Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Desahan Di Dalam Rumah Kosong Season 2 (TAMAT)

Maafkan aku abi..

POV fatimah



Mulustrasi Fatimah


Aku sedang bercumbu dengan suamiku mas rudi. Kondisi kita sama-sama telanjang.

Aduh sakit, rambutku dijambak oleh johan.

Kamu itu budakku, hanya aku yang boleh menikmati vaginamu. Kata johan.

Rambutku yang panjang ditarik ke belakang oleh johan, sampai aku terjungkal ke belakang.

Aduh, ampun, ampun. Kataku memelas.

Hentikan jo, kata suamiku yang saat ini masih terikat di kursi.

Johan mendekatinya, bogeman tangannya mengenai hidungnya. Sekarang hidungnya berdarah. Mas rudi hanya bisa meringis kesakitan.

Lalu tanpa rasa kasian, kursi mas rudi ditendang sampai terbalik ke belakang.

Udah mas, udah. Kasian mas rudi. Aku minta maaf karena nggak nurut sama kamu.

Telat jalang, johan menyeretku dengan memegang rambutku.

Aku ditelentangkan di atas karpet, johan menciumi tubuhku secara brutal.

Uuhhh, ahhh, aku mendesah saat jari tangan johan mengobel vaginaku.

Kulihat mata mas rudi, sorot matanya penuh kemarahan. Mas rudi berusaha lepas dari ikatannya.

Johan yang mengetahui itu berdiri, menginjak, kepala mas rudi.

Melihatku sesenggukan johan kembali menjambakku agar kembali terduduk. Aku ditamparnya berkali-kali sampai mataku memerah.

Sungguh, aku sudah nggak kuat. Tapi aku bisa apa, aku hanya perempuan lemah.

Lima orang anak buah johan mendekatiku, rambut panjangku ditarik dengan kasar.

Tubuhku yang sudah tidak berdaya dikangkangkan. Mereka menggilirku tanpa ampun.

Semakin aku meronta, mereka semakin kasar.

Air mataku menetes. Sekarang mereka mengangkat panggulku agar menungging.

Dibuka belahan pantatku, dicolok-colok dengan jarinya.

Kupegang tangan mereka yang sedang berusaha membuka lubang pantatku.

Jangan, jangan disitu. Kataku.

Mereka tidak menghiraukanku.

Ahhh sakitttt, penis mereka mulai memasuki lubang belakangku yang masih perawan.

Plak, plak, pantatku ditampar lalu aku kembali digenjot habis-habisan.

Aw, hentikan, hentikan. Air mataku semakin membanjir. Aku menangis sejadi-jadinya.

Tapi johan tidak memiliki rasa iba sedikit pun. Sampai tanganku ditarik untuk menduduki tubuhnya yang sudah terlentang, telanjang.

Johan memegang penisnya yang besar untuk memasuki lubang vaginaku.

Ahhh, aku menjerit. Johan menarikku agar aku telungkup di atas tubuhnya.

Perasaanku tidak enak, pantatku mulai digerayangi dari belakang. Dibuka belahan pantatku.

Ahhh, rasa perih menderaku lagi. Aku gigit bibirku sampai rasa getir terasa di bibirku.

Johan, johan, sudah cukup johan, kau merusak keluargaku, teriak mas rudi.

Lepas ikatannya, anak buah johan mendekati mas rudi untuk melepas ikatannya.

Sekarang johan berhenti menyetubuhiku. Kondisiku sekarang terlentang di atas karpet tak berdaya.

Kutatap dengan tatapan nanar, mas rudi yang berusaha berdiri dihajar sampai babak belur oleh belasan anak buah johan.

Ingin aku teriak, berlari memeluk suamiku. Tapi tubuhku kaku.

Dari kejauhan aku hanya melihat suamiku tergeletak di lantai dengan mata yang memutih.

Abi, aku sesenggukan menangis.

Kudengar pintu ruangan yang aku tempati didobrak.

I itu syifa, iya itu syifa. Batinku.

Tante gapapa? Katanya. Aku memandangnya dengan tatapan bingung.

Datang perempuan bercadar berlari memelukku, umi, hiks hiks.

Siapa kamu? Tanyaku kebingungan.

Ini syifa umi, katanya.

Cadarnya dibuka, warga kampung ini memperkosaku dan aku meninggal karena kayu yang ditancapkan ke vagina syifa. Perempuan itu menangis sambil memegang tanganku.

Aku masih tak percaya kalo itu anakku. Kapan ulang tahunmu nak? Kataku.

03 november 2001, katanya sambil terisak-isak.

Tangisku pun meledak, kupeluk anakku dengan erat. Tetapi aku masih bingung dengan kenyataan yang aku hadapi. Lalu syifa bilang, tubuhnya adalah tubuh santriwati yang diperkosa dan dibuang di hutan. Mak ijahlah yang membantunya memiliki raga baru. Memang nggak masuk akal, tapi kenyataannya begitu.

Maafin umi ya nak, kupeluk syifa dengan erat. Lalu kami bertiga berlari mendekati suamiku. Kupegang tangannya, maafin umi abi.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Akhir hidupku

POV Fatimah

Sungguh mengharukan reuni keluarga bapak rudi, kata johan mengejek sambil bertepuk tangan.

Dadaku terasa panas, aku sekarang yang sedang terduduk telanjang memegang tangan mas rudi berdiri.

Dibalik genggaman kupegang pecahan kaca, oh begitu ya jo, setelah kau merusak keluargaku seperti ini hah? Teriakku.

Bisa marah juga kau jalang, kata johan sambil menangkupkan tangannya ke pipiku.

Kalo bukan karena aku menginginkan tubuhmu, sudah aku bunuh kau fatimah. Kata johan.

Cuh, aku ludahin wajahnya.

Bajingan kau ya, plak. Johan menamparku. Aku pun jatuh tersungkur.

Aku kembali berdiri sedikit berlari, kugores pecahan kaca itu ke leher johan.

Kau, kau, johan mulai sempoyongan sambil memegang lehernya dengan tangannya. Dasar pe la cur.

Darah terus mengucur, sampai johan terjatuh, terkejang-kejang di lantai.

Om, ardi berlari mendekati omnya. Nafasnya mendengus marah.

Apa yang kau lakukan pelacur? Aku kembali ditampar, tubuhku terjungkal. Lalu ardi menjambak rambutku. Menyeretku ke ruang kosong di lantai dua.

Mas, teriak syifa.

Siapa kamu? Tatapan ardi penuh kemarahan.

Aku syifa mas, yang mati di tangan warga kampung ini. Dan diperkosa oleh teman-teman mas ardi dan keluarga mas ardi tanpa belas kasihan. Lepaskan umi syifa mas, atau mas yang akan mati. Kata syifa dengan nafas memburu.

Ardi melepaskan jambakan ke rambutku lalu mendekati syifa.

Arrrggghht, leher ardi tercekik, tubuhnya terangkat ke atas.

Lepaskan saya pelacur bercadar. Dengan sedikit tertahan ardi tertawa. Tapi nggak rugi aku menggilirmu rame-rame syifa, baru kali ini ngerasain vagina perempuan bercadar sepertimu. Ternyata memang legit, pantas dijuluki pelacur.

Tubuh ardi terbanting ke tembok, aduh keluh ardi.

Stefani mendekati ardi dengan membawa katana di tangannya.

Loh, ardi kebingungan.

Bingung ya mas? Kata fani, aku bukan syifa. Aku nggak mau panjang lebar, semua ini harus diakhiri.

Jleb, ujung katana fani menembus perut ardi sampai darahnya muncrat-muncrat seperti pancuran.

Fani dan syifa mendekatiku, lalu kulihat ryan dan amrul membawa golok ingin menebas tubuh fani. Dengan sigap fani menoleh ke belakang menebas leher amrul sampai kepalanya jatuh ke lantai.

Ryan berjalan mundur dengan golok masih dipegangnya siap menyerang fani lagi.

Fani melempar katananya, melesat menembus tubuh ryan. Tubuh ryan terpental sampai pedang fani menyeret tubuh ryan ke tembok. Pedang itu menancap, darah mengucur dengan derasnya.

Belasan orang muncul dari sisi-sisi ruangan, mereka semua juga membawa golok.

Saat salah satu anak buah johan ingin menebas tubuh syifa. Aku berlari melindungi anakku. Tubuhku kini berlumuran darah. Tubuhku tertebas.

Aku sudah tidak kuat lagi, dengan nafas memburu aku bilang ; maafin umi syifa, umi tidak bisa menjadi orang tua yang baik.

Selamat tinggal syifa.

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Kemarahan Mbah Jlambrong



Kupeluk erat-erat syifa, dia menangis tersedu-sedu kehilangan uminya. Kutenangkan syifa, sudah, sudah jangan nangis ntar cantiknya ilang lho.

Enggak kok, aku gak nangis. Sambil mengusap air matanya.

Kita dekati om rudi lagi, om rudi masih hidup teriakku.

Senyum syifa kembali merekah. Abi, syifa menangis sambil memeluk om rudi.

Ka kamu siapa? Tanya om rudi.

Aku syifa abi, tangis syifa meledak.

Tatapan om rudi penuh keheranan, sama sepertiku om. Kataku menjelaskan.

Awas, mbah jlambrong mengangkat kursi dari jauh lalu dilemparkan ke kami.

Kupeluk mereka bertiga, aku teleport. Menghilang. Kembali muncul lagi, masih di dalam ruangan rumah johan.

Mbah jlambrong mengejar kami, dia terbang. Awan hitam dengan serangga-serangga berwarna hitam mengelilinginya.

Aaaaaarrrrhhh, dia angkat tangannya, awan hitam itu menyebar menjebol tembok dan atas rumah johan.

Aku kembali teleport, muncul lagi di garasi rumah johan.

Kustarter motorku, ayok syifa bawa om rudi kesini. Syifa memapah om rudi. Sekarang om rudi berada di tengah, syifa berada di belakang.

Baru beberapa meter rumah johan runtuh, motor pun melesat menembus jalanan desa ini.

Mbah jlambrong terbang mengejar kami. Dan aku berpikir ini kesempatan bagus untuk membantu syifa membalaskan dendam kepada seluruh warga kampung.

Dengan amarah, mbah jlambrong mengejar kami. Dia terbang diselelimuti awan hitam.

Awan hitam itu semakin besar, dengan serangga-serangga yang terbang di dalamnya dengan bunyi yang memekakkan telinga.

Awan gelap itu mengenai siapa saja yang lewat di jalanan, masuk ke dalam rumah sampai orang yang terkena awan hitam kulitnya terkelupas, dagingnya terurai terbang sampai tinggal tulang belulang.

Kak aku takut, kata syifa.

Jangan takut syifa, kamu sabar ya sebelum semua warga kampung ini mati. Kataku menenangkan.

Kak, kok semua warga kampung? Kata syifa protes.

Iya karena kamu menderita nggak ada yang tolongin kamu. Bener kan? Kataku mencari pembenaran.

Benar kak, kata syifa.

Peluk yang kenceng syif, kakak mau ngebut. Pegangin abi kamu dengan erat.

Motor kupacu dengan kencang. Saat awan hitam hampir melahap kami. Mak ijah muncul melindungi.

Aku berhenti sebentar karena khawatir nasib mak ijah.

Mau apa kamu ijah? Hardik mbah jlambrong.
Ini bukan urusanmu, tegasnya lagi.

Ini urusanku jlambrong, kata mak ijah

Tua bangka nggak tau diuntung, hardik mbah jlambrong lagi.

Kau juga tua bangka, apa kau lupa? Kata mak ijah.

Terkutuk kau ijah, awan hitam itu menyergap mak ijah. Tetapi mak ijah tetap hidup.

Kau tak bisa melukaiku jlambrong. Kata mak ijah tertawa meledek.

Benar kah, tangan mbah jlambrong dari jauh merogoh dada mak ijah. Keluarlah jantung mak ijah. Mak ijah pun tersungkur dengan darah yang menggenangi jalanan.

Air mataku menetes, karena mak ijah yang menolongku. Dan dia sudah aku anggap orang tuaku sendiri.

Maafin fani mak, motor kupacu lalu aku teleport. Muncul di tengah perkotaan, kupacu lagi motorku dengan cepat.

Ah tidak, kutengok belakang. Mbah jlambrong masih bisa mengejarku.

Orang-orang di kota mati bergelimpangan dimakan serangga-serangga itu. Dan awan hitam merubuhkan semua bangunan di kota ini.

Kupacu lagi motorku, teleport. Kapacu lagi, teleport. Sampai aku di perbatasan jawa timur.

Kulihat ke belakang tidak ada mbah jlambrong tetapi ada keanehan terjadi. Awan gelap menyelimuti langit.

Hujan kak, kata syifa. aku pun berencana berteduh.

Astaga, air hujan berubah menjadi hitam. Ini sangat mengerikan.

Kucoba teleport lagi, aku sudah sampai di kota solo.

Apa mbah jlambrong tetap mengejar kami? Aku tak tahu.

Dan yang paling aku pikirkan adalah setelah mak ijah meninggal. Tidak ada lagi kesempatan untuk menghidupkan tante fatimah.

Huh, aku mendengus. Meratapi nasib syifa.


Bersambung
 
Terakhir diubah:
Epilog

Misteri



Awan hitam mulai melewati kota solo. Mendung gelap pun menambah kesuraman kota. Sekarang syifa memelukku dengan erat, dengan om rudi berada di tengah.

Motorku melaju dengan cepat menembus kabut hitam yang semakin membuat suasana semakin menakutkan.

Tawa mengerikan mulai menggema di atas langit sana, kulihat monster besar bertentakel. Aku berhenti sebentar menghadap ke langit. Ya Tuhan batinku, apa ini wujud mbah jlambrong yang sebenarnya.

Kembali motorku kupacu dengan cepat, dengan berkali-kali teleport. Semakin jauh tenagaku semakin habis.

Kuberhentikan motorku, aku capek syif. Nafasku ngos-ngosan.

Istirahat dulu kak, kata syifa.

Kita sampai mana syif? Tanyaku.

Sebentar aku lihat google map dulu ya, kita sudah sampai cilacap kak. Kata syifa.

Di cilacap, langit masih cerah. Aku pikir gelombang asap hitam itu belum sampai ke kota ini.

Om rudi sudah tersadar, dia bilang ; biar om aja yang gantian membawa motornya fa.

Lalu om rudi bergantian membonceng syifa dan aku memilih teleportasi saja tanpa berkendara. Tujuan kita ke pantai selatan cilacap. Sebelum pergi kesana kita mampir dulu untuk membeli minuman untuk menghangatkan badan.

Di warung itu kebetulan ada tv. Tayangannya tentang berita wabah cacing. Ribuan atau mungkin lebih cacing banjir di jalanan. Masuk ke dalam rumah, rumah-rumah ibadah. Yang paling horor adalah cacing-cacing itu memakan korban. Masuk ke dalam mulut, lubang hidung, mata dan telinga. Aku ingin muntah melihat tayangan itu.

Selesei membayar makanan dan minuman yang kita beli. Aku buru-buru mengajak om rudi dan syifa buru-buru pergi. Karena jlambrong sudah memasuki jogja.

Sekarang aku tau, jlambrong bukanlah manusia. Ntah belum cukup informasi tentangnya, siapa jlambrong itu.

Waktu aku membayar ke pemilik warung, wabah berganti dengan wabah semut. Mengerikan batinku.

Ayo syif, kita nggak ada waktu lagi.

Di dalam tasku seperti ada suara, fani aku ikut kalian ya.

Siapa kamu? Tanyaku.

Aku tante fatimah. Oalah, batinku.

Oh iya tan, jawabku. Ternyata tante sudah menjadi hantu.

Suara riuh sudah memasuki kota. Ada yang teriak. lihat awan hitam sudah memasuki kota.

Orang-orang berlarian ketakutan. Ayo abi nggak ada waktu lagi. Syifa menggandeng tangan abinya.

Motor melesat dengan cepat menembus jalanan. Aku pun juga, mengikuti om rudi dari belakang.

Apa itu, tiba-tiba om rudi menghentikan motor mendadak. Banjir cacing dan semut mulai mewabah di kota.

Kudekati om rudi, kupegang pundaknya. Dalam sekejap aku sudah sampai di pantai selatan cilacap. Kita untuk sementara bersembunyi di dalam gua yang dipenuhi kalong.

Di dalam gua kita buat api unggun. Rasanya dingin banget.

Saat aku meringkuk kedinginan, om rudi mendekatiku. Menutupi tubuhku dengan jaketnya.

Terima kasih om. Lalu kusandarkan kepala dan tubuhku ke dadanya. Om rudi tidak menolak.

Syifa pun juga mendekati om rudi, sekedar untuk menghangatkan tubuhnya katanya.

Kita berdua dipeluk om rudi. Pertama om rudi mencium kepalaku lalu kepala syifa.

Abi sayang kalian berdua, lalu menatapku. Begitu juga kamu fani. Wajah om rudi mendekati wajahku dan terjadilah ciuman hangat. Lalu om rudi menarik kembali wajahnya.

Syifa yang melihatnya hanya tersenyum saja dia tidak cemburu. Begitu juga arwah tante fatimah.

Kita bertiga sudah seperti istri om rudi saja. Batinku.

Tiba-tiba ada pusaran di atas langit. Kita berempat ketakutan sampai aku tersedot ke dalamnya. Om dan syifa memegang kakiku sampai mereka ikut tersedot ke dalamnya.

Brak, aku seperti terlempar menabrak tembok.

Si siapa kamu? Kataku.

Sekarang aku berada di dalam ruangan seperti kamar. Laki-laki di dalam kamar yang memakai kacamata dan sedang mengetik di laptopnya tersenyum.

Aku author yang menulis kisah kalian di short storyku. Maaf sudah menyusahkan kalian. Sekarang aku sedang menulis kisah kalian dengan genre supranatural, psychological dan misteri.

Shock banget mendengar perkataan pemuda itu. Lalu dia bicara lagi, aku alvaro alvares.

Di duniaku juga sedang terjadi kekacauan. Dunia kacau karena perang mesin. Terinspirasi dari sepasang biseks dari duniaku aku menciptakan kamu dan syifa fani.

Kulihat ketikan di layar laptop alvaro, astaga ternyata benar.

Kamu tau, kalian sekarang dimana? Kalian berada di medan. Satu-satunya kota di bekas negara indonesia yang masih tersisa.

Tetapi tunggu dulu, suara bising di luar mengejutkan kami. Aku, syifa dan om rudi. Yang paling membuatku terkejut adalah kota medan dengan gedung pencakar langit berwarna gelap, ada puluhan atau mungkin ratusan menjulang. Dan kendaraan terbang ada dimana-mana.

Astaga, HK sudah sampai medan.

Duaaar, gedung pencakar langit itu runtuh.

Apa itu? Tanya syifa ketakutan.

Itu hunter killer. Kata alvaro.

Om rudi setelah melihat kenyataan di hadapannya dia pingsan.

Kami kembali masuk ke dalam apartemen alvaro. Setelah om rudi bangun dia seperti orang linglung lalu pingsan lagi.

POV Rudi


Setelah pingsan, aku terbangun. Kulihat sekitarku. Ternyata aku berada di rumah sakit.

Ada suster cantik dengan rambut tergerai mendekatiku.

Halo om sudah sadar? Om koma cukup lama.

Om masih ingat saya? Oh iya om belum tau fisikku kan? Aku stefani om.

Cantik banget, batinku. Lalu aku pegang tangannya.

Pyar, kaca jendela rumah sakit pecah. Ada sesuatu yang menusuk perut fani. Perutnya berdarah.

O om, fani memegang perutnya dengan tangannya. Darah merembes.

Masuk ke dalam ruangan kamar wujud menjijikan bertentakel. Mirip dengan yang ada di solo. Tetapi kecil seukuran manusia.

Jlambrong kata fani. Dia hantu kosmik om, bukan manusia jangan tertipu.

Fani kembali ditusuk dengan sesuatu yang aku nggak bisa melihatnya menembus dadanya.

Aku pun ketakutan sejadi-jadinya. Dan mataku kembali gelap.

Setelah terbangun aku berada di tempat berbeda, di tempat itu aku bertemu seorang perempuan yang terduduk meringkuk.

Kudekati dia, kutanya-tanya siapa namanya, siapa dia. Dia menoleh menatapku dengan tatapan kosong. Nama saya safira.

Lagi-lagi ada kejadian yang mengejutkanku. Mesin hunter killer yang aku lihat menembakkan laser ke arah kita. Aku secara refleks melompat.

Kulihat tubuh safira hancur, menjadi daging-daging kecil yang terbakar. Lagi-lagi aku ketakutan melihat apa yang aku lihat sampai aku pingsan lagi.

Setelah terbangun aku berada di bangsal rumah sakit. Ini dimana sus? tanyaku. Rumah sakit jiwa pak. Aku terkejut dan ketakutan lagi. Itu wajah fani.

Apa benar nama anda stevani aurelia? Tanyaku.

Benar pak, dia tersenyum manis. Bukan terpesona mataku malah kembali berat.

Sampai aku terbangun kesekian kali. Mataku mengerjap-ngerjap, ini dimana? Kataku.

Ada banyak orang mengelilingiku.

Oh bapak sudah sadar pak? Bapak tadi terjatuh dari motor. Tetapi tenang bapak tidak apa-apa. Motor ada disana, orang itu menunjuk ke arah motorku.

Maaf pak saya harus menjemput anak saya. Aku dengan tertatih-tatih berjalan menuju motorku. Dengan hati-hati aku naik ke atas motorku.

Terima kasih pak atas bantuannya. Kataku.

Oh sama-sama pak..

Sebenarnya apa yang terjadi padaku, aku masih tetap bingung. Sekitar 5 menit aku sudah sampai di depan pondok syifa.

Abi, syifa berlari mendekatiku.

Kamu gapapa kan nak? Syifa gapapa Abi. Syifa tersenyum dibalik cadarnya. Aku tau anakku tersenyum dari matanya yang menyipit.

Di perjalanan aku membatin, semoga yang aku alami hanya mimpi atau apalah aku enggak tau.

Semoga enggak ada perkosaan, incest, fenomena mistik, sihir, klenik dan perang mesin seperti di film sci-fi. Dan kehidupanku kembali normal.


TAMAT
 
Terakhir diubah:
Endingnya plot twist banget. Ternyata "only dream"
 
Side Story

Pernikahanku Dengan Abi




Mulustrasi Noura Rohmah

Aku dan kak stefani dengan kak fani memakai ragaku, kita berusaha menjalani aktivitas seperti biasanya karena kehidupan sudah kembali normal.

Kak fani menjadi aku, syifa'ul husna dan aku menjadi noura rohmah. Karena kita sama-sama satu pondok kita berangkat bersama menaiki motor moge pemberian abi.

Di perjalanan aku memeluk kak syifa dengan erat, seperti layaknya sepasang kekasih.

Tidak ada orang yang curiga, bahkan menganggap kita kakak adek. Ya sekarang orang tuaku menganggap kak fani seperti anak sendiri.

Dan ngomong-ngomong noura rahmah adalah santriwati dari luar negeri, dari thailand. Jadi karena aku pun tidak tau alamat rumah noura, jika libur tiba aku menginap di rumahku sendiri.

Banyak tetangga-tetangga yang ngomongin keberadaanku, katanya aku simpanan abiku lah, istri keduanya lah bla bla bla. Tapi aku tidak peduli yang mereka omongkan.

Pernah saat aku ingin membeli perlengkapan mandi di warung, ibu-ibu tetangga sebelah gosipin.

Eh jeng, tau nggak kabar terbaru di kampung kita? Sambil matanya melirik melihatku.

Tuh, katanya sih itu istri muda pak rudi. Katanya.

Digosipin begitu, bukannya aku marah, perasaanku jadi deg-degan.

Di rumah pengalamanku yang aku alami tadi aku ceritakan ke abi dan umi, mereka cuma senyum-senyum saja.

Kak fani pun datang memelukku dari belakang, cieee istri muda om rudi. Sambil menggelitiki pinggangku.

Apaan sih kak, aku yang menahan malu berjalan nyelonong sambil menunduk ke arah kamar.

Kak fani mengejarku, merangkulku dari samping. Becanda syif.

Lagian aku kan anak abi, masak istri mudanya. Mukaku cemberut.

Ya gapapa, kamu kan noura. Ya nggak? Sambil bibir kak fani menyosorku.

Yaudah kak, aku mau mandi dulu, melepas rangkulan kak fani.

Di dalam kamar mandi aku masih memikirkan gosip tetangga-tetanggaku. Sambil melepas satu persatu kain yang menempel di tubuhku. Dari hijab, gamis, BH dan celana dalamku.

Lalu aku teringat kata fani, kamu sekarang kan noura. Aku eja namaku sekarang noura. Iya aku sekarang noura, jadi nggak masalah kalo aku jadi istri abiku. Ah ngomong apa sih syif, eh noura. Batinku.

Tanpa sadar memekku basah, tanganku sudah berada di payudaraku. Uuuh, ahhh, aku memejamkan mataku di lantai, mengucek-ucek vaginaku sendiri. Masih terbayang diingatanku saat aku mengangkang, terikat di rumah johan. Dan ya... Penis itu .. Kontol itu mengaduk-aduk veginaku .. Memekku...

Aduh kok enak banget, nafasku memburu. Abi, aku mau jadi istrimu abi. Tubuhku menggelepar di lantai. Huh huh huh, enak banget.

Cairan yang meluber mengenai pahaku aku colek lalu aku jilat, hihi manis. Cairan cintamu manis noura.

Setelah aku mengguyur tubuhku dengan air yang mengucur melewati shower, kuhanduki yang mulus tanpa cacat. Cantik, kamu cantik noura. Kuremas-remas payudaraku, kencang, membulat.

Rambutku yang basah aku handuki, sambil aku berkaca di cermin. Ternyata aku nggak salah memilih raga, semua yang ada di tubuhmu sempurna noura.

Aku menggigit bibir bawahku, lalu aku berkata dalam hati sadar syif sadar noura sekarang itu adalah kamu. Nggak mungkin kamu nafsu pada dirimu sendiri kan? Aku mencoba ngobrol dengan diriku sendiri.

Keluar dari kamar mandi, kak fani langsung menyosorku.

Kak, mataku melotot. Ntar dilihat abi.

Kak fani pun melangkah untuk menutup kamar kami.

Di dalam kamar aku yang sekarang memakai kimono pendek sepaha sedang ditindih kak fani yang sekarang memakai dress panjang dengan rambut panjang yang terurai.

Cup, cup, muah. Sambil merapikan rambut di keningku.

Lalu kak fani berdiri dan bilang, yasudah aku tunggu di bawah ya. Kita muter-muter kota madiun makek moge milik abi.

Siap, kak. Aku sekarang memilih memakai setelan gamis, hijab dan cadar berwarna maroon. Kak fani memakai setelan berwarna hitam dengan hijab tanpa cadar.

Kalian mau kemana? Kata abi.

Muter-muter aja om di kota. Kata kak fani.

Ah lupa lagi ni anak, panggil abi aja biar nggak ada orang curiga. Baik abi. Dengan tangannya menghormat seperti orang hormat bendera.

Kamu juga syif, biar nggak ada yang curiga umi dan abi memanggilmu noura. Kata umi.

Iya um, yaudah kita keluar dulu ya bi. Kata kak fani.

Kak fani menggandeng tanganku.

Di perjalanan aku memeluk kak fani erat, kutempelkan pipiku ke punggungnya.

Jadi begini rasanya mencintai sesama jenis, batinku. Aku mulai mencintaimu, apakah kakak juga mencintaiku? Batinku lagi.

Kita nggak hanya jalan-jalan, kak fani mengajakku juga ke matahari. Kita belanja outfit sepuasnya.

Cieee yang lagi banyak duit kataku ngeledek.

Iya dong, sekarang kan mudah sayang cari duit. Jadi afiliator aja bisa menghasilkan cuan. Katanya.

Iya sih kak. Katanya kakak juga beli bitcoin juga ya? Tanyaku.

Yoi, ayok kita kesana. Kak fani merangkulku membeli kebab.

Suka kebab nggak sayang? Tanyanya.

Suka kak, kataku.

Yach ujan, kita berlari untuk berteduh.

Hufff, dingin kak. Aku menggigil kedinginan.

Kak fani berada di belakangku memelukku.

Gimana masih dingin? Udah nggak, makasih ya. Kataku.

Karena hujan makin deras, jalanan jadi putih karena derasnya hujan. Sekejap aku menoleh ke belakang sambil memejamkan mata. Kak fani tau yang aku inginkan.

Cup, muah. Aku pun kembali menatap ke depan sambil tersenyum.

Hujan nggak kunjung reda, kak fani pun nyeletuk.

Gimana kalo kita nekat aja? Berani nggak basah-basahan? Katanya.

Siapa takut, kataku.

Kak fani menancap motornya menembus derasnya hujan. Tubuh kami basah kuyup tetapi ini adalah momen terindah yang nggak akan aku lupakan.

Aku bersama orang yang aku cintai, ya meski di sisi lain aku juga menginginkan abi. Ahhh rumit batinku.

Sesampainya di rumah kita lari ke dalam rumah dalam keadaan basah. Kita becanda sampai cekikan.

Astaghfirullah kalian ini, celetuk umi.

Yasudah sana masuk, ganti baju nanti masuk angin, kata umi lagi.

Iya umi, kita menjawab barengan. Dengan buru-buru kita memasuki kamar menuju kamar mandi. Iya kamar mandi kami berada di dalam kamar.

Kak fani yang tiba lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi menarik tanganku. Tanganku ditarik sampai aku berada dalam dekapan kak fani. Mata kita saling memandang, kak fani menyibakkan rambutku. Muah.

Bibir kita saling kecup, saling lumat. Sekarang aku sedang dipepet kak fani ke tembok. Cadarku aku lepas, begitu juga hijab panjangku. Begitu juga dengan kak fani.

Air shower pun dinyalakan, dengan guyuran air yang memancar deras kita bercumbu panas. Saling membuka pakaian kita satu sama lain. Dadaku berdesir saat satu persatu kain yang menempel di tubuh kita terjatuh ke lantai.

Kecupan, lumatan, hisapan kembali melambungkan desiran nasfu kita.

Ahhh kak, kak fani jongkok menghadap selangkanganku. Dengan rakus kak fani menjilati setiap inci lipatan memekku.

Aku pun kini terlentang di lantai, dengan posisi 69 aku dan kak fani saling hisapa.

Ahhh, tubuh kak fani mengejang. Cairan cintanya muncrat ke wajahku. Kujilati cairan cinta yang muncrat ke paha kak fani, wajahku.

Ahhh kak, aku pun mengenjang-ngejang saat lidah lembut kak fani masuk lebih dalam ke lubang peranakanku.

Nafas kita ngos-ngosan, lalu kita berdiri membersihkan diri. Saling menyabuni sesekali saling meremas payudara.

Percumbuan kami cukup lama di kamar mandi sampai umi memanggil kami.

Noura, syifa ayok makan. Panggil umiku.

Kak syifa pun menggendengku, kita membuka lemari di samping ranjangku.

Sambil bercanda kita berantakin pakaian di lemari.

Ini cocok nggak ra? Kata kak fani.

Cocok sih syif. Kataku.

Yaudah, ini buat aku ya ra. Kak fani memakai longdress warna merah dengan rambut tergerai. Cantik banget batinku.

Aku pun juga memakai longdress warna coklat, dengan rambut tergerai juga.

Di ruang makan, abi dan umi ingin membicarakan sesuatu padaku.

Begini ra, setelah kami pertimbangkan dan demi kebaikan keluarga kita. Bagaimana kalo noura menikah dengan abi? Kata umi.

Menikah? Deg deg deg jantungku.

Cieee, mau di lamar nih. Kak fani menggelitikku.

Ya memang aneh sih, umi nyeletuk. Tapi ini nyata, apa yang pernah kita alami. Syifa menjadi noura, stefani menjadi syifa.

Tanganku dipegang oleh umi ditaruhnya di atas tangan abi. Umi merestui kalian.



***********



Hari yang ditunggu pun tiba, pernikahanku dengan abi tanpa wali hanya dengan wali hakim. Sampai kata sah membahana dalam ruangan tempat ijab qabul.

Aku pun memandang wajah abi, abi pun juga. Dengan cekatan Abi menggendongku memasuki mobil pengantin.

Cieee cieee, yang sebentar lagi.. Ops, kak fani melihat di sekitar masih banyak orang. Hehe lupa sambil garuk-garuk kepala.

Mobil pun melaju menuju rumah kami dan apa yang terjadi selanjutnya membuat memekku eh vaginaku basah. Hihi aku tertegun sendiri sambil menutup bibirku yang masih tertutup cadar.



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Malam Pertama Yang Aneh


Aku deg-degan, malam pertamaku dengan abiku sekaligus suamiku telah tiba. Abi menggendongku ke dalam rumah.

Abi Abi, jangan kenceng-kenceng. Abi berlari menggendongku di depan dengan tangan aku rangkulkan ke lehernya.

Biarin, abi sudah nggak kuat noura. Muah, muah, Abi mencium wajahku yang tertutup cadar.

Ihh Abi, geli tauk. Aku cekikikan saat abiku menciumi wajahku.

Saat memasuki kamar jantungku kembali berdetak, nafasku juga kembang kempis. Membayangkan abi mulai penetrasi ke dalam liang senggamaku.

Kamarku dihias indah, dengan bunga ditebar di atas ranjangku. Ya kamarku akan menjadi saksi malam pertamaku dengan abi. Kugigit jariku, saat abi merebahkanku di atas ranjang.

Abi menindihku, menatap mataku. Cantik kamu noura, dibelailah pipiku yang masih tertutup cadar.

Kupalingkan wajahku karena merasa malu, abi memegang daguku dan menariknya untuk menghadap wajahnya.

Aku buka cadarmu ya sayang? Pinta abi.

Aku hanya mengangguk. lalu abi mencium bibirku dengan lembut. Awalnya dengan kecupan-kecupan. Berganti dengan pagutan.

Abi sesekali mengulum bibir bawahku. Kupejamkan mataku. Lumatan Abi makin panas. Dimulai dengan jilatan di permukaan bibirku. Kubuka bibirku, lidah abi masuk menjilati setiap inci terdalam bibirku.

Lidahku pun merespon balik dengan saling membelit satu sama lain.

Mas Rudi, panggilku dengan bersemu malu.

Iya sayang, abi mengusap rambutku yang keluar dari hijabku.

Tangan abi aku pegang, kuletakkan di atas dadaku.

Tok tok tok, aku dikejutkan dengan ketukan pintu di depan.

Abi berdiri membukakan pintu. Umi dan kak fani masuk ke dalam kamar.

Boleh aku dan syifa bergabung dengan kalian? Tanya tante fatimah genit.

Aku berdiri membuka pakaianku sampai telanjang, membuangnya ke sembarang tempat.

Tante fatimah dan kak fani yang sudah telanjang sejak masuk ke kamarku menghambur ke atas ranjang pula.

Sekarang abi dikerubuti oleh tiga perempuan sekaligus. Abi memegang wajah kak fani, mereka berciuman. Tante fatimah berada di selangkangan abi mengulum penis abi.

Kurebut ciuman abi dengan kak fani, lalu kami berciuman kembali.

Lalu kak fani menggandeng tanganku untuk turun ke bawah ranjang.

Eh mau bawa aku kemana kak, tanyaku.

Ini kejutan ra. Lalu diikat di kursi dalam kondisi mengangkang.

Aduh kakak, aku diapain. Rengekku.

Tenang dulu ya adekku yang cantik, muah. Kak fani mencium bibirku lalu naik lagi ke atas ranjang.

Kini abi berciuman dengan kak fani dengan kak fani berada di sebelah kiri Abi dan umi di sebelah kanan Abi.

Kak fani berbaring terlentang di ranjang, disusul umi terlentang di sebelahnya. Dalam posisi misionari abi menggilir kak fani dan umi.

Kak lepasin, ahhh. Aku melenguh.

Menyaksikan persetubuhan mereka putingku mengeras. Vaginaku juga mulai gatal sampai aku nggak kuat, akhirnya aku gesek-gesekan pangkal pahaku.

Kukangkang kangkangkan pahaku, kugesek-gesekkan berulang-ulang. Sekarang vaginaku sudah basah.

Abi panggilku, aku pengen kontol.

Sabar ya anak umi. Umi hanya tersenyum sambil menerima sodokan dari abi.

Ahhh aku keluar Abi, jerit kak fani. Tubuhnya mengejang-ngejang.

Aku juga, umi pun juga menyusul.

Abi menjilati cairan yang mencrat di paha kak fani dan umiku. Aku menggigit bibirku, aku juga mau abi. Uuuhhh ahhh.

Lalu Abi turun dari ranjang, Abi memasukkan vibrator ke vaginaku.

Sambil menggenjot kakak dan umiku, sesekali Abi menekan remot yang dipegangnya.

Drrrt drrrrrttt, pinggulku bergetar. Crot crot crot, aku squirting.

Nafasku ngos-ngosan, payudaraku naik turun.

Ih Abi kenapa siksa aku kayak gini sih. Kesel batinku.

Kak fani melangkah ke arahku, ikatanku dilepas. Karena nafsuku sudah diubun-ubun kusosor bibir kak fani, kita saling berciuman.

Di ranjang Abi sedang menggenjot umi. Di lantai kak fani yang memakai strap on dildo menggenjotku dengan kuat juga.

Ahhh kak, tanganku aku kalungkan ke lehernya sambil kita berciuman.

Abi ikut bergabung turun di bawah ranjang. Sekarang aku digilir kak fani dan abi. Sesekali abi juga berciuman dengan kak fani. Ah pemandangan yang indah batinku.

Perasaan cemburuku aneh, di satu sisi aku mau kak fani disisi yang lain aku juga mau abiku.

Pergumulan kami berlangsung cukup lama sampai tidak terasa aku dan kak fani tertidur di lantai. Kusipitkan mataku. Abi menggendongku dan mengangkatku ke atas ranjang, begitu juga kak fani. Setelah aku dan kak fani direbahkan di samping umi. Lalu abi mencium kening kita bertiga. Cup, muah.

Aku pura-pura tidur, Abi sudah kayak punya istri tiga. Batinku. Dengan tersenyum aku kembali tidur.

Belum lama tertidur, aku dikejutkan dengan kecupan di bibirku. Abi menindihku, lalu setelah aku membuka mataku. Kita bertatapan sebentar lalu kembali berciuman.

Kepegang penis abi, lalu aku bilang. Abi mau ini? Tanyaku dengan manja.

Iya Noura, masukkan. Ahhh.

Sleb, ahhhh, cplok cplok cplok.

Aku cinta kamu rudi.

Aku juga noura. Kami pun kembali berciuman panas.



******



Esok harinya suasana di keluargaku jadi berbeda. Aku sudah nggak canggung lagi memanggil abiku dengan sebutan mas. Dan kak fani memanggil abi dengan sebutan ayah.

Hari-hari aku lewati dengan bahagia. Semua pengalaman masa lalu yang aneh dan tragis kulupakan seiring waktu.

Karena aku dan abi belum progam hamil. Sekarang aku dan kak fani kembali ke pondok pesantren di magetan. Kita bergandengan tangan layaknya kekasih.

Kadang saat di tempat sepi, kak fani memepetku ke tembok mencium bibirku.

Saat aku sedang berciuman dengan kak fani kita ketahuan.

Kak fani menyuruhku diam, dia bilang ; jangan laporkan kami ya mas please. Sambil tangannya menyibakkan hijabnya lalu membuka gamis bagian depan.

Kalian mau ini? Diangkat BHnya ke atas, menyembullah payudara kak fani yang besar. Dia remas-remas payudaranya sampai keluar asinya.

Kedua orang asing itu menelan ludah. Lalu mendekati kak fani yang mepet ke tembok. Keduanya menghisap payudara kak fani.

Ahhh, nikmat mas. Sedot terus tetekku.

Aku pun geleng-geleng kepala. Dasar perek.



TAMAT.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd