Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SALAH SASARAN - Ipar-Iparku yang Ahhh... Sudahlah (NO SARA!)

Chapters 44



Masih di tempat yang sama….

Masih bersama akhwat cantik yang sama, di kamar hotel ini, setelah kami - aku dan Nira baru saja mengikrarkan sebuah hubungan gelap dengan di tandai penyatuan tubuh kami - akhirnya kami pun memutuskan untuk beristirahat.

Jujur, masih terngiang-ngiang bagaimana desah nafas kakak iparku ini di benak, bukan hanya itu saja, bagaimana liarnya dia di bawah tindihanku, di bawah penguasaan birahiku tadi. Ahhh! Ada yang tegang lagi jika kembali ku ingat kejadian tadi bersamanya.

Tapi, bukankah tadi ia juga telah mengatakan padaku, lebih kepada peringatan jika hal tadi adalah kejadian yang pertama dan terakhir baginya. Namun, apakah aku harus menyetujuinya, sedangkan aku masih ingin merasakannya kembali?

Ahhh! Aku rasa-rasanya masih belum ikhlas untuk melepas semua ini yang telah ku dapatkan. So! Let see, apakah memang benar, kejadian tadi terakhir bagi kami, atau malah masih ada episode-episode selanjutnya yang akan berlangsung - mungkin hari ini atau hari-hari berikutnya di saat kami di pertemukan kembali oleh takdir seperti adik bontotnya si Azizah?

Ah aku rasa, pendahuluan pada chapter kali ini tidak perlu panjang-panjang.

Jadi mari kita lanjutkan.



Yang terjadi setelah ia mengatakan………………..

“Ar... ini yang pertama dan akan menjadi yang terakhir ya.”

Ku tatap dia dengan tersenyum. Aku hanya menggumam dalam hati, “Sepertinya aku gak yakin, Nira”


Maka aku pun segera beranjak dari ranjang untuk sekedar bersih-bersih di kamar mandi. Sengaja ku tinggalkan Nira di kamar untuk sibuk dengan pikirannya sendiri.



Ada 10 menitan aku di kamar mandi, lalu aku keluar dan menemukan kakak iparku sudah bersiap-siap untuk bersih-bersih dengan hanya mengenakan kimono hotel.

Ahh seksi sekali dirimu, Nira. Rasa-rasanya ingin ku telanjangi dirimu kembali seperti tadi.

Tapi aku harus bisa memainkan peran dan rencana kembali. Aku tak ingin, kesannya jika aku malah yang ketagihan dengan tubuhnya, aku mau, dia yang memintaku kembali agar aku menyetubuhinya seperti tadi.

“Mau mandi, Nir?” aku sekedar bertanya, lalu berlalu begitu saja untuk sekedar berpakaian kembali.

“Hu uh” lemah sekali suaranya.

Aku hanya senyum menoleh padanya, kemudian ku biarkan ia ke kamar mandi sendirian.

Aku sendiri, mending berpakaian santai saja. Toh! Kalo memang rencanaku berhasil, semua pakaian ini bakal di tanggalkan juga kok.









Ya sudahlah, sepertinya Nira masih betah di kamar mandi. Ku putuskan untuk ke balkon di depan untuk sekedar menikmati udara malam yang penuh dengan keindahan, seindah tubuh wanita yang 100% akan menginap denganku di kamar ini.

Aku duduk di salah satu kursi membelakangi pintu kamar.

Ya apalagi yang patut ku lakukan selain membuka ponsel serta membalas pesan masuk.

Setelah beberapa lama aku telah membalas satu persatu pesan WA yang masuk, akhirnya mataku tertuju ke DP WA Azizah yang baru saja berganti. Hm, berarti adik iparku ini belum tidur, atau setidaknya baru bangun. Gambar DP nya hanyalah sebuah tulisan berwarna hitam dengan latar merah. Tulisannya agak menarikku untuk membacanya…………..

“Aku hanyalah manusia biasa yang terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagimu, tapi, setidaknya berikanlah aku juga yang terbaik yang engkau punya”

Entah apa maksud Azizah dengan gambar DP nya, tetapi yang pasti dia sedang curhat. Lebih baik ku komentari saja gambar DPnya.

“Yang terbaik tentu akan bertemu dengan yang yang terbaik juga, belum tidur dek?”

Tidak lama aku menunggu, ponselku langsung bergetar. Hm, rupanya Azizah memang tidak tidur.

“Lagi nanggung...” begitu balasnya.

Wah menarik nih.

“Nanggung apanya, emang kamu lagi kerjain apa?” aku belaga gak ngerti, dan mencoba untuk mengorek lebih dalam lagi.

“Bukan kerja... tapi di kerjai” balasnya kemudian.

“Wah enak dong.”

Tiba-tiba senjataku mengeras lagi membayangkan rintihan Azizah ketika sedang dalam kendaliku.

“Enak dari hongkong... (Di sertai emoticon menangis), orang lagi nanggung di bilang enak”

“Nanggung maksudnya? Jangan bilang kamu belum puas?”

Agak lama pesanku hanya ditandai ikon dua centang biru, tanpa ada balasan. Daripada bosan menunggu lebih baik aku buka Instagram periksa timeline sekaligus stalking-stalking gak jelas.

Drrttt……

Azizah lagi.

“Iya belum... baru jalan 2 menit, suami udah KO”

“Wah pastinya menyakitkan tuh dek” balasku semakin menggodanya.

“Iya.”

Ku tarik nafas panjang, ku timbang-timbang sejenak, lalu ku ketikkan pesan ini dengan dada berdebar.

“Hmm... seandainya kakak ada di situ, kakak tak akan membiarkanmu sakit dan bersedih karena nanggung. Kakak akan memuaskanmu”

Tidak ada balasan. Ku lancarkan lagi seranganku.

“Biar kamu sampai teler kayak sebelum-sebelumnya”

Tetap tidak ada jawaban.

“Sampai pipis berulang-ulang,”

Masih tidak ada jawaban, hingga kemudian, ada balasan dari Azizah.

“Mau donk... please”



Wow…..

Penisku langsung menegang setegang-tegangnya. Dengan bergetar dan dada berdebar, ku balas WA nya.

“Sumpah... kakak juga mau banget. Pengen ngentotin vagina kamu, pengen isep putting payudara kamu yang tentunya lagi membesar sekarang pengaruh hamil”

“Ohh pasti nikmat sekali itu,” balasnya yang makin membuatku tambah tegang.

“Terus setelah puas ngisap puting kamu yang kanan dan kiri, kakak mau berganti buat isapin itu kamu”

“Itu apaan?”

“Memek”

“Aduh adek basah lagi kak... Kak Ar mesti tanggung jawab”

“Tanggung jawab gimana?”

“Ya... tanggung jawab pokoknya”

“Tanggung jawab gimana, adik iparku sayang ini mau di apain sih?”

“Ya begitulah pokoknya”

“Begitu gimana? Mau kakak entotin sampai puas... sampai kencing-kencing, banjir di sekeliling?”

Agak lama, aku menunggu jawaban, hingga kemudian ponselku bergetar lagi.

“Kak Ar……. adek orgasme... hehehe!”

Wow…..

Luar biasa adik iparku ini. Senjataku sudah semakin tegang, ketika ku dengar suara lembut dari belakangku.



“Ar…..”

Modyar!

“Eh…?”

Nira berdiri di belakangku dengan muka sendu.

Jilbab lebarnya kini telah kembali menutupi rambutnya yang panjang.

“Eh, Nira? Udah selesai mandi?”

Nira duduk menghempaskan pantatnya di sampingku.

“Iya…..”

Kami terdiam dalam lamunan kami masing-masing. Suasananya sangat canggung.

Drrrrrttttt……..

WA dari Azizah. Ku buka WA ku agak menyamping agar Nira tidak bisa melihatnya.

“Jadi kapan kamu ngentotin adek lagi, kak? Ini loh, si dedek kangen sama ayah kandungnya”

Ku diamkan saja.

“Siapa, Ar?” Tanya Nira.

“Hmm, temen kerjaan…” Jawabku.

“Oh, malam-malam gini?”

“Iya. Ngeganggu aja”

“Mmm… Bukannya Azizah ya yang chat kamu sejak tadi?”

Degh!

Waduh….

Salah tingkah.

“Maksud kamu?” aku berusaha bersikap biasa menanggapi pertanyaan dadakan akhwat satu ini.

“Aku udah ada di belakang dari tadi. Aku mau negur tapi gak enak sama kamu. Iseng-iseng aku nimbrung baca WA kamu.” Kata Nira dengan wajah datar.

Wah. Mampus deh kalau sudah begini urusannya.

“Kamu….sudah….tau….isinya?”

“Iya. Kamu mau ngentotin Azizah sampe teller, kan? Trus mau ngejilat mem…. memeknya…….” suara Nira agak bergetar dan nafasnya memberat ketika mengucapkan kata ngentot dan memek.

“Ya…. itu…. cuman menghibur, kok Nir. Saya kebetulan habis lihat gambar DP nya yang galau. Trus ya udah, saya tanyain kenapa, dia jawabnya lagi nanggung gak bisa orgasme. Ya udah, saya hibur saja pake joke-joke gitu” pembelaan yang tak berarti menurutku. Namun, secuil harapan dalam sana agar Nira percaya dengan statemenku ini.

Nira menatapku pelan. Dalam gelapnya malam di balkon, aku bisa melihat Matanya yang makin sayu.

“Hmm jujur, kami bertiga sering bercerita mengenai bagaimana hubungan kami dengan suami di ranjang. Dan Azizah sama sepertiku, Ar. Dia juga tidak bisa puas bersama suaminya. Meski, memang di sini kondisinya aku yang paling parah karena suami malah sudah tidak bisa ereksi lagi anunya”

“Hanya Azita yang selalu bangga bercerita tentang kehebatan kamu. Dan terbukti, karena aku sendiri sudah membuktikannya tadi” Nira melanjutkan. Aku merasa besar kepala kalo sudah seperti ini.

“Ar….”

“Iya, Nir?”

“Anak dalam kandungan Azizah, I… itu anak dari kamu, kan?”

Aku langsung menjawab, “Saya gak tahu, karena…. ya sudahlah, karena kamu sudah menebak, jadi saya juga tidak akan berbohong. Ya! Memang betul, saya dan Azizah sudah pernah melakukan sama seperti denganmu. Tapi jika kamu menanyakan anak yang ia kandung anak siapa, saya tidak mau berspekulasi dan tidak mau menebak-nebak. Toh! Azizah juga tidak pernah mengatakan sejujurnya padaku” jawabku, meski memang aku tidak jujur dalam hal ini. Hanya memainkan peran dan kata-kata saja. Biar suasana tidak terlalu suram jadinya.

Kami kembali terdiam.

“Ar. Seperti yang aku bilang tadi, kejadian tadi adalah yang pertama dan terakhir ya” gumamnya pelan.

Meski demikian aku tak yakin benar terjadi.

“Ar, gimana ya rasanya mengandung bayi?”

Hm, posisi berbalik rupanya. Kalau tadi Nira mengintimidasiku, sekarang aku yang akan memancingnya.

“Gak usah dibayangin, Nir. Mending dicoba aja,”

“Ca… caranya?”

“Ya, kalo memang suami kamu tak mampu, kenapa kamu tidak mencobanya dengan saya?”

“Ih…. ngawur kamu, Ar. Gak mungkin lah”

Nira agak menjauhkan jaraknya dariku. Ah, akhwat yang satu ini entah kenapa membuatku semakin gemas. Dalam keremangan malam, ku tunjukkan seringaiku. Senjataku yang sempat melemah kini kembali bangkit dan menunjukkan semangatnya.

“Lagian kan, udah aku katakan yang tadi itu pertama dan terakhir bagiku” ia mengulangi kalimatnya.

Aku hanya senyum sembari menggeleng.

“Ya sudah, saya tidak memaksa. Tapi, jika memang kamu ingin mengandung sama seperti Azizah, maka, kamu tahu kan harus kemana?”

“Ar…..” nafasnya mulai berat.

“Ya?”

Nira kembali terdiam. Entah nafasnya kini semakin memburu, tapi aku yakin ia sedang berusaha menahan libidonya.

“Nir, menurut kamu, apakah mimpi kamu sama seperti kejadian tadi? Atau malah belum ada apa-apanya dengan kejadian dalam mimpimu? Kalo saya sih, masih belum, masih jauh, karena masih banyak hal-hal yang terjadi di mimpi tapi belum ku eksplore tadi bersamamu”

Nira kembali mendengus. Nafasnya semakin berat di tarik hembuskan oleh empunya.

“Andai saja, saya kembali di izinkan untuk menyentuhmu. Kan ku eksplore semua yang hadir dalam mimpi saya selama ini.”

Nira mengangguk entah apa maksudnya.

“Nir…..”

“I… iya Ar?”

“Saya jadi tegang lagi, nih….”

“Ih…. kamu ahhhh”

Kami kembali terdiam dalam lamunan kami masing-masing sambil menatap kota dari balkon yang luas.









Hingga….

“Ar…..” Suara Nira membuyarkan lamunanku.

“Ya?”

“Aduh…..”

“Kamu kenapa, Nira?”

Nira menatapku tajam sambil menggigit bibirnya. Entah mengapa tiba-tiba ekspresi mukanya seperti ini. Segaris senyum tipis dan sarat makna tersungging di bibir tipisnya, tetapi hanya sekelebat saja.

“Kira-kira kalo kita ngelakuinnya sekali lagi, bisa buat aku hamil gak ya?”

Degh….!!

Aku tidak pernah menyangka kalau Nira akan mengucapkan kata-kata ini meskipun aku sangat menginginkannya. Dadaku serasa sesak dan ingin meledak.

“Ar….”

Suaranya berat dan bergetar. Dia tidak bohong. Dia sudah sangat terangsang meskipun ada sedikit keheranan dalam benakku. Dia terlihat normal tidak seperti Azizah ketika dia telah terangsang.

“Ar…. ko… kok malah diem?”

“Eh…..iya….”

“Gi… gimana, apakah kalo kita ngelakuin sekali lagi, kira-kira aku bisa hamil gak?”

“Kalo gak di coba gak bakal ketahuan Nir. Jadi, daripada berspekulasi, toh kita juga sudah melakukannya tadi, kenapa kita tidak mencobanya kembali? Toh, kita sama-sama menginginkannya, saya juga amat sangat menginginkanmu. Sungguh!”

Dan….

Pada akhirnya, kakak iparku pun mengangguk. “ya... ya udah, kalo gitu ki… kita gituan lagi, yuk!” Dan di saat itu, aku bersorak dalam hati karena sebentar lagi, aku akan kembali merasakan kehangatan tubuh akhwat bercadar yang notabenenya sedang mendambakan sebuah kehamilan.



Semangat, Ar!

Hahaha………………………


BERSAMBUNG CHAPTER 45
 
Kalau Nira sampai Ardan nekat mengamili Nira, artinya mereka melakukan sebuah blunder. Sudah jelas suami Nira impoten, tapi kok istrinya bisa hamil. (entah karena Nira memang perempuan bodoh atau karena Nira terlalu bernafsu hingga hilang akal sehat)

Jalan keluar paling mudah bagi penulis untuk memaksakan kehamilan ini adalah dengan membuat suami Nira sebagai cuckold.

Prediksi: suami Nira akan mengikhlaskan istrinya dihamili oleh Ardan!
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd