Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Arsella Hasna Hilyani [No Sara] [Update #48]

Status
Please reply by conversation.
Mantap cerita nya hu. Bikin plot twist. Sebenar nya fani sdh takluk jadi akhwat binal, hanya pura2 menjebak sella untuk dijinakan jadi akhwat binal
 
Terakhir diubah:
Part 6c
Tag:
Threesome, Foursome, DP, Creampie, Submission


"Mmccpphh.. Mmmccppphhh.. " bibir tipisku ini beradu dengan bibir tebalnya. Untuk sesaat, yang kudengar di telingaku hanya kecapan peraduan bibir kami. Walaupun aku merelakan ini semua, hati kecilku sesungguhnya masih berteriak tak rela.

Pak Broto duduk bersandar di sofa sementara aku membungkuk mencoba memulai inisiatif untuk mencium bibirnya sebagai bentuk pemenuhan deal dariku. Saat ini bibir ku saling beradu dengan bibirnya.

Sesekali mataku melirik Fani yang berada di pojok sana. Aku masih merasa kasihan dan tak tega akan mengapa dia ada di sini. Pak Broto nampaknya mengerti akan kondisiku yang ragu-ragu ini. Dia lalu sedikit mendorong pundakku.

"Mbak Sella, aku memang nggak peduli kalau kamu pura-pura. Tapi ingat, deal nya adalah kamu harus bikin aku puas. Kamu lho yang mempersembahkan badanmu buat kunikmati, bukan aku yang memintamu.." Kata Pak Broto sesaat setelah melepas bibirku.

"Aku mau kasih saran ke kamu. Selama kamu masih ngeliatin Fani, kamu nggak akan bisa fokus bikin aku puas. Jadi mulai detik ini, kamu nggak usah pedulikan kalau dia ada di sini. Lupakan Fani, lupakan Suamimu. Ingat, ini semua demi sahabatmu. Fokus aja sama aku, kontolku, dan kontol teman-temanku. Biarkan nafsumu yang mengambil alih. Aku tau kamu nggak munafik kalau kamupun pasti akan menikmatinya. Relakan hati kecilmu itu untuk juga menikmati semua ini." Kata Pak Broto melanjutkan.

ba3a141350878275.jpg

Arsella Hasna Hilyani

Akupun terdiam sesaat. Kata-katanya seakan memenangkan semua pertarungan akalku. Aku akan kesulitan membuatnya puas jika akupun setengah-setengah. Pak Broto lalu menarik kepalaku yang terbungkus jilbab ini dan bibir kami kembali menyatu.

Aku mulai berciuman lagi dengan Pak Broto, kali ini lebih liar. Lidah Pak Broto bermain main dirongga mulutku, aku memberanikan membalas perlakuannya dengan menghisap dan mengulum lidahnya. Aku tak boleh setengah-setengah, pokoknya aku harus bisa memuaskan semua lelaki ini, demi tujuan yang lebih besar. Hati dan tubuhku pun akhirnya mantap memilih jalan ini.

Satu tanganku menelusuri dada dan perut Pak Broto dengan sesekali menggelitiknya, turun terus, ke bawah pinggang, sampai ke bagian selangkangan Pak Broto. Tangankupun mulai bermain-main di batang penisnya yang sudah tegak menjulang.

"Hmmpp.. Mmccpphh.. Mmmccppphhh.. Mmuach muach...", suara ciuman kembali nyaring mengisi kamar suite ini.

Tangan Pak Broto pun tak tinggal diam, ia dengan gemas meremas tetekku yang kubalas perlakuannya dengan mengelus penisnya.

Bibirku kini kupindahkan dari bibirnya bergeser ke arah pipinya. Aku julurkan lidahku menggelitik pipi beserta jambangnya yang menyatu dengan jenggotnya itu yang tebal ala pak ustadz. Aku main-mainkan bibirku di sekitar telinganya. Lidahku kujulurkan menyapu lubang telinganya. Pak Broto merem melek menerima rangsanganku ini. Lalu bibirku menggigit-gigit kecil daun telinganya, sebelum terus menjilati belakang telinganya lalu turun ke arah leher. Aku kecup-kecup mulai dari leher hingga dadanya yang berbulu itu. Puting dada Pak Broto aku jilat dan puting yang lain aku main-mainkan dengan satu tanganku. Tanganku yang lain masih terus mengocok-ngocok penisnya. Sesekali kulihat Pak Broto hanya mengerang merem melek menerima permainan totalitas dariku ini.

Setelah puas bermain di dadanya, bibirku lalu turun menjilat-jilat perut buncitnya, membuat Pak Broto lagi-lagi mengerang keenakan. Pusarnya aku gelitik-gelitik dengan ujung lidahku. Tanganku yang mengocok penisnya ini merasakan penisnya yang sudah mengeras maksimal. Bibirku lalu turun dan makin turun hingga posisiku tak bisa lagi membungkuk.

Aku kemudian berlutut di depan selangkangan Pak Broto kemudian mulai memainkan penisnya itu ke dengan mulutku.

Aku lalu menghisap-hisap penis Pak Broto, kepalaku maju-mundur sekujur penis Pak Broto yang keras itu, sambil sesekali mataku menatap ke si pemiliknya. Kepalaku makin terbenam ke selangkangan Pak Broto. Bibir dan lidahku kini menggarap buah pelir laki-laki tua itu. Aku ciumi dan gigit-gigit lembut bagian pangkal paha Pak Broto, mengulum dan menjilati biji, memuja seluruh selangkangan itu dengan bibirku yang sensual ini. Pak Broto kudengar hanya mengerang keenakan, tangannya memegang belakang kepalaku yang tertutup jilbab ini, memberi tanda kepadaku untuk melanjutkan.

Aku makin semangat bermain di selangkangan Pak Broto yang berbulu lebat beberapa diantaranya bahkan sudah memutih. Mukaku terbenam di antara dua sisi pangkal paha dan di bawah kemaluan Pak Broto, lidahku melejit menyusuri ke bawah, dari dasar kantong biji Pak Broto terus ke bawah, menuju anus laki-laki tua itu. Ujung lidahku bergerak ke kanan-kiri dan menyapu lubang anus Pak Broto melakukan rim job, kemudian naik lagi sampai menjilati bagian belakang buah pelir Pak Broto. Entah kenapa aku tak jijik sama sekali melakukan itu, hal yang padahal suamikupun belum pernah dapatkan dariku. Selama beberapa menit aku masih terus menggarap kemaluan, buah pelir, dan lubang anus Pak Broto. Tapi ternyata aku sendiri terangsang berat dengan aksiku ini.

Mulutku lalu naik menjilati batang penis kerasnya itu. Makin naik hingga kepala penisnya. Aku jilat-jilat lubang kencingnya, aku cucup-cucupi dengan bibirku hingga bibirku mengeluarkan seperti menyedot air gelas yang sudah habis. Bibirku lalu membuka mulai memasukkan kepala penis itu. Penis coklat gelap itu lambat laun membelah bibirku hingga hilang sebatas kepala penisnya. Aku sedot-sedot maksimal kepala penisnya hingga pipiku mengempot.

"Urrggghhh.. Enak banget sedotanmu, Mbak.. Yang kemarin-kemarin itu enak, tapi kalau kamu yang inisiatif gini jadi lebih wuenakkk.. Urrrggghh.. Teruss sedot kontolku, Mbakk.. Urrgghhh.." kata Pak Broto yang tangannya memegang kepalaku.

Akupun makin dalam menelan penis itu di dalam mulutku. Aku perlahan naikkan mulutku hingga sebatas kepala penisnya, lalu aku telan lagi lebih dalam. Aku naik turunkan mulutku mengocok penisnya. Bahkan beberapa kali pangkal mulutku terdesak penisnya yang mampu masuk begitu dalam di mulutku itu.

"Clopp... Glock.. Glock.." Pak Broto sengaja menahan kepalaku saat penisnya sedang ku-deepthroat, membuatku susah bernafas hingga terbatuk-batuk. Selama beberapa menit mulutku memanjakan penis kerasnya itu.

Pak Broto lalu mendorong tubuhku, "Mulutmu emang top, Mbak. Tapi aku nggak mau keluar dulu.."

Tubuhku didorong keatas sofa, lalu celana dalam tipis yang kupakai ini ditarik dengan cepat dan memamerkan liang vaginaku langsung dinikmati keindahannya oleh Pak Broto.

“Nggak pernah bosen liat memekmu, Mbak.. Masih sempit aja.. Memek super!!”

Pak Broto membuka pahaku semakin lebar. “Bentar lagi tak kontolin sampai puas kamu, Mbak...” lalu membenamkan wajahnya di liang surgawiku ini.

Akupun mulai mendesah-desah mendapat serangan mendadak itu, sambil tangan ku tak sadar meremas rambut Pak Broto itu. Puas sekali sepertinya lidah hangat Pak Broto itu menjilati vaginaku. Jenggot lebatnya menggelitik lubang anusku memberikan sensasi nikmat tersendiri.

“AHHHHHH....Auuwwww.......” Aku medesah dengan suara yang makin kencang sambil menikmati perlakuannya itu dengan cara meremas kedua payudaraku yang makin menjulang tinggi.

"Aahhhh... Ohhh... Pppakkk.."
Hingga 2 menit kemudian aku mengeluarkan jeritan panjang dari mulutkuku menandakan diriku yang dilanda orgasme. "Seerrrr... Seeeerrrrrr...." Badanku menegang sebentar, sambil tanganku menjambak rambut Pak Broto itu.

“Lha baru dijilat bentar aja kok udah ngecrot, Mbak..” Kata Pak Broto itu melepaskan vaginaku. Harus kuakui memang lidah Pak Broto sangat luar biasa hingga bisa membuatku orgasme hanya dalam waktu yang singkat. Ditambah aku yang sejak mengulum penisnya tadi memang sudah terangsang juga.

"Hehe. Kamu nggak boleh malu-malu, Mbak. Buktikan kalau kamu bisa jadi akhwat jalang, Mbak... Sluurppp.. Sluurrpppp.." kata Pak Broto sambil mencucupi cairan orgasmeku

“Ssshhhh.. I.. Iyyaa, Pak.. lidah Pak Broto bikin vaginaku enakk. Hosh.. Hooshh.." ucapku ngos-ngosan

"Bukan vagina, ini memek, Mbak.. Sluurpp.. Sluurpppp.."

"Hoosh..hossh.. Iya, memekku enak Pak. Bapak bikin memekku basah kuyup.. Hosh.. Hosh..” ucapku yang kini kucoba sevulgar mungkin sambil mencoba meraih nafasku.

“Ini masih pembukaan, Mbak. Nanti yang jauh lebih nikmat bakal kamu rasakan..”

Pak Broto lalu menarik tubuhku. Dia memposisikan tubuhku menungging diatas sofa ini. Sejenak kemudian dia menggesekkan kontolnya searah belahan vaginaku. Vaginaku yang basah kuyup dilanda orgasme kini dirangsang lagi dengan gesekan penis keras Pak Broto membuat birahiku naik lagi.

Pak Broto memegang batang penisnya dan mengarahkan menuju lubang vaginaku. Dengan beberapa kali dorongan, Kepala penisnya yang keras itu secara perlahan mulai tenggelam dalam liang vaginaku. Vaginaku yang sempit ini kurasakan ngilu bercampur nikmat. Kuresapi secara perlahan tiap inchi vaginaku yang menyambut penisnya.

"Oughhh pakk", kataku mulai melenguh...

"Ahh memekmu enak banget, Mbak", kata Pak Broto sambil mulai menghantamkan vaginaku.

"Plak.. plak.. plak..", suara selangkangan Pak Broto yang menghantam pantatku. Akupun tak mau kalah memaju mundurkan pinggulku menyambut hujaman penisnya.

Dengan tempo yang mulai berubah cepat, Pak Broto menggenjot tubuhku, membuatku mendongak dongakan kepala, sesekali Pak Broto memajukan badannya, memelukku dan meremas tetekku dari belakang. Akupun menyambutnya dengan menengokkan kepalaku, sesaat kemudian bibir kami sudah ber-french kiss. Sodokkan penis Pak Broto makin cepat membuatku makin liar menjamah mulutnya dengan mulut dan lidahku.

"Hmmpp muacch... ahhh.... Pppakkk kellluaarrr uhhhhh...", erangku yang tiba-tiba dilanda orgasme lagi padahal belum lama tadi aku sudah orgasme. Badanku berkelojotan di dalam rangkulan Pak Broto.

Pak Broto yang masih belum ada tanda-tanda orgasme, mengangkat tubuhku yang masih lemas karena orgasme. Membopongnya dan merebahkannya diatas ranjang tengah kamar ini yang masih rapi. Aku hanya bisa pasrah saat tubuh putihku yang sudah berkeringat ini dibuat telentang. Pak Broto menaruh bantal di bawah pantatku hingga posisi pinggulku lebih meninggi.

Tanpa memberikanku waktu istirahat, Pak Broto menggerakkan pinggulnya maju sehingga kontolnya menempel di bibir vaginaku. Dengan satu sentakan keras, batang daging yang gemuk itu mulai amblas dan menyipratkan cairan pelumasku keluar.

"AAGHHHH.." jeritku tanpa sadar karena desakan tiba-tiba pada lubang vaginaku. Tanpa membuang waktu lagi Pak Broto langsung menggenjot vaginaku dalam tempo tinggi. Suara kecipakan bunyi kocokan terdengar lagi. Mataku membeliak, tapi tubuhku pasrah.

“Seksi banget kamu, Mbak.. Boleh lah kamu nggantiin temenmu itu.. Urrrggghhh...” Kata Pak Broto. Bibir Pak Broto langsung mencium bibirku.

Aku yang memang sudah bangkit nafsunya ini ikut membalas ciuman Pak Broto itu dengan lumatan-lumatan yang liar. Berbeda dengan mulut Yanto sebelumnya yang bau, mulut Pak Broto nampak lebih terawat. Bibir kami saling bertautan. Lidahnya liar menjelajahi rongga dalam mulutku. Air liur kamipun saling tercampur.

Tubuhku lalu merangkulkan kedua kakiku dibalik punggung Pak Broto dan tanganku memeluk Pak Broto kuat-kuat. Pak Broto menggenjotku dengan tempo cepat. Sambil terus memompa penisnya didalam vaginaku, kadang ia memeluk tubuhku yang sudah basah oleh keringat, sungguh geli saat putingku tergesek oleh dada berbulu pak Broto.

Pak Broto makin semangat memompa penisnya di dalam vaginaku. French kiss di bibir kami juga makin liar. Tetetkku pun tak luput ikut diremas-remas penuh nafsu.

"Hoohh.. hohh..." kata Pak Broto dengan penuh nafsunya disela-sela ciumannya. Sepertinya dia akan keluar.
Diiringi lenguhan keras Pak Broto yang menarik jilbabku dan membenamkan kontolnya dalam-dalam, "HUAAHHHHHH.... Hahhhh... Hahhhhh.. Tak hamilin kamu, Lonttheee.. Hhaahhh.. " ujarnya, sampai tubuhnya mengejang-ngejang, lalu berhenti sesaat.

Crrreett.. Crrreeeetttt.. Crrreeeeeeetttttt.. Dia menyemburkan lahar kentalnya didalam vaginaku. Lagi-lagi.

"Wuedyann.. Memekmu ncen the best, Mbak.. Hegh.. Heegh.... " Kata Pak Broto sambil mencoba mengatur nafasnya.

Setelah beberapa saat mendiamkan penisnya di dalam vaginaku sambil memastikan semua spermanya sudah masuk ke vaginaku, perlahan Pak Broto menarik keluar batang penisnya yang sudah mulai melemas. Ploopp.
Pak Broto lalu duduk di atas kasur, bersandar di dipan kasur yang terlihat mulai acak-acakan, walau masih lebih rapi dari kasur sebelah yang menjadi ajang pertarungan Ditta, Yanto dan Yono saat ini.

"Bersihin kontolku, Mbak. Jilatin sampai bersih pakai bibir seksimu." Kata Pak Broto menyeringai. Aku lalu membalik badanku hingga posisiku kini merangkak dengan kepalaku tepat di depan selangkangan Pak Broto.

Aku mulai menjilati batang penis yang terlihat agak layu itu. Sisa-sisa sperma yang masih basah itu aku bersihkan dengan bibirku. Aku cucup-cucupi setiap jengkal batang penisnya. Walaupun sudah agak layu, tapi batang penis coklat gelap itu masih terlihat gagah dengan bulu-bulu lebat di sekitarnya.

Yono tiba-tiba saja sudah di sebelahku, mungkin sudah selesai dengan Ditta di kasur sebelah. Dia menarik satu tanganku dan meletakkannya di penisnya. Kepalaku masih berada di selangkangan Pak Broto saat satu tanganku yang lain mulai mengocok-ngocok penis Yono. Penis Yono terasa lengket yang kupikir pastilah cairan vagina Ditta. Ukuran penis Yono kurasakan sangat besar di tangan kecilku ini. Memang tidak sebesar milik Yanto, tapi lebih besar dari milik Pak Broto yang sedang kuhisap-hisap ini.

"Gantian sepongin kontolnya Yono, Mbak.." perintah Pak Broto.

Akupun berganti menoleh ke arah selangkangan Yono. Membuat penisnya yang gemuk itu tepat berada didepan wajahku. Lalu aku mulai menggesekkan pipiku ke batang hitam tegap itu, mengendus baunya, menjulurkan lidahku untuk mencicipi rasanya. Aku lalu mulai mengulum penis Yono. Penis gemuk itu tak langsung bisa masuk mulutku. Bibirku harus membuka ekstra lebar untuk menerima penisnya. Giliran Pak Broto yang penisnya kukocok-kocok dengan tanganku.

"Mantapp,teruus Mbakk.." kata Yono menyemangatiku yang sibuk mengocok dan menghisap penisnya yang seakan tak muat dimulutku.

Cloppp.. Clopppp.. Clopppp..
Sekitar beberapa menit berlalu, Yono melepas penisnya dari mulutku dan memintaku kembali melayani penis Pak Broto.

Yono lalu beranjak ke arah sampingku. Dia lalu menjilati ketiakku, lalu dengan gemas ia meremas dadaku yang terlihat lebih montok karena menggantung bebas ini, ia menjilati punggungku dari arah tengkuk leherku hingga pantatku, menambah sensasi nikmat yang kurasakan.

"Aahh sshh... gellli pak..." desahku disela-sela permainanku di penis Pak Broto.

Lidah Yono lalu turun melewati pantatku yang mulus dan bulat, tangannya mengangkangkan kakiku, ia lalu menjilat-jilat anusku. Kurasakan dia melap sekitar vaginaku dengan tissue, membersihkan sisa sperma Pak Broto yang meleleh keluar. Setelahnya, lidahnya lalu menyapu belahan vaginaku yang sudah merekah. Klitorisku yang merupakan titik sensitifku dimainkan juga oleh lidahnya secara liar.

"Oughh pakk... ,iyahh agghhhh... itilkuu.. uhhh", desahku merem melek nikmat sambil tanganku mengocok penis Pak Broto.

Tak mau berlama lama karena kurasakan cairan vaginaku sudah merembes keluar, Yono lalu mengarahkan penis gemuknya yang besar itu kearah vaginaku, sejenak ia menggesekkan kepala penisnya di belahan vaginaku.

"Urrgghhh... Ssshhhh..." Desahku saat bibir vaginaku dirangsang seperti itu. Pak Broto nampaknya terangsang juga melihatku dirangsang oleh Yono. Penis Pak Broto yang beberapa saat lalu sudah orgasme kini sudah menegang lagi di genggamanku.

Yono di belakangku perlahan memasukkan penisnya membelah bibir vaginaku. Cairan lendir pelumas vaginaku ditambah sisa-sisa sperma Pak Broto membantu penetrasi penisnya. Walaupun begitu, vaginaku yang sempit ini tak begitu saja mudah ditembus. Yono butuh beberapa kali tarik ulur agar penisnya bisa masuk ke gerbang vaginaku.

"Plak, oughhh... ", desahku ketika Yono menampar pantatku yang membulat itu.

"Inget nggak Mbak dulu kamu nampar aku pas aku main ke rumahmu? Sampai sekarang pedesnya masih kerasa di pipiku. Aku bakal balas tamparan itu pakai kontolku. Bakalan tak buat kamu minta ampun sama kontolku ini." Kata Yono sambil perlahan memasukkan penisnya lebih dalam ke vaginaku.

"Uhhhh.. Oouuhhhh... ssshh.." aku hanya bisa mengerang karena nikmat.

"Badanmu emang seksi banget, Mbak.." puji Yono padaku sambil dengan perlahan mulai mengeluarmasukkan penisnya didalam vaginaku. Perlu beberapa kali maju mundur agar penisnya masuk lebih dalam ke vaginaku.

"Ouhh...sssshhhh.. Ppakk... umhhhh.... oughh..." desahku. Penis gemuknya terasa mengisi semua rongga vaginaku. Baru kali ini otot-otot vaginaku kurasakan melar seperti ini. Membuatku didera kenikmatan hingga akupun ikut menggerakkan pantatku maju mundur.

Splokkk.. Splookk.. Splokkk..

"Oouuhh.. Ssshhhh.. " erangku.

"Minta Yono buat entotin kamu yang kenceng, Mbak?" Kata Pak Broto dari depanku.

"Ssshhh.. Pppaakk.. entotin memekku, Ppakk.. ouuhh.. entot yang kencengg.. Ouuhhhhh.."

"Hehe.. Iya, Mbakk.." kata Yono, "Ini tak kasih ngentot. tapi coba minta izin dulu ke suamimu, Mbak. Lihat ke kamera.."

"Ouuhh.. Abii.. Pak Yono nyodokin kont.. ahhh... kontolnya dimemekku yaaahh.. soalnya enak banget Abii... Ssshh..".

"Iya Umii.." jawab Yono seakan akan dia adalah Mas Bagas. Pak Broto hanya terkekeh mendengar fantasi Yono itu.

"Ohh makasih Abi.. Ssshhh.. udah ada ijin dari suami.. uhhh... suamikuuh.. Ayo pak sodokin kontolnya di memekku.. ssshh.." pekikku sambil Yono makin cepat menyodok-nyodokkan penis gemuknya di vaginaku.

"Hehe makan nih kontolku", erang Yono sambil terus menggenjotku. plak plak plak..

"Oughh... Ssshhhh... Mmmmhhhpppphhh..", desahku nikmat dan ikut menggoyangkan pinggulku.

Dengan brutal Yono menyodok-nyodok vaginaku. Cairan vaginaku sudah banyak keluar membasahi pahaku.

Kulirik ke arah Pak broto yang tersenyum menyeringai melihat “budaknya” ini kelojotan penuh kenikmatan di depan matanya. Tangannya merapikan lagi dan mengelus-elus jilbab yang kukenakan.

Beberapa saat setelahnya Pak Broto bangkit beranjak dari kasur ini ke kasur sebelah, menghampiri Ditta yang menggelepar. Pak Broto yang penisnya sudah mengeras itu kulihat langsung menyetubuhi anus Ditta.

Yanto yang sudah selesai melampiaskan klimaksnya dengan Ditta bergerak ke kasur ini mendekatiku lalu memosisikan dirinya berada di sebelahku. Seperti sedang menunggu antrian menggarapku, Yanto lalu mengocok sendiri penisnya yang mulai layu itu sambil melihatku yang sedang didoggy secara brutal oleh Yono.

Sekitar 10 menitan digenjot dengan posisi doggy style, tubuhku mulai merasakan desakan orgasme mulai menyodok-nyodok. Lenguhan dan teriakanku mulai semakin tidak terkendali seperti halnya goyangan pinggulku.

“Enak nggak Mbak dientot tukang ledeng?” Tanya Yanto.

"Ouhh.. ouhh.. Een.. Nnhak......” Desah ku terbata-bata.

“Yang keras, Mbak! Kamu suka nggak dientot Yono?!!”

“Iya.....iya.. Sukkaa.. Ahhhh... Entot teruss Paaakkkkhh... hahh.. hahhhh..." ceracauku yang sudah diambang klimaks. Yono menanggapi requestku dengan semakin cepat memompa lubang kawinku ini.

"Urrrgghh.. memekmu nikmat banget, Mbak.. sempit dan njepit.." kata Yono.

"Uhh.. Sssshhhhhh.. uhhh.. Kontol Bapak yang besssaarr..", erangku menyahut.

"Hahaha dasar akhwat lonthe ya?.. udah ketagihan kontol besar kamu, Mbak.." kata Yono sambil mengayun ayunkan pinggulnya, selangkangannya menghantam hantam pantatku yang mulus membulat

"Ouuhh uhhhhh.. Iyyaahhh.. Aku akhwat lontee.. Uhhh.. memekku, enak banget pak ahh ahh sshh...." kataku mendesah. Keringatku sudah membanjiri tubuhku, menetes ke sprei kasur ini. Yanto sesekali merapikan jilbabku sambil mengocok-ngocok batang penisnya yang kulihat kembali mulai mengeras.

"Urgghhh. Ngentot sama kontol suamimu enakan mana?" tanya Yono

"Shhh.. uuuhhhh.. enakan kontol Bapak.. Sshhh uuhhh.." jawabku

"Lihat ke kamera, Mbak. Bilang sama suamimu.."

"Uhh Abbbiii... ahh lihhaatn nihhh akkuuhh diiennttootin Pak Yono.. ooohhh nikmat banget loh Abii.. ahhh uhh..", kataku menolehkan kepalaku berbicara ke kamera yang berada di dekatku.

"Uhh pakk ahh pak... aku mau keluar.. ahhh...",

"Ayo minta ijin sama suamimu cepetan..",

"Ahh Abii.. uhhhh.. aku mau keluarrr nih... hhhahh... gara gara pak Yono.. ahhh oohh.. Abbii ahh.. mau keluuaarrr ohhh.. Ppakk ennnakkk..."

"Hiaaahhhhh.... Ouughhhhhh.... Shhhhhhhhh.. aku...kee...lu...arrrrrrr....AHHHHHHHHHHHH......" lenguh orgasmeku membahana lagi.

Panjang sekali teriakanku kali ini. Badanku tersentak-sentak menerima badai orgasme. Belum pernah rasanya sedahyat ini saat aku keluar. Aku benar-benar dipuncak tertinggi orgasmeku. Apakah ini karena fantasi Yono yang seolah ada Mas Bagas di dekatku? Entahlah. Aku yang lemas ini hampir saja ambruk kalau saja Yono tidak menahan pinggulku. Yono membiarkanku beberapa saat menikmati orgasme yang sungguh nikmat ini.

Beberapa menit kemudian Yono kembali mengayunkan pinggulnya memompa penisnya kembali. Tangannya memegang pantatku dan memaju-mundurkan pantatku. Aku pun ikut menggerakkan lagi pantatku sambil menunggu tenagaku kembali setelah orgasme tadi.

Yanto lalu mengarahkan penisnya yang sudah kembali menjulang menunjukkan keluarbiasaannya itu tepat dihadapan wajahku, dan aku langsung paham yang diinginkannya itu. Sementara Yono menyodokku dari belakang, Aku mengulurkan tangan dan menggenggam pangkal penis Yanto. Aku menjulurkan kepalaku dan memainkan penis Yanto dengan mulutku. Lalu aku hisap batang berurat itu sambil sesekali lidahku bermain di kepala penis jumbo Yanto yang besar seperti kepala jamur itu.

Perlahan kubuka bibir ku dan menggiring kepala penisnya. Penis besar itu tak bisa langsung masuk mulutku yang kecil ini. Aku memaju-mundurkan kepala penis itu beberapa kali membiasakan otot bibirku. Butuh beberapa saat agar mulutku terbiasa dengan penis jumbonya itu.

Aku mulai menggerakkan mulut dan kepalaku keluar masuk batang penis Yanto. Penis terbesar yang pernah kuhisap, dan aku yakin sebentar lagi akan merobek vaginaku. Yanto nampak keenakan saja dan membiarkanku menggarap kemaluannya. Akupun melakukan peranku menikmati penis ini, kusedot-sedot kepala penisnya, sampai pipiku mengempot. Gerakanku kadang cepat, kadang pelan.

“Ahh… Makin pinter aja nyepongnya Mbak.. Akhwat kaya kamu emang tercipta cuman buat muasin kontol-kontol gede.." kata Yanto. “ Iya Terus Mbak.. Pake lidahnya lagi.. Assuu… Iso cepet metu meneh iki....”

"Trus Mbak.. sepong terus.." kata Yanto lalu memegang kepalaku dan mengocok penisnya didalam mulutku membuatku terbatuk batuk.

"Hnggg... glock glock glock... uhuk uhukk.." aku terbatuk-batuk karena pompaan penis Yanto di mulutku. Ukurannya yang besar itu mampu menusuk hingga ujung pangkal mulutku. Ditambah pacuan penis Yono di vaginaku dari belakang membuat mulutku makin tertohok penis besar Yanto.

Makin lama pompaan Yono di pantatku makin cepat. Membuatku tidak bisa untuk tidak mendesah. Penis Yanto yang tak dapat kutelan semua ini pun sering terlepas dari mulutku. Yanto nampaknya mengerti hal ini, dan kembali mengocok sendiri penisnya sambil sesekali meremas tetekku yang menggantung bergoyang indah ini. Yanto membiarkan tubuhku fokus digarap Yono, anak buahnya itu. Desahan-desahan nikmat dari mulutku makin nyaring terdengar.

Sambil tetap mendekap badanku Yono makin liar memacu penisnya didalam vaginaku. Tangan Yono sesekali meremas remas tetekku bergantian dengan tangan Yanto.

"Ahhhh.. Ssshhhhh... ahh.." erangku dilanda kenikmatan.

"Toketmu manteb banget, Mbak.. urrgghhh..."

"Memekmu juga nikmat banget, Mbak.. Uurrgghhh... mau keluar aku.. memekmu tak pejuhin yah.."

"Ohh.. Ahhhh.. Iya, Pakk.. pejuhin memekku... Ooouuuuhhhh.. Sshhh.."

"Minta ijin sama suamimu dulu.."

"Ohh Ppaakkkk.. terus... Abbii.. pak Yono mau mejuhin memekku loh.. ouuhh... boleh kan?.. Sshhh...."

"Iya Umi.." jawab Yono lagi-lagi berpura pura menjadi Mas Bagas.

"Ahh keluarinn Ppak.. pejuhin memekku....."

Tak lama kurasakan badan Yono mengejan dan menghantamkan selangkangannya ke pantat bulatku. Yanto dari sampingku mendorong kepalaku hingga wajahku menempel ke bantal membuat pantatku kian menungging menyambut klimaks Yono.

"Ahhh… makan pejuhku lonthe…..", erang Yono.
Crrrtttt... crrrtttt... crrrtttt....

Yono menghujamkan batang penisnya makin dalam ke vaginaku dan mendiamkannya. Kurasakan banyak sekali spermanya menyemprot dinding rahimku. Dengan posisi pantatku yang meninggi ini hujaman penis gemuknya itu makin terasa memenuhi vaginaku. Dinding vaginaku merasakan penisnya yang berkedut-kedut saat menumpahkan isinya, menambah sensasi kenikmatan luar biasa.

Beberapa saat kemudian Yono menarik penisnya, mencabutnya dari lubang vaginaku. Kurasakan sebagian bibir dalam vaginaku ikut tertarik penisnya yang walaupun sudah muncrat tetap saja batang itu masih terasa gemuk.

"Ouuuhhhh.." lenguhku.

Di kasur sebelah kulihat Pak Broto masih menyetubuhi anus Ditta dari belakang. Ditta sudah nampak sangat kelelahan disetubuhi tengkurap dengan posisi lazy doggy oleh Pak Broto seperti itu.

"Anjritt.. Anusmu ikut-ikutan dower gini.. Keseringan dipakai Yanto nih.." keluh Pak Broto tak puas tapi masih tetap saja memompa pantat Ditta dengan cepat. Aku bergidik ngeri membayangkan jika aku berada di posisinya itu.

Di kasur ini Yanto lalu membalik tubuhku dan merebahkanku. Di tangannya sudah dipegang tissue basah. Yanto lalu melap bibir vaginaku yang belecetan sperma Yono dan sperma kering Pak Broto sebelumnya.

"Bajigur kowe, Yon.. aku belum ngecrot di dalem memek ini malah dah banjir pejuh gini.." kata Yanto sambil melap vaginaku.

Dengan tangannya Yanto lalu mulai mengelus-elus vaginaku. Klitorisku dipilin-pilinnya, membuatku mulai lagi dengan desahan kenikmatanku. Tangan kasarnya itu lalu menggesek-gesek bibir vaginaku makin cepat.

Beberapa waktu kemudian Yanto sudah memasukkan jarinya dengan kasar ke vaginaku. Akupun melenguh tertahan ketika vaginaku ini mulai dikerjai. Jemari Yanto dengan ahlinya mengocok dan mengobel-ngobel vaginaku. Bahkan 2 jarinya sekarang sudah masuk bergerilya. Tidak perlu lama untuk membuat tubuhku ON lagi.

Tanganku pun sekarang sudah meraba-raba penis Yanto yang ukurannya membuat dadaku berdesir itu. Aku kocok-kocok penis jumbonya makin lama makin cepat. Perlahan aku mengubah posisiku menjadi miring, sehingga penis Yanto kini tepat dihadapanku. Tidak menunggu lama, kini batang hitam itu mulai kucium-ciumi.

"Sempurna banget kamu, Mbak Sella. Aku nafsu banget, apalagi pas lihat kamu dientot dari tadi.." puji Yanto.

Jemari Yanto menghentikan aktivitasnya di area selangkanganku, dan mulai menjamah bongkahan melon putih yang kenyal milikku.

Ketika jemari Yanto mulai memilin-milih dan menjepit putingku, bibir sensualku ini mulai mengeluarkan desahan erotis, yang kadang tertahan saat mulutku bermain-main dengan batang hitam ini.

Kemudian Yanto menarik penisnya, lalu duduk selonjoran diatas tempat tidur, dengan punggungnya bersandar di dipan ranjang. Kemudian dipanggilnya aku menggunakan kode jari.

Aku yang paham dan mengerti permintaan Yanto itu lalu kemudian beringsut naik sembari bangkit serta berjongkok berhadapan dengan Yanto, lalu sambil memegang batang penis Yanto dengan tangan kananku, aku mengarahkan dan menuntun senjata raksasa laki-laki itu ke gerbang pintu vaginaku sendiri, perlahan aku menempelkan kepala penisnya sedikit, lalu aku mulai menurunkan pinggulku memasukkan penis Yanto ke liang senggamaku yang masih begitu sempit ini

Karena saking sempitnya lubang vaginaku ini, sekian kali aku berhenti menurunkan pantatku karena memang ukuran penis Yanto yang besarnya sungguh tak normal dan susah itu. Akupun lalu mencoba menarik nafas sebelum meneruskan memasukkan penis Yanto lebih dalam. "Hmmpphh.. auuuhhh.." suaraku yang agak merintih merasa geli saat dinding vaginaku dimasuki penis besar Yanto.

Srrett. Aku mendengar seperti suara robek dari dalam vaginaku. Rasanya vaginaku seperti pecah keperawanan lagi saat mencoba memasukkan penis itu. Lagi-lagi ini penis paling besar yang pernah ditelan vaginaku. Untungnya aku berada di atas Yanto sehingga aku bisa menentukan sendiri tempo gerakan pantatku.

Perlahan-lahan, akhirnya penis tersebut pun mulai masuk seperti sedang dimakan oleh vaginaku, walaupun hanya seperempatnya saja “Heeeeekhh... oooohhh.. penuh memekkuu... Paakkhhh..” rintihku antara sakit dan nikmat.

"OUhhhhhhhh....." Desahku. Vaginaku memang sudah becek karena sisa orgasmeku tadi, tapi walaupun begitu aku masih harus menaik turunkan tubuhku dengan pelan diatas batang penis raksasa Yanto ini agar lubang vaginaku cukup beradaptasi dengan penis besarnya. Karena lubang vaginaku yang belum terbiasa dengan penis besar itu.

Beberapa saat kemudian, dengan perlahan-lahan, gesekan batang penis Yanto di dalam vaginaku membuat otot vaginaku kian terbiasa. Sesaat kemudian Yanto lalu memegang pinggulku, kemudian digerakannya pinggulku ini untuk mulai bergoyang-goyang. Aku yang kembali didera kenikmatan ini juga mulai menggerakkan menggoyang-goyang pinggulku dengan gerakan seerotis mungkin walaupun sesekali kurasakan ngilu di vaginaku.

"Spllookk.. Splloookkkk.." Peraduan pantatku dan paha Yanto menghasilkan bunyi nyaring seiring dua kelamin kami menyatu.

"Oouuuhh... Shhhh.. ooouuhh... Shhhhh... Ahhhh..." hanya bunyi desahan yang bisa keluar dari mulutku.

"Spllookk.. Splloookkkk.." Selama beberapa menit hanya suara itu yang terdengar saat aku menggoyang pantatku mengulek-ulek penis besar Yanto. Penis besar ini sungguh nikmat. Seolah semua spot sensitif di rongga vaginaku bisa dirangsang oleh penisnya yang panjang dan kekar itu.

"Mbak, bersihin kontolku dong.." kata Yono yang entah sejak kapan sudah berada di sebelahku. Batang penisnya yang beberapa saat lalu memberiku orgasme itu sudah tepat di depan bibirku.

"Sluurppp.. Sluurpppppp.. Sluurrrppppppp.." akupun mulai menjilat-jilat batang penis gelap itu. Aroma anyir sperma seolah-olah sudah menjadi hal yang lumrah buat mulut dan hidungku.

Di bawahku Yanto memegangi pinggulku dan menggoyangkan pinggulku. Membuatku merem melek keenakan saat vaginaku yang sempit ini melayani penis besarnya.

"Sluurppp.. Sloopps.. Sloopps.." sambil kujilat-jilat, aku juga menghisap-hisap kepala penis Yono hingga kurasakan penis itu mulai mengeras lagi. Gempuran penis Yanto di bawah membuatku susah fokus untuk menghisap-hisap penis Yono sehingga seringkali terlepas dari mulutku.

Yono lalu mundur dan turun ke kasur ini dan menghampiri Ditta di kasur sebelah. Ditta sudah selesai digarap Pak Broto yang kini sedang duduk di sofa. Kulihat Yono menarik Ditta turun dan mendoggy-nya di lantai.

Aku tak terlalu memedulikan hal itu karena saat ini aku sendiri sedang sibuk dihampiri kenikmatan karena gempuran penis besar Yanto. Penis terbesar yang pernah ditelan oleh vaginaku ini memberiku sensasi nikmat yang sungguh berbeda. Pinggulku makin liar bergoyang-goyang menikmati penis itu. Ketika kulihat ke bawah ternyata belum ada setengah batang penisnya yang masuk ke vaginaku tapi mampu membuatku menggelinjang nikmat.

"Ssshhh.. hhhmmmppphh.. Ouuhh.. Shhh.."

Kemudian Yanto meletakkan kedua tangannya di pantatku, dan dalam sekali gerakan, Yanto lalu berdiri mengangkat tubuhku dengan penis yang masih menancap di vaginaku. Akupun reflek mengalungkan kakiku ke pantat Yanto dan badanku memeluk tubuh Yanto dan meletakkan kepalaku di bahunya seperti layaknya seorang anak kecil yang sangat nyaman di peluk dan di gendong ibunya.

Dalam posisi berdiri seperti ini, tentu saja penis Yanto menancap begitu dalam di vaginaku, bisa kurasakan kini vaginaku makin sesak dipenuhi oleh penis hitam Pak Rusli yang besar itu.

"Oke Mbak, sekarang kamu yang harus goyang" perintah Yanto kepadaku.

Dan tanpa diminta dua kali, akupun langsung menggerakkan pantatku sedikit naik turun pelan-pelan karena ngilu yang kurasakan "Yang hot dong, Mbak!!" ucap Yanto menepuk pantatku lumayan keras.

Vaginaku masih beradaptasi dengan besarnya batang penis itu dan kugerakkan naik turun makin cepat hingga mulai terbiasa. Akupun mulai menggoyangkan pantatku memutar-mutar dan memilin-milin penis Yanto.

"Ssshhhh... Hmmmmppphh.." selama sesaat hanya desahan kenikmatan yang keluar dari mulutku. Dengan posisi berdiri ini, penis Yanto masuk makin dalam di vaginaku. Kurasakan seluruh rongga vaginaku terisi penuh oleh penisnya hingga ujung rahimku.

"Ssssssshhhhh.. Ahhhhhh.. Pppaaaakkk... Oooohhh.... Memekku pennuuuhhhh.... Auuuhhhhhh...."

Yanto pun ikut mendongak keatas menikmati goyangan vagina sempit milikku ini "Nah pinter, lebih cepet lagi, Mbak!!" perintahnya padaku.

"Ayo lebih cepet, Mbak.." kata Yanto meninggikan suaranya sambil kemudian menampar keras pantatku. Plaakkk.

"Ssshhhhh... auhhhh... Hmmmpppphhh..." Akupun hanya menyahuti dengan desahan dan menuruti saja keinginan Yanto itu. Kugoyangkan pantatku berputar-putar makin liar. Gerakan erotis yang biasa ditemui oleh penari atau penyanyi dangdut. Entah bagaimana aku bisa memiliki kemampuan binal seperti ini.

"Nahhh, iya begituuu.. ugghhhhhh... enak bangettt memekmu, Mbak" racau nya.

Saat aku sedang bergoyang memaju mundurkan pinggulku, Yanto menjilat-jilati ketiakku.

"Auhh uhh... geli ah geli Ppak... sshh.."

"Wangi keringatmu bikin kontolku makin keras, Mbak..".

"Aduh.. ahh ahh.. uhh geli Ppaak.." kataku saat Yanto bergantian menjilati ketiakku. Goyanganku makin liar, kini Yanto memegangi pinggulku dengan kedua tangannya.

"Sshhhhh.. Paakkhh, Bapak kuatt bangett.. aakuuuhh mau keluarrrrr lagiihhh..." desahku.

"Shhh... Oooohhh... Aaaaaahhhhhhhh... Pipiiissshhhh...." teriakku mengerang. Seeeerrrrrr.. Seeeeerrrrrrrrrrr.

Dengan posisi persetubuhanku yang berdiri ini membuat squirt yang keluar dari vaginaku memuncrat deras membasahi karpet ini. Tanganku mencakar-cakar punggung Yanto, dan beberapa saat kemudian tubuhku langsung lemas.

Di sebelah bawah sana kulihat Yono sedang klimaks setelah menyetubuhi Ditta, yang ternyata persetubuhan itu dilakukan tepat di depan Fani yang sedang duduk terikat. Yono menyuruh Ditta duduk bersimpuh berdekatan dengan Fani. Kulihat Ditta mulai menyepong penis gemuk Yono, dan beberapa saat kemudian Yono menyemburkan spermanya di muka Ditta, dan kulihat semburannya sebagian mengenai muka dan jilbab Fani. Sembarangan betul si Yono ini. Fani pun menyambutnya dengan rontaan tak rela yang tertahan oleh sumpalan kain di mulutnya. Ingin aku berbuat sesuatu tapi tubuhku terlalu lemas dan terlalu dilanda birahi kenikmatan barusan oleh penis terbesar milik Yanto yang sudah membuatku orgasme.

"Yan, kamu jangan ngecrot di memeknya Sella. Masih mau tak pakai tu memek.." Kata Pak Broto di tengah-tengah fase penuntasan klimaksku.

"Oke, Bos.." Balas Yanto mengiyakan. Entah mengapa malah aku yang kecewa. Seolah aku ingin batang Penis raksasa itu menyemburkan isinya di rahimku, pasti sungguh nikmat.

Yanto lalu menurunkan tubuhku di atas kasur dan melepas penisnya. Plloopp. Serasa ada organ tubuhku yang ditarik keluar saat penis raksasa itu keluar dari lubang vaginaku. Ada sensasi kenikmatan yang hilang saat penis Yanto itu pergi.

Saat aku masih kelelahan dilanda kenikmatan orgasme ini, tanganku ditarik lagi oleh Yanto hingga aku terduduk di atas kasur. Kulihat Pak Broto dengan perut buncitnya sudah duduk juga selonjoran di atas kasur ini. Yanto memberiku beberapa saat untuk mengatur nafas setelah orgasme tadi.

Yanto lalu bergerak ke arah Ditta yang sedang berada di bawah. Ditta yang sedang terbaring telentang di karpet itu tiba-tiba harus menerima hujaman penis jumbo Yanto di vaginanya. Yanto dengan brutal langsung memompa penisnya di vagina Ditta dengan tempo cepat, tak memedulikan Ditta yang mengerang-ngerang terpental-pental karena sodokannya itu. Hingga tak lama setelah itu,

"Ahhh… Muncratt.. Asssuuuuu…. Uuurrgggghhh.."
Crottt… Crottt.. Crootttt.. Crootttt.. Crootttt..
Yanto menyemburkan spermanya di dada Ditta hingga sebagian menyembur ke wajah dan jilbabnya.

------

"Kamu tau harus apa kan, Mbak?" kata Pak Broto duduk di kasur ini sambil menepuk-nepuk pahanya layaknya seorang kakek yang siap menjadi pangkuan sang cucu. Aku yang sudah larut dalam buaian nafsu ini lalu beringsut mendekat. Pantatku kuarahkan tepat di atas perut buncit Pak Broto sebelum perlahan kutempelkan di paha Pak Broto.

Kini aku duduk di pangkuan Pak Broto, kukangkangkan pantatku lalu kupegang batang tegang itu dan kuarahkan ke liang senggamaku. Sebuah penis kembali mulai memasuki liang vaginaku.

"OUhhhhhhhh....." Desahku. Walau vaginaku sudah banjir, aku masih harus menaik turunkan tubuhku dengan pelan diatas batang penis Pak Broto beberapa kali agar batang itu terbiasa. Karena lubang vaginaku yang memang sempit ini.

Sesudah terbiasa, lalu Pak Broto memegang kedua pinggulku, kemudian digerakannya pinggulku ini untuk bergoyang-goyang. Aku yang libidonya juga sudah naik ikut membalas arahan goyangan Pak Broto. Jadilah persetubuhan ini kembali menghadirkan bunyi yang nyaring saat dua kelamin kami menyatu.

Pak Broto makin lama makin brutal menghajar vaginaku dengan posisi WOT ini, membuat tetek ranumku bergerak-gerak liar karena goncangan. Kedua tangan Pak Broto lalu mencengkram kuat-kuat kedua bongkah daging mulus ini dan semakin mempercepat kocokannya.

"Aiiihhhhh....pelan Pakkhh... Shhh..." desahan kesakitan dari mulutku, tapi langsung disusul lenguhan kenikmatan juga "Nggahhhh.. ngahhhhh... ouuuuhhh... Sssshhhhhh.. aaaahhhhh...." Teriakku.

Pinggulku kini berayun dengan binalnya. Sambil meremas tetekku, Pak Broto juga memaju-mundurkan pantatnya dengan penuh semangat.

Saat nafsu sedang asik membersamai persetubuhanmu, Yanto yang sudah pulih kemudian mendekat. "Mantebb puoll.." kata Yanto. Dia berdiri tetap disebelahku yang sedang bergoyang memompa batang Pak Broto.

"Ayo bersihin nih, Mbak.." Katanya menyodorkan batangnya yang masih belepotan sperma. Aku yang sudah hilang akal sehat karena kenikmatan ini, langsung membuka saja mulutnya dan memainkan batang itu. Kucium-ciumi, kusedot ujung kepalanya, lalu batanganya kujilati sampai bersih. Entah bagaimana aku bisa sebinal ini. Memanjakan dua penis sekaligus.

Aku menggoyangkan tubuhku dengan liar, sambil tangan mulusku kini mengocok batang hitam Yanto yang mulai tegang. Kombinasi perlakuan kocokan dan jilatan, sukses membuat batang penis raksasa itu bangkit lagi.

"Bener-bener lonthe kamu, Mbak.." Timpal Pak Broto, yang kini memelintir-lintir putingku. "Suka nggak kamu ngelonthe gini, Mbak.." tanya Pak Broto sambil menarik putingku membuatku kesakitan.

"Ahhh.... Iyyaaa, Ppaakk.. Akuu akhwat lonteee.... Ssshhhh.... Slllrppp..." Desahku sambil sesekali masih memainkan batang penis Yanto.

"Bilang gitu sambil liat ke kamera itu, Mbak.."

"Ahhh... shhhh... Akuu akhwat binall, akhwat lonteee.. Ssshhhh... hmmmmmmhhh.." desahku yang kubuat sebinal mungkin sambil menengok ke salah satu kamera yang berada di dekatku. Mulutku lanjut memainkan batang penis Yanto.

"Hahaha.. kamu lebih rendah dari lonthe, Mbak.. kalau lonthe dibayar walaupun murahan, tapi kamu dah nggak punya harga sepeserpun.. Uggghhh..." Timpal Pak Broto sambil memencet putingku dan memompa pinggulnya. Aku hanya bisa membalasnya dengan desahan-desahan nikmat.

Hingga 2 menit kemudian : "Ngahhh... Hhhhhhh.... Houuuuuhhhhh Pppaaaakkhh.. keluarrrr... auuhhhhhhhh..." pekikku melampiaskan kenikmatan yang melandanya seluruh organ tubuhku.

Pinggulku mengelinjang-gelinjang selama beberapa saat sampai terpaan gelombang klimaksku mengendur.

"Hahh.. hahh.. hah...." desahku sambil bernafas tersengal-sengal

"Meh wae kontolku mbok cokot, Mbak.." Kata Yanto, melepaskan kontolnya.

"Enak nggak, Mbak?" Tanya Pak Broto. Dia memberikan kesempatan sejenak kepadku untuk menikmati sisa-sisa orgasmeku.

"Iya Pakk.. enak..." Kataku, tubuhku saat ini jatuh memeluk Pak Broto dengan vaginaku masih tertancap penisnya yang masih keras kurasakan.

"Tapi aku belum keluar nih, Mbak.." Kata Pak Broto. "Ayo nungging Mbak. Meh tak doggy bokongmu, hehehe.." Perintah Pak Broto.

Yanto membantuku untuk berdiri, lalu menunggingkanku ditengah kasur. Kepalaku terbenam dibantal yang ada didepanku. Sesaat kemudian kembali dengan perkasanya penis Pak Broto yang masih tegak berdiri itu menghajar lubang kawinku lagi. Kepalaku yang terbenam oleh bantal ini membuat suaraku tertahan.

Tubuhku digenjot Pak Broto dengan doggie style. Sesekali ditamparnya pantat putih mulusku ini. Doggie style membuat titik-titik sensitif di dalam rongga vaginaku dihajar batang penis Pak Broto secara intens.

Yanto kemudian tak tinggal diam dan ikut merangsang tubuhku. Kedua bongkah tetekku yang mengayun-ayun bebas akibat goncangan dan benturan paha Pak Broto pada pantatku diraihnya. Tangan Yanto meraih tetekku dan meremas-remasnya. Sesaat kemudian kepalaku yang masih terbalut jilbab acak-acakan ini ditariknya, sehingga kini tubuhku menungging dengan posisi sempurna. Wajahku yang sudah kemerahan ini lalu dilumat Yanto dengan penuh nafsu. Setelah itu Yanto menurunkan kepalanya kebawah, lalu melumat kedua payudara indahku ini.

"Ouuhhhhhhh.......aduhhh......" Hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasanya saat kedua tititik sensitifnya mendapatakan rangsangan yang luar biasa.

Kali ini hanya butuh 5 menit untuk membuat tubuhku meledak dalam orgasme lagi.

Ledakan orgasme yang kali ini betul-betul dahsyat sampai membuatku mencengkram sprei kasur king size ini kuat-kuat.

"OUUUUUGGHHHHHHHH.... HHSSSSSSSS..... AAAAAAAAAARRRHHHHHHH.....".

Pak Broto sengaja makin mempercepat goyangannya membuat orgasmeku makin panjang. Nafasku sampai tersengal-sengal karena terpaan orgasme. Setelah itu Pak Broto mencabut sebentar kontolnya, dan menampar-namparkan ke bongkahan pantatku. Itu sepertinya teknik dia untuk mengulur maninya keluar.

Belum sempat mengatur nafas akibat orgasmeku yang terakhir, Yanto sudah menarik kasar kepalaku. Dia duduk selonjoran dengan kontol tegak didepan wajahku. Yanto langsung memegang dan mengarahkan kepalaku agar mulai menyepong kontolnya.

"Auuhh.. hosshh.. sebentar, Pakk.. Hmmmpphh.." protesku, tapi tak dihiraukan Yanto karena Yanto sudah menekan kepalaku sehingga mulutku langsung mendusel selangkangan Yanto. Ujung penis Yanto ditempelkannya ke bibirku.

Dari belakang Pak Broto menatap vaginaku yang berlumuran lendir orgasme, lalu kembali membenamkan penisnya kedalam vaginaku dan menyetubuhiku dalam doggy style lagi. Gempuran Pak Broto sangat kencang, hingga terdengar nyaring bunyi kecipak paha dan pantat bertemu.

"Ahhh... Shhhhh... Pppaaakk.. Sshhhhh..." Desahanku membuat mulutku semakin terbuka, memudahkan kepala penis Yanto merangsek masuk ke dalam bibirku. Dan dalam beberapa detik kemudian kepala penis hitam itu sudah masuk ke dalam mulutku. Otot-otot mulutku kembali harus bekerja ekstra menerima gempuran kepala penisnya yang licin itu.

Aku kesulitan dalam konsentrasi mengemut kepala penis Yanto, selain karena besarnya ukuran penis itu ditambah juga karena gempuran penis Pak Broto dari belakang yang betul-betul membuatku mengawang-ngawang kenikmatan. Seringkali ujung penis Yanto terlepas dari mulutku.

Meski begitu aku berusaha terus untuk bisa mengemut-ngemut, menyedot-nyedot kepala penis Yanto, dan sekali-sekali lidahku memainkan lubang kencing Yanto yang membuat Yanto menjadi belingsatan keenakan dan mendesah-desah keenakan.

"Hhhhrrrggghh..... mmmhhh..... ashhhhhhhh..... Urrggghh.." ceracau Yanto sambil menarik-narik jilbabku membuatnya makin acak-acakan.

Tubuhku secara refleks juga sangat menikmati posisi ini. Bahkan aku hampir keluar untuk kesekian kalinya ketika Pak Broto tiba-tiba menghentikan genjotannya.

"Ssshhh.. Kok berhenti, Pak?" Tanyaku menoleh ke belakang. Aku yang tadinya sudah kewalahan, merasakan ada sensasi kenikmatan yang hilang malah kini berharap terus disodok.

"Walaupun dah kemasukan kontol jaranne Yanto, tapi Jepitan memekmu kok yo masih enak banget, Mbak.. tapi aku belum pengen keluar. Leren sikik." Jawab Pak Broto, sambil melap penisnya menggunakan tissu. "Naikin kontol Yanto lagi tu, Mbak.."

Aku yang memang sudah dikuasai nafsu birahi ini hanya menurut saja saat tubuhku diperlakukan sesuka mereka. Akupun lalu bergeser mendekati Yanto yang sekarang duduk telentang dengan penis yang tegak berdiri. Perlahan aku membuka pahaku lebar-lebar dan menduduki batang penis raksasa Yanto yang mengacung tegak.

"Ouhhhhhhh...." Karena lubang vaginaku yang memang sempit ini aku masih harus menaik turunkan tubuhku dengan pelan. Ditambah ukuran penis Yanto yang tak masuk akal itu, walaupun vaginaku sudah banjir. Perlu naik turun berkali-kali agar liang vaginaku ini terbiasa dengan penis Yanto walau hanya ujung penisnya saja.

"Oouuhh.. Aahhhhhhhh... Hhaaaahh..." akupun mengerang kenikmatan sambil penis Yanto mencoba menerobos celah vaginaku yang seolah makin sempit ini dibandingkan dengan penis Pak Broto sebelumnya. Vaginaku yang makin banjir ini sedikit banyak memudahkan proses pencoblosan ini. Sesaat kemuadian, akupun mulai bergerak naik turun mengocok penis Yanto yang sudah tertelan seperempatnya itu.

"Nah iya, terus.. kamu memang bakat jadi lonthe, Mbak....." ujar Yanto menyemangati goyangan tubuhku di atasnya sambil meremas-remas kedua belah tetekku.

"Ahhhhh... ngahhhhh.. ahhhh..." desahku sambil menggoyang maju mundur pantatku. Dengan nakalnya jempol Yanto menggesek-gesek klitoris vaginaku yang menonjol, membuat tubuhku semakin blingsatan.

Tiba-tiba Pak Broto memeluk tubuhku dari belakang dari langsung meremas tetekku. Leherku dicium, dan digigiti oleh Pak Broto. Tangan Pak Broto juga mulai meremas-remas pantatku. Dan sesekali membelai lubang anusku. Membuat tubuhku menggelinjang karena perasaan nikmat. Semua titik sensitifku diserbu kedua lelaki ini.

Tiba-tiba aku mendesah "Auuuuhhh... Pakkk! Bapak ngapainn.. Auuhh.." Desahku dangan suara agak tinggi. Aku menoleh, ternyata Pak Broto memasukkan jarinya ke lubang analku ini.

Aku mengerang lebih heboh lagi saat Pak Broto memasukkan lebih dalam jari tengahnya ke dalam pantatku dan mulai mengocoknya.

"Ahhh... ahhh... Shhhh... Bapak ngapain.. aahhh..." rengekku kebingungan. Cairan pelumas vaginaku yang membanjir sampai ke lubang pantatku dan posisiku yang sedang menungging ini memudahkan Pak Broto mengocok-ngocok lubang pantatku.

Tiba-tiba Pak Broto menghentikan kocokannya dan kurasakan dia mengeluarkan jarinya dari lubang pantatku.

"Kali ini Kamu bakalan merasakan kenikmatan yang beneran, Mbak.. " Kata Pak Broto setengah berbisik ke telingaku.

Yanto yang berbaring telentang di bawahku kemudian mendekap punggungku. Pak Broto kembali berkata "Kamu tak kasih pengalaman ngentot yang belum pernah kamu rasakan, Mbak.."

Setelah berkata seperti itu, kurasakan Pak Broto mengarahkan kontolnya ke anusku. Aku bisa merasakan ujung penisnya yang licin itu menempel menggesek-gesek di sekitar lubang anusku. Hal yang sejak tadi kutakutkan akhirnya akan kualami, kedua lubang kemaluanku akan dimasuki. Aku sadar bahwa ini merupakan konsekuensi terberat yang harus aku terima saat ini.

"Ppaakk.. Sssshhhhh... " desahku sambil merengek. Tubuhku refleks bergerak-gerak seolah menghindari hujaman penis Pak Broto di lubang analku yang masih belum pernah dimasuki penis, tapi gerakanku tertahan oleh pelukan Yanto yang kini juga memaksa penisnya masuk makin dalam ke vaginaku

"Pppakkk.. Ooouuuuhhhh..." Erangku saat batang penis raksasa Yanto makin masuk ke dalam vaginaku. Rasa nikmat melandaku hingga ubun-ubunku. Di belakangku Pak Broto masih terus memainkan lubang anusku.

Kurasakan Pak Broto lalu membuka pantatku lebar-lebar agar lubangnya menganga. Tubuhku masih berusaha menggeliat-geliat ketika merasakan kepala penis Pak Broto mulai mendesak lubang pantatku. Semakin tubuhku bergerak meronta, semakin kencang Yanto memelukku.

"Ahhh.. Ouuhhhh.... Pppakkkk...sakitt....." rengekku hampir menangis. Tapi Pak Broto tidak peduli.

Setelah tarik-dorong berapa saat akhirnya penis keras Pak Broto itu mulai terbenam juga ke pantatku.

"Aaaahhhhhhhhh..... saaakiiiiiitttt...." pekiku kesakitan saat penis Pak Broto yang diameternya lumayan itu menerobos masuk lubang pantatku lenyaplah keperawanan lubang anusku. Dada Yanto diremas dengan kencang oleh tanganku yang memang berada di atasnya.

"Ppaaakk.....sak...it....auhhh....." Kurasakan Air mataku pun langsung menetes akibat rasa perih yang tak terkira melanda pantatku. Padahal belum semua batang penis Pak Broto masuk.

“Hoaah…” Pak Broto menggeliat menghentikan sejenak gerakannya mungkin untuk meringankan rasa sakit yang melanda tubuhku. Sekaligus merasakan sensasi hangat dan lembut didalam lubang pantatku ini.

Kini kedua lubang kemaluanku sudah dimasuki 2 batang penis yang tegang maksimal.

"Asssuuu...enak banget silitmu, Mbak...sempit..." Kata Pak Broto. Aku bisa merasakan jepitan otot pantatku yang begitu erat beradu dengan batang penis keras Pak Broto.

“Aauuhhh.. Aaawwwww..!” jeritku saat pantatku serasa tertusuk oleh jarum raksasa ketika Pak Broto menghentakkan pinggangnya, menghujamkan penisnya makin masuk kedalam lubang anusku.

“Tahan ya, Mbak! Lama-lama juga bakalan enak kok! hehehehe” bujuk Pak Broto. sementara akupun mengangguk pelan tanda setuju. Pak Broto pun kemudian melanjutkan menggerakkan penisnya maju mundur dengan pelan sambil sesekali menghentakkan dengan kuat, ia menengadah keatas meresapi nikmatnya jepitan erat dari otot pantatku.

Dengan tekanan kuat sekali lagi, penis Pak Broto langsung amblas ke dalam lubang pantatku. Srreett. Blessshh!

"Aiihhhhh... ahh.. ahhh.. ahhhhhhh" erangku lagi. Kali ini sangat panjang. Bahkan mulutkupun sampai dilumat Yanto dengan mulutnya agar tidak beteriak terlalu kencang.

Pak Broto kembali mendiamkan batangnya didalam lubang anusku, mungkin untuk membiasakannya dulu. Lalu secara perlahan Pak Broto menarik penisnya, kemudian memasukkannya pelan. Aku masih mendesah-desah dalam lumatan Yanto. Ada sekitar sepuluh kali Pak Broto melakukan tarik ulur penisnya, sedangkan Yanto diam saja agar penis Pak Broto leluasa masuk.

"Mantab ya, Bos?" Tanya Yanto.

"Hehe...enak banget iki. Kontolku dijepit dan dipijet secara bersamaan.. Baru kali ini aku merawanin anus yang bisa kayak gini.. Istri-istriku aja nggak ada yang kayak gini.. Urrrggghhh.."

"Wah.. boleh itu Bos.. ijin nyoba ya, Bos.."

"Hahaha.. nanti.. nunggu aku bosen sikik tapi, Yan.."

"Siappp.."

"Meh tak genjot sik bokong seksi iki...."

Sambil berkata begitu, Pak Broto lalu merengkuh tetetkku, dan dia langsung mulai menggenjot pantatku dengan tempo yang ditingkatkan. Kurasakan Pak Broto agak kesusahan menggempur anusku. Pak Broto susah menggenjotnya mengingat masih sempitnya lubang anusku ini.

Erangan kesakitanku lama kelamaan memudar. Begitu pantatku terbiasa dengan penis Pak Broto, dan ditambah Yanto yang sudah kembali menggenjot vaginaku, jeritan kesakitanku tadi kini sudah berubah jadi erangan nikmat.

Belum lama tadi vaginaku kesulitan untuk bisa menerima batang penis Yanto yang sangat besar itu. Butuh beberapa saat hingga aku bisa menikmati penisnya mengaduk-aduk vaginaku. Lalu kini lubang anus sempitku juga harus menerima pompaan penis keras Pak Broto. Tubuhku rasanya penuh seolah-olah seperti tertindih beban berat. Yang kurasakan saat ini adalah campuran antara nikmat tak terhingga dan sedikit sakit. Sensasi yang luar biasa yang tak bisa digambarkan. Dua penis keras itu seperti membuatku melayang-layang.

Apalagi saat Yanto kembali menaikkan tempo menghajar vaginaku dengan penis besarnya, dan melahap kedua tetekku bergantian. Desahan demi desahan kenikmatan kembali melandaku. Walau sesekali aku menggigit bibirku, menahan sedikit rasa sakit.

Aku tak habis pikir juga bagaimana mungkin kedua lubang sempitku ini bisa menerima 2 batang itu bersamaan. Ini seperti film bokep yang pernah aku tonton, tapi pemerannya adalah aku sendiri. Tubuhku dijepit ditengah dan digenjot seperti sandwich.

"Gimana, Mbak Sella? enak kan dientot begini?" Tanya Yanto.

Akupun hanya mengangguk pelan. Kedua penis keras itu berayun-ayun mengaduk-aduk kedua lubang kemaluanku yang makin lama bisa kunikmati.

Dan benar saja, lama kelamaan rasa sakit dan perih di pantatku ini mulai berganti dengan rasa geli sedikit perih yang nikmat, terbukti dengan desahan-desahanku yang sudah mulai terdengar makin keras dan pantatku yang juga sudah mulai ikut bergoyang menyamai gerakan maju mundur penis mereka berdua. Badanku kini blingsatan didera birahi nikmat. Aku menggoyang-goyang pinggulku sendiri merengkuh setiap kenikmatan yang dihasilkan setiap gesekan di lobang kawin dan lobang pantatku.

"hahahahaha, udah mulai goyang dia Bos.." ledek Yanto melihatku yang mulai larut dari permainan penis Pak Broto di anusku dan penis Yanto di vaginaku

Syaraf-syaraf anus milikku sudah mulai terbiasa dengan gerakan penis Pak Broto serta hentakan mendadak darinya yang pasti sekarang mengirimkan gelombang kenikmatan tiada tara ke setiap simpul syarafku. Suara rintihanku pun pelan-pelan berganti dengan suara desahan penuh kenikmatan.

“Aaggghh... awwh... hhhaaahh..” desahku megap-megap merasakan sensasi nikmat yang melanda anus dan vaginaku.

Saat tau aku sudah terbiasa dengan himpitan dua batang keras ini, Pak Broto pun mencoba mempercepat gerakan pinggulnya sehingga penisnya menghunjam keras kedalam anusku.

"Kkpaakkk... kpppaakkk... kpaaakk..." Suara tumbukan antara pinggang Pak Broto dan bongkahan pantatku dan juga paha Yanto menggema didalam kamar ini

Pak Broto kemudian memegang pergelangan tanganku dan menariknya ke belakang dengan kuat, hingga membuat badanku pun terangkat keatas dan kepalaku mendongak.

"Enak nggak, Mbak Sella?" Tanya Pak Broto dari belakang.

"Ouuuuhhh.. Ennnakk Ppaakk.....ouhhhh.. ngahhhh... shhhhhhhhhhh..." lenguhku yang menuju klikmaksnya.

"Kamu lagi diapain ini, Mbakk..?"

"Aahhhh.. ouuhhh.. lagi ngentoot.. eennaakk.. Sshhh.."

"Lagi dientot apanya, Mbak..?"

"Ouuhh.. ngaahhh.. dientot memmeekk sama anuskuuhh.. ouuhhh.. sshhhhh..."

"Hehe. Bilang ke kamera itu, kamu keenakan minta genjot yang kenceng.."

"Ohhhh... enak bangett.. auhhh.... terussss....genjottt dua lubangku, pppakkkhh.. Ssshhh... Ouuhhh...." Teriakku memenuhi ruangan. Akal sehatku memang sudah hilang hingga kedua lubangku kini sudah bersarang penis-penis ini.

"Enak ya dianal, Mbak?" Tanya Yanto ditengah-tengah persetubuhan ini.

"Iya enak banget... Belum pernah sebelumnya... enakk ternyata.. auhhhhh.." Teriakku saat Pak Broto meremas kencang tetekku.

Pantatku masih terus berayun. Menyambut hujaman penis Pak Broto di anusku dan penis Yanto di vaginaku. Saat ini hanya kenikmatan yang kurasakan di seluruh tubuhku.

Aku kini terjepit di antara dua laki-laki, menggelepar, menerima sodokan keras dan kencang dari dua arah. Akupun makin bergairah dengan tiap gerakan rangsangan mereka. Yang menguasai kepalaku saat ini adalah keinginan untuk mencapai kepuasan, untuk mencapai kenikmatan birahi.

Aku membungkuk, merapatkan tubuh memeluk Yanto. Pak Broto mendorong dari belakang, penisnya masuk hingga kurasakan sangat sesak di lubang pantatku.

"Si Yono nganggur tu, Mbak.. kamu minta kontolnya buat kamu sepong sana.." kata Pak Broto. Yono memang dari tadi beristirahat setelah selesai dengan Ditta sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri.

"Shhh.. Ppak Yono siniiih.. kontolnya kuemut.. ouuhh.. ahhh.." kataku disela-sela gempuran penis-penis ini. Yono pun perlahan mendekat dan naik ke atas kasur.

"Hehe.. mintanya yang hot dong, Mbak.." kata Yono.

"Pak Yono, kontolnya mau kuemut yaaah.. emutan akhwat alim doyan kontol.. Shhhh.. oouuhhh.. kontolnya dibikin enak pakai mulutku yaahh.. Shhh.. nngaahhh.."

"Coba minta ijin dulu sama suamimu, Mbak. Bilang ke kamera.." kata Yono. Fetish Yono sedari tadi seolah-olah aku digarapnya atas seizin Mas Bagas. Entah mengapa hal itu malah membuatku lebih terangsang.

"Hmmppph.. Abii, Umi ngemut kontolnya Pak Yono yaah.. kontolnya item gede enakkkmm.." belum selesai kata-kataku, Pak Yono sudah menjejalkan penis kerasnya itu masuk ke dalam mulutku. Pinggulnya lalu mulai berayun seolah-olah sedang menyetubuhi mulutku dengan penisnya.

------

Kini lengkaplah sudah semua lubangku dipakai oleh mereka. Dari bawah Yanto mengobrak-abrik rongga vaginaku dengan penis raksasanya itu. Dari belakang Pak Broto menghujamkan penisnya di lubang anusku yang masih sempit dan menjepit. Dan dari depanku penis Yono sedang keluar masuk mulutku yang kuhisap-hisap dengan kuat dan liar hingga pipiku mengempot seolah-olah menghayati setiap hisapan yang kulakukan. Sekitar 10 menitan semua lubangku ini digenjot secara bersamaan.

Yanto di bawah lebih cepat mengoyangkan batangnya. Pak Broto juga sudah dengan kecepatan maksimal memompa anusku. Kami berempat seperti lomba lari, saling kejar-kejaran menuju nikmat birahi.

Pak Broto yang nampaknya akan keluar makin menggila, anusku yang sudah mulai terbiasa disodoknya dengan kasar. Pak Broto memompa pantatku gila-gilaan karena kupikir akan klimaks. Tapi ternyata Yanto yang duluan meledak orgasmenya. Aku yang tak peduli itu sudah makin tak peduli saat sperma masuk ke vaginaku kembali. Mulutku makin liar menyedot-nyedot penis Yono yang kurasakan makin hangat dan mengeras di mulutku.

Sambil meremas pinggulku kuat-kuat, punggung Yanto melengkung dan menghujamkan penisnya dalam-dalam dan spermanya menyembur di dalam vaginaku

"Asssuuu........ahhhhhh.." lenguh Yanto penuh kepuasan, lalu kemudian diam menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Aku pun juga merasakan akan mencapai orgasmeku. Tubuhku merasakan gelombang orgasme yang menghampiri. Penis Yono terlepas dari mulutku, badanku kelonjotan dan tanganku blingsatan menarik-narik kain sprei.

"OOoouuuuuughhhhh... Houuuhhhhhh... Hyyaahhhhh.. Sssssssshhhh.... Pipiiisssshhhh......" teriakku penuh kenikmatan birahi dipuncak tertinggi. Hingga hanya bagian putih kelopak mataku yang kelihatan.

Pak Broto yang juga mungkin hampir klimaks masih punya sedikit tenaga lagi dan terus menggenjot pantatku yang sedang dilanda badai orgasme. Pak Broto yang sudah nanggung, tetap memompa pantat mulusku dia menekan dalam-dalam penisnya ke lubang anusku dan meledakkan orgasmenya seperti orang histeris.

"Huaahhh.... HHAAAHhHHH.... Asssuuuuu..." lenguh Pak Broto penuh kepuasan. "Crrttt.. Crrtttt... Crrtttt..." semburan spermanya memenuhi rongga anusku. Setelah selesai menuntaskan semburan spermanya, Dia mencabut penisnya lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa.

"Hossh.. Hossshh.. Hosssh.." nafasku masih tersengal-sengal karena orgasme yang melandaku barusan.

Saat kurasakan ada tangan yang kembali meremas pantatku, aku menoleh. Ternyata itu tangan Yono. Yono melap lelehan sperma Pak Broto di sekitar lubang anusku walaupun hanya sekitar permukaannya saja. Setelah dirasa cukup bersih, lalu dia mengarahkan penisnya ke lubang anusku, dan mulai menekan kepala penisnya masuk.

"Ouuhhh.. Pppaaaakkk.. Shhh.." Desahku. Pak Yono melakukan tarik ulur beberapa kali. Ukuran penisnya yang lebih besar dari Pak Broto membuatnya tak bisa langsung menusuk masuk ke lubang anusku walaupun di dalam lubang anusku masih becek oleh sisa sperma Pak Broto.

Lingkaran otot anusku mencengkeram erat di sekitar batang penis Yono yang mendesaknya. Yono memundurkan pinggul, menarik batangnya sampai batas kepala, dan mendorong maju lagi, lebih dalam daripada sebelumnya. Kali ini kepala penisnya mulai bisa masuk dengan lebih mudah, biarpun saluran belakang ku itu sangat sempit dan lebih melawan daripada vaginaku.

Breettt.. Lagi-lagi suara robekan kudengar dari pantatku saat kepala penis Yono masuk dengan paksa di lubang anusku.

"Aiiiihhhh..." erangku kesakitan.

Penis gemuk itu seolah mengisi penuh saluran pencernaanku. Membuat perutku yang langsing ini seolah-olah harus melar menerima batang itu di lubang anusku. Yono mendiamkan sejenak kepala penisnya di anusku itu beberapa saat. Perlahan-lahan lalu mulai lagi menarik ulur penisnya di dalam anusku. Membuat rasa sakit yang menjalar tubuhku sedikit demi sedikit berganti dengan rasa nikmat.

“Ahssss… gede banget kontolnya, Ppaakk.. Hhssahh…” desahku terlanda birahi membara.

Yono mundur lagi sedikit lalu mendorong lagi lebih dalam ke dalam lubang anusku. Akupun meringis, kepalaku ambruk ke dada Yanto.

"Asssuu.. sempit banget, Mbak.. berkali-kali aku njebol silit, baru kali ini sesempit ini.. Uuurrggghhhh.. Rasakno kontolku, Mbak.." Sreettt Jlebbb.. Batang penis keras itu berhasil tertanam makin dalam di anusku.

Yono diam lagi beberapa saat, menikmati jepitan tabung pengeluaranku terhadap batang yang sudah dia susupkan ke dalamnya. Kemudian dia mulai menggenjot lagi pelan-pelan. Tubuhku mulai merasa lebih nyaman. Akupun hanya bisa menggelinjang dan mengeluarkan bunyi-bunyi tak jelas.

"Manteb tenan ini, Bos. Bos Yanto harus coba habis ini.." Kata Yono pada Yanto.

"Haha. Masih ada banyak waktu.. Tenang aja.." Jawab Yanto

“Gimana Mbak.. Enak to sekarang?” tanya Yono.

“Iyahh… mendingan..,” aku menjawab Yono.

Yono pun mulai menggenjot dengan penuh semangat. Aku hanya membalasnya dengan mengeluarkan suara-suara penuh nafsu.

"Hyaahh.. Sshhhhh... oooohhh.."

Makin lama genjotan Yono makin brutal seolah seperti anak yang mengejar mainannya yang ketinggalan.

"Ouuhh.. Shhh.. Ppaakkk.. Pelaannn.. " Desahku. Yono makin mengayun pinggulnya, memompa penisnya di dalam lubang anusku. Tubuhku terasa penuh sesak. Di anusku bersarang penis Yono, dan di vaginaku masih tersumpal penis Yanto yang walaupun masih setengah tegang tapi karena ukurannya yang besar itu masih tetap memenuhi setiap senti rongga vaginaku. Ayunan pinggul Yanto membuatku kembali terbuai keenakan sehingga aku yang masih dalam fase klimaks sebelumnya ini pun didera kenikmatan berulang. Genjotan Yono yang liar ketika tubuhku sedang di titik ini, membuatku kembali dilanda orgasme berturut-turut.

"Ahhhhhh.. kok... kok... mauu pipisss laggiii... hahhhhh.. oooouuuuuhhhhhhhhh..." erangku.

"Bilang sama suamimu dulu Mbak. Kamu lagi dientot apanya." kata Yono.

"Ahhhh.. Shhhh.. Abbii.. Kontol Pak Yono nyodd.. auhh.. Nyodok anus Umiihh.. Umi mau pipiiisss lagi.. Ouuuhhhhhh...."

"Seerrrrrrrr... Seerrrrrr..."

Kelojotan beberapa saat, lalu akupun terjatuh lemas di dada Yanto. Yono masih bersemangat memompa penisnya di anusku. Pantatku masih mencoba berayun dengan sisa-sisa tenaga yang kumiliki, menyambut irama pinggul Yono. Hingga lima menit kemudian kurasakan Yono sudah diambang klimaks juga.

"Urrrggghhh.. Sempit banget silitmu, Mbak.. Uurgghhh.. metu akuu..."

Crootttt.. croootttt.. crooottt.. semburan sperma kental kembali mengisi lubang anusku. Yono lalu lemas menindih punggungku. Posisi kami bertiga layaknya ikan asin yang disusun 3 lapis. Suasana hening. Hanya desahan nafas menandakan kepuasan yang mendalam yang kualami ini.

Setelah ngos-ngosan selesai, Yono lalu mencabut kontolnya dari pantatku, menyebabkan leleran spermanya dan sperma Pak Broto sebelumnya mengalir keluar. Yanto lalu mendorong badanku untuk telantang di sebelahnya. Tubuhku banjir keringat, jilbab bergo yang kupakai ini semakin acak-acakan menutupi sebagian wajahku. Dari sela-sela pantatku dan vaginaku mengalir sperma. Walaupun kenikmatan tiada terkira yang kurasakan, ragaku remuk redam karena kecapekan dilanda orgasme hebat berkali-kali.





PART 6 "Damsel in Distress" To be continued...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd