Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Berbagi Istri

Berbagi Istri
Part 6



by wa0ne53


Cahaya Matahari yang menerobos sisi gordyn yang terbuka menyilaukan mata Harun, Matanya mengerjap-ngerjap sambil menahan Cahaya itu dengan telapak tangan, Harun berdiri dan menutup gordyn, dilihatnya sosok molek Tengah tidur telungkup dengan selimut yang agak berantakan, Sebagian punggung mulus Andini terbuka, Harun tersenyum dan pergi ke kamar mandi untuk menguras urinenya.

Saat Kembali ke ranjang, Harun sempat mengisi air minum ke dalam gelas, dan dibawanya ke Andini, diletakkannya gelas itu di meja disisi ranjang, Harun menatap Andini yang Tengah tidur lelap, dielusnya rambut Andini dengan lembut, Andini sedikit menggeliat, Harun buru-buru mengangkat tangannya, sepertinya Harun merasa elusannya tadi mmebuat Andini bangun.

“Hmm mas udah bangun?” Tanya Andini lirih, Harun mengangguk sambil tersenyum, diambilnya gelas yang diletakkannya tadi, disodorkan ke Andini, “Hmm makasih..” Andini minum sambil melirik ke Harun yang terus menatapnya dengan senyum.

“Kenapa mas, kok senyum-senyum..” Tanya Andini.

“Hmm gak..kamu walau bangun tidur tetap cantik..” Jawab Harun.

Andini tersenyum dan menyerahkan gelas yang telah kosong, “Haus banget ya..” ujar Harun tertawa.

“Kamu mau sarapan apa?” tanya Harun.

“Hmmm ntar aja deh…aku belum laper..” jawab Andini.

“Masa sih…kayaknya aku inget ada yang jual bubur atau nasi uduk didekat sini, lumayan enak sih, kamu mau?” tanya Harun.

“Teserah mas aja, soalnya aku masih males gerak, capek banget..”

“Hmmm capek banget kenapa? Kan tidurnya nyenyak, apa ranjangnya gak enak..” Tanya Harun, entah dia memang polos atau gak paham.

“Gara-gara siapa coba…gara-gara mas kan…” Andini menjulurkan lidahnya, Harun tersenyum namun juga gemas melihat tingkah Andini.

Harun mendekati Andini, lelaki itu hanya menggunakan sarung tanpa mengenakan apa-apa lagi. “Mas mau ngapain..?” tanya Andini pura-pura menghindar.

Harun menangkap tubuh molek Andini, Wanita cantik itu cekikikan dalam pelukan Harun, Andini pura-pura meronta, namun Harun memeluknya dengan erat, Andini menoleh dan menatap Harun sambil mengigit bibir, dia ingin menggoda suami barunya itu.

Harun segera menjemput bibir Andini, keduanya saling melumat Kembali, “Masss….napsuan banget sihhh..” desah Andini saat Harun mengusel-ngusel leher dan lengan mulusnya.

“Kamu sih cantik dan menggoda banget..” Harun mengangkat tangan Andini lalu menyerbu masuk menghirup dan menjilati ketiak Andini, Wanita cantik itu tertawa cekikikan.

“Asem ya mas hihihi…”

“Aku suka yang asem-asem…”

Kembali Andini cekikikan, Harun menindih tubuh Andini yang telanjang tanpa mengenakan sehelai benangpun, cekikikan Andini berubah menjadi erangan dan desahan, suara liur berkecipak Kembali terdengar, pagi itu Harun Kembali menikmati kehangatan tubuh molek Andini, ranjanga yang berderit, pekikan manja yang kadang terdengar dari bibir Andini semakin menghangatkan pagi yang dingin itu.



---------------------

Rizal termenung di kamarnya, dia membayangkan istrinya yang cantik Tengah bergumul hangat dengan lelaki lain, apalagi lelaki lain itu adalah abang kandungnya, semua semakin membuatnya sesak, rasa cemburu membuncah di hatinya.

Andini sama sekali tak menghubunginya sejak pergi kemaren, Rizal pun walau ingin menelpon Andini, namun merasa gak enak dengan Abangnya Harun, biar bagaimana semua sudah mereka sepakati kalau dalam 3 hari ini, Andini adalah milik Harun, dan Rizal tak boleh menganggu Andini walau hanya sekedar menelpon.

Rizal merasa perutnya lapar, dia mencoba melupakan kegundahan hatinya untuk sejenak, di meja makan dilihatnya Bang Jamal sedang makan, dia sudah rapih berpakaian, Rizal Kembali etrbayang Andini, lusa giliran orang ini yang akan menikmati tubuh mulus Andini, Ya Tuhan..kenapa harus kaya gini sih, Rizal mengutuk drinya sendiri yang menerima kesepakatan gila ini, namun semua sudah terlanjur terjadi.

“Bro, lu diminta bokap ke rumahnya ntar, tadi dia nelpon gua, katanya lu gak angkat telpon bokap..” Ujar Jamal sambil menyuap sarapannya.

“Oke..” Jawab rizal lesu.

Jamal memandang adiknya, “Kenapa lu kelihatan lesu?”

“Gak apa-apa bang, tumben bang pagi-pagi udah rapih..” Tanya Rizal.

“Ya gua ada meeting sama Klien, kayaknya ntar gua langsung ke Bali gak pulang ke rumah, besok dari Bali gua langsung ke Villa.” Jawab Jamal tanpa menoleh ke Rizal.

Mendengar kata Villa, Rizal menelan ludah, ya besok giliran abangnya ini yang akan bulan madu dengan istrinya, Ahhhhhh tiba-tiba rasa lapar Rizal hilang.

“Gua pergi dulu bro, jangan lupa lu ntar ke rumah bokap, jangan kena damprat lagi, lu kan udah gede bro..masa gak malu di marahin bokap terus..” Jamal mengambil tasnya, saat melewati tempat duduk Rizal, ditepuknya bahu adiknya, “Gak usah lu pikirin apa yang terjadi di Villa, live with it, jangan melo melulu..” Jamal kemudian pergi, Rizal mendengus kesal pada abangnya itu.

Harun meninggalkan meja makan, Seorang Perempuan paruh baya yang bekerja di rumah itu membereskan bekas makan majikannya, “Eh ya bi..tolong nanti ambilin kemeja saya yang abu-abu ya..makasih ya bi..” Rial kemudian pergi mandi untuk Bersiap menemui Ayahnya.



---------------------

Andini dan Harun menghabiskan waktu siang jalan-jalan ke puncak, Harun mengajak Andini ke kebun the milik keluarganya, Andini semakin akrab dengan Harun, kini dia tak segan lagi untuk menggandeng lengan Harun saat berjalan-jalan.

Andini menatap punggung Harun yang berjalan didepannya, ternyata pria ini tak sekaku yang di bayangkannya, pria ini cukup hangat dan perhatian, walau terkadang Harun terlihat bersikap hati-hati dan agak malu jika Andini terlalu memeluknya di muka umum, namun Andini merasa hari keduanya Bersama Harun cukup berkesan, Harun menjelaskan tentang proses pemetikan teh hingga kemudian diolah dan diproses menjadi produk yang dijual ke Masyarakat, Andini juga meihat Harun sangat menghargai para pekerja di Perkebunan miliknya, bahkan ibu-ibu para pemetik teh sangat menyukai Harun, mereka terlihat cukup akrab dengan bosnya itu.

Menjelang sore, Harun mengajak Andini ke sebuah bukit tempat orang-orang bermain Gantole, Andini sempat menolak Ketika Harun mengajaknya main Gantole, namun Harun mampu meyakinkan Andini kalau dia akan menjaga dan melindungi Andini, akhirnya mereka berdua main gantole, Harun memeluk tubuh Andini yang awalnya ketakutan, namun lambat laun Andini merasa nyaman dan aman Bersama Harun, Wanita cantik itu mulai bisa menikmati permainan Gantole tersebut, Harun merasa senang melihat Andini sudah tak canggung lagi padanya, memang dia sengaja mengajak Andini main Gantole dengan tujuan agar Wanita cantik itu bisa mempercayainya sepenuh hati.

Harun tertawa melihat Andini yang kegirangan seperti anak kecil saat mereka turun, andini berceloteh banyak sekali, namun Harun hanya melihat kesegaran wajah Andini yang tertiup angin, sepulangnya dari main Gantole mereka memutuskan untuk membeli berbagai camilan di sebuah mini market, sebelum Kembali ke Villa mereka menyempatkan diri untuk makan Sate kambing di sekitar wilayah Cisarua.

Hari mulai gelap saat mobil Harun memasuki halaman villa, Harun menoleh melihat Andini yang tertidur disampingnya, sejenak dia Kembali memandang Andini, riak rasa sayang dan cinta mulai tumbuh di hatinya, Andini menggeliat dan melihat kea rah Harun, “Kok gak bangunin mas?” tanyanya lembut.

“Kamu tidurnya nyenyak banget, pasti kecapean seharian ya..” jawab Harun

“Walau capek, tapi aku seneng banget hari ini, makasih ya mas..” Andini mengecup pipi Harun, Dada Harun berdegup kencang.

“Kok mas malah bengong, emangnya kita mau tidur di mobil malam ini hihihi..masuk yuk, badan aku udah lengket semua nih..” Andini membuka pintu mobil, Harun juga ikut turun, Andini menunggu Harun dan kemudian berjalan masuk sambil bergandengan tangan, mereka memang mirip sekali dengan pasangan yang sedang berbulan madu.

Harun meletakkan kunci mobil di meja, Andini langsung mencari pakaiannya di tas, andini belum sempat untuk merapihkan pakaiannya di lemari, Andini tanpa canggung membuka hijab disusul blus dan celana panjangnya di depan Harun, diliriknya Harun yang sedang menatapnya.

“Mas tolong bukain talinya dong..” Andini membalikkan badannya meminta Harun melepaskan kait Branya.

Tangan Harun sedikit gemetar saat membuka kaitan tali bra Andini, untung Harun tak sebingung kemaren, Kaitannya itu bisa dilepasnya tanpa kendala, Andini melilitkan handuk putih di tubuh moleknya, Harun menelan ludah melihat kemulusan bahu dan paha belakang Andini.

Andini tersenyum nakal sambil menggigit bibirnya, tampangnya begitu menggemaskan, “Mas..mau ikut mandi…kita mandi bareng yuk..” Ujarnya sambil tersenyum manja.

Jantung Harun berdegup kencang mendengar tawaran yang menggiurkan itu, dengan cepat dia buka baju dan celananya sehingga hanya menyisakan boxer saja, Andini tertawa kecil, dan menarik tangan Harun masuk kedalam kamar mandi.




****
Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd