CHAPTER 45
Aku dan Nira sudah seperti pengantin baru yang berjalan ke dalam kamar sambil bergandengan. Jantungku rasa-rasanya ingin meledak, bro, saking semangatnya aku akan menggarap sawah gersang kakak iparku ini.
Si kodir di bawah sana juga sudah sejak tadi tegang maksimal, bangun dari...
CHAPTER 7
Biar asyik. Dan juga gak langsung gene-gono, jadi ada baiknya sedikit gue bercerita tentang suasana di TKP saat kami tiba ya.
Jadi....
Suasana tempat kegiatan ini sangat ramai dan segala penjuru parkiran sudah ditempati oleh mobil–mobil yang sudah datang duluan. Lapangan disekitar...
CHAPTER 6
Wahhhh.... sumpah bro, gue gak nyangka, seorang wanita sahaja yang kesehariannya serba tertutup itu bisa selugas itu dalam berucap. Hmm, bukan tertutup-tutup banget sih. Karena yah, minus cadar tentunya. Yang perlu di catet.... Ini cerita gue. Cerita ini bukan bercerita tentang...
CHAPTER 5
Akhirnya....
Tibalah waktu yang emang gue nanti-nanti sejak kemarenan itu. Waktu buat berangkat bersama rombongan MKTI menuju ke Sukabumi.
Tak perlu gue jelasin kali ya, bagaimana cara gue izin ke bini buat ikutan. Karena emang si Dinda juga sudah rencanain buat ajekin gue ikutan...
CHAPTER 4
Apakah gue malu karena tadi, selain Dinda. Ada dua wanita berkerudung yang juga gue kenal, melihat si komeng yang lagi menegang?
Tidak kawan. Yang ada, si komeng sialan di bawah sana makin tegang. Malah bikin gue agak sulit buat bernafas saking tegangnya. Bagaimana tidak, imagi gue...
CHAPTER 3
Hari-hari berikutnya, yah... gak gimana-gimana.
Lagian juga kan, ini cerita tentang gue dan bini gue, bukan? Gak mungkin kan gue ceritain kisah orang lain, yang make sudut pandang orang lain juga.
Pasti kalian mulai bertanya-tanya, bagaimana kejadian yang kemarenan itu, di saat...
Illustrasi akan membatasi ruang imaginasi kalian saat membaca sebuah cerita.
Jadi di setiap karya2 sy jgn berharap adanya Mulustrasi atau apalah istilah kalian.
Klo yg butuh mulustrasi buat membayangkan wajah pemain. Lebih baik lgsg tonton JAV aja.
CHAPTER 2
“Sudah yah?” Tanya Dinda begitu gue samperin dia yang lagi bersiap-siap buat ngikutin acara utama dari perkumpulan malam ini. Acara dzikir malam. Pun setelah tak lama juga, gue dan pak kyai buya memungkasi acara pertemuan gue dengannya tadi di ruang kerjanya. Yang juga sebelumnya...
CHAPTER 1
“Ayah ihhh, buruan nyetirnya. Kok malah lelet amat sih. Jalannya udah kayak jalan kura-kura.” Komentar Dinda.
Gue bareng Dinda lagi berada di perjalanan menuju ke suatu tempat yang jujur, gue anggap sih udah kayak sakral banget di datengin. Khususnya gue, yang sampai sekarang ini...
Chapters 44
Masih di tempat yang sama….
Masih bersama akhwat cantik yang sama, di kamar hotel ini, setelah kami - aku dan Nira baru saja mengikrarkan sebuah hubungan gelap dengan di tandai penyatuan tubuh kami - akhirnya kami pun memutuskan untuk beristirahat.
Jujur, masih terngiang-ngiang...