Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BU KADESKU, BONEKA SEXKU

PELANTIKAN
( Bagian 1 )
Disclaimer :
- Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak terjadi di dunia nyata.
- Dilarang mengcopy / share isi cerita atau mulustrasi ke sosial media lain
- Jadilah pembaca yang bijak dan bertanggung jawab.


Sekitar satu bulan sejak panasnya Pilkades Desa Suka Bangun berakhir dengan kemenangan menentukan Bu Yulia, akhirnya tiba pada hari yang paling ditunggu tunggu oleh wanita itu. Ya, tentu saja hari itu adalah Hari Pelantikan Kepala Desa yang diselenggarakan di kabupaten.

Meskipun pagi masih gelap, Bu Yulia yang ingin tampil sebaik mungkin dengan seragam kebangganya di acara pelantikan nanti sudah terlihat sangat sibuk dalam urusan berdandan. Bahkan saking memikirkan hari bahagia itu, Bu Yulia tidak bisa tidur nyenyak lantaran terbayang bayang akan seperti apa penampilannya besok. Tentu saja, untuk momen seumur hidup itu Bu Yulia ingin tampil secantik dan semenarik mungkin. Dalam hati kecilnya, muncul insting dasar seorang perempuan yakni ingin menjadi pusat perhatian di muka umum. Apalagi di acara pelantikan itu, ia akan bertemu dengan para pejabat pemerintahan, para camat dan tentu saja para kades yang jumlahnya puluhan.

Dengan dibantu Cantika yang hari ini ijin tidak masuk sekolah untuk ikut mendampingi ibunya, Bu Yulia duduk dengan dada berdebar di depan meja rias kamarnya. Hanya dengan memakai selembar handuk sesuai mandi, Bu Yulia duduk dengan wajah sumringah saat Cantika merias wajah cantik ibunya dengan goresan make up dari brand yang cukup mahal. Timbunan daging gemuk menyembul di atas handuk berwana putih sementara di tengahnya melintang garis indah dari belahan lembah dada besar wanita itu. Di sebelah kanan atas tonjolan dada itu, nampak dua buah tahi lalat menghiasi dada putihnya. Sementara itu, lapisan busa yang ada di atas permukaan kursi nampak kempes lantaran ditindih oleh bongkahan pantat besar Bu Yulia. Dengan pantat besar itulah Bu Yulia banyak membuat laki laki tergila gila olehnya, termasuk Pak Hendro yang sungguh amat beruntung pernah menikmati hangatnya pantat besar itu saat laki laki lain hanya bisa melihat dan membayangkannya. Tak hanya beruntung bisa menikmatinya saja, Pak Hendro bahkan bisa seenak nafsunya memainkan pantat itu mulai dari menampar, menjilat, menggesek, menusuk, mengocok,meludahi, sampai bisa meninggalkan noda sperma di dalam lubang pantat Bu Yulia.


( Bu Yulia selesai mandi dan bersiap ber-make up)

"Alisnya agak tebal lagi sayang. Bikin eyeshadow nya yang rapi dan halus ya," pinta Bu Yulia kepada Cantika.

"Aduh mah... ini udah tebal banget. Mama nanti jadi terlalu menor kaya biduan. hehehee," candanya.

"Gak papa lah, kan mata itu pusat utama kecantikan wanita. Jadi harus maksimal kalau rias bagian mata," jawab Bu Yulia.

"Kenapa mamah gak pake MUA yang pro aja sih mah. Kan bisa lebih cantik lagi," keluh Cantika lantaran Ibunya cukup cerewet.

"Gak perlu lah, kamu berbakat kok kalau soal kaya gini. Kemarin mamah puas banget pas di-make up in kamu pas acara Pilkades. Mamah kaya merasa cantik banget n 10 tahun lebih muda," kata Bu Yulia memuji bakat putrinya.

"Kalau masih gini belum kelihatan cantik mah. lipstik juga belum di apply. Nanti kalau sudah pakai seragamnya baru mamah kelihatan cantiknya," Cantika meminta Ibunya bersabar.

Pandangan mata Bu Yulia lantas tertuju pada setelan seragam putih yang masih tergantung di lemari yang akan dipakainya nanti. Dengan seragam yang aslinya adalah hadiah dari Pak Hendro itulah Bu Yulia akan menghadiri acara pelantikan. Perasaan campur aduk terbesit dibenak Bu Yulia kala memandang seragam yang sebenarnya secara kualitas sangat ia sukai itu. Satu sisi ia merasa tak sabar memakainya untuk hari special ini. Hari special yang sudah ia cita-citakan sejak lama. Sementara di sisi lain, Bu Yulia masih terbayang rasa takut karena teringat kata kata Pak Hendro yang terobsesi ingin mengentot dirinya pakai seragam itu.

"Nah... sini bibirnya Cantika lipstikin mah, " Tangan Cantika bergerak lincah memoles bibir tebal ibunya dengan goresan lisptik warna merah nude. Cantika memilih warna itu karena sangat cocok dengan warna kulit Bu Yulia yang putih bersih.

Bu Yulia yang masih membayangkan ketakutannya justru merasa aneh saat batang lipstik itu disapukan Cantika di atas permukaan bibirnya. Ia malah teringat saat Pak Hendro memainkan kontol besarnya di atas bibirnya sampai puas sebelum meminta Bu Yulia mengulum batang kemaluan yang ganas itu. Meski sudah sebulan berlalu, namun peristiwa menakutkan itu masih teringat jelas di pikiranya.

"Nah... bibir udah beres. Tinggal blush on aja ini," tangan terampil Cantika memungut kuas dan mulai meyapukanya pada blush on bertekstur cream ke pipi Bu Yulia.

"Gak pakai yang light coral aja sayang?" tanya Bu Yulia.

"Bisa sih pakai itu, tapi sekarang pake soft pink aja deh mah. Mamah kan undertonenya udah putih n cold, kalau pakai ini jadi kelihatan tambah fresh," sanggah Cantika yang langsung memoleskan kuasnya dengan lihai.

"Ikut kamu aja lah sayang, " Bu Yulia santai. "Yang penting buat mamah kaya Princess hari ini ya. hahahaha," candanya.

"Pasti mah. Tenang aja, mamah itu udah cakep banget. Make up ini cuma penyempurna aja." Puji Cantika akan kecantikan ibunya yang awet muda sampai teman laki- laki di sekolahnya sering mengira jangan jangan Bu Yulia itu kakaknya Cantika.

"Hmmmm...well done nih tugasku! Lihat deh cantik kan. Buruan dipakai seragamnya mah. Habis ini Cantika mau dandanin Omcan juga. Biar nenek- nenek juga perlu tampil cantik juga." canda Cantika.

"Wah...mantab deh. Terbaik memang." Di depan cermin Bu Yulia menatap takjub hasil garapan make up Cantika.

"Sebentar ya, mama pake pakaian dulu. Tolong ambilin daleman sama seragamnya sayang di lemari" perintahnya langsung dikerjakan oleh Cantika. Gadis cantik itu melenggang ke lemari Bu Yulia untuk mengambilkan Bra, Celana dalam dan base layer untuk Ibunya.

Saat ia memilih jenis bra n celana dalam untuk Ibunya, Cantika dibuat tergeleng geleng kepala saat melihat tumpukan baju seksi Bu Yulia. Di samping tumpukan celana dalam harian, menumpuk pula beraneka outfit nakal wanita dewasa mulai dari lingerie, g-string, bikini, dll yang Cantika selama ini kurang terlalu menyadarinya.

"Iih mamah... outfit nakalnya banyak banget," Cantika agak malu menanyakannya.

"Ini serius mamah pakai ginian juga?" Canda Cantika yang iseng mengambil sebuah micro bikini yang sangat kecil dan memamerkannya kepada ibunya. Tak hanya kecil saja, namun micro bikini itu pada bagian talinya berwarna transparant. Cantika tak bisa membayangkan bagaimana penampakan tubuh sintal dan bohay ibunya saat memakai itu.

"Iiih... apaan sih kamu sayang. Pake diutak atik segala yang itu," Pipi merah muda Bu Yulia semakin memerah karena malu. "It's adult people business sayang. Kamu kalau sudah punya suami pasti paham lah," Bu Yulia menjelaskan.

"Tapi kok banyak banget mah, kan Mamah udah gak sama papah lagi. Hahahaa," Candanya santai. Dalam hati Cantika berharap ibunya memakai itu karena meskipun sudah bercerai, namun Pak Iwan masih berhubungan dengan ibunya. Termasuk lewat VCS.

"Ini pasti requestnya papah," Pikirnya dalam hati.

"Ah, kamu sayang. Kepo banget deh. Udah sini ambilin mamah celana dalam biasa," Bu Yulia mengalihkan perhatian Cantika. Tentu saja Bu Yulia tak ingin anaknya sampai tahu bahwa tumpukan outfit nakal termasuk micro bikini itu adalah sebagianya kiriman dari Pak Hendro yang hampir setiap beberapa hari sekali selalu meminta foto nakal dan layanan VCS darinya.

Cantika yang tak ingin ibunya tambah malu lantas segera mengambil barang yang diminta Bu Yulia. Sebuah pasangan CD dan Bra berwarna krem serta base layer warna putih diambilnya dan diberikan kepada Bu Yulia.

"Makasih can," Katanya kepada Cantika yang kini nampak sibuk membereskan beraneka make up pack yang ada di meja rias. Meski Cantika masih berada dekatnya, Bu Yulia tanpa risih lantas langsung menanggalkan handuknya diatas kursi dan mulai memakai underwear ya. Dari pantulan kaca, Cantika bisa melihat ibunya bertelanjang bulat untuk sesaat. Cantika bahkan sempat memperhatikan bagian vagina chubby ibunya yang nampak dihiasi oleh rimbunya rambut kemaluan. Bahkan Cantika bisa melihat betapa bentuk puting susu ibunya terlihat sangat besar, panjang dan tak normal.

"Mah... Mamah kok sekarang jadi tambah gemuk kalau Cantika perhatikan?" Cantika penasaran.

"Itu tandanya mamah udah gak stress lagi sayang. Tau sendiri kan kamu kemarin seperti apa sibuk n pusingnya mamah pas Pilkades. Makan aja sampai gak enak,"

Bu Yulia mengatakan yang sebenarnya meski aslinya faktor penyebab bentuk tubuhnya yang semakin tebal ini tak elak karena ulah Pak Hendro. Bagaimana tubuhnya tidak melar jika hampir setiap hari Pak Hendro selalu meminta nya untuk berakting binal. Tak hanya soal foto nakal saja, setiap kali melayani VCS lelaki bejat itu Bu Yulia selalu dirangsang untuk mengeksplor seluruh bagian tubuhnya. Bugil dengan g-string, bikini, lingerie dan hijab menjadi makanan Bu Yulia sehari hari. Tak hanya itu saja, mengocok tempik, payudara dan pantat dengan dildo juga kerap dipertontonkannya kepada lelaki psikopat seperti pak Hendro.


( Bu Yulia yang sedang memberikan layanan VCS nya kepada Pak Hendro dalam sebulan terakhir ini)

Bahkan, yang membuat Bu Yulia sering kewalahan adalah lelaki itu kerap meminta Bu Yulia untuk melecehkan bagian tubuhnya dengan hal hal menjijikkan seperti menjepit puting susunya dengan jepitan jemuran, melebarkan lubang tempiknya, memasukkan dua dildo sekaligus ke dalam tempiknya, meneteskan lilin ke permukaan susunya, dan bahkan Bu Yulia pernah diminta untuk memasukkan satu pak batang rokok ke dalam kemaluanya.


( Bu Yulia menerima kiriman sarana dan prasarana terbaru dari Pak Hendro )


Sudah barang tentu, semua rangsangan pada bagian tubuh itu mempengaruhi siklus hormonalnya dan membuatnya semakin gemuk seperti seorang lonte yang hampir tiap hari melayani pria maka bentuk tubuhnya akan semakin membesar. Meski tak bisa dipungkiri, kegiatan gila itu juga turut menaikkan libido dan nafsunya sendiri yang selama ini jarang disentuh lelaki. Dan yang paling ditakuti Bu Yulia, kenaikan nafsu dan gairahnya itu akan mempengaruhi kesuburannya. Bu Yulia takut jika sperma Pak Hendro yang membanjiri tempiknya saat bercinta akan membuatnya hamil.


( Bu Yulia memperlihatkan tubuh sintalnya sambil memakai kiriman lingerie dari Pak Hendro)

Dengan bergegas Bu Yulia kemudian memakai seragam pelantikan yang terdiri dari setelan jaz dan rok putih dan atasan berupa jilbab dan topi.

Tak seberapa kemudian, Bu Yulia selesai memakai seragam impian itu dan langsung menunjukkan gestur sedikit berpose ke kanan kiri dan berputar untuk mengecek seragam itu apakah ada yang salah atau tidak.

"Kok sekarang jadi agak ngepress banget ya? Perasaan kemarin kemarin pas banget," pikirnya penasaran. Tapi akhirnya Bu Yulia maklum jika seragam itu sekarang cukup sesak lantaran ia memang tahu bahwa berat badanya naik 2 kilo dalam sebulan terakhir ini.
Meski begitu, Bu Yulia merasa nyaman nyaman saja memakainya karena rasa sesak itu hanya sedikit saja dirasakannya yaitu pada bagian dada dan pinggang.

"Masih OK kok! Almost perfect!" Pujinya pada diri sendiri. "Pak Hendro seleranya bagus juga. Jujur aku suka karena baju ini bahan dan desainya bagus banget,"

Setelah selesai berganti baju, Bu Yulia kemudian menengok arlojinya yang kini menunjukkan angka pukul 6.30. "Masih ada waktu 2,5 jam an. Aman lah"

Wanita yang kini sudah berdandan lengkap itu kemudian berjalan meninggalkan kamarnya untuk menemui Cantika, Bu Ambar yang sepertinya sudah menunggu Bu Yulia di ruang tamu.

"Hai Mah,Can......Taraaa... Gimana nih penampilanku?" pancing Bu Yulia girang.


( Penampilan Bu Yulia saat memakai seragam lengkap. Tebalnya Jas yang dipakainya cukup mampu menutupi bagian dadanya yang besar )

"Waaah... perfect mah. Mamah cantik banget deh. Jadi bangga Cantika sama mamah. Real Kades Macan ini. Manis Cantik!" puji Cantika atas keanggunan ibunya.

"Walaupun sedikit ketat, tapi kamu cantik banget Yul," puji Bu Ambar. "Aku cuma khawatir nanti banyak Pak Kades lain yg lihatin kamu terus! Dadamu itu lho!"

"Ya memang bentuk tubuhku kaya gini mah. Mau pake seragam juga tetep aja oversize" Bu Yulia menyadari bagian tubuhnya yang memang over.

"Tapi... mamah gak kalah cantik kok. Mamah kalau pake kebaya kaya umur 40 an aja." puji Bu Yulia gantian yang melihat setelan kebaya berwarna hijau tosca yang dikenakan Bu Ambar.


( Bu Ambar terlihat anggun saat mengenakan setelan kebaya untuk ikut hadir dalam acara pelantikan)

"Siapa dulu donk yang milihin baju n buatin make up-nya," Bu Ambar merangkul Cantika.

"Udah siap semua kan ini?" Bu Yulia tak sabar ingin segera ke lokasi pelantikan.

"Sudah mah, Bi Darmi sudah siapin semua di mobil. Mas Bimo juga sudah nunggu di depan," Lapor Cantika menyebutkan nama Bimo yang diminta Bu Yulia untuk ikut datang ke acara pelantikan ya.

"Siiip..." Bu Yulia tersenyum. "Papahmu jadi nyusul nanti?" tanya Bu Yulia.

"Ia mah, kalau sudah selesai urusannya papah mau nyusul. Tapi agak telat mungkin," lapor Cantika perihal absenya Pak Iwan.

"Ia Can..***k apa-apa. Kalau gak diselesaikan sekarang besok bisa kacau acaranya," Bu Yulia maklum karena Pak Iwan memang harus mengurusi sebuah urusan yang sangat penting berkaitan dengan kepentingan Bu Yulia.

Bu Yulia kemudian bersama Cantika dan Bu Ambar melenggang keluar rumah. Di halaman rumah Bu Yulia sudah nampak Bi Darmi yang baru selesai memasukkan barang dengan dibantu Bimo.

"Bim...sudah siap?" Sapa Bu Yulia.

Bimo yang takjub dengan penampilan luar biasa Bu Yulia tak bergeming. "Bim...udah siap belum untuk ikut antar ibu?" tanya Bu Yulia sekali lagi

"Ehhh....hmmmm....Sudah Bu. Let's Go! " Bimo tersenyum ramah.

"Siiip.... makasih banyak ya Bim sebelumnya. Maaf ibu ngerepotin kamu terus. Oh ya, ini kamu kok ganteng n seger banget." Puji Bu Yulia melihat Bimo memakai setelan casual yang terdiri dari celana denim, kaos polos warna abu abu dan sebuah jas casual. Setelan itu terlihat sangat cocok dikenakan oleh tubuh kekar Bimo. Bu Yulia juga sempat melirik jam tangan yang menempel di tangan kirinya. Jam tangan yang Bu Yulia sangat familier lantaran Bu Yulialah yang membelikan benda itu.

"Ah, cuma habis potong rambut aja Bu," Bimo santai.

"Oh ya, Urusan buat besok gimana? Ini nanti anak anak kesini jam berapa untuk bantu bantu?" tanya Bu Yulia.

"Sebentar lagi juga mulai nonggol Bu!" lapor Bimo.

"Bagus lah... tak percayakan ke mereka semua. " Bu Yulia tersenyum.

"Bi, nanti kalau ada Pak Iwan, pemuda desa dan beberapa orang tukang yang kesini tolong disiapkan minum, makan dan lain lain ya. Kalau butuh uang tambahan ambil di amplop yang ibu taruh di tempat biasa. Minta tolong jagain rumah ya. Saya mau pelantikan dulu," Pesan Bu Yulia berkaitan dengan urusan acara syukuran pelantikan yang akan diselengarakan besok.

"Baik Bu. Sudah siap semua. Selamat ya Bu!!! Saya ikut senang sekali" Bi Darmi memeluk Bu Yulia yang akan segera berangkat.

"Makasih Bi. Jangan lupa kalau buat Pak Iwan Bi Darmi buatin susu saja," Bu Yulia masih mengingat detail kecil untuk keperluan Pak Iwan saat pagi.

"Siap Bu, tidak lupa saya." timpa Bi Darmi.

Setelah itu, semua orangpun naik ke dalam mobil. Bimo menjadi sopir ditemani Cantika yang duduk di depan. Bu Ambar dan Bu Yulia duduk di belakang mereka berdua.

"Hati hati ya Bim. Santai saja, masih aman kok waktunya," Pesan Bu Yulia melirik kaca spion depan.

"Ia Bu, siap. Safety riding pokoknya." Bimo menyalakan mesin mobil lalu perlahan lahan mengendarai mobil itu keluar meninggalkan rumah.

"Lha kamu sudah sarapan belum Bim?" Bu Yulia menaruh perhatian.

"Belum Bu, tapi gampang lah nanti." Bimo santai meski sebenarnya ia juga lapar. "Lihat ibu saya sudah kenyang. Hahahaha" Canda Bimo melihat bagian dada Bu Yulia dari spion.

"Halah kamu, bilang aja mau nyindir seragam Ibu yang ketat ini ya," Bu Yulia paham maksud Bimo.

"Gak lah Bu. Seragamnya bagus n pas kok. Those are perfect! Sempurna! Ibu Cantik banget malah. Ini pasti yang make up in MUA terkenal ya?" Candanya sekali lagi sambil melirik Cantika yang duduk tersipu di sebelahnya.

"Itu MUA nya cengar cengir," Bu Yulia menunjuk Cantika.

"Hmmm...pantesan. Dibalik Penampilan yg cantik, ada MUA yang cantik," gombal Bimo yang disusul sebuah cubitan keras dari Cantika.

Semua orang meledakkan tawa melihat tingkah Bimo dan Cantika. Bu Yulia bahkan sampai terbesit suatu hal saat melihat keduanya. Cantika dan Bimo terlihat cocok dan banyak kemiripan. Bu Yulia bahkan sampai curiga jangan jangan dibelakangnya Cantika dan Bimo sebenarnya sudah pacaran.

Sementara Bu Yulia melihat Bimo dari sudut kecocokannya dengan Cantika, Bu Ambar yang duduk disampingnya juga nampak sesekali melirik Bimo dari spion. Tak ada yang tahu kalau di dalam benak pikiran Bu Ambar ternyata sempat terbesit sebuah pikiran nakal.

"Ini anak muda ganteng n gagah banget. Uuuh... kontolnya sebesar apa ya? Gak kebayang kalau dientot sama cowok ini!" Lenguh Bu Ambar dalam hati kecilnya.

Sejak berjumpa Bimo dirumah tadi, rupanya Bu Ambar merasa bagian kemaluanya berdenyut denyut dan geli. Jarang ia merasakan hal seperti itu saat melihat seorang lelaki. Bisa dikatakan, Bu Ambar merasa terangsang oleh perawakan Bimo.

"Ini anak umur berapa ya? Apa jangan jangan ini brondongya Yulia? Jangan jangan ini brondong yang bikin tubuh Yulia melar kaya gitu? Aaah.... beruntungnya si Yulia," Bu Ambar resah dalam hati dan merasa iri.

"Sumpah ini anak bikin horny aja. Kaya gimana kalau pantat dan tempikku dihajar kontolnya" Bu Ambar merasakan duduknya tak nyaman. Berulah kali ia mengejar geser pantatnya diatas tempat duduk.

( Bu Ambar membayangkan dirinya bersiap untuk menikmati kontol besar dan keperkasaan Bimo )


"Can, Itu mas Bimo ambilkan sandwich buat ganjel perut. Bi Darmi bawain bekal di dalam kotak makan," Perintah Bu Yulia.

"Baik mah, " Cantika lalu mengambil kotak makan itu dan mengambilkan sepotong sandwich buat Bimo.

"Wah... ini gimana makanya," modus Bimo.

"Udah itu suapin bentar sopirnya. Kasian dia!" Bu Yulia memerintahkan Cantika untuk menyuapi Bimo yang tengah konsentrasi lantaran ia kini sudah masuk ke jalan raya.

"Waah... Enakan mas Bimo ni."Cantika tersenyum sambil mengarahkan sepotong sandwich ke mulut Bimo yang cengar cengir saja.

"Wah enak ini... Nambah lagi Can. Itu semua juga boleh," Bimo ketagihan bukan hanya karena sandwich berisi kornet itu terasa enak namun juga ia menikmati momen dimana Cantika menyuapinya. Sementara Cantika juga nampak senang dan tak keberatan melayani Bimo yang sedikit manja.

"Wah... kalian berdua cocok banget ini. Mas Bimo pacarnya Cantika ya? Kok Neneknya sampai gak tahu ini?" Bu Ambar terlihat memancing dan ingin tahu hubungan Bimo sejauh mana dengan keluarga Bu Yulia.

"Wah... bukan Tante. Cuma teman di karang taruna saja. "Jawab Bimo santai. "Lagian Cantika juga bukan tipe saya. Cerewet anaknya tan, Hahahaaha" Bimo meledek Cantika.

"Iiih... kegantengan banget. Lagian Cantika juga gak mau sama Mas Bimo." Cantika sedikit cemberut. "Mending nanti saja cari pacar kalau udah masuk kuliah,"

"Kalau Ibu mah santai saja. Silahkan kalau mau pada pacaran juga. Yang penting bisa jaga diri," pesan Bu Yulia.

"Tapi emang bener juga kata mamah, Kalian berdua cocok juga. Walaupun kadang kaya Tom n Jerry. Hehehee "

"Iiih...mamah apaan sih. Mending bahas yang lain saja," Cantika malu ibu dan neneknya mengucapkan hal yang sama.

"Kalau mas Bimo udah punya pacar belum? Masa ganteng gini belum ada gandengan? " Bu Ambar kembali memancing.

"Belum Tante. Sini dong bantu cariin," Bimo menjawab santai.

"Wah...memang tipenya kaya gimana?" Bu Ambar menimpali.

"Wah... ya yang cocok aja sih tan. Soal tipe idaman ada sih... tapi malu ah tan. Masa di ceritain disini. Nanti ada yang cemburu," Bimo menggoda Cantika sambil meliriknya.
Namun hal itu tak bertahan lama karena Cantika buru buru mencubitnya dengan keras.

"Aaauuuu....wah ini dia. Ngeri kalau sama dia tan! Bisa gosong semua saya!" Bimo tertawa puas.

Obrolan kedekatan Bimo dan keluarga Bu Yulia terus terjadi sepanjang perjalanan. Beraneka topik dibahasnya mulai dari rencana Bu Yulia,Rencana Kuliah Cantika, Pekerjaan sampingan Bimo, sampai Bu Ambar menceritakan soal desa tempat tinggalnya kepada Bimo dan mempersilahkan pemuda itu untuk main kapan kapan.

"Mas Bimo tau kan desa Suka Sari? " Pancing Bu Ambar.

"Pernah dengar tapi belum pernah kesana tan. Gimana itu desanya?" Bimo penasaran.

"Saya dan Yulia aslinya orang sana. Sekitar 25 Km lah dari sini. Disana ada objek wisata air terjun dan pemandian air panas terkenal namanya Sumber Perawan. Banyak yang pergi kesana karena konon katanya bisa bikin awet muda airnya," Bu Ambar menjelaskan.

"Wah...baru dengar ada mata air awet muda.
Pantesan Tante Ambar dan Bu Yulia masih kelihatan awet muda n cantik. Ternyata karena suka mandi disana ya?" puji Bimo dengan tersenyum sambil melirik Bu Ambar dan Bu Yulia lewat kaca spion. Padahal dalam hatinya langsung terbesit bayangan nakal bagaimana kalau kedua wanita STW itu tengah telanjang dan mandi di suatu kolam air panas. Sedangkan Bimo berada di tengah tengah keduanya. Kemudian Bimo mengentot keduanya bersama sama di kolam tersebut.

Seketika itu Bimo jadi teringat oleh salah satu genre film porno JAV Jepang yang terkadang suka menampilkan genre MILF in the HotSpring. Di dalam genre itu biasanya ada seorang tante tante Jepang dengan tubuh putih montok berpayudara super besar tengah mandi dikelilingi oleh para pemuda. Atau sebaliknya, seorang pemuda berada di tengah kolam yang dipenuhi para wanita berdada montok. Membayangkan itu Bimo langsung menegang dan buru buru menghentikan imajinasi nakalnya karena takut kalau Cantika melihat tonjolan di bagian pangkal pahanya.










( Salah satu Genre JAV kesukaan Bimo )


"Ah...kamu ini. Bisa aja gombalnya," Bu Yulia nyeletuk.

"Oke deh tan, nanti kapan kapan saya coba tak main kesana. Mungkin ajak Cantika kalau mau. Atau sendiri, atau ajak temen temen Bimo," Bimo tertarik untuk mengunjungi kampung kediaman Bu Ambar.

"Ya Bim, silahkan saja. Mau sama siapa atau sendiri boleh. Nanti jangan lupa mampir ke rumah Tante. Nanti kabari dulu biar tante masakin yang enak," Bu Ambar tersenyum. Sementara Cantika dan Bu Yulia justru mengiyakan.

"Ya mas, kapan kapan main ke rumah Omcanku," kata Cantika memanggil Bu Ambar dengan sebutan Omcan.

"Omcan?? Siapa itu??" Bimo tak mengerti.

"Ya nenekku mas. Aku manggilnya Omcan!" Cantika tersenyum.

"Oh...OmCan. Oma-nya Cantika ya maksudnya?" tebak Bimo.

"Oma Cantik, maksudnya. hahahaa " Cantika tertawa yang langsung disusul Bimo yang kembali melirik Bu Ambar yang dirasanya memang masih terlihat cantik. Bimo baru menyadari bahwa sosok Bu Ambar memang memiliki aura lain. Aura kecantikan awet muda dan keibuan yang hampir mirip dengan aura Bu Yulia.

"Ah kamu can. Mamah udah keriput n kendur gini kamu bilang Cantik" Bu Ambar merendah namun hatinya aslinya sumringah.

"Tapi Tante memang masih kelihatan awet muda kok. Bu Yulia juga... pokoknya saya kagum sama Tante berdua. Sudah usia segini namun masih segar dan mempesona. Dan satu lagi terlihat anggun dan keibuan," Bimo tak sadar mengungkapkan salah satu tipe wanita idamanya - Anggun dan Keibuan.

Tanpa sadar keakraban diantara mereka menjadikan perjalanan pagi itu tidak terasa. Beberapa puluh menit berlalu dalam obrolan hangat dan renyah. Hingga pada akhirnya mobil yang dikendarai Bimo sudah terlihat memasuki gerbang lokasi pelantikan kepala desa yang ternyata sudah dipenuhi oleh mobil dan para tamu yang hadir pagi itu.

Seketika, dada Bu Yulia berdebar debar saat melihat rekan rekanya yang lain sudah banyak yang hadir dengan mengenakan seragam pelantikan lengkap. Bu Yulia merasakan sebuah kebahagiaan yang selama ini dicarinya. Kali ini cita citanya sebagai kepala desa benar benar terwujud. Hanya dalam hitungan jam saja, ia secara resmi akan menjabat sebagai kepala Desa Suka Bangun. Sebuah impian yang dibangunnya dengan mengorbankan tenaga, harga dan juga kehormatan dirinya.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd