Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Arsella Hasna Hilyani [No Sara] [Update #48]

Status
Please reply by conversation.
Part 6b
Tag
: Drama, Submission, Captivation

Gila! Aku terdiam masih tidak percaya dengan adegan yang ada di depanku. Ada beberapa Tripod terpasangi kamera yang cukup untuk merekam seluruh sisi kamar ini. Kamar ini begitu luas hingga ada dua kasur King size di depanku ini. Di salah satunya kulihat sesosok wanita telanjang yang hanya berjilbab yang sedang disetubuhi oleh dua orang, satu di atasnya dan satu di bawahnya.

Posisi si wanita menelungkup menungging. Lelaki di bawahnya mengayun penisnya memasuki vagina si wanita, sedangkan lelaki yang di atasnya mengayun penisnya memompa.. Oh Tuhan.. anus si wanita, hal yang tak bisa kubayangkan sebelumnya. Si wanita kulihat tampak menikmatinya. Pantatnya kulihat ikun berayun menyambut gempuran dua penis besar yang keluar masuk kedua lubang kemaluannya. Adegan yang kukira hanya ada di filem porno dengan skenario bohongan karena kukira tak mungkin lubang sekecil itu dimasuki batang kemaluan lelaki.

"Sploookkk.. Splooookkk.. Sploooookkkk.."

"Ohhh.. Aaahhh.. Oohhh.. Ennnaaakkk, Pakkkkhhh.. Teruss... Ooohh.." erang si Wanita keenakan.

"Sploookkk.. Splooookkk.. Sploooookkkk.."

f876041350878271.jpg

Ditta

Setelah beberapa saat kulihat, aku mengenali ketiga sosok itu. Si lelaki yang di bawah adalah Yanto, penisnya beberapa saat lalu menyemburkan spermanya di wajahku. Lelaki yang di atas adalah Yono, petugas air yang beberapa waktu lalu merangsek masuk rumahku. Dan si wanita, dia adalah Ditta, istri dari Pak Broto. Pak Broto sekarang sedang berdiri di sebelahku.

"Oooohhh.. Aaaakkhhhhh... Konnttooolll besaaarrrr... Shhhhhhhh..." erang Ditta.

"Sploookkk.. Splooookkk.. Sploooookkkk.."
"Sploookkk.. Splooookkk.. Sploooookkkk.."

"Hehehe.. Nggak usah kaget gitu, Mbak.. Ditta dah biasa kok melayani kontol-kontol seperti itu. Bahkan banyak yang lebih besar dari mereka berdua. Pernah juga banyak kontol sekaligus." jelas Pak Broto. Aku masih tak bisa berkata-kata.
"Tadinya dia mirip kaya kamu, Mbak. Malu-malu gitu, tapi aku tahu dibalik akhwat alim seperti kalian ada nafsu syahwat membara yang menunggu untuk dilepaskan, hanya butuh pemantik yang tepat buat bikin seorang akhwat jadi binal nggak ketulungan. Sekarang dia nagih kalau nafsunya nggak kesampaian. Hahaha.." kata Pak Broto.

"MMMMMMMH.. MMMMHH.." kudengar dari sebelah kanan kamar seperti suara tertahan seseorang, akupun menoleh. Kulihat sosok itu, dan sekejap amarahku tersulut.

"Pak Broto.. Apa-apaan ini, Pak.." bentakku pada Pak Broto. Aku marah saat menyadari sosok yang meronta-ronta itu adalah FANI. Dia terduduk di sudut kamar ini. Pakaiannya masih lengkap namun tangan dan kakinya diikat, mulutnya juga tersumpal kain.

90c3971350878298.jpg

Fani

"Lepasin dia, Pak!!" bentakku pada Pak Broto yang tak bergeming. Aku hendak berlari menghampiri sahabatku itu, saat tangan Pak Broto memegang erat lenganku dan malah menarikku kembali, hingga punggungku menempel perut buncitnya. Aku membelakangi Pak Broto, badanku menghadap Fani yang berada lumayan jauh di sudut sana. Kulihat Fani menggeliat-geliatkan badannya. Matanya yang sembab air mata melihatku seolah-oleh juga berteriak minta tolong.

"Hehe.. Kamu ingat Yono? Kontolnya dah pernah kamu sepong juga kan? Dia salah satu anak buahnya Yanto, yang berarti anak buahku juga. Tadi dia yang njemput Fani kesini. Tenang aja, kok Mbak Sella. Fani belum aku apa-apakan. Semoga tadi di jalan juga belum diapa-apain Yono juga sih." kata Pak Broto tepat di telingaku. Dari belakangku tangannya melingkar di perutku.

"Pak.. saya mohon lepaskan dia, Pak.. " pintaku dengan nada yang tak lagi meninggi, berharap Pak Broto mau memenuhi keinginanku.

"Hehe. Tau nggak, aku adalah follower dan subscriber setia channel kalian lho. Pas Fani cari-cari sponsor buat kalian bikin content, akulah yang paling pertama kasih support. Jadi kalian harusnya berterimakasih sama aku. Hahaha.."
"Temenmu itu bener-bener polos. Cuma aku kasih laptop dan kamera, dan sedikit sepik-sepik iblis ternyata gampang luluh dan sekarang bisa tak ajak kesini walaupun harus dijemput paksa sama si Yono tadi.." kata Pak Broto menjelaskan padaku.

"Pas pertama kali aku ketemu Fani, dan aku ikutin akun IG kalian, baru aku tau kalau kalian temen deket. Hahaha. Ternyata dunia perakhwatan di kota ini nggak begitu luas ya." lanjut Pak Broto. Tubuhku kaku dan lidahku kelu mendengar kata-katanya. Badanku masih dipeluk Pak Broto dari belakang. Aku benar-benar tak menyangka di balik ikatan alumni yang menyupport kami ternyata ada Si jahat ini.

"Bagas, suamimu itu, sekarang sedang di luar kota atas orderan pekerjaan dariku. Aku sengaja mengulur-ulur waktu kerjanya di sana biar aku bisa asik-asik sama badanmu. Selama dia belum aku ijinin pulang, ya kamu masih bakalan lama disini." Degg.. Aku kaget mendengar kata-katanya itu, kemarin aku hampir berprasangka buruk dengan Mas Bagas yang tiba-tiba mengundur kepulangannya, tapi ternyata Pak Broto-lah sumbernya. Semua skenario bejatnya untuk menikmati tubuhku seolah-olah sempurna.

"Hehe. Rencana itu tadi sebelum aku dapat kabar kalau Fani bisa aku ajak ketemuan pagi tadi. Jadi Mbak Sella sekarang tenang aja. Ini artinya waktumu di sini sebentar lagi berakhir. Tadinya aku mau kamu lebih lama disini selama yang aku mau. Tapi kini Aku sudah punya hidangan utama yang lain yang lebih menggiurkan. Masih muda, lugu dan menurutku masih perawan. Jadi kamu nggak usah khawatir lagi terlalu lama. Sekarang ini peranmu cuman buat jadi hidangan pembuka buat kami, Mbak Sella. Habis itu kamu bisa pulang sama suami pecundangmu itu. Hahaha.." Tawa Pak Broto.

Aku shock mendengar penyataan terakhirnya itu. Badanku gemetar. Aku memang ingin segera kabur dari tempat laknat ini. Tapi itu berarti meninggalkan Fani, sahabatku yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Perawan di sarang serigala-serigala lapar. Air mataku perlahan keluar meratap ditengah kondisiku ini.

"Bapak mau apakan Fani, Pak?" tanyaku gemetaran sambil menghadap Fani yang makin lemas di tengah rontaannya itu, entah sejak kapan dia berada di sini. Aku tak bisa memungkiri aku sangat khawatir pada sahabatku itu.

"Hahaha. Ngapain kamu tanya-tanya, Mbak." timpal Pak Broto.
"Dia masih perawan, banyak hal yang bisa aku lakukan dan ajarkan. Yang jelas aku bakal kasih dia kenikmatan, seperti yang sudah aku kasihkan ke kamu. Kalau kamu kan baru ngerasain dua kontol aja selama dua hari ini. Kalau buat Fani, bakal aku kasih menu spesial. Hahaha." kata Pak Broto menjelaskan.

"Nanti bakalan banyak kolega-kolegaku yang ikut join. Kami punya komunitas internal kami. Kami namai Majelis Pemuas Syahwat. Mungkin Fani kenal mereka karena sebagian mereka juga senior-seniornya di LDK (˜suhu yang nggak tau apa artinya, silakan gugling 'ldk kampus'˜) dan kampus kalian. Biasanya seringnya kontol-kontol kami cuma ngerasain lonte yang dipakein jilbab. Atau ngerasain istri-istri kolegaku atau istriku Faizah dan Ditta yang dulu beneran akhwat cuma sayangnya sekarang memek-memek mereka dah longgar karena keseringan dipakai."

"Tapi sekarang ada hidangan utama spesial yang jarang ada buat kami. Tak jamin bakal puas kontolku dan kontol temen-temenku. Dan Fani bakalan dapat kepuasan juga bahkan tak bikin sampai nggak bisa jalan besok. Hahaha. Sokor-sokor dia hamil akibat acara hari ini." kata Pak Broto menjelaskan secara detil dan vulgar. Mulutnya berbicara tidak terlalu keras tapi tegas kudengar menusuk batinku. Badanku makin lemas gemetaran mendengarnya.

"Dan yang menariknya lagi, setelah ini selesai, dengan kondisi sahabatmu setelah ini, dia tak akan menolak untuk aku nikahi. Pilihannya hanya itu, atau videonya tersebar luas dan menjadi noda buat keluarganya. Dia akan jadi maduku menemani Faizah dan Ditta. Tadinya aku mau kamu juga jadi istriku, tapi kurasa Bagas tak akan berpisah denganmu kan. Hahaha.." jelas Pak Broto menambahkan. Air mataku keluar makin deras hingga membasahi pipiku dan menetes ke jilbab yang kupakai. Fani yang melihatku menangis ini nampak ikutan menangis pula walaupun kutahu dia tak bisa mendengarkan apa yang dijelaskan Pak Broto barusan.

Aku tak bisa membayangkan Fani, adikku itu, sosok yang riang dan supel, yang paling aktif diantara kami, yang selalu mengingatkanku solat malam, yang tak pernah lupa mengajakku liqo', harus mengahiri masa mudanya seperti ini. Menikah harusnya menjadi momen terindah baginya. Menanam cinta sehidup semati dengan ikhwan pujaan hatinya. Menjalani hidupnya penuh cita dan cinta dengan suaminya. Akan tetapi malah jurang gelap yang harus dia jalani ke depan kelak bersama Pak Broto.

Aku sendiri dilanda perang batin. Aku tak tega melihat sahabatku harus menjalani hidup kedepan seperti yang diinginkan si tua itu. Hatiku tersayat sakit jika harus melihatnya hidup seperti itu. Berbeda denganku yang memang sudah terlanjur terjerumus ke lembah kesesatan duniawi ini, Fani seharusnya masih memiliki jalan terang yang panjang ke depan. Otakku dan hatiku lalu menegarkan diri untuk bertindak.

"Pak.. Biar saya yang menggantikan Fani.." ujarku lirih.

"Apa katamu, Mbak!?" tanya Pak Broto.

"Biar saya yang menggantikan posisi Fani, Pak. Lepaskan Fani dari sini.." kataku sambil sedikit menolehkan kepalaku ke samping, berharap Pak Broto lebih jelas mendengarku.

"Hehe.. Apa yang kamu bisa lakukan sehingga kamu berpikir aku mau melepaskan Fani dan menggantikannya denganmu, Mbak?" tanya Pak Broto di telingaku.

Aku tak bergeming untuk sesaat. Meyakinkan hatiku kembali untuk mantap mengambil keputusan yang kupilih. Aku tak bisa membiarkan Fani harus menjalani ini semua.
"Semua yang Bapak akan lakukan ke Fani, bisa Bapak lakukan ke saya.." kataku sambil masih mencoba memantapkan hati.

"Hahaha. Kamu dah bola-bali dientot banyak kontol, lha sementara temenmu yang disana itu masih kinyis-kinyis. Aku rasa kamu nggak akan bisa mensubtitusi itu, Mbak.." kata Pak Broto.

Ternyata Si Tua ini tak semudah itu takluk. Seolah dia memang paham bedanya antara badan gadis perawan dan bukan. Tapi aku juga tak bisa diam saja melihat Fani seperti ini. Biar aku yang sudah terlanjur kotor penuh dosa ini yang makin terjerumus, asalkan sahabatku itu bisa melanjutkan hidup.

"Bapak kan sudah menikmati tubuh saya dua hari ini. Jadi Bapak tau kalau kualitas tubuh saya masih sama dengan gadis.." kataku. Memang ada benarnya yang kubilang ini. Olahraga senam yang rutin kulakukan dan minum-minuman herbal memang membuat tubuhku terawat dan terjaga terutama organ intimku. Suamiku selalu memuji rapatnya liang vaginaku walaupun kami sudah menikah dua tahun, padahal ukuran penisnya biasa saja.

"Berkali-kali Bapak ngentotin saya, memek saya masih tetep sempit kan, Pak? Saya bakal bikin Bapak dan temen-temen Bapak puas. " gila, aku tak percaya kata-kata itu keluar dari mulut akhwat sepertiku. Tanganku kupindahkan memegang tangan Pak Broto yang sedang memeluk perutku, seolah memberi tanda bahwa aku serius.
"Kalau sama perawan, Bapak butuh waktu untuk bikin dia takluk. Belum kalau dia meronta atau merengek kesakitan. Tapi denganku, Bapak tetap bisa merasakan memek kualitas gadis tanpa meronta-ronta. Saya akan penuhi semua fantasi liar Bapak. Saya akan jadi akhwat yang paling liar yang pernah Bapak temui." JLEBB. Aku benar-benar tak habis pikir dengan diriku yang berucap seperti itu. Aku sudah merendahkan diriku seperti layaknya seorang pelacur yang menawarkan tubuhnya untuk dipakai. Pak Broto yang mendengarku barusan nampak tak bergeming untuk sesaat mungkin sedang menimbang-nimbang.

"Hehe. Oke, kamu mampu membuatku mendengarkanmu untuk sesaat, Mbak.." kata Pak Broto. Tangannya kini bergerak ke atas ke arah dadaku. Lalu tangannya mulai meremas-remas pelan tetekku dari luar gamis tipisku ini. Entah apakah ini tanda persetuan darinya. Lalu Pak Broto melanjutkan "Tapi kamu harus tau, Mbak. Nanti teman-temanku itu bakalan ada beberapa lho. Mereka tampangnya sih alim-alim sepertiku bahkan beberapa dari mereka pekerjaannya ustadz. Tapi kalau sudah gabung di acara ini, kami melupakan atribut kami di luar sana. Kami bisa tak terkendali melampiaskan semua keinginan kami di sini. Kamu yakin mau, Mbak? tubuhmu bakalan sanggup?" tanya Pak Broto. Tangannya sambil terus meremas-remas tetekku membuatku mulai merasa keenakan.

"Saya akan mewujudkan semua fantasi dan keinginan Bapak dan teman-teman Bapak. Bapak nggak perlu khawatir.." jawabku.

"Lalu gimana dengan Bagas? Ide awalnya adalah aku bisa pakai Fani kapanpun semauku. Kalau kamu kan nanti harus pulang ke suamimu." lanjut Pak Broto.

"Hhhmmhh.." aku mendesis sesaat. Tangannya meremas-remas tetekku makin kencang, hingga putingku yang tak terhalang dalaman apapun menyembul di dari balik gamis ini.
"Bapak nggak perlu memikirkan urusan saya dan suami saya. Bapak tentunya juga berpikir setelah ini semua, Mas Bagas pasti tak akan mau menerima saya lagi menjadi istrinya kan. Saya akan datang dan melayani kapanpun Bapak mau. Biar itu saya jalani. Tapi bapak harus janji lepaskan Fani." Kata-kataku yang terakhir ini benar-benar menyayat hatiku.

Cintaku dengan Mas Bagas harus berakhir seperti ini. Konsekuensi dari penyerahan total jiwa ragaku kepada Pak Broto ini adalah Mas Bagas tak akan mau lagi menerimaku sebagai istrinya yang dulunya selalu dia anggap alim dan solehah. Aku yang sudah terlanjur berlumur dosa ini mungkin memang pantas menerima ini, kehilangan suami dan rumah tanggaku. Asalkan sahabatku yang kini meronta-ronta di depanku itu bisa lepas dari belenggu ini. Maafkan aku, Mas Bagas. Aku sudah mengkhianati cintamu. Hanya mukjizat yang bisa menyatukan cinta kita kembali, mungkin di Surga kelak kita bisa bersatu lagi.

"Hehe. Kalau aku sudah berjanji, pasti aku tepati, Mbak." kata Pak Broto. "Aku memang jahat dan rakus, tapi aku tak pernah menghianati janji dan sumpahku. Selama dua hari ini aku menepati janjiku untuk nggak menjebol anusmu kan? Walaupun kontolku dah pengen banget."

"Sekarang aku janji aku akan melepaskan Fani tetap perawan, tapi tubuhmu utuh setiap senti menjadi milikku, yang bebas aku perlakukan apa saja. Dan satu lagi kamu harus melayani aku dan teman-temanku tanpa paksaan, aku mau kamu yang minta kontol-kontol kami mengisi semua lubangmu, aku mau mendengar kamu mendesah keras seliar mungkin, aku mau kamu bertingkah sejalang mungkin, Aku mau kamu jadi akhwat yang paling binal buatku. Aku tak ingin ada satu kata maupun bentuk penolakan darimu. Walaupun semua itu pura-pura aku tak peduli. Aku ingin kamu yang bikin aku puas, ingat itu parameternya, Bikin Aku Puas!! atau deal kita batal dan aku tetap akan menyekap Fani dan perawannya hilang." jelas Pak Broto barusan sambil tangannya makin liar meremas-remas tetekku. Aku tak membalas perkataannya itu dan hanya diam menikmati remasan tangannya.

"Diam-mu berarti tanda setuju lho ya, Mbak.." Pak Broto lalu menarik resleting gamisku dan menurunkan gamis ini. Seketika tubuhku kini sudah telanjang. Menyisakan Jilbab, kaus kaki, dan celana dalam model thong yang sangat kecil yang bahkan tak mampu menutupi bulu-bulu halus kemaluanku.

"MMMHHH.. MMMMMMMM.." Fani yang melihatku kembali meronta tertahan. Seolah-olah tak rela juga melihatku ditelanjangi Pak Broto.

Jilbabku disampirkan ke pundak. Lalu langan Pak Broto melanjutkan meremas-remas tetekku yang kini terekspos bebas. Satu tangannya mulai turun ke arah selangkanganku dan mulai mengelus-elus selangkanganku dari luar celana dalam yang kupakai. Mataku terpejam keenakan menikmati perlakuannya. Aku yang sudah tak mungkin lagi kembali ke jalan terang ini mencoba sebisa mungkin menikmati permainan iblis ini walaupun nuraniku masih mencoba menolaknya.

Tubuhku kini berdiri tanpa BH ditengah kamar yang luas ini, dan hanya menggunakan celana dalam saja. Celana dalam minim yang belum pernah sekalipun aku lihat dan pakai, suamiku pun belum pernah melihatku seperti ini. Jengkal-jengkal Tubuh mulusku sedang diraba dan oleh tangan keras Pak Broto.

Sesekali kulirik di atas kasur kulihat Ditta masih di-sandwich oleh Yanto dan Yono. Kepalanya mendongak, matanya terpejam keenakan.

Tangan Pak Broto dengan liar meremas kedua belah buah dadaku yang ranum kiri dan kanan secara bergantian. Nampak terasa dari remasannya ini bahwa Pak Broto pasti sangat menikmati kekenyalan kedua buntalan daging ini.

Tangannya yang lain juga aktif menggesek-gesek celana dalamku hingga mampu merangsang bibir vaginaku. Lendir kenikmatan kurasakan mulai keluar dari lubang vaginaku ini. Mulutkku hanya mendesah lirih sambil tanganku memegangi tangan Pak Broto.

“Sssshhh.. mmmmmpphhhh....”

Puting buah dada ranumku tampak sudah mengacung keras, menandakan gairah yang kualami juga semakin tinggi dan bertambah tinggi.

“Ouhhh... ssshhhhhh... mmmhhh.. auuuhhhh..” Desah mulutku saat puting buah dadaku juga dimainkan oleh jemari tangan Pak Broto. Satu tangannya yang dibawah makin liar menjamah vaginaku. Jarinya menyibak celana dalam tipis yang kukenakan ini dan memainkan bibir vaginaku dan juga klitorisku. Tubuhku dilanda kenikmatan birahi yang hampir memuncak

"Mmmppphh... Ssshhhh...." suara desahanku mulai mengeras. Bersautan dengan suara adegan persetubuhan Ditta di atas kasur itu.

"Cpleeekk.. Cpleeekk.. Cpleeekk.." suara kecipak peraduan tangan Pak Broto di vaginaku makin terdengar jelas seiring dengan vaginaku yang makin membanjir.

"Ahhhh... Sssshhhhhhh..."

"Ahhhhh... Pppaakk.. Pipiiiisshhhh... " erangku dilanda klimaks..

"Seeerrrrrr... Seeeerrrrrr... Seeeerrrrrrrrrr....." Vaginaku mengeluarkan squirt sembari jemari Pak Broto tak berhenti mencabuli vaginaku.

Tanganku erat mencengkeram tangan Pak Broto saat badanku mengejang dilanda orgasme ini. Tubuhku seketika langsung lemas. Pak Broto dengan perut buncitnya di belakangku menopang tubuhku ini. Tangannya memeluk perutku. Mataku terpejam untuk sesaat.

------

ba3a141350878275.jpg

Arsella Hasna Hilyani

Perlahan mataku kembali terbuka. Di ujung sana kulihat Fani masih menangis. Rontaannya kulihat makin melemah. Di matanya terpancar kekecewaan melihat kondisiku. Aku yang selama ini dianggap sebagai role model muslimah idealnya itu tak bergeming saat tubuh indahku dicabuli oleh Pak Broto tadi hingga badanku mengejang terkencing-kencing. Aku tak punya pilihan lain selain melewati ini semua agar Pak Broto segera melepasmu, Fan.

"Hehe.. Muncratmu banyak juga, Mbak." Pak Broto membisik di telingaku menyadarkanku dari lamunanku. Badanku masih lemas ditopang tubuhnya. "Kamu pasti terangsang ya tubuh telanjangmu ini dilihatin sahabatmu itu? Hahaha.." tawa Pak Broto. Aku hanya diam mendengarkan cemoohannya itu.

"Ayo, Mbak. Kita tuntaskan deal kita. Tunjukkan padaku sisi terliarmu. Buktikan kalau kamu memang akhwat binal.." Kata Pak Broto tegas di telingaku.

Mas Bagas, maafkan aku..



PART 6 "Damsel in Distress" To be continued...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd