Valdomfikri
Tukang Semprot
- Daftar
- 7 May 2018
- Post
- 1.129
- Like diterima
- 1.388
Halo hu izinkan ane kembali menulis cerita di subforum ini
Sebelum memulai, ane tegaskan cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada kesengajaan dalam kesamaan nama tokoh dalam cerita ini.
Baik tanpa memerpanjang mukadimah langsung saja kita mulai cerita nya.
Jeng jeengg
PART 1
Namaku Rendra, umur ku saat ini 30 tahun, tinggiku 172cm, aku bisa dibilang seorang pengusaha muda yang baru saja naik daun. 3 minggu lalu aku baru saja menikahi gadis 32 tahun bernama Qilla, Qilla adalah pacarku, yang dulunya adalah kakak tingkat ku di waktu kuliah, oleh sebab itu umur Qilla lebih tua 2 tahun dibanding aku. Meskipun kami berbeda fakultas, namun kami berada di satu lingkungan kampus yang sama. Qilla saat ini berkarir sebagai dokter, sementara aku dari fakultas ekonomi memang sebagai pengusaha.
Qilla seorang wanita berjilbab, kulit putih, mata nya sipit walaupun bukan keturunan tionghoa, dan tinggi 168 cm, dan berat badan 52 kg. Ukuran payudara Qilla cukup besar dan padat untuk ukuran tubuhnya yang tidak gemuk yaitu 36 B.
Semenjak menikah, aku dan Qilla tinggal di sebuah rumah kontrakan, satu kali dalam seminggu kami sering mengunjungi orang tua Qilla, seperti waktu itu. Di saat kami berpamitan pulang, ibu Qilla menitipkan suatu makanan untuk keponakan Qilla (anak dari Kakak Qilla) yang saat ini tinggal di sebuah asrama suatu sekolahan.
Karena memang asrama itu dan arah rumah kami satu arah, jadi aku tak keberatan. Waktu itu hari sudah menunjukkan pukul 22, Qilla mengenakan kemeja hijau dengan celana panjang coklat dan juga jilbab coklat yang sewarna dengan celana panjang nya. Saat masih dalam perjalanan kami sempat membicarakan mengenai rencana bulan madu kami di Bali minggu depan, aku menunjukkan sebuah paket di kursi belakang mobil yang mana isi nya adalah semacam sex toy, kemudian beberapa model lingerie yang akan kami gunakan sebagai fantasy saat kami berada di Bali nanti.
"Eh yang, aku udh beli loh persiapan buat enak2 kita di Bali" goda ku kepada Qilla sambil menunjuk paket yang berada di kursi belakang tersebut
"Emang isi nya apa yang? Aku buka ya jadi penasaran" ucap Qilla yang mencoba meraih paket itu
"Eehh jangan yang, ntar aja buka nya pas di Bali aja biar surprise" ucap ku mencegah Qilla membuka paket itu
"Iya dehh iyaa surprisee" goda Qilla yang semakin penasaran dan tak sabar ingin membuka nya
Tak lama kami pun sampai di sebuah asrama dimana keponakan Qilla berada, dari luar asrama itu tampak menyeramkan, sekilas seperti sekolahan Suzuran di film Crows Zero.
"Kamu yakin yang si Adit sekolah disini?" Tanyaku yang penasaran kenapa sosok Adit yang notabene orang tua nya orang berada mungkin mampu untuk menyekolahkan nya di sekolah yang menurut ku lebih baik, karena menurutku ini sekolah tidak wajar, memang seperti sekolahan Crows Zero yang mana adalah tempat anak2 berandal yang tidak diterima di sekolah bagus.
"Hhmm bener kaya nya yang, coba berenti di sana yang, ada Pak satpam di depan gedung itu" tunjuk Qilla ke arah satpam itu.
Mobil kami pun berhenti di depan bangunan asrama tersebut. Qilla kemudian turun dan menghampiri satpam itu sambil membawa tentengan titipan untuk Adit, dari gerakan tubuh Qilla dan Satpam itu, sepertinya Satpam mengatakan bahwa gedung asrama ini memang tempat sekolahan Adit, Qilla pun melangkah ke sebuah lorong dari asrama tersebut mengikuti instruksi dari Satpam itu.
Sambil menunggu di mobil aku buka youtube dan nonton beberapa podcast, aku pun tertawa terpingkal2 karena beberapa scene di podcast itu lucu menurutku
"Eh udah jam 22.45 aja, si Qilla mana ya? Kok lama banget?" Ucapku sembari mlirik ke arah jam tangan ku
Aku pun memilih menunggu sebentar lagi dan melanjutkan menonton.
Setelah sekian menit aku kembali melirik ke jam tangan ku, jam menunjukkan pukul 23.15
"Wah ini terlalu lama, si Qilla ngapain aja sih?" Gerutu ku dalam hati.
Aku pun memutuskan untuk menyusul Qilla, aku keluar mobil dan menanyakan pada satpam tersebut
"Oh ya mas, disini memang Asrama cowo, mas nya masuk aja ke lorong itu, nanti naik tangga aja. Kamar siswa2 cowo ada di lantai 2 semua mas, nanti mas cari aja" ucap satpam tersebut
"Ohh oke mas, saya izin masuk yah" ucapku sambil berlalu berjalan ke lorong asrama tersebut.
Saat aku mulai memasuki lorong asrama tersebut, kesan yang aku dapat dari asrama ini persis memang seperti asrama Suzuran, bangunan nya kurang terawat namun di beberapa pekarangan nya ada beberapa lampu yang menyala,
Aku pun menaiki tangga menuju lantai 2, di lantai 2 bangunan itu tampak seperti ruang ruangan kamar2 yang aku pikir memang kamar nya para siswa di sekolah ini. Saat aku berjalan mencari Qilla, tiba tiba kepalaku dihantam sesuatu dari belakang
"Bruaakkk" tubuhku pun terjatuh ke lantai, pandangan ku terasa gelap dan aku sudah tak ingat apa kejadian saat itu.
Ketika aku membuka mataku, tiba2 aku melihat beberapa orang siswa laki2 mengelilingi ku, mungkin ada sekitar 4 orang. Saat aku mencoba menggerakkan tubuhku, ternyata aku baru sadar aku sedang berada duduk di sebuah kursi, tangan ku terikat kebelakang, dan kedua kaki tu terikat pada kedua masing2 kaki kursi tersebut
"Ehh apa ini? Lepasin ikatan gue! Apa mau kalian" Teriak gue pada siswa siswa itu
-BERSAMBUNG-
Sebelum memulai, ane tegaskan cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada kesengajaan dalam kesamaan nama tokoh dalam cerita ini.
Baik tanpa memerpanjang mukadimah langsung saja kita mulai cerita nya.
Jeng jeengg
PART 1
Namaku Rendra, umur ku saat ini 30 tahun, tinggiku 172cm, aku bisa dibilang seorang pengusaha muda yang baru saja naik daun. 3 minggu lalu aku baru saja menikahi gadis 32 tahun bernama Qilla, Qilla adalah pacarku, yang dulunya adalah kakak tingkat ku di waktu kuliah, oleh sebab itu umur Qilla lebih tua 2 tahun dibanding aku. Meskipun kami berbeda fakultas, namun kami berada di satu lingkungan kampus yang sama. Qilla saat ini berkarir sebagai dokter, sementara aku dari fakultas ekonomi memang sebagai pengusaha.
Qilla seorang wanita berjilbab, kulit putih, mata nya sipit walaupun bukan keturunan tionghoa, dan tinggi 168 cm, dan berat badan 52 kg. Ukuran payudara Qilla cukup besar dan padat untuk ukuran tubuhnya yang tidak gemuk yaitu 36 B.
Semenjak menikah, aku dan Qilla tinggal di sebuah rumah kontrakan, satu kali dalam seminggu kami sering mengunjungi orang tua Qilla, seperti waktu itu. Di saat kami berpamitan pulang, ibu Qilla menitipkan suatu makanan untuk keponakan Qilla (anak dari Kakak Qilla) yang saat ini tinggal di sebuah asrama suatu sekolahan.
Karena memang asrama itu dan arah rumah kami satu arah, jadi aku tak keberatan. Waktu itu hari sudah menunjukkan pukul 22, Qilla mengenakan kemeja hijau dengan celana panjang coklat dan juga jilbab coklat yang sewarna dengan celana panjang nya. Saat masih dalam perjalanan kami sempat membicarakan mengenai rencana bulan madu kami di Bali minggu depan, aku menunjukkan sebuah paket di kursi belakang mobil yang mana isi nya adalah semacam sex toy, kemudian beberapa model lingerie yang akan kami gunakan sebagai fantasy saat kami berada di Bali nanti.
"Eh yang, aku udh beli loh persiapan buat enak2 kita di Bali" goda ku kepada Qilla sambil menunjuk paket yang berada di kursi belakang tersebut
"Emang isi nya apa yang? Aku buka ya jadi penasaran" ucap Qilla yang mencoba meraih paket itu
"Eehh jangan yang, ntar aja buka nya pas di Bali aja biar surprise" ucap ku mencegah Qilla membuka paket itu
"Iya dehh iyaa surprisee" goda Qilla yang semakin penasaran dan tak sabar ingin membuka nya
Tak lama kami pun sampai di sebuah asrama dimana keponakan Qilla berada, dari luar asrama itu tampak menyeramkan, sekilas seperti sekolahan Suzuran di film Crows Zero.
"Kamu yakin yang si Adit sekolah disini?" Tanyaku yang penasaran kenapa sosok Adit yang notabene orang tua nya orang berada mungkin mampu untuk menyekolahkan nya di sekolah yang menurut ku lebih baik, karena menurutku ini sekolah tidak wajar, memang seperti sekolahan Crows Zero yang mana adalah tempat anak2 berandal yang tidak diterima di sekolah bagus.
"Hhmm bener kaya nya yang, coba berenti di sana yang, ada Pak satpam di depan gedung itu" tunjuk Qilla ke arah satpam itu.
Mobil kami pun berhenti di depan bangunan asrama tersebut. Qilla kemudian turun dan menghampiri satpam itu sambil membawa tentengan titipan untuk Adit, dari gerakan tubuh Qilla dan Satpam itu, sepertinya Satpam mengatakan bahwa gedung asrama ini memang tempat sekolahan Adit, Qilla pun melangkah ke sebuah lorong dari asrama tersebut mengikuti instruksi dari Satpam itu.
Sambil menunggu di mobil aku buka youtube dan nonton beberapa podcast, aku pun tertawa terpingkal2 karena beberapa scene di podcast itu lucu menurutku
"Eh udah jam 22.45 aja, si Qilla mana ya? Kok lama banget?" Ucapku sembari mlirik ke arah jam tangan ku
Aku pun memilih menunggu sebentar lagi dan melanjutkan menonton.
Setelah sekian menit aku kembali melirik ke jam tangan ku, jam menunjukkan pukul 23.15
"Wah ini terlalu lama, si Qilla ngapain aja sih?" Gerutu ku dalam hati.
Aku pun memutuskan untuk menyusul Qilla, aku keluar mobil dan menanyakan pada satpam tersebut
"Oh ya mas, disini memang Asrama cowo, mas nya masuk aja ke lorong itu, nanti naik tangga aja. Kamar siswa2 cowo ada di lantai 2 semua mas, nanti mas cari aja" ucap satpam tersebut
"Ohh oke mas, saya izin masuk yah" ucapku sambil berlalu berjalan ke lorong asrama tersebut.
Saat aku mulai memasuki lorong asrama tersebut, kesan yang aku dapat dari asrama ini persis memang seperti asrama Suzuran, bangunan nya kurang terawat namun di beberapa pekarangan nya ada beberapa lampu yang menyala,
Aku pun menaiki tangga menuju lantai 2, di lantai 2 bangunan itu tampak seperti ruang ruangan kamar2 yang aku pikir memang kamar nya para siswa di sekolah ini. Saat aku berjalan mencari Qilla, tiba tiba kepalaku dihantam sesuatu dari belakang
"Bruaakkk" tubuhku pun terjatuh ke lantai, pandangan ku terasa gelap dan aku sudah tak ingat apa kejadian saat itu.
Ketika aku membuka mataku, tiba2 aku melihat beberapa orang siswa laki2 mengelilingi ku, mungkin ada sekitar 4 orang. Saat aku mencoba menggerakkan tubuhku, ternyata aku baru sadar aku sedang berada duduk di sebuah kursi, tangan ku terikat kebelakang, dan kedua kaki tu terikat pada kedua masing2 kaki kursi tersebut
"Ehh apa ini? Lepasin ikatan gue! Apa mau kalian" Teriak gue pada siswa siswa itu
-BERSAMBUNG-