Chapter 7. Dipakai sepenuhnya
Sepulang sekolah, ku langsung dikirim kan sebuah lokasi oleh nomor Ardi. Segera kesana, setelah aku mengganti rok ku dengan celana olahraga dan mengikat rambut ku. Menyusuri jalan sambil melihat layar hp, sampai lah ke sebuah rumah.
"Masuk ke garasi nya cepet", pesan dari Ardi. Menguatkan tekad ku kembali dan berdoa agar kali ini aku bebas sungguhan. Aku langsung masuk ke garasi itu. Bukannya sebuah mobil, tapi yang ada ialah 2 anak laki-laki berdiri di tengah garasi yang cukup luas itu.
Ardi : datang juga akhirnya
Dion : ngapain sih ganti rok lu jadi celana? Lu cocoknya pake rok terus, biar gampang dipake! Nih buat permainan kita
Menunjukkan stok kondom yang cukup banyak, Dion sambil nyengir seakan akan menikmati tubuh ku semalaman. Dia pun mendekati ku.
Dion : cantik juga lu rambut diiket gini
Dia ingin menyentuh ku, dan
*bugggg
Ku tendang selangkangannya cukup kencang secara tiba-tiba, kupastikan ke penis sialan nya.
Dion : akkkhhh, anjing ngapain lu bangsat. Di! hajar dia
Ardi : bangsat lu
Disaat Dion memegang penisnya yang kesakitan, Ardi datang sambil mengangkat tangan nya hendak memukuli ku. Saat mengayunkan pukulannya, ku tangkap lengan dan langsung ku kunci membuat nya menunduk, langsung ku tendang dada nya menggunakan lutut ku. Beberapa kali dikira sudah cukup sakit, Ardi tersungkur dilantai mengatur nafas dan memegang dadanya yang kesakitan.
Ardi : uhhuk uhhhuk, anjing lu Ra
Cukup mudah melawan Ardi, tapi kusadari yang cukup susah sudah siap bertarung dengan ku.
Dion : bangsat lu jadi cewe, awas lu gw hajar ampe mampus!
Dia langsung memukul ku, walaupun ku tangkis masih sangat cukup menyakitkan karena tenaganya yang kuat. Berhasil menangkis setiap pukulannya, dia ingin menjambak rambut ku. Gagal meraih rambut ku yang sudah ku ikat, ku tak sia siakan kesempatan dengan langsung menendang lehernya yang cukup tinggi dari kakiku. Tidak mengira aku bisa menendang seperti itu, tapi kelenturan ku menguntungkan ku bisa sampai membuat nya terjatuh. Langsung saja ku tendang dia terus, agar tak kuat berdiri. Sadar Ardi yang ingin bangun pun, ku langsung tendang tepat mukanya dan dia kembali tersungkur.
Dion : ikkkhhhh, bangsat banget lu perek
Ardi : ekkhhh, taii taii
Ku hanya balas perkataan mereka dengan tersenyum akan kemenangan ku membuat mereka tepar di lantai. Situasi inilah kenapa ku bersiap memakai celana dan mengikat rambut, dan cuma ini cara perlawanan terakhir ku.
*bugg bugg
Vara : Oh Ardi yang tolol, dan oh Dion tenaga doang gede tapi kalah, cuma bisa buat ngewe doang sih!
Ku menendang nendang mereka karena masih kesal akan perlakuan mereka pada ku tadi disekolah. Senang sekali rasanya membalas mereka, ku pun menendang terus mereka.
*bugg
Ardi : akhh
*bugg
Dion : ukhh
*bagggg
Vara : ahhkkkk
Mendadak aku ditendang sangat kuat dari belakang hingga terjatuh.
Dafa : lu gapapa bro?
Dion : gapapa apanya, hajar tuh bocah!
Sempat heran, ada orang yang muncul tiba tiba. Aku langsung berdiri mencoba melawan nya. Ku kenal dia adalah Dafa, seangkatan dengan ku tapi terkenal karena hobi berkelahinya.
Dan benar saja, ku baru menendang nya, ia dapat menangkap nya dengan mudah dan memukul tepat di mata ku. Tidak hanya satu pukulan, beberapa pukulan lainnya pun didaratkan pada perut ku hingga akhirnya aku terjatuh.
Terpuruk dilantai ingin meringis kesakitan sambil memegang perutku, ada 2 orang yang cepat cepat ke dekat ku dan menendang nendang perutku.
*bugg
Ardi : bangsat anjing jadi lonte!
*bugg
Dion : mampus lu anjing, mampus bangsat!
*bugg
Sudah beberapa kali mereka menendang ku dengan penuh emosi. Sambil kesakitan yang makin menjadi jadi, ku berfikir ini tidak akan berakhir sampai aku memilih pilihan itu.
Vara : akhhh baik bang gw mau jadi mainan lu pada uhhuk uhhuk
*bugg
Ardi : ngomong apa lu anjing?
Vara : akkhh, maafin gw. gw mau jadi mainan, lonte lu pada!
Berhenti menendang, ekspresi marah diganti dengan senyum di wajah mereka. Ku lega kesakitan ku tidak bertambah. Pasti terdapat memar di bagian perutku.
Dion : baik, tapi lu harus ngaku sekali lagi tapi gw rekam
Ardi : susah susah mikir rencana biar dia nunduk, eh malah dia sendiri yang minta mau dijadiin lonte
Dion mengambil hp nya ingin merekam ku.
Dion : ga salah gw ajak Dafa buat jadiin lu mainan. Awalnya rencana kita bakal make lu terus terus an sampe lu tolol karena kontol. Baru deh gw rekam. Tapi eh sekarang lu yang minta sendiri, ayo! Mohon kalau lu mau jadi lonte kita! Senyum ya!
Masih sangat sakit di area perut ku, tetapi aku memaksakan diri ku untuk menunjukkan wajah senyum dengan sedikit lebam di bawah mata akibat pukulan Dafa. Aku akhirnya melakukan nya karena terpaksa.
Vara : Aku Vara Fisahra, ingin banget jadi lontee. Karena itu aku ingin memohon kepada Bang Ardi, Bang Dion, dan Dafa untuk menjadikan aku lonte nya. Kumohoon.
Ku usahakan ku katakan itu dengan selancar mungkin dan senyum. Sambil tersenyum, aku melihat Dion menunjukkan jarinya ke bawah. Tau maksudnya, ku lakukan perintah nya. Aku langsung bersujud dan berkata.
Vara : ku mohon sekali jadikan aku yang binal ini lonte kalian.
Dion : oke sudah cukup rekaman nya. Pertama-tama lu harus manggil kita tuan, kecuali di tempat umum cukup panggil Bang. Lalu sekarang lu harus hibur kita yang masih cukup emosi ama lu!
Vara : Baik tuan
Dafa : mentang mentang pernah juara silat, mau nyaingin gw. Nah gw denger lu juga pernah juara dance, hibur kita dengan strip dance dong!
Ardi : nah bagus tuh!
Vara : Baik
Mereka duduk, menunggu pertunjukan ku. Ku mulai saja tarian erotis ku. Berputar sambil membuka ikatan rambut ku, lalu menggoyang bahu ku sambil membuka baju sekolah ku menampakkan bh biru dan memar berwarna biru yang cukup besar di bagian perut
Dafa : uhhh bh biruu!
Dion : emang cocok memar buat lo yang jadi cewe sok kuat
Lanjut, menggoyang kan pinggang ku sambil menurunkan celana ku, dan hanya tersisa bh dan cd biru ku. Setelah menari, aku akhirnya membungkuk mengarah mereka sambil membuka bh ku.
Dion : anjing, mantep banget tete nya. Gede, padat, kenceng lagi
Bergoyang sambil memainkan dada ku, dan sampai pada ujung nya aku pun menggoyang kan bokong ku sambil membuka celana dalam ku. Belum selesai ku buka, Dion langsung saja datang mengangkat ku. Mudah untuk nya yang memiliki tenaga besar, mengangkat ku untuk dipakai nya seperti aku mainannya. Tanpa basa basi, dipakai lah aku.
Vara : ahhhh
Dion : uhhh, enak banget gw dapat mainan kaya gini. Bener bener high spek. Banyak bisanya, cantik, pinter, badan bagus banget lagi buat dipake.
Hanya bisa mendesah dipakai nya, datang seseorang dibelakang ku meremas susu ku.
Dafa : emmhh, emang enak nih tete nya.
*jlebb
Vara : uhhhhhk
Tak kusangka, Dafa datang dan langsung menusuk anal ku. Cukup sakit berasa bagian sempit dipaksa untuk melebar. Tak protes, aku hanya sibuk mendesah dengan posisi diangkat dan kejepit diantara 2 orang yang sibuk menggenjot vagina dan anal ku.
*plek plek plek
Dafa : uhh, enak banget nih anak
*pak pak pak
Vara : ahhkk ahhhkk
Dafa memukul pantat ku dengan sangat keras sambil menggenjot ku. Cukup sakit rasanya, selain rasa sakit di pantat ku masih terasa di bagian memar perut yang kena hentakan oleh Dion. Ku tahan rasa sakit itu sampai pada akhir nya.
*crottt
Keluar di kondom yang mereka pakai, diambil nya dan disuruh minum oleh ku. Setelah ku tuang isi kondom ke mulut ku dan langsung ku telan.
Dafa : ayo lagi
Terlihat Dafa berbaring di lantai dan penisnya menegang telah dipakai kan kondom lagi. Langsung saja, ku ke atas nya dan duduk memasuki penisnya ke vagina ku.
Vara : ahhhhh
Ardi : nah kalo gini kan gw bisa make mulut nya
Dion : oke, kali ini gw anus nya
Mendengar itu, agak kaget aku ingin dipakai 3 orang sekaligus. Mereka langsung saja melakukan nya.
Vara : egggghhhhh
Dafa dibawah ku memakai vagina ku, Ardi di depan ku memakai mulut ku, dan Dion dibelakang ku memakai anal ku. Kembali merasakan keselek kontol, tapi kali ini sambil mengatur desah karena 2 tusukan lainnya.
Dafa : terimakasih banget gw diajak buat make nih lonte uhh
Dion : emhhh emang enak banget nih badan mainan gw
Ardi : behhh, terus telen kontol gw lonte!
Hanya bisa diam dipakai mereka, mata ku pun buram tak fokus akibat dipakai nya mereka. Cukup pusing menerima hentakan 3 tusukan penis mereka. Keselek di mulut, sakit di anus, dan rangsangan di vagina ku. Dan sampai saja mereka ejakulasi lagi, tapi hanya Ardi yang tidak memakai kondom. Jadi langsung dibuang ke mulut ku.
Ardi : ayo telen dasar toilet!
Langsung telan habis dan menunjukkan isi mulut ku pada nya.
Ardi : oiya deh, kondom yang kalian pake, simpan dulu ya. Gw mau nih toilet nelen semua nya diakhir.
Yang ku tau, akan lama dipakai nya aku oleh mereka bertiga hari ini.
Adegan pemakaian pun terjadi berjam jam, hingga larut malam. Terlihat jelas aku yang sangat capek dipakai mereka tapi masih dipaksa bergoyang karena masih dipakai nya aku
*crottt
Dion : ahhh, udah itu terakhir
Agak senang penderitaan ku akan berakhir untuk hari ini. Terlihat sekitar 8 kondom terisi sperma, itu semua sperma Dion dan Dafa yang tersimpan. Sperma Ardi sudah langsung ku telan setiap saat ia keluar.
Ardi : ayoo, sperma harus dibuang pada tempat nya, toilet peju!
Ku tuang satu, lalu kedua, dan sampai yang kelima. Baru lima, mulut ku sudah penuh sperma.
Dafa : telen semua sekaligus!
Cukup mual rasanya mulut penuh sperma. Lanjut nuang kondom ke enam, ku usaha kan tidak tumpah. Saat yang ke tujuh, tertetes lah sedikit sperma keluar dari mulut. Tapi tiba-tiba Ardi menjambak ku dan menbentur kepala ku ke lantai menyebabkan lepas semua sperma dari mulut ku.
Ardi : jangan netes perek! Sekarang lu jilat semua yang ada di lantai.
Ku jilat semua sperma yang cukup banyak tergenang di lantai. Rasa sperma bercampur kotornya lantai garasi. Hingga habis, Dion menjambak ku dan membuang isi kondom terakhir ke muka ku. Dan setelah itu mereka serempak meludahi muka ku.
Dion : ok udah untuk hari ini, kapan kapan kalau kita panggil datang ya
Mereka menunjukkan HP mereka masing-masing yang menyimpan nomor hp ku. Nama pun beda beda, Ardi menamai nomorku "toilet", Dion menamai nomor ku "mainan seks", dan Dafa menamai nomor ku "lonte bisa di pake". Melihat itu, hanya bisa ku jawab
Vara : Baik tuan
Itu lah akhir dari malam pertama ku sebagai lonte mereka. Ku tahu ke depan nya akan semakin rumit untuk kehidupan ku sebagai mainan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*drrrttt
Ardi : anjir, emak gw dah nelpon dari tadi
Dion : buru lu pulang daripada lu yang disabet emak lu