Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TUBUHKU!!! DINIKMATI & SALING MENIKMATI BERSAMA KAKAK IPARKU.

*Spolier POV Eko*

Aku kembali mengingat apa yang tadi siang telah dilakukan oleh istriku bersama mas Rudi. Dengan cepat aku kembali mendengarkan desahan rekaman suara persetubuhan mereka diponselku.

"Aaahhh...mass"

Teriakan nyaring istriku terdengar dari rekaman itu.

Seketika aku merasa semakin bergairah. Aku mengeluarkan penisku dari balik celana dan mulai mengocoknya.

"Agghhhh"

Aku mendesah nikmat ketika tanganku menyentuh kontolku sendiri.

Benar-benar sebuah sensasi rasa yang begitu nikmat aku rasakan ketika masturbasi sambil mendengar desahan Istriku tengah dientot laki-laki lain.

"Uuuhhhh...uuhhhhh...massss"

Teriakan dari istriku kembali mentriger aku untuk semakin kencang mengocok penisku.

"Emmmhhhh"

Aku mengguman kenikmatan kembali saat itu.

Aku benar-benar merasa ini seperti sebuah pemicu yang begitu mampu membangkitkan gairahku. Walaupun hanya cukup singkat persetubuhan yang meraka lakukan hari ini, tetapi rasanya semua itu sudah cukup membuat aku merasa melayang dalam pikiran nakal dengan fantasiku.

"Agghhh...masss.......

Desahan dari rekaman istriku yang terpotong karena ada panggilan telpon yang masuk dari istriku.

Aku menghentikan kegiatan yang kini aku lakukan, dan segera aku menjawab panggilan darinya. Kami sempat berbicara normal sejenak, sampai tidak bisa dipungkiri. Aku yang saat ini benar-benar merasa gairah akan kenakalan yang tadi siang ia lakukan, kini berusaha menanyakan hal itu kepadanya.

Aku : Bunda lagi apa?? Mas Rudi sama mbak Rani kemana??

Istriku : Udah balik mereka, mas Rudi mau kerja. Tadi kesini cuman main sebentar aja.

Aku : Wahhh Bunda gak bisa dengerin mereka ngewe lagi dong jadinya.

Istriku : Dihhh ayah apasihh,,,hahah,, pasti lagi sange ya???

Aku : Iya Bunda,, ayah pengen ngentotin memek mbak Rani,, ayah pengen kenyotin susu nya!!

Istriku : Iiihhh ayahhh,, nanti memek Bunda dientot mas Rudi lagi lhoo.

Aku : Yahhh jangan dulu dong!! Ayah kan belum ngerasain punya mbak Rani.

Istriku :Ayah denger nggak waktu Bunda tadi bilang ke mas Rudi?? Yang Bunda minta mas Rudi izinin mbak Rani dientotin ayah??

Aku : Iyaa denger sayang,, itu gila sihh nakal banget.

Istriku : Hahahah,,, pasti ayah pengen yaa... Tuhh datengin aja rumahnya,, mbak Rani lagi sendirian,, mas Rudi lagi kerja shif malam.

Aku : Aghhh.. Bunda bikin ayah jadi makin kebayang aja. VC nakal yokk sayang.

Istriku : Udahh tahan pokoknya,, besok aja Bunda balik. Nanti sepuasnya ayah deh.

Aku : Yahhh Bunda,, ayah kan lagi pengen banget!!

Istriku : Udah simpen aja spermanya,,, besok Bunda Sedotan sampe luber,, hahaha,,,

"Udaah aahh ayah,, besok Bunda mau berangkat pagi,, kita istrhat dulu deh"

Kalimat itu menjadi pengkahir pembicaraan kami malam ini. Setelahnya kami menutup telpon dan beranjak untuk istrihat. Tetapi tentu ini menjadi hal yang sulit bagiku, saat ini aku masih merasakan gairahku yang terus saja masuh memuncak dalam diriku. Tetapi aku mengalah pada keadaan dan aku berusaha untuk ikut beristirahat malam ini.

Pov Eko end sejenak.

Sementara itu sosok sejak tadi siang hadir dalam pikiran Eko dan sukses mengalihkan rasa kecewanya. Rasa kecewa yang awalnya cukup tinggi terhadap sosok istrinya, dapat berganti menjadi gairah yang begitu memuncak karena sosok seseorang tersebut. Sosok yang membuat ia berpikiran jauh mengkhayalkan wajahnya yang sayu itu meringis dan mendesah nakal ketika memeknya tengah disodok dengan kontol. Tentu sosok itu adalah Rani 'Ratu dari cerita ini juga' hehehe.

Tentu bukan hanya Eko yang selama ini gemas dan bergairah dengan sosok Rani, banyak laki-laki disekitaran pemukiman meraka yang juga merasakan hal yang sama seperti Eko. Banyak laki-laki yang tertarik dengan 'Asset' yang dimiliki istri Rudi tersebut. Terlebih kini Rani yang semakin aktif menggiatkan olahraga untuk sedikit menurunkan berat badannya, dengan hal itu kini ia terlihat semakin menarik. Tubuhnya menjadi semakin kencang, namun tetap saja tidak dapat menyembunyikan kemontokan dari tubuhnya.

Rani yang semakin intens menggiatkan olahraga dan senam pada kesehariannya saat ini. Pada awalnya hanya ingin sedikit mengecilkan perutnya saja, namun tentu efeknya bukan hanya sebatas itu saja. kini pada bagian tubuhnya yang lain juga menimbulkan dampak dari giat rutin olahraga yang ia lakukan. Payudara Rani kini menjadi semakin kencang, begitu juga dengan bokongnya yang terlihat semakin melentik dan kencang. Hal itu tentu saja membuat pandangan nakal laki-laki terhadap tubuhnya semakin intense ia rasakan sehari-harinya.

Tak terkecuali terhadap sosok yang telah beberapa kali merasakan kenikmatan tubuh molek dari Rani beberapa waktu lalu. Kini sosok tersebut merasa semakin terus saja bangkit gairahnya ketika melihat Rani dalam sehari-harinya. Seperti halnya malam ini. Saat ia melihat suami dari perempuan tersebut melintasi Pos ronda tempat mereka Tengah berkumpul, pikirannya langsung terbayang dengan sosok Rani yang artinya kini tidur sendirian pernah ditinggal oleh suaminya bekerja malam ini.

Sosok laki-laki tersebut adalah suhu Sepuh pak Sugeng. Sudah beberapa pekan belakangan ini, semenjak terakhir ia menyetubuhi Rani bersama Pak Slamet di rumahnya. Pak sugeng merasa gairahnya yang selalu muncul ketika mengingat persetubuhan yang mereka lakukan saat itu. Terlebih saat ia mengingat penisnya telah berhasil memasuki lobang pantat wanita tersebut.

Pak Sugeng masih tidak menyangka bahwa malam itu ia berhasil memasukkan penisnya ke pantat Rani yang montok tersebut. Awalnya Ia hanya iseng mencoba untuk melakukan hal tersebut, namun ternyata lobang pantat dari istri Rudi tersebut memang sudah tidak perawan lagi. Sehingga hanya dengan sedikit kesulitan dan usahanya, pak Sugeng berhasil menanamkan penisnya pada pantat Rani yang montok tersebut.

"Nggak nyangka kalem-kalem begitu, ternyata aktivitas seksnya nakal sekali"

Guman pak Sugeng ketika membayangkan peristiwa tersebut pernah terjadi.

Meskipun bagi Pak Sugeng hal tersebut adalah pengalaman baru baginya, namun ia tidak dapat melupakan kenikmatan yang ia dapat dari nikmatnya pantat montok Rani tersebut. Pak Sugeng telah mencoba untuk menuntaskan keinginannya tersebut dengan coba melakukan anal terhadap istrinya, namun usahanya tersebut terasa sia-sia. Karena sang istri merasa kesakitan dan tidak nyaman dengan apa yang ia inginkan. Permintaan dari Pak Sugeng kerap mendapat penolakan dari istrinya, karena ia merasa kewalahan dengan performa seks yang akhir-akhir ini semakin memuncak dari suaminya.

Semenjak kejadian ia menyetubuhi Rani terakhir kali bersama pak Slamet malam itu, pak Sugeng merasa gairahnya terus saja memuncak ketika teringat akan apa yang telah ia lakukan bersama istri Rudi dan juga pak Slamet tersebut. Beberapa kali pak Sugeng mencoba memintanya langsung kepada Rani, namun permintaan tersebut ditolak secara halus oleh Rani. Dengan alasan dirinya takut suaminya merasa curiga dengan apa yang mereka lakukan dibelakangnya.

Pak Sugeng juga mempertimbangkan ucapan dari istri Rudi tersebut benar adanya. Bahkan bukan hanya kekhawatiran Tentang Rudi yang kini dirasakan oleh pak Sugeng, melainkan dirinya juga mengkhawatirkan pak Slamet yang mungkin saja mengambil tindakan diam-diam di belakangnya untuk dapat kembali menyetubuhi Rani.

"Pasti Slamet nggak akan tahan setelah merasakan nikmatnya memek tembem milik Mbak Rani"

Ucap pak Sugeng dalam hatinya.

Kini Pak Sugeng mulai memikirkan kembali cara agar kembali bisa malam ini menikmati tubuh sekaligus servis nikmat dari Rani. Kondisinya saat ini sangat mendukung, dengan cuaca yang yang masih menjatuhkan rintik-rintik halus dari langit malam ini. Tampak pada saat ini hanya ada dirinya dan beberapa bapak-bapak saja yang tengah berada di pos ronda. Tidak tampak kehadiran Pak slamet disana, tentu ia merasa akan semakin leluasa dengan keadaan ini.

Pak sugeng mempertimbangkan jika kini Pak Slamet juga berada disini, tentu saja ia harus mencari alasan untuk meninggalkan tempat ini. Meskipun malam ini memang bukan jadwal Ronda mereka, sebenarnya gampang saja pak sugeng beralasan untuk pulang kerumahnya. Tetapi ia tidak yakin pak Slamet akan percaya akan hal itu, mengingat beberapa kali pak Slamet dengan terang-terangan menuduh dirinya telah diam-diam kembali menikmati tubuh Rani seorang diri tanpa dirinya.

"Ayokkk dong geng!! Kapan lagi kita sama mbak Rani,, gak tahan aku!! Jangan kamu coba-coba main sendirian dibelakang aku ya!! Awas aja"

Pak Sugeng teringat akan ancaman yang pernah diberikan Pak Slamet pada dirinya.

Semua itu karena keinginan Pak Slamet yang sudah tidak tertahankan untuk kembali menikmati tubuh Rani.

"Gila gengg!! Liat tuhh susu mbak Rani,, makin montok aja keliatannya"

"Duhhh bokongnyaa bikin makin keingat terus aja"

Pak Sugeng teringat akan ucapan pak Slamet sore hari kemarin, saat mereka melihat Rani yang lewat dengan mengendarai motornya setelah pulang dari tempat ia bekerja.

Seketika pak Sugeng terkekeh geli mengingat sahabatnya itu yang sepertinya sudah sangat ingin mengulangi perbuatan mesum meraka kembali. Ia juga teringat akan keluh kesah sahabatnya tersebut yang mengatakan bahwa chat darinya tidak pernah mendapat balasan dari Rani.

"Aku kayaknya sekarang udah diblokir sama mbak Rani nomor hpku geng!! Ini chat gak terkirim lagi dan di telpon juga gak bisa"

Pak sugeng kembali teringat akan keluhan sahabatnya itu.

Seketika ia kembali terkekeh karenanya, namun kali ini tampak diselimuti dengan kemesuman darinya. Ia merasa begitu senang, karena ternyata Rani melakukan itu kepada Pak slamet tetapi tidak dengan dirinya. Pak sugeng merasa itu bagaikan sebuah angin segar baginya, bahwa dirinya masih lebih berarti jika dibandingkan dengan pak Slamet dimata seorang Rani.

"Kenapa senyum-senyum sendiri sih Pak Sugeng??"

Gelagat dari pak sugeng yang nampak tidak biasa tersebut disadari oleh salah satu mereka yang ada disana.

Pak Sugeng yang sedikit terkejut dengan omongan dari orang tersebut, kini memutuskan untuk pergi dari sana dan segera menuju ke rumah Rani.

"Kira-kira malam ini dikasih nggak ya?? Soalnya Mbak Rani udah beberapa kali nolak"

Pak sugeng merasa sedikit ragu dengan langkahnya saat ini, sebenarnya bisa saja dirinya memaksa rani untuk menuruti keinginannya. Tetapi ia mempertimbangkan tidak ingin bernasib sama seperti Pak Slamet saat ini.

"Nanti aku diblokir lagi,, bisa hilang komunikasi beneran nih sama Mbak Rani"

Pak Sugeng terus mempertimbangkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi.

Dengan terus berjalan dan melangkah ke arah rumah Rani, pak Sugeng sejenak berhenti dan mengirimkan chat kepada Rani.

"Mbak lagi apa??"

Pak Sugeng mengirimkan pesan kepada Rani.

Tidak begitu lama berselang pesan dari Pak Sugeng tersebut telah dibaca oleh Rani, dan saat itu juga Rani membalas pesan dari Pak Sugeng tersebut.

"Di rumah aja Pak, lagi di kamar mau tidur"

Balas Rani singkat terhadap pesan pak Sugeng tersebut.

Menanggapi pesannya yang dibalas oleh Rani saat ini, pak Sugeng merasa sangat bersemangat dan langkahnya semakin cepat untuk segera tiba mendekat ke arah rumah rani. Saat ini pak sugeng mempertimbangkan jika dirinya meminta izin kepada Rani untuk berkunjung ke sana, pastilah maksud dan tujuannya tersebut telah dipahami oleh Rani. Artinya hal yang sama juga akan dipahami oleh Rani, jika dengan tiba-tiba dirinya mengetuk pintu rumah tersebut.

Pak Sugeng mempertimbangkan sepertinya Rani akan sulit menolak jika dirinya akan langsung berada di sana saat ini. Akan berbeda halnya jika ia meminta izin kepada Rani terlebih dahulu, bisa saja keinginannya saat ini mendapat penolakan dari Rani. Merasa sudah sangat yakin dengan apa yang ia putuskan saat ini, pak Sugeng semakin mempercepat langkahnya dan kini telah berada di depan rumah Rani.

"Tookkk...Toookk...Tokkk"

"Mbak Rani..iii"

Ucapan Sugeng sedikit kencang agar kehadirannya tersebut segera disadari oleh Rani.

Dan benar saja dengan jelas Rani mendengar suara ketukan di depan pintu rumah mereka tersebut. Dengan sedikit terkejut Rani kini beranjak dari posisi ia Tengah berbaring, sebenarnya ia telah menduga bahwa Pak Sugeng adalah orang yang mengetuk pintu rumah mereka saat ini.

"Tidak akan ada yang berani berkunjung malam-malam ke sini, kalau bukan Pak Sugeng pelakunya"

Rani sedikit mengumpat dalam hatinya.

Dengan baru saja ia menerima pesan dari Pak Sugeng, maka semakin kuat Rani menyimpulkan bahwa yang di depan sana adalah Pak Sugeng. Namun kemungkinan lain bisa saja terjadi, mengingat tadinya pak Sugeng dalam pesannya tidak mengatakan ingin berkunjung ke rumah mereka saat ini. Memang seperti sebelumnya pak sugeng akan meminta izin jika ingin berkunjung ke sana, namun Rani sangat paham bahwa Pak Sugeng bukanlah orang yang dapat dicegah jika sudah dengan keinginannya.

Mempertimbangkan kemungkinan bahwa bukan pak Sugeng yang kini berada di depan rumah mereka, Rani Sempat ingin mengganti pakaiannya saat ini. Ia ingin mengganti pakaiannya dengan yang lebih tertutup, agar tidak menimbulkan kesan menggoda bagi siapa yang kini ada di depan rumah mereka.

"Aahhh,,, tapi sepertinya itu beneran Pak Sugeng deh"

Pikiran Rani berusaha membatalkan niatnya untuk mengganti pakaiannya saat ini. Akhirnya dengan keyakinan yang ada pada dirinya bahwa di depan sana ada lapak Sugeng, Rani tidak jadi mengganti pakainya saat ini. Ia langsung berjalan menuju ke depan pintu untuk memastikan siapa yang sedang ada di sana. Dengan sedikit mengintip melalui hordeng yang ia buka, kini Rani melihat benar adanya sosok Pak Sugeng berdiri di depan sana.

"Tuh kan,, pasti mau nakalin aku lagi"

Rani kembali mengumpat ketika melihat Pak Sugeng adalah sosok yang berdiri di depan pintu rumah mereka saat ini.

Segera ia membukakan pintu untuk pak Sugeng, kehadirannya saat itu langsung disambut dengan senyuman khas oleh Pak Sugeng.

"Ehhh Mbak Rani,,,hehehe,, kirain udah tidur mbak"

Sapa Pak Sugeng basa-basi kepada Rani.

Entah kenapa Rani yang awalnya merasa kesal dengan kehadiran Pak Sugeng tiba-tiba tersebut, seketika melihat wajah Pak Sugeng yang penuh harap dengan senyum mesum yang menghiasi wajahnya saat ini. Rani menjadi ikut tertawa geli karenanya, ia tahu betul pas saat ini pak Sugeng dengan gelagatnya yang demikian. Tentu saja menginginkan untuk kembali bercinta dengannya, namun Rani berpura-pura untuk merasa bingung dengan kehadiran Pak Sugeng saat ini di depan rumah mereka.

Rani: Mau ngapain sih Pak??

"Masuk dulu deh"

Ucap Rani membalas sapaan pak Sugeng, sekaligus mempersilakan pak Sugeng untuk masuk ke dalam.

Pak Sugeng: Hehehe,, nggak ada kok Mbak,, cuman bertamu aja.

Pak Sugeng sedikit mengelak.

Rani: Dih gayanya!!! Kayak aku nggak paham aja.

Ucap Rani sambil tersenyum menanggapi tingkah Pak Sugeng yang berpura-pura tidak mengharapkan sesuatu darinya.

Kini setelah keduanya berada di ruang tamu rumah mereka, Rani segera menutup dan Mengunci pintu depan rumah mereka saat ini. Pak Sugeng saat ini telah duduk pada sofa ruang tamu rumah Rani, menatap tajam ke arah tubuh Rani yang begitu menggoda baginya malam ini. Tak lama berselang Rani yang telah selesai Lalu menutup dan Mengunci pintu rumah mereka, kini ia mengambil posisi duduk tepat di sebelah Pak Sugeng.

Rani: Hayo mau ngapain sih Pak??

Ucap Rani seraya mengambil posisi duduk dengan menyilangkan satu kakinya ke atas di sebelah Pak Sugeng.

Pak Sugeng: Duhh maaf nih Mbak,, saya kepengen banget. Tiap hari ngeliatin Mbak Rani sering lewat di jalanan, jadi makin kebayang aja nikmat yang pernah dirasain.. Hehehe

Rani: Dih bapak,, dasar Ahhh,,, mesum banget sih!!

Rani kembali menanggapi dengan senyuman ucapan Pak Sugeng tersebut.

Saat ini ia merasa sedikit tergelitik hatinya setelah mendengar Pengakuan dari Pak Sugeng tersebut. Pak Sugeng yang awalnya berpura-pura tidak menginginkan sesuatu darinya, yang ia sendiri sebenarnya sudah tahu maksud dan tujuan dari Pak Sugeng ketika berkunjung kemari. Tetapi Pak Sugeng dengan sok dan lagaknya, berpura-pura tidak menginginkan apapun darinya.

Pak Sugeng: Mbak Rani cantik banget sih malam ini,, kita ke kamar yok mbak.

Pujian serta ajakan langsung ditujukan oleh pak Sugeng kepada Rani.

Selalu saja pak Sugeng tidak pernah melepaskan dan melupakan kalimat pujiannya ketika melihat dan berada berdua saja bersama Rani seperti saat ini. Pujian dan candaan ringan yang sering dilontarkan oleh Pak Sugeng, naasnya selalu saja bisa meluluhkan hati Rani. Serta selalu sulit untuk menolak keinginan dari Pak Sugeng setiap kali ia memintanya seperti saat ini.

Rani: Tadi katanya cuman pengen bertamu aja,, sekarang kok malah ngajakin ke kamar sih??


Ucap Rani sedikit menggoda pak Sugeng.

Pak Sugeng: Bertamu malam-malam gini,, pastinya Mbak paham dong,,hehee.

"Mau ngapain??"

Ucap Rani dengan senyum tertahan dan matanya sedikit mendelik ke arah Pak Sugeng.

Sangat menggemaskan apa yang kini ditampakkan Rani kepada dirinya dirasakan oleh Pak Sugeng. Ia melihat Rani dengan ekspresinya yang seperti itu, seolah itu adalah tanda bahwa ajakan dari dirinya disambut baik oleh Rani.

"Kangen yang ini lho Mbak"

Ucapan Sugeng seraya mendaratkan tangannya dan meremas payudara Rani dari balik baju yang ia kenakan saat ini.

"Iiiihhh,, dasar Iiih Bapak"

Balas Rani menanggapi perlakuan dari Pak Sugeng tersebut.

Tetapi ia tidak berusaha menyingkirkan tangan tersebut yang kini terus menggenggam dan meremas payudara montok miliknya. Dengan sedikit bersandar pada sandaran sofa saat itu, Rani membusungkan dadanya memberikan akses kepada Pak Sugeng agar lebih leluasa melakukan hal itu kepada dirinya.

Rani: Mau nenen aja nih kan pak??

"Tuhh ya udah,, boleh deh"

Balas Rani dalam posisi setengah bersandar dan dadanya yang ia buat membusung semakin menantang.

Pak Sugeng: Mau ngewe juga dong mbak sekalian. hehehe

Balas Pak Sugeng sedikit berbisik mendekatkan bibirnya pada pipi Rani.

Rani: Banyak maunya Dehh!! Kebiasaan nih,, dasar.

Gerutu Rani pura-pura merajuk.

Pak Sugeng: Buka ya mbak???

Ucap pak Sugeng meminta izin dengan wajah penuh harap.

Rani hanya mengangguk pelan dan sedikit tersenyum menanggapi permintaan dari Pak Sugeng tersebut. Setelahnya kini Rani merasakan tangan Pak Sugeng mulai berusaha untuk menurunkan baju yang ia kenakan saat ini. Malam ini ia yang saat itu hanya mengenakan baju tanpa lengan, dengan model belahan dada rendah dan sedikit longgar pada tubuhnya. Hal tersebut mempermudah Pak Sugeng untuk mengeluarkan payudara montoknya dari balik baju yang ia kenakan.

"Ahhh..ssssttt
.. Kebiasaan deh bapak,, kok kayak kesetanan gitu sih?? Kayak baru pertama kali aja!!"

Ucap Rani sedikit meringis mendapati payudaranya yang diremas-remas gemas dan puting susunya yang dihisap kuat oleh Pak Sugeng.

"Nggak tau kenapa deh,, kalau udah lihat nenen montok Mbak ini,, rasanya kayak makin lupa diri aja"

Balas Pak Sugeng sambil menoel-noel payudara Rani yang terekspos bebas di hadapannya saat ini.

Rani: Pelan aja ih pak,, dikenyot pelan-pelan aja dong,, jangan brutal kayak gitu.

Ucap Rani mengingatkan Pak Sugeng kembali.

Pak Sugeng: Hehehe,, iya mbak,, aman kok.

"Aaahhh..uhhh,, lidahnya enak banget sih"

Desah Rani ketika ia merasakan puting payudaranya kembali dijilati dengan liarnya oleh Pak Sugeng.

Rani mulai berpikir bahwasanya Percuma saja, ia mengingatkan Pak Sugeng untuk tidak berperilaku demikian terhadap dirinya. Pada kenyataannya, pak Sugeng akan selalu berbuat demikian dengan 'Asset' yang ia miliki pada dirinya.

"Aahhhh..sstttt..uuhhh,,,palkk,,kk"

Rani kembali mendesah saat ia merasakan pak Sugeng yang masih terus menjilati payudaranya, kini tangannya bergerilya di bawah dan mengusap-usap belahan vaginanya dari balik celana dalam.

"Makin tembem aja Mbak"

Kembali pak Sugeng melontarkan pujiannya kepada Rani.

Pujian dari Pak Sugeng tersebut ternyata sukses membuat Rani ikut tersenyum mendengarnya.

Rani: Iiih paling bisa deh,, kalau ada maunya,, paling bisa kalau muji-muji aku gini.


Pak Sugeng: Memang mbak pantas dipuji kok,, selain montok,, memek ini rasanya luar biasa banget.

"Perretnya minta ampun"

Kembali Pak Sugeng melontarkan kata-kata yang membuat Rani kembali tertawa karenanya.

Rani: Iiihh Jadi ngilu deh,, berhenti dulu dong Pak.

Ucap Rani sambil tangannya mengelus kepala Pak Sugeng yang tengah berada pada dadanya.

Pak Sugeng menuruti permintaan dari Rani tersebut, ia menarik dirinya dari posisinya saat ini. Kini ia hanya merangkul dan merapatkan tubuhnya semakin dekat dengan Rani. Kondisi Rani dengan bajunya masih terbuka pada bagian atas, kini tubuhnya yang indah itu berada erat dalam rangkulan Pak Sugeng.

Terlihat pemandangan yang begitu menggairahkan saat ini yang terjadi antara keduanya, tubuh Rani yang montok itu kini bersandar pasrah pada bahu milik Pak Sugeng. Pak Sugeng sempat mendiskusikan dengan Rani untuk mereka segera masuk kamar untuk saat ini, namun keinginannya tersebut tampak masih sedikit ditahan oleh Rani.

"Keras banget sih"

Ucap Rani dalam kondisi tubuhnya berada dalam pelukan Pak Sugeng dan kini tangannya mengelus-ngelus batang penis milik Pak Sugeng dari balik sarungnya.

Pak Sugeng: Ya keras dong,, kan ada kesukaannya di sini.

"Aaasssstttt...eeegghhh"

Rani mengeram tiba-tiba, karena belahan vaginanya terasa digosok dengan jari oleh Pak Sugeng.

Rani: Tangannya ih pak,, nanti dulu dong.

Ucap Rani mencegah Pak Sugeng.

Pak Sugeng: Jangan cuman diulas dong Mbak,, sepongin kayak biasanya dong.

Ucap Sugeng sambil menepuk-nepuk lengan Rani yang kini tubuhnya bersandar erat pada dirinya.

"Mau yang ini dulu"

Ucap Rani sambil meremas dada Pak Sugeng.

Pak Sugeng tersenyum penuh kemenangan menanggapi perkataan dari Rani saat ini, tentu saja itu artinya sinyal semakin kuat dan malam ini dirinya akan kembali mendapatkan servis nikmat dari Rani kembali. Tetapi kali ini akan mereka lakukan dengan penuh kesenangan tanpa keterpaksaan dan sugeng merasa hanya Ia seorang diri yang malam ini akan mendapatkan kenikmatan itu dari Rani.

Selanjutnya yang terjadi adalah keduanya bergumul saling meraba dan saling menggosok kelamin pasangan mesum mereka saat ini. Pak Sugeng yang kini puting susunya Tengah dijilati oleh Rani dan penisnya dikocok Rani menggunakan tangan, terus membalas perlakuan Rani tersebut dengan melorotkan celana dalamnya dan melebarkan kedua pahanya. Tidak terhindarkan lagi vagina Rani kini menjadi sasaran utama tangan Pak Sugeng untuk mengeksplor daerah tersebut.

"Eeemmmmh...ssstttt...ahhhh"

Hanya desahan demi desahan yang kini terdengar dari perlakuan keduanya tersebut pada sofa ruang tamu rumah Rani saat ini.

Hisapan dan jilatan Rani pada puting susu Pak Sugeng terus berpindah dari kiri ke kanan, sementara kocokan tangannya pada penis Pak Sugeng juga terjadi hal yang sama. Kadang Tangan Rani terus bermain mengocok batang penis milik Pak Sugeng dengan sesekali Rani juga mengelus-elus buat zakar milik Pak Sugeng. Hal yang berbeda terjadi dengan perlakuan Pak Sugeng terhadap Rani saat ini, pak Sugeng hanya berfokus membuka paharani selebar mungkin dan menggosok-gosok vaginanya menggunakan jari, sesekali Pak Sugeng juga memasukkan jarinya ke dalam lubang vagina Rani. Tetapi untuk perlakuan tangannya terhadap payudara Rani pak Sugeng tidak melakukan apapun pada bagian tersebut.

Saat ini pak Sugeng merasa lebih senang melihat payudara Rani yang putih mulus dan montok itu, bergoyang-goyang dengan puting payudaranya yang mengeras karena rangsangan yang terus Ia berikan terhadap belahan vagina Rani saat ini. Sebuah pemandangan yang bagi Pak Sugeng sangat menggairahkan, pak Sugeng merasa sangat indah pemandangan yang ia lihat saat ini. Guncangan payudara Rani dengan putingnya yang mengeras mengharapkan sentuhan bahkan jilatan darinya, seakan menjadi ketertarikan sendiri untuk dilihat bagi pak Sugeng malam ini.


Semakin merasa gemas dengan perlakuan yang mereka lakukan saat ini, pak Sugeng merasa ia sudah begitu sangat bergairah untuk segera bisa bersetubuh dengan Rani malam ini.

"Sekarang yok mbak,, kita ke kamar aja"

Ucap pak Sugeng meminta kembali kepada Rani.


"Bentar dulu"

Balas Rani seraya bangkit dari posisinya saat ini.

Dengan segera ia merapikan kembali baju yang ia kenakan saat ini. Hal tersebut membuat Pak Sugeng menjadi kaget dengan apa yang ia lihat dilakukan Rani saat ini, pak Sugeng mengira bahwa Rani tidak ingin melakukan hal selanjutnya bersama ia sekarang ini. Dengan dipenuhi rasa bingung, pak Sugeng menanyakan hal tersebut langsung kepada Rani.

Pak Sugeng: Kok dipake lagi sih Mbak?? Kan kita mau lanjut??

Rani: Sabar dong pakk,,hihiii,, aku mau cek anak-anak dulu. Bapak tunggu di sini ya,, jangan masuk ke kamar sebelum aku panggil bapak untuk masuk.. Okee??

Pak Sugeng: Siap bos laksanakan!!

Balas Pak Sugeng kegirangan.

Pak Sugeng merasa sangat legahh, karena ternyata Rani bukan tidak ingin memenuhi keinginannya namun hanya ingin memastikan keadaan benar-benar aman untuk Mereka bercinta malam ini. Itu pak Sugeng melihat Rani selesai merapikan pakaiannya, namun Rani tidak mengenakan kembali celana dalam yang telah terlepas dari tubuhnya saat ini. Rani langsung berdiri dan bersiap masuk ke bagian tengah rumah mereka, yang berdiri dengan membelakangi Pak Sugeng hendak berjalan menuju ke belakang.

"Poookkkk"

Pak Sugeng menepuk bokong montok Rani yang terlihat begitu menggoda di hadapannya saat ini.

Rani yang merasakan tepukan tangan dari Pak Sugeng pada bagian bokongnya, sedikit terkejut namun tak lama kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya menanggapi perlakuan dari Pak Sugeng tersebut.

Rani: Kok tega sih?? Sakit tau pakk!!

Rengek Rani dengan nada manja.

Pak Sugeng: Makin kelihatan kenceng dan montok aja Mbak,, jadi keinget yang kemarin,,hehehe,, rasanya bener-bener nggak terlupakan.


Rani: Anal maksudnya??

Pak Sugeng: Hehe iya mbak,,

Rani: Dasar iihh bapak tega banget kemarin,, aku sampai digituin banget.

Pak sugeng: Tapi enak kan Mbak?? hehee

"Gakk tau ihhh"

Balas Rani.

"Hehehhe"

Keduanya tertawa bersamaan setelah moment tersebut.

Bapak tunggu di sini dulu ya?? Biar aku cek ke dalam.

Setelah mengatakan hal tersebut kepada Pak Sugeng, Rani segera beranjak bagian belakang rumah mereka. Namun saat ini ia bukan melihat keadaan anak-anak mereka, melainkan untuk mengambil handphonenya dan mengabarkan kepada suaminya terlebih dahulu. Rani merasa saat ini ia telah terbawa suasana dengan kelakuan Pak Sugeng bersama dirinya di sofa ruang tamu tadi, sehingga Ia memutuskan untuk meminta izin sesuai kesepakatan dengan suaminya.

"Papa lagi apa?? Mama mau ngewe nih boleh ya??

Rani mengirimkan pesan kepada suaminya.

Tak lama berselang pesan tersebut dibalas oleh suaminya.

"Sama siapa sih ma?? Dimana??

Balas Rudi kepada istrinya.

Di rumah aja dong pa,, ada pak Sugeng tuh di depan. Nenen mama udah diisepin terus dari tadi, makanya jadi pengen banget sekarang pa. Boleh ya??

Rudi: Mama makin nakal aja deh,, hehehe,, boleh dong sayang. Jangan lupa dokumentasi ya??

Rani: Masa' harus di video sih pa?? Nggak enak dong sama Pak Sugeng.

Rani merasa keberatan diminta oleh suaminya untuk memvideokan persetubuhannya dengan Pak Sugeng malam ini. Tak lama berselang ia mendapat panggilan video call dari suaminya.

Rani: Papa kenapa sih?? Masa' harus di video sih sayang??

Rudi: Udah,, ikutin aja sayang,, biar Pak Sugeng nggak curiga,, mama videonya pakai handphone Mama aja,, terus minta pasukan yang videoin. Bilang aja buat kenang-kenangan.

Rani : Iiiihhh serem ah.

Ucap Rani sambil merasa tidak yakin dengan menunjukkan jari kepada suaminya.

*Tampak pada video*

Rudi: Udah nggak apa-apa,, mama coba dulu aja.

Rani: Yakin ya?? Awas aja nanti papa malah jadi kepengen pas Mama kirim hasilnya,, jadi pengen pulang deh tuh dari tempat kerja,, pengen sama Mama juga,, hehehe.

Rudi: Mudah-mudahan nggak ya sayang,, hehehe,, papa berusaha nahan kok.

"Yaudah Mama lanjut aja,, papa lagi di jalan nih sama teman, mau cari cemilan malam dulu"

Ucap Rudi mengakhiri telepon mereka saat ini.

"Pak sini deh,,,"

Ucap Rani memanggil Pak Sugeng yang telah menunggu sejak tadi di ruang tamu rumah mereka.

Bersambung...

Spoiler update'an awal di malam jumat, kenakalan Quen of this story yang mulai kembali ke peradaban😃
So...Nantikan update selanjutnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd