Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Sekedar saran..... alur nya d bikin drama dikit hu.... kalo kebanyakan sesi exe nya bikin dengkul kopong
 
link index bermasalah hu

Bukan hanya itu, bahkan ane sendiri menjadi kesulitan dalam proses mengupload. Jadi, selama forum semprot belum ganti domain lagi, kira-kira ane bakal kesulitan dalam benahin thread ini, karena ane pake proxy. Beda banget saat pake proxy sama tanpa proxy jadi ya, gitu. Anjir panjang banget gw nulis, tapi ngerti kan? Intinya harap dimaklumi dulu ya kalau berantakan, ane bakal berusaha upload sebisa ane. Kalo udah ganti domain lagi, kabarin ane segera yaaa. Nanti langsung ane rapihin lagi semuanya. Langsungg. Langsungggg. Dah, segini aja dulu.
 
PART 9

Tangan Gw mulai memainkan perannya. Semula memegang pinggulnya, lalu naik ke punggungnya. Mendekapnya erat, merasa bahwa momen ini jangan sampai lepas.

Tangan Kak Sinta juga memulai aksinya. Melingkarkan tangannya ke leher agar Gw semakin bebas menjelajahi mulutnya lebih luas.



Gw berdiri tanpa melepaskan permainan bibir Gw dimulutnya. Seakan paham, Kak Sinta juga ikut berdiri mengikuti arah kemana Gw berjalan. Lalu Gw dekap ia semakin erat, semakin tidak karuan nafas yang berhembus dari hidung dan mulutnya.

Tangan Gw kini berpindah menuju pantatnya yang standar tetapi membuat penasaran. Gw remas-remas sehingga desahannya keluar beberapa kali. Gw raba lagi tubuh langsingnya memasuki baju dan tanktopnya. Lalu gw buka kait BH nya dari dalam.

*Ctekk
Kini sambil berciuman Gw meremas-remas buah dadanya yang ranum itu. Gw putar-putar putingnya yang mengeras, lalu gw mainkan seperti analog PS2 dengan ibu jari Gw.

*Aaahhh

"Jhakkk." desahnya.

Gw lepas peniti jilbabnya lalu Gw buka kain yang menutupi rambutnya itu. Kancing baju pun tak lepas dari target Gw. Entah kenapa semua bisa mudah Gw lakukan dan temukan tanpa melihat karena sedari awal bibir Gw dan Kak Sinta tidak lepas sedetikpun.

Gw lepaskanlah sebentar ciuman dari bibir Kak Sinta agar gw bisa melepas baju dan tanktopnya. Lalu kini dia yang menguasai permainan bibirnya. Sesekali bibir bawah Gw disedotnya lalu dia memutar-mutarkan lidahnya bersentuhan dengan lidah Gw.

BH telah dilepaskan dari tubuhnya. Sekarang, terpampang sudah kondisi topless dari seorang Sinta Dewi Kartika.

Kancing celana adalah target setelahnya, lalu Gw peloroti ke bawah tak lupa juga kain segitiga pembungkus memek gundul yang sudah tidak perawan itu.

Kini, lidah Gw tidak lagi bermain di mulutnya. Sekarang sudah berpindah menuju ke lehernya beriringan dengan desahannya.

"Aaahhhhh, Jakk."

Sambil meremas pantatnya, Gw turunkan lidah Gw ke buah dadanya yang harum dan ranum itu. Tangannya memeluk kepala Gw seakan tidak ingin kejadian ini cepat usai.

Memeknya tak Gw tinggal menganggur. Gw gesek-gesek tangan jari Gw mengikuti alur garis lubang kenikmatan itu yang sudah basah sedari tadi.

Gw tidurkan Kak Sinta di atas kasurnya agar dia bisa semakin jauh Gw observasi. Sambil menjilati toketnya, Gw buka semua pakaian Gw satu persatu hingga terpampanglah kontol Gw yang sudah mengacung keras.

Dengan mata tertutup dan menikmati permainan Gw, tangan Kak Sinta meraba-raba untuk mencari dimana kontol Gw berada dan dikocoknya perlahan seakan ingin segera dimasukinya sarang itu dengan burung yang perkasa ini.

Tapi, tidak semudah itu Ferguso.

Gw kangkangkanlah pahanya sehingga Gw bisa menjilati memeknya dengan lahap. Sejilat, dua kali jilat, tiga kali jilat. Lalu gw benamkan wajah gua agar lidah gua masuk ke dalam memeknya sepenuhnya.

"Jakaaa. Enak bangett ihhh."

*Sllpptt sllpptt slurpp slurpp

"Ahh. Jakaaa." racaunya sambil menjambang rambut Gw.

Lalu ditariknya rambut Gw agar Gw ke atas tubuhnya lalu Kak Sinta berkata :

"Ayuk, Jak. Aku udah enggak tahan."

Kak Sinta mengambil sesuatu dari tasnya lalu mengeluarkan sekotak kondom.

"Beli di minimarket tadi ya?" tanya Gw.

"Iyaa. Hehehe." jawabnya sambil merobek bungkusnya.

"Sini aku pakein." katanya sambil bangkit duduk lalu membungkus kontol Gw.

"Besar, Jak. Aku suka."

"Berarti yang kemarin-kemarin enggak besar dong?"

"Jauhh, Jak. Jauh dibanding kamu mahh. Makanya pelan-pelan yah, soalnya belum pernah dimasukin yang segede kamu nih."

"Oke, Kak. Aku masukin pelan yah."

Gw menggesek-gesekkan dahulu kepala kontol Gw di luar gerbang kenikmatan itu. Lalu sedikit demi sedikit Gw masukkan ke dalam perlahan.

Hangat, sempit, merah, merekah. Bersih, wangi, basah, menggoda.

*Srreeettt

Setengah dari kemaluan Gw kini berada di dalam liang senggamanya. Lalu perlahan Gw keluarkan lagi darinya. Masukk lagi lebih jauh dari sebelumnya. Lalu keluarkan lagi untuk menuju perjalanan yang sebenarnya. Dan

*Jlebbbb

Kontol Gw tertanam sepenuhnya di dalam lubang senggamanya itu.

"Aahhhh. Enakk, Jaaakk."

*Sretttt sreettt

Dengan perlahan Gw maju mundurkan kontol Gw bertempo pelan, sambil Gw jilati Kak Sinta mulai dari toketnya, lehernya hingga kami kissing seperti di awal.

*Slurrppp sluurppp

"Ahh, Jakkk. Enakk banget kontol kamu, Jak. Aahh,,, Ahhhh,, Aaahhhh."

"Memekk,, Kak,, Sinta,, jugaa,, rapett,, bangeett."

Semakin lama semakin cepatnya Gw menghantam memek Kak Sinta.

"Ahh, enak banget memek Kakakkk." ujar Gw.

"Aahh, aahh, aahhh." desahnyaa mengiringi sodokan kontol Gw di memeknya.

"Kak, ganti posisi mau?"

"Ughhh, ahh, oke Jhakkh. Doggy yahh."

Lalu gw menghentikan dan mencabut kontol Gw keluar. Kini Kak Sinta membalikkan tubuhnya dan menunggingkan pantatnya.

*Jlebbb

*Clekk clekk clekk

Kini suara kontol Gw di dalam memeknya Kak Sinta sudah berbeda karena sudah bersatu dengan cairan kenikmatan yang dikeluarkan Kak Sinta.

"Uhh, yang cepet Jakkk."

*Plakk

Gw menampar pantatnya Kak Sinta

"Ahh, Jakk. Aku mau keluarrr."

"Huhh, huhh. Bentar, Kak. Barengan."

*Slock slock slock slock

Kini Gw mempercepat hentakan pinggul Gw agar mencapai klimaks disaat yang bersamaan dengan Kak Sinta.

"Aahh, aahh. Jaakk." racaunya.

"Kakk, aku mau keluar." ucap Gw.

"Samaa, Jakk. Genjot terus Jaakk."

Lalu tiba-tiba sebuah kilatan menyambar Gw dari ujung kaki sampai ujung kepala. Begitulah kiranya saat orgasme Gw dikala bermain dengan Kak Sinta.

*Crottt crottt crottt

Dan entah kenapa memek Kak Sinta seolah menyedot dan memijit kontol Gw yang masih ada di dalam. Sungguh sensasi baru yang Gw rasakan yang belum pernah terjadi saat ngentot bersama Bu Nisa dan Bu Lena.

Gw mencabut kontol Gw keluar dari memeknya dengan peju yang lumayan penuh mengingat sudah beberapa kali dikeluarkan selama tiga hari ini. Dan tiba-tiba

*Brukkk

Tubuh Kak Sinta terkulai lemas dan ambruk begitu saja tanpa ada kata-kata yang keluar.

Setelah Gw lepas kondom yang berisikan peju itu, Gw ikut tiduran di samping Kak Sinta yang lemas setelah bertarung tadi.

"Enak, Kak?" tanya Gw.

"M m m mm." suaranya terhalang bantal yang menutupi wajahnya.

"Kak?? Apaan?" tanya Gw heran.

"Huhh. The best sex ever." jawabnya.

Lalu Gw cubit pipinya karena gemas melihatnya terkulai lemas dalam keadaan bugil seperti itu.

"Perasaan kemarin nangis, kok sekarang lemes. Hahaha."

"Ihh, kamu ngeselin yaa. Semua tuh gara-gara ini." ucapnya sambil menggenggam kontol Gw.

"Dan si ini." lanjutnya sambil menaruh tangannya di dada Gw.

"Dada saya, Kak?" tanya Gw.

"Bukan. Karena kamu baik, Jak." jawabnya dilanjutkan dengan kecupan yang mendarat di bibir Gw.

*Cupsss

"Sini, Kak. Kita cuddle." ajak Gw agar dia mendekat lalu menutup tubuh telanjang kami berdua dengan selimutnya.

"Huftt. Nyamannya." ucapnya.

Seketika Gw merasakan kehangatan saat kulit kamu bersentuhan di bawah selimut. Gw melihat ke arah pakaian kami yang berserakan di lantai kamar Kak Sinta.

"Kak, tidur?" tanya Gw.

"Enggak, cuma merem. Abis enak begini sama kamu, Jak." jawabnya.

"Kita mau balik ke sekolah jam berapa?" tanya Gw.

"Emang sekarang jam berapa?" Kak Sinta menanya balik.

"Hmm. Jam 1, Kak." jawab Gw setelah melihat ke arah jam dingin bergambar Winnie The Pooh yang menggantung di atas pintunya.

"Yaudah, jam 3 mungkin. Gapapa kan?" tanyanya balik.

"Gapapa dong. Malah enak bisa cuddle sama Kak Sinta."

*Jgrekkk

"Sin, minjem guntt..." tanpa aba-aba Dita, teman Kak Sinta yang kami temui di bawah tadi masuk begitu saja.

"tingg." lanjutnya kaget melihat kami berdua.

Gw yang juga ikut kaget mencoba melepaskan pelukan Gw dari Kak Sinta tetapi tangannya menarik kembali tangan Gw agar tidak melepaskan pelukan Gw dari tubuh telanjangnya.

"Itu ambil aja sendiri ya di laci meja. Kalo udah tutup lagi pintunya yang rapet." ucap Kak Sinta.

Masih memasang wajah yang kaget Dita berjalan ke arah laci meja yang dimaksud Kak Sinta tadi. Lalu dia menatap Gw seolah ingin menanyakan sesuatu.

Dia menunjuk ke arah Kak Sinta, lalu menunjuk ke arah Gw, lalu menggoyangkan pinggulnya seolah bermaksud menanyakan apakah kami berdua sehabis ngentot.

Lalu Gw jawab hanya dengan anggukan kepala. Dan dibalas dengan "Two Thumbs Up" darinya sebagai apresiasi sambil menutup kembali pintu kamar Kak Sinta seraya pergi meninggalkan kami berdua.

"Kak, gapapa nih?" tanya Gw.

"Gapapa, dia lebih sering bawa cowoknya, Jak." jawabnya.

"Ehh?? Ini kita gak bakal dicurigain warga gitu, Kak??" tanya Gw lagi.

"Ini gang sepi banget, cuma ada 3 rumah. Yang 2 itu orangnya santai, asal gak berisik. Makanya temen-temen aku sering bawa cowoknya kesini."

"Kakak sering dong bawa cowok kesini?"

"Enggak, cuma pacar aku doang waktu itu. Setelah putus enggak pernah bawa cowok selain kamu."

"Hmm. Berarti lain kali kalo saya lagi bete saya kemari aja boleh?" tanya Gw.

*Cuppss

Kak Sinta mencium bibir Gw.

"Bolehh dooongg." jawabnya.

"Jak, aku ada ide." ucap Kak Sinta sambil mengambil hapenya.

"Kita foto yuk, Jak." ajaknya.

"Serius, Kak? Enggak bakal jadi masalah nih?" tanya Gw meyakinkan dia.

"Enggak. Nanti setelah aku upload langsung aku hapus."

Kami mengambil foto di kasur dengan frame seperut kami dan pose Gw menggenggam toketnya Kak Sinta, lalu foto kedua dengan adegan kami french kiss.

"Jak. Kamu main wikipedia gak?" tanya Kak Sinta.

"Enggak, kenapa?"

"Download deh, nanti kita bikin grup bareng Bu Nisa sama Bu Lena."

"Buat pamer siapa yang lagi main sama kamu." lanjutnya sambil menatap HP.

"Jadi nanti abis foto langsung hapus. Biar kesimpen di wikipedia aja. Enggak kesimpen di HP. Kalo WA kan kesimpen di HP. Bahaya."

"Oke dehh, atur aja Kakkk."

_____-----_____

"Assalamu'alaikum." ucap Gw ketika memasuki ruang guru yang sedang dipenuhi oleh Bu Nisa, Bu Farhah, Muti, Bu Lena, Bu Hannah dan Bu Putri.

"Wa'alaikum salam." jawab mereka.

"Nah ini dia, kang ojek dicariin tuh sama penumpangnya." ucap Muti.



"Wehh kamu. Jangan gitu, nanti enggak mau lagi nganterin saya malah saya yang repot." ucap Bu Nisa.



"Abis darimana, Jak?" tanya Bu Farhah.



"Cieee."

"Cieeeeee."

"Wadaawww."

"Ada yang kangen nih."

Seketika ruang guru riuh dengan ucapan-ucapan tersebut.

"Kenapa sih? Orang nanya doang. Kalo jauh kan berarti capek terus enggak bisa bantuin saya." ucap Bu Farhah.

"Capek banget sih itu kayaknya si Jaka." ucap Bu Lena.



"Iya lah, pasti capek banget abis bonceng Bu Sinta." sambut Bu Nisa.

"Ahh, males ahh mentang-mentang saya cowok sendirian saya dibully disini." kata Gw sambil meninggalkan ruang guru untuk menuju ke smoking room.

"Yang sabar, Jakk. Hahaha." teriak Muti yang suaranya terdengar sampai keluar ruang guru.

"Nah, itu Jaka. Darimana Jak?" tanya Pak Rizki saat Gw memasuki smoking room lalu duduk di sebelah Rudi.

"Itu, nganterin Bu Sinta nganter berkas." jawab Gw.

"Rokok, Jak?" tanya Rudi menawarkan rokoknya.

"Selau ini masih ada." jawab Gw.

Kami pun membakar rokok kami sambil mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari sekolah, jodoh, hingga gosip yang ada di sekolah. Sampai ada waktu Pak Rizki dichat Bu Putri untuk mengajaknya pulang.

"Saya balik dulu deh ya, Bu Putri ngajak balik nih." ucapnya.

"Ehh iya, kelupaan. Saya mau nanya tentang itu tuh." seru Gw.

"Tentang apaan, Jak?" tanya Rudi.

"Tenang hubungan Bapak sama Bu Putri. Gimana sih, penasaran saya." jawab Gw.

"Tuh, kamu tanya sama Rudi aja. Pasti dia tau dari orang-orang." ucap Pak Rizki.

"Ya kan saya mau tau dari sumbernya langsung, Pak." jawab Gw.

"Yaudah, next time aja. Makanya jangan kelayaban, disini aja nongkrongnya kita." kata Pak Rizki.

"Hahaha. Oke pakk."

"Lu masih mau disini, Jak?" tanya Rudi.

"Kita ke ruang guru aja yok." ucap Gw.

Lalu kami pindah ke ruang guru yang masih lengkap membernya seperti tadi.

"Saya pulang duluan yaa, pabapak, buibu." ucap Bu Putri.



"Iya, Bu. Hati-hati ya Pak Rizki, kalo udah sampe KUA kabarin ya." seru Muti.

"Hahaha. Siap, Mut. Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam." jawab semuanya.

"Ehh si cowok-cowok pindah dari sarangnya." ucap Bu Hannah yang merupakan Guru Kelas 1 itu. Dia tergolong masih muda, lebih tua sedikit dari Muti dan Bu Putri.

"Au nih, bos nya udah balik baru deh pindah kesini." timpal Bu Lena.

"Kenapa si Bu, kan saya kangen sama Bu Farhah." jawab Gua.

"Ihh, apa sih. Jangan bikin gosip dehh." timpal Bu Farhah.

"Bu Farhah jangan gituu. Kasian tau Jaka cintanya bertepuk sebelah tangan." ucap Muti.

"Au nih, ngambek ahh." ucap Gw.

"Tuh kan Jaka ngambek. Sini sama kakak, cup cup cup." ucap Muti.

"Ini masih pada disini pada nunggu apa nih?" tanya Rudi.

"Saya nungguin kamu, Rud. Ayok balik." jawab Hannah.

"Tau nih para tukang ojek ditungguin sama pelanggannya bukannya cepet-cepet pulang malah masih betah aja di sekolah." ucap Bu Lena.

"Saya kan nungguin Bu Farhah, Bu." jawab Gw.

"Jakaaaaaa. Mulai dehh." ucap Bu Farhah.

"Utuq utuq utuq, Jaka. Cini cama tante ajahh. Kita main ramal-ramalan lagi." kata Muti.

"Gamau, entar dikasih upil." jawab Gw.

"Ihh Muti jorokk. Driver saya dikasih upil masaa." ucap Bu Nisa.

"Biarin, Bu. Biar tau rasa. Masa tangan saya dibilang butek gara-gara sering nyiksa murid." timpal Muti.

"Ya emang kan, Mut. Kamu kan kejam ngajarnya." ucap Bu Hannah.

"Eitss. Kejam-kejam gini demi mendidik anak. Saya mah gak pernah mukul, cuma nyubit ajah. Dan nyubitnya pake chintahhh." jawab Muti.

*Cettt

"Aaawwww." teriak Muti karena Gw cubit.

"Sakk,, ittt." ucapnya sambil menabok lengan Gw.

"Kan itu nyubit pake cinta." ucap Gw.

"Nyubitnya ke anda, cintanya ke Farhah. Hahaha." lanjut Gw.

"Jakaaaa. Udah ya di stop dramanya." seru Farhah.

"Hahahaha." tawa dari Bu Nisa, Bu Lena, Bu Hannah dan Rudi.

"Tetep aja sakitt." ucap Muti sambil menabok Gw lagi.

"Ehh, aku duluan yaa. Udah dijemput suami aku." ucap Bu Lena.

"Iya, Bu. Hati-hati yah." ucap Bu Nisa.

"Bu Lena enggak mau hire tukang ojek ajah kayak Bu Nisa, Bu Putri sama Bu Hannah?" tanya Muti.

"Bolehh. Kamu aja ya Mut. Hahaha." jawabnya.

"Hehh. Yang perempuan beda yahhh." ucap Muti.

"Au nih Muti. Bawa motor tapi sendirian mulu. Kenapa enggak bareng Farhah aja tuhh." sambung Bu Hannah.

"Jangan ah, saya ngasih kesempatan buat Jaka inisiatif nganter Farhah pulang. Biar nanti saya bareng Bu Nisa aja." jawab Muti.

"Au nih, Jaka. Padahal searah kan Jak sama rumah lu." sambung Rudi.

"Yehh, guanya sih mau-mau aja. Farhahnya mau atau enggak tuh." jawab Gw.

"Nope. Makasih." jawab Farhah.

"Hahahaha." dilanjutkan dengan tawa kami semua.

"Padahal awal-awal Jaka nganterin pulang si Farhah loh. Farhahnya mau-mau aja. Kok sekarang enggak mau ya." ucap Bu Nisa.

Lalu Farhah menutup laptopnya dan merapihkan barang-barangnya.

"Ya kemarin kan enggak ada apa-apa, Bu. Sekarang ada gosip gini sayanya jadi gak mau." jawab Farhah.

*Drrtt drrttt

Tiba-tiba ada notif dari WA Bu Lena. Langsung saja Gw buka WA nya sembunyi-sembunyi agar tidak ada yang membacanya.

Bu Lena :
"Jak."
"Kamar Bang Sani."

Jaka :
"Oke."

Bu Lena meminta agar Gw menuju kamar Bang Sani. Mungkin dia ingin menuntaskan hal yang tadi sempat tertunda dikarenakan masih dalam jam mengajar.

"Ahh, males ahh. Ngambek." ucap Gw berpura-pura ngambek ke Farhah lalu meninggalkan ruang guru untuk menuju kamar Bang Sani.

"Tuh kan, Far. Ngambek kan." ucap Bu Nisa.

"Biarin. Dah tua masih ngambekan." jawab Farhah disusul dengan tawa yang lainnya.

*Tok tok tok

"Bu?" panggil Gw dari depan kamar Bang Sani.

*Cklekk

"Masuk, Jak." kata Bu Lena sambil membukakan pintu.

"Huhh. Enak ya sekarang." kata Gw sambil merubuhkan tubuh Gw di kasur.

"Iya, Jak. Enak. Kita nya enak, Bang Sani nya juga enak." ucap Bu Lena.

"Ehh, tapi Bang Sani tetep dibayar kan, Bu?" tanya Gw.

"Pasti doong. Malah lebih gede sekarang." jawab Bu Lena.

"Syukur deh. Takutnya Bang Sani ngelapor aja, kan bahaya."

"Gak bakal, Jak. Bang Sani kan bisa kerja disini karena saya. Jadi dia dulu tuh duda tanpa anak, tinggal di belakang toko suami saya. Terus pas dibutuhin disini saya ajak dia ke sini. Jadi dia juga utang jasa ke saya, Jak." jelasnya.

"Ohh, gitu Bu. Tapi lebih enak kalo disini dikasih AC kali yah." ucap Gw.

"Iya nih, saya gerah nunggu kamu daritadi. Nanti saya tanya Bang Sani deh dia suka nggak pake AC."

"Mantapp, Buu. Jadi betah deh saya disini nanti. Hahaha."

Bu Nisa pun merebahkan tubuhnya di samping Gw. Dengan begitu, langsung saja tangan Gw bermain di dalam pakaiannya meraba-raba toketnya.

"Kenapa kalo maenin toket Bu Lena selalu enak." ucap Gw.

"Kamu suka yang begini, Jak?" tanya Bu Lena.

"Iyaa. Toket favorit saya itu toketnya Bu Lena. Abis itu Bu Nisa."

"Tapi kalo memek enakan mana?"

"Kalo itu baru, enakan Bu Nisa. Hahaha."

"Dasar kamu, Jak."

LANJUT
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd