Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

23: NURANI DHANAR


Kami dikejutkan oleh suara Rani. Nura yang kaget langsung bergegas mengambil selimut dan menutupi tubuhnya. Rani masuk dan menghampiri kami, ia lalu berdiri di sebelah kasur, saat ini Rani menggunakan kimono tidur berwarna putih yang hanya sampai menutupi setengah paha nya.

D: “Lah Ran? Kok tiba-tiba nongol? Udah bangun?”
R: “Iya mas, gimana ga kebangun coba denger suara kamu sama mbak Nura tadi hihihi”
N: “Eh kedengeran ya mbak?” tanya Nura kaget pada Rani
R: “Iya lah, apalagi suara kamu Ra tadi hehe”
N: “Kedengeran ya mbak?” jawabnya pelan sambil tersipu dan menarik selimut menutupi wajahnya
R: “Gapapa kali Ra, namanya enak hihi”
D: “Iya gapapa Ra, santai aja ya”

Rani lalu menutup connecting door dan berjalan menghampiri kami di kasur.

R: “Hot banget tadi kalian mainnya, aku sampe basah mas”
N: “Eh basah?”
R: “Iya Ra, ini sampe basah” kata Rani sambil melirik ke selangkangannya lalu melirik ke arah kontolku yang sedikit mengendur tapi masih mengacung “Ini nih yang bikin basah juga” sambil memegang kontolku “Wah kok bersih? Sampe kamu bersihin juga Ra ini?”
N: “Eh..itu mbak...”
R: “Udah gapapa kok Ra, mas Dhanar, masih siap nih kayaknya ke ronde selanjutnya”
D: “Hehe ada dua bidadari cantik, ya siap lah Ran”
R: “Aku mau kayak Nura tadi mas di atas hehe”
N: “Hah?mbak liat juga tadi?”
R: “Iya Ra, ga nyangka tadi liat kamu bisa se liar itu Ra” kata Rani tersenyum
N: “Emang mbak dari kapan liatin nya?”
R: “Ya dari pas kamu di atas tadi Ra”
N: “Se lama itu mbak?”
R: “Ya hampir sejam aku nungguin kalian selesai, ampe capek aku berdiri”
D: “Berdiri doang Ran?” tanyaku sambil melirik ke arah memek Rani
R: “Ya sambil colek-colek dikit mas, ga tahan aku hehe”

Rani lalu meremas-remas kontolku dan mulai mengocoknya, tetapi karena masih agak lengket akhirnya Rani mendekatkan kepala nya ke selangkanganku lalu dimasukkan kontolku ke dalam mulutnya.

D: “Emmm...Raannn”
R: “Glooghh glogh glogh...slllrrppp...ahh hihihi udah ga terlalu lengket nih”

Rani lalu mengocok-ngocok kontolku menggunakan tangannya.

R: “Ayo Bunka mulai maksimal lagi nih, masih semangat mas dia hehe”
D: “Iyalah gimana ga semangat coba...egghh”
N: “Mbak mau langsung main di sini?” kata Nura kaget masih dibalut selimutnya
R: “Iya Ra, aku udah ga tahan ini, mas langsung ya udah siap kayaknya”
D: “Lanjut sayang”

Rani lalu menghentikan kocokan tangannya lalu membuka tali kimononya, namun dia tidak melepaskan kimono tidurnya itu. Aku memundurkan posisi duduk ku dan bersender ke kepala tempat tidur. Rani kemudian menghampiriku dan berjongkok di atas Bunka yang kini sudah berdiri tegak penuh wibawa dan siap menusuk apapun yang menghampirinya. Rani berpengangan pada pundakku dan perlahan Rani mulai menurunkan pinggulnya, begitu Rani merasakan kepala kontolku sudah mulai mulai membelah bibir vagina nya yang sudah basah oleh cairan pelumasnya, Rani langsung menjatuhkan pinggulnya dan kontolku kini melesat masuk ke dalam memek Rani.

R: “Aahhhh...masssukkhhhh”
D: “Eegghhhh...”

Aku dan Rani sama-sama melenguh dan mendesah menahan nikmat yang baru saja kami rasakan saat kelamin kami bersatu. Aku diam menikmati pijatan liang nikmat Rani, Rani pun diam dan membiarkan liang kenikmatannya terbiasa dengan Bunka yang sedang bersemayam di dalamnya, sedangkan Nura melihat kami dengan ekspresi yang agak kaget, mungkin karena ini pertama kalinya dia melihat langsung ada orang yang bersenggama di depannya. Beberapa saat kemudian, Rani mulai menggoyangkan pinggulnya, dia menaik turunkan pinggulnya dengan tempo cepat, berbeda dengan permainanku dengan Nura tadi yang bermain dengan perlahan saat menunggangi kontolku, Rani memilih untuk langsung mengaduk-ngaduk memeknya sendiri menggunakan kontolku yang mengisi penuh memeknya.

R: “Aaahhh..aahhhh.enaakkhh...Bunkaaahhh”
D: “Enakh banget Rann...terussh”
R: “Masshhh...”

Rani memanggilku dan menyodorkan payudara kiri nya kepadaku, melihat itu, aku langsung melahap payudara mungil Rani yang ia suguhkan. Kukenyot dengan keras payudara nya.

R: “Enaakkhhh..masshhh”

Pinggul Rani terus bergerak naik turun, matanya terpejam dan kepalanya mendongak ke atas, rambut panjangnya terurai sampai ke bawah pundaknya.

D: “Ra sini sayang”

Nura yang mendengarku sambil melihat kami beradu kelamin, bergeser mendekati ku dan Rani. Saat Nura tiba di sampingku kusibak selimutnya namun Nura langsung menahan, tapi kusibak lagi dengan kencang dan terpampang tubuh Nura yang seksi dan berisi, payudara nya yang sudah tidak tertutup oleh apa-apa itu segera kutangkap dan kumainkan bergantian dengan tangan kiriku. Nura yang awalnya malu-malu mulai menikmati permainan ini, ia membiarkan payudara nya kujamah. Rani yang melihat itu juga menangkap payudara kiri Nura yang sedang bebas dan memainkannya, ia meremas-remas lembut payudara Nura dan juga memuntir puting Nura, sedangkan pinggulnya tetap bekerja keras naik turun mengocok kontolku. Kulahap lagi payudara kiri Rani dan sengaja membiarkan payudara kanannya terbebas, lalu dengan tangan kiriku, kuambil tangan kiri Nura dan mengarahkannya ke payudara kanan Rani. Mengerti maksudku, Nura mulai meremas-remas payudara Rani juga dan memainkan putingnya. Rani pun semakin kebelingsatan dan semakin mempercepat kocokan memeknya pada kontolku.

R: “Aaahhh teruusshhhh....”
D: “Sslllrrrpppp....sluuurpppp”
N: “Egghhhh....Uggghhhh”

Tubuh kami mulai basah oleh keringat, terutama tubuh Rani karena saat ini ia yang bekerja paling keras. Nura tidak tau secara sadar atau tidak telah mencolek-colek memeknya sendiri menggunakan tangan kanannya. Kami terus asik bermain dalam keadaan seperti ini.

D: “Ra, sini sayang bantu hisap puting Rani”

Awalnya Nura agak ragu, walaupun dia sudah mulai menerima permainan bertiga ini, tapi masih ada keraguan di wajahnya, karena mungkin ini pertama untuknya, tapi setelah kuyakinkan ia, Nura akhirnya mendekat dan melahap payudara kanan Rani. Rani pun semakin tidak karuan dan bergerak semakin liar. Tempo kocokan memek Rani di kontolku semakin meningkat. Nura pun tidak tinggal diam untuk membantu rekan barunya ini, ia memberikan rangsangan-rangsangan kepada tubuh Rani. Selain menyedot-nyedot puting susu Rani, Nura juga meraba-raba sekitaran punggung dan perut Rani sambal tangan satunya terus mengocok memeknya sendiri. Tiba-tiba Rani langsung menghentakkan pinggulnya kuat-kuat ke bawah dan kontolku langsung melesak lebih dalam lagi ke memeknya.

R: “Aahhhh..shiitthhh...enaaakkkhhhh....keluarrhhh...sampee....aaaahhhhh”

Menerima serangan bertubi-tubi, Rani tidak kuat dan akhirnya dia sampai duluan lalu ambruk ke depan menindih tubuhku. Nura yang menyadari kalau Rani lemas langsung menarik kepala nya menyingkir dari payudara Rani.

D: “Bener-bener liar banget kamu Ran”
R: “Hhh..hhh..” Rani hanya bisa terengah-engah
N: “Eegghhh…uuhhhh”

Kulihat Nura mulai asik bermain sendiri, memuntir-muntir putingnya sambal tangan satunya mengocok-ngocok memeknya yang sudah basah. ‘clep clep clep’ terdengar bunyi kocokan jari Nura yang keluar masuk memeknya sendiri.

D: “Ran, kamu baringan dulu ya, gantian Nura sekarang”

Rani mencabut kontolku dari memeknya ‘plop’, lalu ia menyingkir dan berbaring di pinggir kasur. Lalu kuhampiri Nura dan kutatap permainan solo nya itu. Nura seperti begitu menikmatinya, sambal berbaring matanya terpejam dan tangannya tidak pernah berhenti bekerja memuntir puting coklatnya, kuperhatikan lagi areola nya yang agak besar melingkari puting coklatnya itu, saat ini memang pemandangan di depanku memberikan rangsangan yang sangat membuat nafsuku semakin naik ke ubun-ubun. Tanpa berkata apa-apa langsung kulahap payudara kanannya yang sedang ia anggurkan.

N: “Aahhh…”

Kusedot-sedot putingnya, kuambil tangan kiri Nura dan kuarahkan ke kontolku yang masih basah oleh cairan orgasme Rani. Saat tangan Nura sampai di kontolku ia langsung menggenggamnya lalu mengocoknya tanpa perlu kuberi perintah. Sekarang gantian tangan kiriku yang memainkan payudara kirinya.

N: “Aaahhhhh….massshhh…teruussss”
D: “Sllluurrrpp..sslllrrpp”

Nura terus mengocok kontolku dengan kencang, mungkin karena dia juga sudah tidak tahan dengan rangsangan yang ia terima. Aku lalu menaikkan ciumanku dan langsung memagut bibirnya yang disambut dengan ganas oleh Nura. Kami berciuman dan tetap menjalankan tugas menjamah tubuh satu sama lain. Kulepaskan ciumanku lalu kuarahkan tubuh Nura untuk menungging, Nura pun tanpa mengikuti mauku, dia langsung bertumpu pada siku dan lututnya lalu menaikkan pantatnya yang memanjakan mata. Kuarahkan kontolku dan meletakkannya di bibir memek Nura lalu mendorongnya sedikit sehingga bibir memek Nura agak menyeruak dan kudiamkan disitu tanpa melanjutkan. Nura masih menungging dan menundukkan kepalanya. Kugoyang-goyangkan kontolku menyusuri bibir memeknya yang basah, tapi tetap tidak kumasukkan. Nura mendesah menerima perlakukanku itu, tapi mungkin karena dia sudah tidak tahan, saat sedang memainkan bibir memeknya seperti itu menggunakan kontolku, Nura langsung mendorong pinggulnya ke belakang dan ‘blesss’ masuk kontolku ke dalam memeknya itu.

N: “Aaahhhh…”
D: “Aahhh enak sayaang”

Nura dan aku sama-sama diam dan membiarkan kelamin kami saling berkedut, kurasakan pijatan vagina Nura yang lebih kencang dibandingkan sebelumnya. Pikirku, habis sebelumnya sudah kusinggahi memeknya, bukan makin lebar malah makin enak pijatannya. Setelah cukup lama saling berdiam, tak kusangka Nura yang memulai pergerakan selanjutnya, ia mulai memundur majukan pinggulnya yang membuat kini kontolku keluar masuk memek basahnya. Aku hanya berdiam diri menikmati kontolku yang dikocok oleh Nura menggunakan memeknya, mulai awalnya perlahan semakin lama tempo Nura memundur majukan pinggulnya semakin cepat. Kini Nura sudah tidak malu-malu lagi untuk mendesah meskipun ada Rani bersama kami di sini. Sepertinya nafsu sudah mengalahkan rasu malunya yang tadi ada di awal permainan kami bersama, terbukti Nura sudah dengan semangat masih memompa kontolku di memeknya dan terus menerus mendesah menikmati pergumulan kami ini.

Rani yang sepertinya sudah selesai beristirahat menghampiri kami. Tapi yang dihampirinya adalah Nura, bukan aku, ia menghampiri Nura yang masih menunduk, lalu mulai menciumi wajah Nura. Nura tampak terkejut, tapi belum sempat berkata-kata, Rani langsung mencumbu bibir Nura, dan tak lama Nura pun membalas cumbuan Rani. Melihat hal itu, aku semakin bernafsu dan bersemangat, kupegang pinggul Nura yang daritadi terus bergerak memompa kontolku dengan memeknya, berganti dengan aku yang mengambil alih nahkoda dan mulai memompa memek Nura dengan kontolku. Kini Nura dan Rani sibuk bercumbu dan aku sibuk memaju mundurkan pinggulku.

Rani lalu berbisik sesuatu pada Nura lalu ia tiduran telentang di bawah tubuh Nura. Nura pun mulai bertumpu di sikunya lagi, dan beberapa saat kemudian desahan Nura semakin kencang, kulihat Rani sedang melahap payudara Nura yang menggantung. Aku pun ikut bermain di payudara Nura, kuraih payudara kirinya dan kuremas-remas dan kupermainkan puting susunya, tentunya hal itu membuat Nura semakin menggila. Pinggulnya yang sudah diam karena aku yang bergantian menyodok-nyodoknya, kini mulai bergerak lagi. Kami sama-sama menarik lalu mendorong pinggul kami. ‘plok plok plok’ bunyi pahaku yang menghantam bongkahan pantat Nura menemani permainan kami. Mungkin karena tidak tahan karena aku dan Rani mempermainkan tubuhnya, tiba-tiba Nura langsung melahap payudara Rani sehingga mereka berdua kini saling melahap payudara satu sama lain. Ugh sungguh pemandangan yang indah membuat malam ini semakin sempurna. Entah berapa lama kami bermain, tiba-tiba tubuh Nura terasa mengejang lagi dan keluar lenguhan dari mulut Nura dan mulut Rani. Semburan-semburan hangat kini kembali kurasakan memandikan kontolku.

N: “Auuughhhh....”
R: “Nnnggghh...”

Rani bergeser dan keluar dari bawah tubuh Nura, lalu setelah itu Nura langsung ambruk dan terengah-engah dengan kontolku masih berada di dalam memeknya. Rani yang melihat itu segera menungging di samping Nura.

R: “Mas sini selesain di aku”

‘plop’

Kucabut kontolku dari memek Nura lalu kuarahkan ke memek Rani. Kususuri bibir memek nya menggunakan kontolku, dan ternyata memek Rani sudah basah lagi. Setelah permainan kami bertiga tadi, sebenarnya aku juga sudah mau keluar lagi, namun Nura sudah lebih dulu sampai. Ku dorong masuk kontolku ke dalam memek Rani. ‘bless’ dan masuk langsung setengah batang kontolku ke dalam memek Rani.

R: “Uuughhh...penuuuh”
D: “Enak bangett”

Setelah kudiamkan beberapa saat, langsung kumulai maju mundurkan pinggulku. Sambil menyodok-nyodok memek Rani dari belakang, kuraih kedua payudara Rani dan kuremas-remas payudara nya. Kumaju mundurkan pinggulku dengan tempo 3:1, 3 tusukan pelan dan 1 tusukan kencang, terus kuhujamkan kontolku ke dalam memek Rani sambil terus mempermainkan payudara nya.

D: “Aduh Ran, kalo gini terus beneran ga tahan aku, pijetannya enak bangett”
R: “Ayo masss, keluarin, aku juga udah mau sampe lagi, ga kuat mass”

Setiap main bertiga atau lebih memang Rani semakin mudah sampai pada klimaks nya. Merasakan aku sudah mau sampai, kuhujamkan kontolku dengan kencang dan kuubah tempo pompaanku menjadi 1:1. Tangan kiriku terus mempermainkan payudaranya dan tangan kananku menarik rambut Rani yang sedang menungging menikmati sodokan kontolku pada memeknya yang membuat kepala Rani mendongak ke atas.

R: “Aaahhh...aahh...masss terusss”
D: “Ayo Ran aku mau sampeee”
R: “Ayo masss, aku jugaa”

Kuhujamkan dengan kencang kontolku hingga masuk dalam-dalam.

R: “Aahhhh mentooook lagiii”
D: “Di mana sayaang?”
R: “Daaleem mass”

Kutarik lagi lalu kuhujamkan lagi semakin dalam dan kusemprotkan spermaku beberapa kali di dalam memek Rani.

R: “Aaaahhh.....”

Bersamaan dengan itu, semburan hangat cairan orgasme Rani pun menemani semprotan spermaku di dalam memeknya. Setelah kurasakan kami sama-sama selesai mengeluarkan cairan kenikmatan kami, aku cabut kontolku dari memek Rani, lalu Rani berguling berlawanan arah dari Nura dan membiarkanku tiduran telentang di antara mereka berdua.

D: “Fuuuuh...gila enak banget”
R: “Iya mass”
N: “iyaaah...” Nura yang sudah sempat beristirahat pun menjawab kami dengan pelan
R: “Hehe gimana mbak Nura, enak ya main bertiga?”
N: “Eh itu mbak...iya mbak”
D: “Harus sering-sering dong kalo gitu”
N: “Eh mas malu ah...”
D: “Masih malu aja, justru kalo malu harus lebih sering biar berkurang tuh malunya, iya ga Ran?”
R: “Iya aja deh, biar seneng mas Dhanar hihihi”
D: “Dih, kamu juga paling semangat Ran”
R: “Hihi iya aku juga semangat hehe”
N: “Emang mas Dhanar sama mbak Rani sering main bertiga?” tanya Nura agak kaget
R: “Dulu Ran waktu di kantor lama”
N: “Bertiga gini mbak mainnya?sering?”
R: “Bertiga, berempat, pernah waktu itu malah berenam waktu mas Dhanar bulan madu”
N: “Hah berenam???waktu mas Dhanar bulan madu??”
R: “Iya Ra, mas Dhanar mu ini agak gila waktu itu”
D: “Eh eh eh, kok aku sih Ran, lah lagian orang lagi bulan madu nimbrung”
R: “Kan istrimu yang ngajak aku waktu itu mas”
N: “Loh istrinya mas Dhanar yang ngajak??”
R: “Iya mbak, ntar deh kapan-kapan aku ceritain hihi”
N: “Eh gausah gapapa mbak”
R: “Santai aja mbak, pelaku nya aja santai aja tuh”
D: “Iya santai aja Ra, ntar aku yang ceritain kalo ga”

Setelah itu kami melanjutkan mengobrol-ngobrol, kami pun tahu, karena sebentar lagi kami akan pulang dan susah untuk mendapatkan waktu bertiga seperti ini, kami menggunakan kesempatan ini untuk bisa menghabiskan waktu bersama. Tentunya malam itu pergumulan kami juga belum selesai, setelahnya kami melanjutkan pergumulan kami bertiga lagi, kadang Nura yang aku dan Rani kerjai, kadang Rani, dan sempat juga mereka berdua bekerja sama untuk mengerjaiku. Aku telentang dan Rani menggarap kontolku sedangkan Nura memberikan memeknya untuk kulahap, dan mereka sambil bercumbu dan memainkan tubuh satu sama lain. Entah berapa kali aku keluarkan spermaku di memek mereka berdua, hingga mungkin mendekati waktu subuh kami beristirahat dan tidur sambil berpelukan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd