Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Joss emang galih nh, bisa memuaskan patricia kapanpun.. 😍🤩
 
Suwun updatenyaa om ucil..
:beer:

Aku kok jd membayangkan threesome kemudian galih jg ikut2an masuk?
:D
 
Wah ternyata Galih anak yatim piatu

Iyah, dan sebenarnya sudah aku mention sejak chapter satu loh kalau Galih itu sebenarnya Yatim Piatu
Tapi sengaja aku tulis secara tersirat agar pembaca bisa mengenal sisi lain dari karakter Galih ini.

Suwun updatenyaa om ucil..
:beer:

Aku kok jd membayangkan threesome kemudian galih jg ikut2an masuk?
:D
Trisome dengan siapa Om ?


Galih...tukeran tempat nyok, enak bener idup lo

Yakin mau tukeran?
Gak akan nyesel nich?
 
Secret and Desire
Chapter 22
THE BEAUTIFUL TRUTH



Chapter-22.jpg







“Kok kelihatanya susah banget sih, Galih ..... You just push your dick into my pussy .... just like before, right”

“Mama.... ini Galih juga sudah dorong dari tadi ... tapi ya memang susah ... sabar dikit dong”

Come on, it's going to get dark...”

Kalau saat ini kita didalam kamar, diatas sofa, ditepi tempat tidur atau didalam bathup, mungkin aku bisa menggerakan pinggulku untuk menghujam vagina mama. Sekencang apapun yang mama mau, pasti akan aku lakukan. Tapi sekarang .... mempertahankan tubuh agar tidak tenggelam saja sudah susah, apalagi harus mempertahankan penisku didalam vagina mama.

Kita sedang ada ditengah kolam renang loh maa....

Terkadang aku heran sendiri dengan fantasy mama selama ini. Bersenggama didekat perapian, didalam lemari, diatas genting dan saat ini mama ingin merasakan diriku didalam air.

Kalau aku atlet atau actor film panas mungkin aku bisa melakukannya dengan mudah.

“Achhhh tuuhh sudah masuk”

Tetapi tak sampai sepuluh detik penisku kembali melayang di dalam air.

“Sudah deh maah, capek ini.... sudah gelap juga...”

Hehehehe, mama terkekeh melihat aku yang kepayahan mengikuti hasratnya. “Ya sudah kita ketepi kalau dech..”

Mama segera mendorong tubuhku menempel pada dinding kolam saat kami sudah ada ditepian kolam yang dangkal. Lalu mama merangkul pundakku dan seketika penisku kembali merasakan sebuah kehangatan diantara beribu galon air kolam renang.

“Achhhhh..... Dari tadi kek kayak gini, kan gak perlu susah payah...”

“Payah ah kamu, baru tantangan segitu saja sudah nyerah..” Ujar mama saat ini mulai menggapit tubuhku agar ia mudah menggerakan pinggulnya.

Right. Vagina mama kembali meremas lembut penisku. remasan terasa jauh lebih kencang karena pengaruh tekanan air.

“Gimana? Enak bukan?”

“Hmmmmm .... iyah enak mah.... sttt... penis Galih terasa seperti dicengkeram vagina mama...”

“Galih, don’t be shy .... mama kan gak keberatan kalau kamu berucap kasar..”

Aku tahu mama memang gak pernah keberatan, tapi kadang aku masih saja merasa gak pantas menggunakan istilah ‘kontol’ dan ‘memek’ dihadapannya. Tapi karena mama yang minta...

“Yesss, kontol Galih enak banget mama gituin.... terasa lebih seret kalau dialam air..”

“Jadi maksud kamu...” Mama makin kencang menggerakan pinggulnya terkadang vertikal terkadang horizotal.” Kalau didarat memek mama longgar...”

“Stttt.... bukan longgar sih mah.... tapii ..... “ Achhhhh Kucoba menggimbangi gerakan mama yang mulai teratur itu. “Tetapi artistik.. indah layaknya karya seni...”

“Ngaco kamu... memangnya memek mama ini buatan seroang seniman, huh...”

Lampu sekitar kolam mulai menyala secara otomatis, membuat aku mulai bisa melihat apa yang mama lakukan. Kini aku dapat menikmati tubuh mama didalam air sana, bergoyang dan memutar menciptakan gelombang kenikmatan yang sangat menghanyutkan.

Mama menarik tubuhnya kebelakang dan menggunakan leherku sebagai pegangan. Kucoba menopang punggung mama dengan lengan kiriku, sementara tangan lain mulai bermain dengan payudara mama yang terendam, basah dan juga kenyal.

Setiap kali aku menyentuh tubuh mama, meremas payudanya membuat aku semakin curiga. Apa benar mama Patricia ini sebenarnya seorang vampire pengisap darah.

Payudaranya begitu indah dan sangat nyaman digenggam. Sangat jauh dari gambaran umum tentang wanita paruh baya.

“Achhhh......... “

Aku tahu betul suara barusan berasal dari mana. Tanpa perlu bertanya, aku bisa merasakan sendiri semburan kecil dan panas menyelimuti batang kontolku.

Mungkin mama merasa cukup, setelah ia mengalami orgasmenya untuk kesekian kali sejak senja tadi, mama memutuskan naik. Ia menitikan kakinya menuju tangga kolam, namun segera aku hentikan.

Aku memagang kedua kakinya lalu menariknya kebelakang. Kemudian aku membalik tubuh mama dan kembali meregangkan kedua kakinya kearahku. Kutopang pinggul mama dengan kedua tanganku. Saat ini aku hendak menagih sesuatu yang belum kudapatkan sejak sore tadi.

Plooop

Sebuah gelombang kecil tercipta sesaat pinggulku menghujam menusuk memek mama didalam air.

“Kamu ketagihan yaah...”

Aku hanya senyum karena mama memberi senyum terlebih dahulu. Senyum yang diberi lantaran mengetahui aku masih menginginkan dirinya.

Plusshhh....

Kedua mata indah itu mulai terpejam seolah menyetujui apa yang tengah aku lakukan padanya.

Achhhhh.......

Bibir itu kembali tersenyum lebar ketika meraskan hangatnya spermaku didalam liang senggamanya...



~~ Secret and Desire ~~

Chapter-22-1.jpg


Wanita di hadapan Rama terlihat begitu cantik dengan balutan satin transparan yang menutupi perut buncitnya. Ia membiarkan Rama lebih lama lagi bercengkerama dengan sang jabang bayi yang tiga bulan lagi akan melihat dunia.

“Nama apa yang akan kamu berikan pada putra kita ini sayang?”

Rama menarik wajahnya dari perut Shinta yang duduk ditepian kasur busa. Lalu ia duduk bersebelahan lantas terdiam mencoba menenangkan diri untuk berpikir.

“Bagaimana kalau Bima?”

Shinta tersenyum mendengar Rama memilih Bima sebagai nama calon anak mereka.

“Kamu ingin memberikan nama anak ini seperti mendiang kakak kamu?” Tanya Shinta memastikan.

“Ya, seperti nama Mas Bima, “

“Pasti, Galih akan senang mendengar ini, kamu menamai calon adiknya seperti nama ayahnya.”

Sebuah kecupan mendarat tepat didepan bibir yang tersenyum.

“Mas... “

“Iya sayang, kenapa?”

“Kamu ... gak kepengen nyapa anak kita ini?”

“Kan sudah tadi...”

“Bukan itu...” Shinta menghentikan sejenak kalimatnya sembari sedikit meregangkan kedua pahanya.

“Kamu sudah lama lohh... apa gak kangen?”

Sudah hampir lima minggu memang, Rama tidak menyentuh wanita yang lima bulan lalu ia nikahi. Rasa rindu akan kehangatan itu membuat wajah Rama memerah padam. Ia membaringkan tubuh Shinta perlahan diatas tempat tidur beralaskan seperei putih yang lembut. Selembut kulit perut Shinta yang kian membesar.

“Nak, papa main kesitu yaah... “ Ucap Rama memohon izin

Terlihat gerakan dipermukaan perut Shinta, seolah sang bayi memberikan izin sang papa untuk bermain dengannya malam ini.

Jemari rama mulai perlahan melucuti penikat jubah yang dikenakan istrinya itu setelah sebelumnya ia juga melepas seluruh penutup ditubuhnya.

Secara perlahan ia mengarahkan penis yang sudah sejak tadi menengang karena malam ini Shinta mengenakan pakaian yang sangat menggugah hasrat.

Bleeesss...

Dengan sangat gentle rama melesakan zakarnya, membembelah permukaan berbulu yang mulai membasah. Digoyangnya dengan sangat pelan seirama dengan These are the days of our live yang tengah dilantunkan Freddy Mercury dipengeras suara itu.

Merasakan rangsangan yang lama tak diberikan oleh Rama, Shinta mulai memejamkan mata sembari menggigit bibir bawahnya. Nikmat dan penuh penghayatan

Rama tahu betul ia tidak bisa terlalu lama menggauli istrinya. Ia tidak mau mengambil risiko. Bagaimanapun bayi didalam kandungan Shinta adalah anak pertamanya. Ia harus menjaga itu apapun rintangannya.

Setelah puas memberikan istrinya sedikit orgasme, Rama memutuskan untuk mengocok penisnya sendiri dan menumpahkan sprema itu pada permukaan vagina dan perut Shinta.

“Maaf ya mas, kamu sampai harus menyudahinya dengan onani.”

“Gak apa-apa kok sayang, aku ngerti kok.”

“tapi tenang saja, aku sudah nyiapin kejutan buat kamu malam ini?”

“Kejutan....”

Rama bingung dengan apa yang barusan terucap dari bibir Shinta. Kejutan? Bukannya membuarkan Rama bercinta dengannya merupakan kejutan yang indah. Lalu kejutan apalagi yang mau ia berikan....



~~ Secret and Desire ~~


Aku dan mama saling berebut potongan terakhir dari pizza yang kita pesan. Bermain air rupanya membuat kita sama-sama lapar dan memutuskan untuk delivery makanan dari restoran cepat saji dekat sini.

“Mamah ini.... badan saja kurus... makan gak pernah ngalah sama anaknya..”

“Biarin.... weee” celoteh mama sembari menguyah pizza terakhir.

Merasa cukup kenyang, aku merebahkan tubuhku diatas sofa kulit hitam diruang keluarga. Aku meraba punggung mama yang masih mengenakan jubah mandi.

Hufft aku tahu persis, kenapa mama gak lekas mengenakan baju tidur setelah mandi tadi. Dia memang sudah kenyang, namun nafsunya pasti masih kelaparan.

“Mama tadi kelewatan ih!”

“Kewewatan henapaah” Jawab mama dengan mulut yang masih penuh dengan makanan

“mama apa gak mikir, pengantar pizza tadi bisa saja kecelakaan di jalan loh..”

“Loh kok bisa begitu” Tanggapnya sembari menjilati jarinya yang penuh remah-remah roti.

“Ya, mama tadi nerima si pengantar pizza dengan jubah mandi yang sengaja gak diikat. Bisa jadi, saat ini dia masih kebayang-bayang badan mama.. lalu dia hilang konsentrasi dan mengalami kecelakaan.”

“Ya Tuhan, kamu kok mikirnya sampai kesana sih...”



Setelah membersihkan meja, kami memutuskan untuk lanjut menonton film yang dulu sempat terputus. Sebuah film yang penuh kontroversi pada saat peluncurannya itu.

Mama sengaja meminta aku menonton film garapan Lars von Trier untuk memberikan aku sebuah gambaran. Namun sampai Nympomaniac : Vol 2 selesai aku tonton, aku masih belum menangkap maksud mama sesungguhnya.

“Kamu tahu kan apa yang dialami Joe?”

Joe adalah karakter yang diperankan oleh Charlotte Gainsbourg, seorang actor kelahiran Inggris yang kuakui sangat memukai memainkan peran seorang pengidap sex addict. Namun aku masih belum paham mengapa mama mengaitkan film itu denganku.

“Lalu apa hubungannya dengan Galih?”

“Jadi kamu masih belum paham?” Mama sedikit bangkit dari duduknya dan menghadap aku dengan tatapan serius.

“Joe... itu mirip mama, dia selalu ingin merasakan sensasi seks dari lelaki yang berbeda. Ia ingin merasakan sentuhan dari lelaki dengan beragam latar belakang. Dan Joe, akan melakukan segala cara agar hasratnya itu terpenuhi. Termasuk menemui mr. Duck yang bengis itu.” Mama mengambil segelas minuman untuk membasahi tenggorokannya. “ Sampai sini, apa Galih sudah paham?”

“Belum....”

Sebenarnya aku tahu maksdunya, mama mengungkapkan bahwa karakter Joe itu sebenarnya memiliki hasrat yang sama, ya aku paham.

“Tapi... apa hubungannya dengan Galih...”

oh my god.... mama sebel deh kalau kamu sedang pura-pura bodoh gini.” Mama terlihat kesal dan mulai menjewar telingaku. “ Nih, mama permudah. Arum, Anna, Hesti mereka itu memiliki nasib yang sama loh dengan Joe, mereka sama-sama memiliki hasrat terpendam dan ingin mewujudkannya, namun mereka tidak tahu harus berbuat apa. Dan menurut mama, Galih adalah chapter-chapter di film Nympomaniac tadi.”

Oh jadi arahnya kesana.

“Maksud mama, lebih baik Galih membantu mereka?”

“Betul sekali, kamu itu harus bisa mewujudkan secret and desire mereka ... bukannya Galih akan dapat pahala kalau membantu orang.”

Hmmm. Aku gak tahu ajaran agama mama seperti apa, namun sejauh pengetahuanku, tidak akan ada sebuah ganjaran pahala dari perbuatan zinah bukan?

“Ta... tapi... Galih gak tahu harus gimana.”

“Galih pernah denger istilah stockholm syndrome?”

“Pernah.. “

“Mama yakin, itu kondisi yang pernah dialami guru kamu itu.. siapa namanya tadi... Alya yahh..”

“Maksud mama, bu Alya pernah jadi korban pemerkosaan?”

Just a guess. Tapi mama sih yakin... dari cerita kamu tadi..., sengaja bersikap jahat dan menyebalkan dengan harapan ada seseorang yang mendendam dan membalasnya dikemudian hari. Apalagi coba kalau guru kamu itu sebenarnya ingin merasakan kembali sensasi yang dulu pernah ia dapatkan. Masuk akal kan?”

Intuisi mama terlalu berlebihan sih. Mana mungkin bu Alya seperti itu, tapi sampai sekarangpun aku belum tahu apa yang pernah terjadi pada bu Alya, waktu itu memang ia hanya sedikit bercertia. Jangan-jangan, memang benar adanya.

“Heeh mau kemana kamu?”

Tiba-tiba mama memanggilku saat aku sudah melangkah menuju kamar mandi.

“Mau pipis, kenapa sih... sudah kebelet nihh...”

Wait... kenapa gak pipis disini saja? Seperti waktu itu” Terang mama melebarkan kedua belah pahanya dan memamerkan selangkangan merah merekah itu.

“Ihhh apaan sih maah jorok tahu... lagian yang waktu itu kan Galih gak sengaja.”

“Jorok kamu bilang?”

“Ya... ya masa mama minta Galih pipis di memek mama sih...” Kilahku menggunakan alisku sebagai penunjuk.

“Kok mama ngerasa aneh ya, yang jelas-jelas sudah meminta seorang ibu-ibu minum air kencing kamu demi sebuah novel siapa yaaa? Dan Kamu masih berpikir itu jorok?”

Upss..

Tahu begitu aku gak akan pernah cerita tentang kejadian bersama bu Arum tempo hari.

Hufff

Kuhanya bisa menghela nafas, pasrah. Sampai kapanpun, aku seperti tak mampu melawan keinginan mama.

Aku membalikan badan dan kembali melangkah kearah mama yang semakin merebah dan melebarkan kedua kakinya. Seolah ia sudah menanti anaknya ini kencing didalam lubang vaginanya.

Setelah celana pendeku aku lepas, aku mendekat kemama, kemudian sesuai yang ia mau, aku masukan batang kontolku yang sama sekali tidak tegang. Cukup susah dengan kondisi ini, namun mama membantuku dengan melebarkan bibir kemaluanya dengan kedua jari tangannya.

Huuffff

Cuuurrrrrrr....

Air seni itu keluar dari salurannya menuju saluran lain didalam sana. Tubuhku menggelinjang merasakan geli bercampur nikmat. Kurasakan batang kontolku seolah tenggelam dalam air kencingku yang memenuhi rongga memek mama. Tak selang berapa lama, setelah air kencingku keluar dan membasahi lantai. Tubuh mama juga menggelinjang dan kurasakan balik batang penisku dikencingi oleh mama. Panas deras dan yessss..... Nikmat sekali.

Sensai ini memang sangat enak. Tapi tidak mungkin aku meminta mama untuk terus melakukan hal ini. Bagaimana juga mama adalah ibuku saat ini. Masa iya aku mengencinginya.

Achhh

“Hmmmmm memek mama panas bangeeeeett..... ichhhhhh....”

Mama menarik tubuhku dan dipeluknya...

“Nanti kamu bersihkan lantai dan sofa ya..”

Dia yang minta, dia juga yang nyuruh aku bersihin, hmmm ... nasib menjadi seorang anak. Huuf.



~~ Secret and Desire ~~


Plopp PLoooop

Ploooooop

Pinggulku mulai menghujam pantat mama, setelah ia merasa cukup merasakan kenikmatan yang kuberikan pada memeknya. Lubang pembuangan mama ini kuakui jauh lebih meremas ketimbang lubang senggamanya.

Disaat aku terus memompa kontolku didalam anus mama, ia justru sibuk dengan handphonenya. Kerja? Rasanya bukan. Karena wajah itu bukanlah wajah yang sering kulihat ketika ia sibuk membalas email keraan.

“Mama curang, suruh Galih gak berhenti, mama sendiri mainan hp..., lihatin apa sih...”

“Hehehe.. lagi lihatin foto kamu di instagram, foto kamu sama guru kamu yang berjilbab itu lohh.. Ganteng juga kamu disini..” jawab mama dengan santainya, padahal saat ini kontolku cukup keras keluar masuk lubang anusnya.

Bahkan seolah ini tak cukup, mama meraih sebuah dildo yang selalu ada diatas tempat tidurnya, dan memasukannya kedalam lubang memek mama yang begitu lebar menganga.

Oh god.... I think my mother is goddess of sex

Ditengah hujamanku atas pantat mama, aku kembali berpikir dan teringat tentang tanggapan mama atas bu Alya. Apa benar yang dirasakan bu Alya itu sama seperti yang mama sangka.

“Maah, memang bener ya ada orang yang merasa puas, hanya dengn menyiksa orang lain?” Tanyaku mulai merebahkan tubuhku diatas dada mama, yaaah, kontolku memang masih tegang, tapi pinggangku mulai terasa nyilu.

“Gak usah jauh jauh deh ..... kakak kamu... Karina.. dulu dia juga begitu...”

“mba Karina? Serius?” Pantas saja selama ini aku di bully olehnya.

“Dulu ketika kakak kamu itu masih remaja, yaa selaps lulus dari SMA kalau mama gak salah ingat, kakakmu itu sempat mengidap bipolar, dan emosinya sangat tidak stabil saat itu. Karena mama khawatir ia akan melukai seseorang sebagai luapan emosinya itu. Maka mama membiarkan Karina melampiaskannya ke mama..”

“Me.. melampiaskan ke mama... maksudnya...”

Mama meletakan handponenya, lalu meminta aku memiringkan tubuh tanpa sedikitpun membiarkan aku melepas kontol ini dari dalam pantat mama yang terasa semakin tebal.

Wajah dan rambutku dibelainya dengan lembut, selembut tatapan matanya saat ini.

“Saat emosi Karina meluap, mama mebiarkan dia memuluk tubuh mama, memaki mama, bahkan ia menyiksa mama sampai mama kesakitan.”

“Haaah.... Kok Bisa..”

Aku sudah tidak kaget kalau mama pernah merasakan posisi sorang submission, tapi, kali ini aku benar-benar terkejut kalau mba Karina. Pernah menyiksa mama.. Untuk apa. Mendengar itu emosiku yang ikutan tidak stabil.

“Tapi jangan membenci kakakmu itu yaah. Mama membiarkan Karina melakukan itu sebagai bentuk terapi. Dan hasilnya, saat ini Karina sudah bisa meredam emosinya. Bahkan boleh dibilang Karina sudah menjadi sosok yang beda saat ini. Kalau tidak, mana mungkin karirnya bisa sampai seperti sekarang..”

Ohh jadi itu.... achhh lega... aku pikir mba Karina memang terlahir kejam..

Selalu ada alasan dibalik sebuah peristiwa.

Mah... rasanya di anal apa sih?”

“Kenapa? kamu kepengen merasakan?”

“Ya gak juga dong maa. Habis... kadang Galih mikir apa mama gak ngerasa sakit, padahal Galih cukup kenceng loh kalau nusuk pantat mama..”

Bukan jawaban yang aku terima mama hanya tersenyum cukup lama.

“Kalau kamu mau tahu... tanya saja papa kamu..”

Kenapa Papa?



~~ Secret and Desire ~~


“Jadi selama ini kamu tahu?”

“Ya, mas. Aku tahu... dan.... mas tenang saja, aku gak marah kok. Aku bisa ngerti”

Setelah cukup lama terdiam karena tidak percaya pada kejutan yang barus saja ditunjukan oleh Shinta. Rama akhirnya bersuara. Lebih tepatnya ia tersenyum. Ia terlihat begitu bahagia, mengetahui sang Istri tahu dan ia mau menerima.

Shinta menuntun Rama pada sebuah sofa dekat temat tidur. Wanita berambut panjang itu meminta sang suami duduk dan merebah senyaman mungkin.

Dengan memapah perut bunctnya, Shinta berlutut dengan hati-hati didepan kedua kaki sang suami yang ia kangkangkan dengan lebar.

Rama hanya menurut apa yang tengah dilakukan Shinta termasuk saat istri keduanya itu meminta Rama untuk menekuk kedua lututnya sampai bertemu dengan dada.

Lalu ketika Rama terlihat siap, Shinta mulai menjulurkan lidah, dan mengarahkan wajahnya tepat didepan lubang dubur suaminya itu. Lelaki yang saat ini tengah melihat istrinya mulai menjilati lubang anusnya dengan penuh perasaan.

Rama sedikit merintih ketika lidah basah Shinta menyapu permukaan lubang itu. dan semakin tersenyum lebar, ketika lidah Shinta semakin dalam menusuk lubang anusnya.

“Ahhhhh sayaang... kamu gak perlu melakukan sejauh ini.... sudah cukup... “

Memang ini sudah cukup bagi Shinta. Iapun menyudahi perbuatannya barusan, lalu kembali duduk disamping sang suami.

“Apa pun yang membuat kamu bahagia, aku pasti akan mewujudkannya. Ingat. Saat ini kita itu sudah suami istri..”

Kebahagian itu begitu terpancar dari wajah Rama yang semakin memerah. Ia hanya bisa tersenyum karena hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini.

Shinta mendekatkan wajahnya kearah Rama, ia ingin sedikit merasakan kebahagian yang tengah melanda jiwa suaminya itu. Ia memberikan ciuman yang begitu dalam tetapi tetap lembut terasa.

Pagutan lidah itu dengan cepat membangkitkan birahi keduanya yang mulai saling meraba untuk kemudian saling meremas. Dengan gemasnya Shinta meremas dan sesekali mengocok penis Rama yang begitu keras dan berurat. Begitu juga dengan rama, yang sedari tadi meremasi buah dada Shinta yang semakin sintal karena sudah masuk masa pematangan. Sesekali, jemari Rama membelai lembut perut Shinta.

Achhhhhhhhh

Achhhhhhhhhhh

Terdengar lenguhan dari keduanya, sebagai bentuk kenikmatan yang tiada tara. Rama bahkan terpaksa melepas bibir Shinta ketika Gilang semakin dalam menusuk lubang anusnya...

“Gilaang... kontol kamu kok semakin nakal yaah...”

AChhhhhh....

"Yaa, Gilang memang nakal"

Ucap Gilang seraya memompa pinggulnya dengan kencang pada anus Rama. Membuat lelaki yang tengah bahagia itu kian metintih akan kenikmatan yang ia dapat. Gemas melihat reaksi Rama, Gilang mulai mendekat kearahnya, kemudian mencium bibir kekasihnya itu seolah esok tiada lagi.

Ciuman itu kembali membakar birahi Rama, ditariknya tubuh lelaki kururs itu dan ia lempar keatas tempat tidur. Ia lekas mengenakan pengaman pada penisnya lalu ikut meloncat keatas kasur.

Perlahan ujung kemaluan rama mulai menyentuh permukaan Anus Gilang yang masih ranum, memerah muda dan bersih terawat. Butuh sedikit dorongan hingga penis besar Rama perlahan masuk meski tak bisa sepenuhnya mau. Wajah GIlang termangu bola matanya kabur, lantaran penetrasi gila yang tengah ia rasakan. Mendapati bibir anusnya kian meregang oleh desakan konstan penis besar mas Rama...

"Maas.... pelan pelaa maa..... punyamu itu gede loooh..."

Rama tak ingin termakan ego, ia mendengar permintaan Gilang yang sudah hampir 2 tahun ini menemaninya. Ia tidak ingin menyakiti penyanyi pendatang baru itu. Tapi....

tapi boong...

Sebuah aliran nafas membuat penis Rama mengendur sesaat hingga membuatnya mampu terbenam penuh pada lubang anus Gilang.

"Aaaaaaaahhhh....... mas jaaaahaaat......"

Melihat sang suami yang kini terlihat sangat bahagia. Shinta perlahan mendekat dan mulai memeluk tubuh Rama dengan lembut dari depan. Meski Shinta ikut bahagia akan ini, namun justru wajah jutek yang ia tampakan saat ini.

"Sama si Gilang aja kamu bisa liar kayak gitu... tadi kok sama aku biasa-biasa aaa....." Cemberut, Shinta menggembungkan kedua pipinya, manis sekali.

Mendengar protes dari dari istri, Rama mengelus perut besar Shinta dibawah sana.

"Sayang, semua itu aku lakukan demi anak kita... aku gak mau menyakiti dia..."

Shinta kembali tersenyum, jelas, ia tahu itulah alasannya. Ia hanya bercanda sebelumnya.. Senyuman itu segera Shinta ganti menjadi sebuah kecup yang terbalas dengan pagutan yang lembut dari Rama.

Sementara itu, disaat anusnya tak lagi tersiksa karena pompaan Rama mulai mengendur, Gilang mengganti kondom yang ia pakai sebelumnya dengan yang baru. Posisi kak Shinta saat ini membat ia sadar bahwa wanita yang pernah menjadi partner duetnya itu ingin ikut memeriahkan permainan.

Memang susah mencari posisi yang nyaman, tapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Shinta sudah terlihat nyaman menduduki penis ramping Gilang dengan vaginanya, sementara Rama, harus mengalah dengan berada diatas lantai. Memompa pantat penyanyi berbakat itu, sembari mencium bibir calon diva masa depan...

Cuppppp......

Dengan tubuh telentang, Gilang bisa melihat wanita yang dulu pernah membantunya pada awal karirnya sebagai penyanyi profesional. Sampai detik ini, ia tidak menyangka, hubungan yang bermula dari gimmick marketing dari label yang menaungi mereka, akan berlanjut seperti ini. komplek, namun juga terasa enak.

AChhhhhhhh......

Permainan ini akhirnya berlalu dengan lembut, tenang dan penuh penghayatan...



I Know... I Know...
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd