak.. Urrrggghhh.." erang Agus melanjutkan sisa semburannya. Tanganku juga ikut memijat batang penisnya seolah tak sabar ingin mengeluarkan semua isi tabung hidup ini.

Crott.. croott.. crootttt..

Mulutku semakin maju hingga penis keras Agus makin jauh masuk membelah bibirku. Bermili-mili sperma hangat langsung kurasakan menyemprot di rongga mulutku yang langsung kutelan masuk melewati kerongkonganku. Tanganku terus bekerja mengurut batang penisnya, menguras semua lahar putihnya itu.

"Urrrggghhh.. edddiiaannn.." erang Agus keenakan di sisa penghabisan klimaksnya itu.

"Haha.. ditelen semua pejuhmu tu, Gus.." kata Karno yang berdiri di sisi lain.

"Mbak e ki lonthe akhwat beneran e.. doyan kontol, doyan pejuh.. Hahahaha.." ejek Karno lagi.

Slurrpp.. Sluurrpppp..

Mulutku menghisap habis sperma Agus itu hingga kurasakan tak ada lagi yang keluar dari ujung lubang kencingnya. Aku hisap-hisap beberapa lama hingga penis Agus itu mulai melemas tak lagi keras.

Fiuahh..

Aku lepas penisnya itu. Agus langsung terduduk lemas di sofa di sampingku.

"Puass Aku Mbak, hehehe.." kata Agus.

Selama beberapa saat hanya keheningan yang mengisi ruangan kecil ini.

"Gus.. Kayaknya bosmu, si Ummu Nida itu doyan kontol juga, Deh.." kata Karno, "Lihat aja bokongnya.. Udah pake gamis, tapi masih tetep njeplak seksi gitu bempernya Bosmu.."

"Aku berani jamin, si Pak Nurdin yang sering antar jemput Ummu Nida itu mesti dah sering pake memeknya.. Hahaha.." komentar Karno merendahkan Ummu Nida.

"Haha.. Boleh juga tu, No.. Aku jadi mbayangin kalau mulut pedesnya itu tak sumpel kontolku.. Terus omelannya ganti jadi desahan pas memeknya tak genjot kasar.. Hahaha.." balas Agus sambil Nafasnya tersengal-sengal sambil masih terduduk selama beberapa waktu.

Agus lalu beranjak bangun sambil ngos-ngosan. Dia mengambil celananya yang tergeletak di lantai. Tangannya lalu merogoh salah satu kantongnya. Dari bentuk yang tercetak, sepertinya dia akan mengambil smartphone nya. Dia memang sudah berjanji akan menghapus gambar porno yang menampakkan citra diriku ini dari hapenya.

"Hehe.. Gantian aku yo saiki, Gus.." kata Karno.

Langkahnya digerakkan hingga tubuhnya mendekat ke arah sofa tempat aku berada. Aku di titik ini tak lagi peduli akan nasibku. Aku bersiap untuk pasrah saja menerima kondisiku saat ini.

Nuraniku masih belum kembali sebagai istri Mas Bagas dan sebagai seorang akhwat solehah. Aku kini masih di fase menjadi perempuan pemuas nafsu yang selalu didera kenikmatan begitu digagahi oleh penis-penis keras di depanku ini.

Dan tiba-tiba aku mendenar ada suara teriakan dari luar sana

"guuusss.. AGUUUUSSSS.. !!!!!"

"GUUUUSSS.. AGGGGGGUUUUUUUUSSSSSS…. !!!!"

Degg.. Itu suara Ummu Nida! Hatiku berdegup kencang, apakah Ummu Nida sedang berjalan kemari? Bagaimana kalau dia melihatku yang telanjang seperti ini dan dihimpit oleh dua lelaki kurus ini bersamaku.

Tapi ternyata tidak hanya aku saja yang kaget. Dua lelaki bajingan yang baru saja mengerjaiku ini juga sama kaget dan khawatirnya dengan diriku.

"Assuu.. Dicari bosmu kamu, Gus.." kata Karno.

"Ayo, No.. Buruan minggat dari sini kita.." kata Agus.

"Weh.. Aku tak disini aja, kan kamu yang dipanggil.." kata Karno menawar.

"Ndhasmu.. Ojo edan kowe, No.. Kalau Ummu Nida nyamperin ke sini piye? Kalau ketauan, kita bisa dibakar massa.." " lanjut Agus,

"Ini lingkungan alim semua disini.. Kamu mau masuk bui cuma gara-gara tempik??" kata Agus, "Kowe ki nduwe kontol gedhe tapi ra nduwe utek.."

Karno nampak lesu. Harapannya untuk ikut menjamah dan menikmati lubang lain di tubuh sintalku ini pupus sudah. Air mukanya langsung berubah cemberut. Seolah tak ingin ini terjadi, namun tak bisa juga dia menolak argumen teman bejatnya yang masuk akal dengan ancamannya yang lebih menakutkan itu.

"GUUSSSS.. AGUUUUSSSS..!!! Neng ndi kowe!!!?? Ojo turu Wae..!!!!" teriak Ummu Nida yang lagi-lagi kudengar.

Agus langsung mengenakan pakaiannya secepat mungkin, begitu juga disusul Karno. Saking buru-burunya, hanya pakaian seadanya yang mereka bisa pakai. Karno bahkan hanya memakai kaos dalaman dan celana panjangnya, seragamnya tak sempat ia pakai.

Keduanya langsung berlalu keluar dari pintu, meninggalkanku. Seolah lupa bahwa ada aku disini yang masih telanjang. Nampaknya Agus begitu takut dengan Ummu Nida, atasannya itu, hingga betul-betul seperti budak yang dicari tuannya ketika dipanggil seperti itu.

Aku kini hanya tinggal sendiri di ruang pengap ini. Akupun juga tak mau berlama-lama disini. Tubuhku lantas beranjak dan mengambil semua pakaian ku yang berserakan di lantai. Saat kuambil baju gamisku, aku menyenggol sesuatu di sampingnya. Benda kotak persegi panjang dengan sisinya yang menyorotkan cahaya.

Itu…

Itu hape Agus !!!!

Aku segera mengambilnya. Aku lalu bergegas membersihkan diriku. Karena aku barusan renang, beruntungnya aku membawa handuk yang bisa kugunakan untuk melap sisa-sisa sperma yang menempel di sekujur tubuhku. Semua pakaianku lalu aku pakai lagi seperti sedia kala meski gamis dan jilbabku ini kusut semua.

Aku masukkan hape Agus ke dalam tas jinjingku. Secepat kilat aku lalu berlari keluar ruangan ini. Menuju parkiran mobil dan berharap Ustadzah Azizah tak khawatir dan kelimpungan mencariku saat ini.

Mataku seketika mulai berkaca-kaca saat aku sedang melangkahkan kakiku menuju parkiran. Untuk seketika aku teringat Mas Bagas, suamiku. Barusaja aku telah mengkhianati cinta suci kami. Bahkan dengan lebih dari satu lelaki. Yang membuat hatiku makin tersayat adalah bahwa aku turut menikmati perlakuan mereka. Aku ikuti mau mereka, aku melayani mereka, hingga tak terhitung klimaks yang kudapatkan.

Air mataku makin deras mengalir. Aku menyesali diriku sendiri. Semudah itu aku takluk pada hawa nafsuku. Segampang itu aku menyerah saat aku dihadapkan pada batang-batang lelaki yang haram buatku. Maafkan aku, suamiku. Aku masih belum mampu menjaga kehormatanku.

13d48c1354932284.jpg

Arsella Hasna Hilyani





PART 11 "Dilution" to be continued…
 
Terakhir diubah:
Waahh, ada serangan fajar nih... Tumben jam segini apdate... Wkwkwk
Makasih banyak suhu...

Waahh, bersyukur banget rasanya cerita seru gini apdate nya cepet...
:semangat: :semangat:
 
Wah ane udah mikir yg gerebek ustdzh azizah aja, tapi kalo ustdzh azizah sama ummu nida juga di ekse mantep juga sih hu hehe
 
Waahh, ada serangan fajar nih... Tumben jam segini apdate... Wkwkwk
Makasih banyak suhu...

Waahh, bersyukur banget rasanya cerita seru gini apdate nya cepet...
:semangat: :semangat:
Hehe.. biar nggak kentang, Hu..

:bacol::bacol:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd