Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT L O C K E D

PART 21​

Kata Cinta Kita​









Akan ada tiba sebuah masa, dimana kita hanya bisa menikmati tanpa bisa melakukan lagi. Kenangan misalnya, yg takkan mungkin bisa terulang atau terjadi dua kali.

Otak hanya bisa merefleksikan apa yg dilihat mata, termasuk pula rasa yg dialami saat hal itu terjadi. Istilahnya mengenang, atau memutar itu kembali dalam ingatan. Tapi cuma sampai sana, dan hanya sebatas dua hal itu saja.

Dan hal itu pula lah yg sedang Virgo lakukan sekarang, mengenang kilas balik perjalanan hidupnya penuh liku. Beruntungnya, semua kejadian itu sudah berlalu, walaupun semuanya masih terasa seperti baru.

"Pertama kali kita ketemu, waktu itu gue lagi dikeroyok habis-habisan sama musuh bebuyutan gue yg satu sekolah sama Keyra." Bedanya, kali ini Virgo tak menikmati kenangan itu sendiri, melainkan membagi kisahnya menjadi sebuah cerita yg layak disimak dan dipelajari. "Keyra ngelerai dan nolongin gue. Dia ngancem musuh gue dengan bilang bakal ngasih tahu hal itu ke guru."

Untuk seorang perempuan, keberanian yg dimiliki Keyra sangatlah patut untuk di apresiasi dan diacungi jempol, seolah tidak mempunyai rasa takut dengan apapun. padahal umumnya, perempuan seumurannya pasti akan memilih melipir pergi dan pura-pura tidak melihat itu. Atau paling banter, mereka cuma bisa menjerit minta tolong alih-alih bergerak mendekat untuk melerai dengan ancaman.

"Kedekatan kita pun dimulai dari waktu itu. Awal-awalnya gue cuma ngerasa punya hutang budi doang, karena jujur Keyra bukan tipe ideal cewek kesukaan gue." Bukan ia mengatakan Keyra tidak cantik, jelas Keyra sangatlah cantik dan menarik sebagai seorang perempuan, diatas rata-rata malah. Namun hal itu bukanlah kesukaan atau tipe yg ia idamkan kala itu. "Tapi ternyata bukan fisik yg buat gue tertarik sampai jatuh cinta sama dia. Sifat dan perilakunya lah yg bikin gue ngerasa nyaman dan ngga bisa lepas. Dia itu menarik dari segi pemikiran dan pengalamannya yg luas. Bikin gue nyaman dan makin tertarik buat tahu segalanya tentang dia."

Sampai sekarang Virgo sangat tidak percaya dengan yg namanya cinta pada pandangan pertama, termasuk pernyataan bahwa fisik bukanlah penentu untuk timbulnya sebuah cinta.

Satu hal yg perlu diketahui dan di garis bawahi. Cinta tidak seremeh dan semudah itu untuk hadir hanya dalam beberapa detik setelah mata kita melihat dia. Butuh objektifitas dan penalaran dulu tentang sosoknya, baru setelahnya sebuah rasa akan timbul disana. Mustahil kita bisa mengenal sifat hanya dari beberapa kedipan mata, sedang cinta adalah tentang sebuah rasa. Lebih dari itu, kalian butuh duduk berdua dan mulai bercerita untuk tahu semuanya.

Sedangkan untuk yg kedua, Memang fisik bukanlah penentu timbulnya sebuah cinta, namun fisik yg rupawan jelas-jelas masih memberi andil yg sangat besar untuk membuat kita jadi objek perhatian. First impression jelas menjadi penentu, agar impressions lainya bisa kita tahu.

"Gue selalu ngerasa tenang dan nyaman kalau kalau ada disekitar gue. Ibaratnya, dia itu kayak rumah tempat gue pulang setelah seharian banting tulang." lanjut Virgo memberi sebuah perumpamaan yg benar-benar menggambarkan sosok Keyra untuknya.

"Anjiirr!! Itu sama persis kayak yg gue rasain ke Alea, Vir." heboh Danang yg sangat bisa mengerti dan merasakan maksud ungkapan dari Virgo. "Sebelum ngejar Alea sampai sini, dulu gue juga udah nyoba buat cari cewek lain sebagai ganti. Dan seperti yg lo bilang barusan, rasanya sangat jauh beda." sampai sebelum Virgo berbicara barusan, jujur Danang bingung untuk menggambarkan perasaan yg ia alami mirip dengan Virgo itu. Namun sekarang, ia bisa mengerti berkat perumpamaan Virgo yg sangat tepat. "Ternyata, mau semewah dan semenarik apapun rumah orang lain, memang ngga bakal lebih nyaman dari rumah sendiri. Itu jawabannya, kenyamanan."

Senyum tipis Virgo hadirkan sebagai tanggapan, merasa salut akan ketepatan Danang menerka. Tidak seperti rumahnya yg telah terkunci rapat, rumah tempat Danang berpulang selalu terbuka lebar menyambut kedatangannya. Munafik jika ia tak merasa iri dengan kehidupan Danang sekarang. Namun dibalik itu, ia juga ikut merasa senang, karena hanya ia seorang lah yg cuma merasakan tak lagi punya tempat pulang.

"Setelah dekat cukup lama dan yakin bakal diterima, gue pun beraiin diri buat nembak Keyra." keputusannya untuk mengungkapkan rasa waktu itu sangatlah mendadak. Hanya mental dan rasa percaya diri yg Virgo persiapkan sebagai senjata utama. "Tapi disitu gue punya kesalahan besar, gue lupa buat mutusin cewek-cewek yg udah gue pacarain sebelumnya. Jadi terpaksa gue harus nyembunyiin itu dari Keyra selagi berusaha buat jadiin dia satu-satunya. Yah, walaupun akhirnya gagal juga sih. Mau sepintar apapun ikan berenang, pasti tenggelam juga, kan?"

"Anjing!" Maki Danang spontan tak tertahan. Baru kali ini ia mendengar peribahasa yg diluar pemikiran umum seperti itu. "Gue serius-serius dengerin bangke."

Tipis senyum sempat Virgo hadirkan untuk menanggapi kekesalan Danang, sebelum memilih untuk kembali melanjutkan. "Dulu gue megang sebuah prinsip yg terkesan tolol, Nang. Yaitu, gue ngga bakal minta putus kalo gue yg nembak duluan, bahkan sampai sekarang gue masih pegang prinsip itu. Dan dari sekian cewek yg gue punya, semuanya gue yg nembak duluan, jadi terpaksa waktu itu gue ngelakuin cara yg cukup sinting. Gue bicara jujur ke semua cewek gue kecuali Keyra kalau gue udah selingkuhin mereka."

Wajah Danang seketika menampakkan ketidak-percayaan, terkejut bukan main atas pengakuan Virgo yg diluar nalar manusia umum tersebut. "Serius lo ngelakuin itu?" tanya Danang memastikan yg di angguki Virgo dengan enteng kemudian. "Sinting emang lo itu." gumam Danang menanggapi, yg hanya di balas Virgo dengan senyuman kecil kembali.

Sulit membayangkan seorang tersangka kejahatan mengaku melakukan kejahatan di depan polisi secara sukarela. Namun jika itu adalah Virgo, maka tak ada hal lain yg bisa ia lakukan kecuali mempercayai.

Sungguh Danang merasa takjub atas pilihan yg Virgo ambil, pilihan yg pasti takkan mau dilakukan kebanyakan orang. Jarang ada yg mau bertindak senekat itu, dengan menguak aib sendiri hanya demi orang lain.

"Demi ngebuat Keyra jadi satu-satunya, gue rasa itu harga yg kurang malah, Nang. Apalagi kenyataannya emang gue udah selingkuh 'kan?" Tak ayal Danang pun mengangguk mengiyakan, meski dalam hati tetap merasa salut dan heran atas sikap Virgo dalam mengambil keputusan. "Satu-persatu mereka mulai gue kasih tahu. Dan perkiraan gue benar, mereka langsung minta putus dengan ngga lupa ngasih kenang-kenangan di pipi."

Danang hanya bisa geleng-geleng kepala menanggapinya, sudah menduga hal itu pasti akan Virgo dapatkan setidaknya dari satu perempuan yg telah disakiti.

Pola pemikiran Virgo terlalu rumit untuk bisa ditebak dan dianalisa. Namun itulah yg membuat ia senang bertukar pikiran dengan Virgo, karena sahabatnya itu pasti mempunyai sudut pandang berbeda dan tak terduga.

"Tapi kayak yg gue bilang tadi, gue ketahuan sebelum bisa nyelesain semuanya, karena ada dua orang yg ngotot pengen tetap sama gue walaupun udah gue kasih tahu kayak gitu. Dan lo tahu, ternyata salah satunya adalah sahabat Keyra sendiri."

"Serius?!" heboh Danang dengan mata yh melotot penuh pada Virgo. "What a surprise, Vir!"

Namun ternyata bukan hanya Danang yg merasakan keterkejutan dari cerita Virgo, hal yg sama pun juga dialami oleh Alea dan Audrey ketika mendengar cerita Keyra, karena ternyata cerita mereka berdua sampai pada pembahasan yg sama.


"Anjir, gimana bisa kalian ngga tahu kalau Virgo pacar kalian?" tanya Alea keheranan dan sedikit takjub, karena hal seperti itu ternyata memang benar-benar terjadi di dunia yg aneh ini.

"Di awal kan gue udah bilang, kalau salah satu diantara kita ada yg jalan atau pergi, yg lain bakal ngintilin. Kayaknya itu jadi hal yg ngeberatin temen gue." bukan fakta, ini hanya terkaan Keyra saja. "Lagian Virgo itu orangnya dingin dan pendiem banget, jarang mau senyum dan lebih sering sinisnya. Gimana caranya coba ngenalin cowok yg ngga ada tampang persahabatannya itu ke circle pertemanan lo? Males duluan yg ada." terang Keyra berdasarkan pengalaman yg dialami sendiri. Walau terkaannya belum tentu benar, namun itu adalah kemungkinan yg paling rasional.


"Masa sih Virgo gitu?" Kerutan di dahi Alea mendadak terbentuk, cukup bimbang atas penjelasan Keyra tentang sosok Virgo yg sangat berbeda dari pengamatan dan pengalamannya selama ini. "Beberapa kali gue ketemu, Virgo orangnya asik dan lucu kok, murah senyum juga. Malahan waktu pertama kenalan, gue udah di gombalin sama dia."

Keyra mengendikan bahunya tanda tak tahu, tidak juga terkejut apalagi penasaran. "Sehari aja orang bisa berubah Lea, apalagi setahun coba."

"Bener juga sih," pada akhirnya Alea hanya bisa mengangguk menyetujui jawaban yg kurang memuaskan namun masuk akal dari Keyra tersebut.

"Terus gimana kejadiannya kalian tahu kalau Virgo pacar kalian?" kali ini Audrey yg bersuara, ingin cepat mendengar kelanjutan cerita yg semakin lama semakin membuatnya penasaran.

"Ada satu hari pas gue lagi ngumpul sama temen-temen, ngga tau kenapa tiba-tiba gue punya ide buat kenalin Virgo sama sahabat-sahabat gue biar bisa akrab. Gue rada kasihan sama dia, soalnya dia pernah cerita kalau ngga punya orang yg bener-bener deket sampai bisa diajak curhat selama ini."

Pernah suatu hari Keyra bertanya pada Virgo tentang alasan pria itu sering mengajak bertemu dan terus menempelinya setiap ada waktu. Lalu dari situlah akhirnya Virgo bercerita tentang jalan hidupnya yg sangat urakan setelah di tinggal pergi sang Bunda untuk selamanya. Terrmasuk mencari pelarian dengan menjalin pertemanan sebanyak yg di bisa tanpa memperdulikan ketulusannya.

"Awalnya dia nolak, malu dan ngga enak katanya. Tapi akhirnya dia mau juga setelah gue bujuk dan sedikit ngancem." walaupun terkesan cuek dan kasar, nyatanya Virgo adalah sosok yg sangat lembut, penuh kasih sayang dan perhatian. Karena itulah ia mau menjadi kekasih dari pria itu. "Terus pas Virgo akhirnya dateng, disitu temen gue dan dia sama-sama kaget, langsung deh kebongkar semua semuanya disitu."

"Drama banget dong waktu itu?" nampak wajah Audrey memperlihatkan rona bahagia dan sumringah. Otaknya langsung sibuk memilah-milah simpanan video drama korea yg pernah ia tonton sebagai referensi visual kejadian itu.

"Bukan lagi. Langsung hebot banget deh. Sampai gue tabokin dan siram juga Virgo waktu itu. Gue bikin dia malu banget pokoknya." jelas Keyra sangat berapi-api. "Disitu akhirnya kita putus, walaupun dia minta maaf dan mohon-mohon buat gue kasih kesempatan sekali lagi."

"Terus temen lo gimana? Dia juga marah ngga sama Virgo?"

"Nah, gue anenhnya disitu. Temen gue malah ngga mau mutusin Virgo. Dan yg lebih anehnya lagi, Virgo malah ngacuhin dia dan cuma fokus sama gue." ia telat menyadari hal itu sebenarnya, dan baru menyadari keanehan itu saat sudah pulang dan bisa berfikir jernih. "Dan semenjak itu, hubungan pertemanan gue jadi renggang karena dia ngira gue ngerebut Virgo dari dia. Padahal gue udah jelasin kalau gue ngga tau apa-apa dan ikut jadi korban juga. Tapi yg ada dia malah benci sama gue, otomatis gue juga ikut benci sama Virgo yg jadi penyebab semuanya."

"Wah, gila sih temen lo." Audrey geleng-geleng kepala dibuatnya, tak habis pikir dengan pola pikir teman Keyra yg tak peduli fakta dan memilih untuk menutup mata juga telinga.

"Tapi seminggu kemudian ada nomor baru hubungin gue." Beberapa gurat halus hadir di sekitar mata Keyra, efek dari rasa sedih yg kini mulai dirasakannya. "Ternyata itu temen Virgo, dan dia ngasih kabar kalau bokap Virgo meninggal karena kecelakaan mobil. Gue langsung panik dan kerumah Virgo dengan otak yg sibuk ngebayangin gimana sedihnya dia."

"Astaga..." lirih Alea tak menyangka. Sedang Audrey yg berada disisi lain Keyra langsung kehilangan senyum yg sempat terhias diwajahnya. Mereka terkejut dengan fakta barusan, termasuk kesedihan yg mulai ikut juga dirasakan. "Pasti hancur banget Virgo ditinggal orang tuanya."

Keyra mengangguk setuju atas pendapat Alea. "Pas gue sampai dan lihat kondisinya, dia cuma diem aja dengan wajah datar, sama sekali ngga ada bekas dia sempat nangis. Tapi semua yg ada disana sadar, kalau ekspresi datar Virgo itu bentuk kehancurannya."

Dari kejadian itu pula lah akhirnya Keyra menyadari betapa mahalnya harga yg harus dibayar untuk setetes air mata seorang pria.

"Waktu gue deketin, Virgo langsung meluk gue erat banget dan cukup lama. Tapi setelahnya, gue malah disuruh pulang gitu aja sama dia. Juga, dia minta waktu seminggu buat nenangin diri, sebelum mulai berjuang lagi buat dapat kata maaf dan satu kesempatan dari gue."

"Ego laki-laki, ya?" terka Audrey atas perlakuan Virgo yg menyuruh Keyra pulang. "Kebanyakan pria ngga mau nunjukin kesedihannya di depan umum, lebih-lebih di depan orang terkasihnya." lanjut Audrey mencoba menjelaskan, setelah mendapat tatapan penasaran dari Alea yg tak mengerti.

"Iya, lo bener." Keyra mengamini keterangan Audrey yg memang benar adanya. "Gue ikutin mau Virgo, tapi tiba-tiba ada cowok nyamperin gue dan minta waktu buat ngobrol. Ternyata dia temen Virgo yg hubungin gue sebelumnya. Disitu kita ngobrol panjang tentang Virgo, dan banyak hal baru gue dapetin dari obrolan itu. Salah satu hal penting yg gue dapet dari orang itu adalah, jangan pernah percaya seratus persen sama apa yg Virgo ceritain tentang dirinya, karena selalu ada satu frame yg pasti dia rekayasa."

Dari banyaknya hal menyakitkan yg dirasakan saat kehilangan, rindu adalah yg paling menyakitkan. Hal yg tak disadari saat awal kejadian, namun menjadi sebuah hal paling mengerikan seiring waktu yg terus berjalan.

Terhitung sudah tiga kali Virgo pernah kehilangan, dan dua diantaranya untuk selama-lamanya. Untung yg terakhir ini agak berbeda dari dua lainya, sebab ia masih di beri karunia bisa melihat dengan nyata walau tak bisa merengkuh dan saling sapa.

"Bohong kalo gue ngga sedih waktu bokap pergi. Karena mau bagaimanapun juga, dia tetap Ayah kandung yg udah besarin gue." Raut tenang Virgo tunjukan, sedikit lengkungan bibir yg membentuk senyum pun ia tampilkan. Semata itu dilakukan agar Danang menghentikan raut simpati yg di berikan padanya, sebab ia sangat tak suka di kasihani. "Sesuai janji yg udah gue kasih ke Keyra, seminggu kemudian gue dateng ketempat dia, dan disana akhirnya gue terus terang dan ceritain semuanya tentang gue, termasuk alasan kenapa gue punya banyak cewek. Untungnya Keyra mau ngerti dan maafin gue, termasuk satu kesempatan yg akhirnya dia mau kasih lagi."

Ibarat tanah kering yg akhirnya tersiram air hujan, maka seperti itulah perasaan bahagia Virgo tak kala Keyra memberikan sebuah kesempatan.

"Gue bahagia banget, terlepas dari kemungkinan Keyra mau kasih kesempatan adalah karena kasihan setelah bokap gue meninggal. Tapi ternyata bukan itu alasannya, Keyra mau balikan karena pengen bales dendam, dan bukannya kasihan." tak pernah sebersit pun Virgo menyangka, bila amarah dan kebencian Keyra padanya sangatlah dalam dan tak pernah benar-benar reda. "Keyra selingkuh sama temen gue, dan temen gue itu ternyata juga punya dendam sama gue."

"Temen lo nikung?"

"Iya, dia ngambil kesempatan dan deketin Keyra, terus ngajak Keyra kerja sama buat nyakitin gue. Dia tahu kalau Keyra berarti banget buat gue, dan itulah yg dia jadiin senjata." setiap orang memiliki kelemahan yg berbeda. Dan untuk Virgo, adalah Keyra kelemahan terbesar yg ia punya. "Emosi dan ketakutan besar yg ada di dalam hati bikin gue jadi kalap dan nekat, jadilah gue perkosa Keyra saat dia dalam keadaan ngga sadar."

Bukan saling menginginkan, melainkan sebuah pemaksaan lah yg ia lakukan. Sebuah hal yg berasal dari rasa takut, yg membuat dirinya jadi pecundang dan pengecut.

Danang terbelalak ngeri mendengar hal mengejutkan dari mulut Virgo itu. "Ngga mungkin," gelengan kaku Danang lakukan, lengkap dengan langkah kaki yg teratur mundur perlahan. "Lo ngga mungkin ngelakuin hal itu." Sampai akhirnya ia tak bisa kemana-mana karena tertahan oleh pembatas yg tepat berada dibelakangnya.

"I did it, Nang." santai Virgo berkata penuh ketenangan, menghiraukan keadaan Danang yg masih syok dan memilih terus melanjutkan cerita yg semakin dekat dengan bagian utama. "Keyra syok dan marah besar sama gue, bisa di bilang benci malahan. Tapi gue udah nebak hal itu, jadi sebisa mungkin gue bersikap tenang dan bujuk dia dengan janjiin sebuah pertanggung-jawaban. Ngga instan, tapi pelan-pelan akhirnya Keyra mulai luluh dan nerima keadaan yg ada, otomatis hubungan kita pun jadi lebih erat dari sebelumnya."

Lintasan kenangan hari-hari yg sangat membahagiakan berputar di otak Virgo seketika, masa-masa terbaik yg pernah ia punya bersama dengan Keyra.

"Perasaan gue ke Keyra bertambah besar setiap harinya. Dia adalah orang kedua yg paling gue cinta setelah Bunda, dan itu berlaku sampai sekarang, bahkan mungkin selamanya." Sungguh, ia sangat yakin dengan perasaanya. Hanya sang Bunda dan Keyra lah penghuni hatinya, dua orang yg sangat ia cinta. Tidak ada orang lain yg bisa menggantikan mereka, sebab dua sosok itu punya tempat spesialnya sendiri disana. "Hubungan kita jadi berbeda, ngga sehat kayak sebelumnya. Kita ngejalanin hubungan kayak suami istri yg bahagia, sampai lupa kalau bisa aja itu jadi sebuah malapetaka."

Akhirnya cerita Virgo sampai juga pada bagian yg selama ini menjadi momok terbesar. Sebuah kenangan mengerikan yg terus menghantui kehidupannya sampai sekarang. Bagian yg mungkin sampai kapanpun akan ia sulit ceritakan, dan juga bagian yg mungkin takkan pernah termaafkan.

"Kita kecolongan, ada yg hadir di antara kita, tepatnya di dalam rahim Keyra." Lirih suara Virgo yg menyanyat hati terdengar sangat jelas di telinga Danang, membuat tubuhnya kaku bagai terikat kuat tali tambang. "Dan keputusan yg gue buat atau lebih tepatnya gue paksakan adalah, nyuruh Keyra buat ******."

Tepat sedetik setelahnya, sebuah bunyi bedebum yg cukup keras terdengar disana. Suara dari sosok Danang yg terjatuh lemas ke lantai tak berdaya, sekaligus menjadi bunyi terakhir yg ada sebelum kesunyian menguasai dengan seketika.

Ekspresi kekagetan yg terjadi pada Danang tidaklah berlebihan dan sangat wajar, sebab nyatanya hal yg sama pun juga dialami oleh dua dari tiga wanita yg kompak terdiam tanpa kata. Mereka tak menyangka hal semengerikan itu pernah terjadi pada sahabatnya yg terkenal sangat kuat sebagai seorang wanita.

Tak ada yg ingin Keyra tutupi dalam ceritanya ini. Semuanya akan ia bongkar pada Alea dan Audrey untuk pertama dan terakhir kali. Dan bila keterbukaannya setelah ini membuat para sahabatnya menjauh, maka itu adalah resiko dan harga yg pantas ia tanggung untuk melihat seberapa erat persahabatan mereka.

"Awalnya gue ngga sadar kalau tanggal Mens gue udah lewat lama. Sampai suatu pagi, gue tiba-tiba ngerasa aneh sama diri gue yg mual-mual ngga jelas. Disitu gue otak gue langsung mikirin hal-hal yg sama sekali ngga gue bayangin sebelumnya."

Masih jelas diingatan Keyra betapa penuh dan kacau pikirannya kala itu. Semua hal yg belum pernah dibayangkan langsung menari indah dikepala.

"Ternyata bener dugaan gue, ada dua garis di Test pack yg gue beli pagi itu juga." terang Keyra santai sambil menatap dua sahabatnya bergantian, lengkap dengan senyuman manis yg menampilkan lesung pipinya. "Gue nangis seharian, mikirin harus apa dan gimana. Gue bingung dan takut, bahkan punya pikiran mau bunuh diri saking kalutnya."

Hati Alea mencelos mendengarnya. Otaknya seketika berkecamuk tentang hubungannya bersama Danang yg sudah terlampau jauh dan dalam. Banyak pertanyaan yg langsung timbul dalam benaknya, tentang apa-apa akibat bila hal yg sama terjadi pada dirinya.

Mirip seperti Alea, hal yg sama pun diarasakan oleh Audrey juga. Kilas balik kehidupannya selama ini yg tak pernah lepas dari seks bebas pun langsung menghantam sanubari. Meski selama ini ia selalu menjaga keamanan ketika berhubungan, bukan berarti keluputan tidak bisa terjadi dikala nafsu sudah menguasai.

"Hari itu gue cuma bisa nangis mikirin banyak hal dan kemungkinan yg bakal terjadi kedepannya. Baru besoknya gue kasih tahu Virgo, saat di jemput gue sepulang bimble." tawa kecil tiba-tiba Keyra keluarkan saat melihat raut sahabatnya yg masih terlihat syok tak bisa berkata. "Waktu gue kasih tau, ekspresi Virgo sama persis kayak kalian, kaget bukan main. Bahkan sampai ngira gue lagi prank dia. Tapi akhirnya dia percaya juga kalau gue lagi hamil, dan hari itu juga dia buat keputusan kalau gue harus gugurin janin yg ada didalam perut gue."

Dalam jeda yg tak berlangsung lama, kembali Alea dan Audrey tersentak dengan kalimat terakhir dari Keyra.

Mendengar kata mengerikan itu langsung dari mulut Keyra ternyata masih sangat mengejutkan, padahal dalam kepala sudah menebak hal itulah yg sahabatnya lakukan.

Wajah Keyra tertunduk memandangi perut datarnya yg tertutup baju. Jika ia tarik sedikit keatas kaos yg ia sedang pakai, maka sebuah luka sayatan akan terlihat di perut bagian bawahnya. Luka bekas ******, luka yg selalu mengingatkan disetiap hari, luka yg tanpa diminta terus menyakiti dan selalu membuat sesak hati, dan luka yg meski sudah sembuh ternyata masihlah berasa nyeri.

Itu sangatlah menyakitkan dan membuat merana, hingga rasa-rasanya air mata akan jatuh lagi bila ia tak menahannya dengan sekuat tenaga.

"Gue udah mohon-mohon sama Virgo, mau pertahanin dan besarin janinnya sendiri kalau dia ngga mau tanggung jawab." lanjut Keyra menjelaskan dengan sedikit getar dalam suara. Melihat itu, Alea dan Audrey kompak merengkuh tubuh sahabatnya untuk saling menguatkan satu sama lain. "Tapi dia juga mohon sama gue buat gugurin janin itu tanpa bilang apa alasannya. Entah dia takut atau apa, yg ada dia terus mohon sama gue buat gugurin. Gue ngga tega liat itu, jadi lagi-lagi gue nurutin mau dia juga."

Meskipun sudah sekuat tenaga menahan tangis agar tak kembali hadir, nyatanya Keyra kalah juga oleh rajaman sakit yg terasa getir. Ingatan saat berada di rumah sakit yg entah kenapa bisa Virgo dapatkan aksesnya pun kembali tergiang dikepala, seolah menolak dihapus agar bisa terus menyakiti dengan sengaja.

Seperti bisa ikut merasakan kesedihan sang penghuni hati yg kembali tenggelam dalam nestapa, rasa perih akan penyeselan pun ikut pula Virgo rasa. Lalu sebagai mana cara kerja kata sesal itu sendiri, maka Virgo akan terus pula di hantui. Menyesakki diri tanpa bisa diluapkan, hingga kembung dan muntah oleh getirnya ingatan.

"Gue cuma bocah SMA yg takut dengan kata keluarga setelah apa yg gue alami sebelumnya. Nurani gue mati dan otak gue buntu, cuma ada ketakutan pada diri gue waktu itu. Dan mungkin karena lihat gue yg ketakutan banget, Akhirnya Keyra mau nurutin keegoisan gue buat sekali lagi." bukan bermaksud membela diri, Virgo hanya menerangkan apa yg dirasakan saat kejadian itu terjadi. "Seumur hidup gue ngga bakal lupa gimana reaksinya dia saat detik-detik sebelum janin yg udah hampir kebentuk itu diangkat dari dirinya."

Tangan Virgo terkepal kuat, mencoba menahan perihnya sayatan di hati saat kejadian memilukan itu terulas lagi.

"Demi tuhan, gue ngga bakal maksa Keyra buat lakuin ****** kalau tahu akhirnya bakal gitu." perwujudan sesal teramat nyata tergambar di wajah Virgo, dan itu sangatlah memilukan untuk dilihat mata. "Keyra berubah semenjak hari itu. Dia kayak ngga punya jiwa lagi. Pendiam dan dingin ke semua orang termasuk gue, dan itu bertahan sampai kita lulus SMA, karena tepat setelah farewell dia tiba-tiba ngilang ngga tau kemana. Chat terakhir yg dia kirim sebelum dia pergi pun bikin gue ngerasa kalau dunia yg jadi tempat nyaman gue hancur."

Mungkin kebanyakan orang akan baru sadar seberapa pentingnya sebuah hal setelah tiada. Tapi Virgo sudah sadar sedari awal kalau Keyra adalah hal berharga yg harus dipertahankan bagaimanapun caranya. Ia sangat tahu, kehilangan Keyra sama dengan akhir dunia, dan itu benar-benar terbukti setelahnya. Karena itulah ia nekat memperkosa Keyra, agar perempuan itu terikat dan meminta pertanggung-jawabannya, sehingga mereka bisa terus bersama selamanya.

"Seminggu gue nyari Keyra kemana-mana kayak orang gila. Gue tanyain semua temannya yg gue kenal, tapi itu sia-sia dan ngga hasilin apa-apa. Hampir gue putus asa, sampai tiba-tiba ada chat masuk dari nomor asing yg bilang kalau Keyra ada di Surabaya. Hari itu juga, gue langsung kesini dengan persiapan seadanya, bahkan ngga mikir kalau bisa aja orang itu cuma bohongin gue. Ngga ada satupun orang rumah yg gue kasih tahu, karena niat gue emang sekalian pergi dari tempat dan orang yg menurut gue udah asing."

Danang tak bisa lagi bereaksi apa-apa atas kejutan yg Virgo hadirkan. Semuanya terlalu mengerikan untuk di dengar dalam satu waktu, apalagi ia sama sekali tidak mempersiapkan mental untuk hal itu.

"Pencarian gue selama setahun ngga ngehasilin apa-apa, malah gue jadi gembel dan gelandangan disini. Apapun yg bisa jadi uang gue lakuin, sampai akhirnya gue ketemu anak jalanan dan diajak ngamen. Tapi kita ngga cuma ngamen doang, kadang-kadang nyuri dan ngerampok juga."

Itu adalah salah satu masa-masa liar yg sejujurnya Virgo rindukan. Situasi saat mengamen yg menuntut rasa percaya diri, saat mencopet yg harus berani dan tak takut mati, bahkan sampai mencuri di rumah kosong yg memerlukan sebuah ketelitian dan hati-hati.

"Tapi perjalan gue itu harus terhenti setelah mama Alina akhirnya bisa nemuin gue yg waktu itu ketangkep polisi. Sambil nangis-nangis, mama bujuk gue buat balik, ya mau ngga mau akhirnya gue nurut dan balik juga." kekehan kecil tak bisa Virgo tahan, teringat bagaimana mengenaskan kondisinya kala itu. "Jadi, bisa dibilang alesan satu-satunya alasan gue ada dan kuliah disini ya cuma buat lanjutin pencarian yg sempat terhenti."

Danang menatap salut dengan perjuangan Virgo yg tak kenal lelah dan menyerah. "Jadi itu alesan kenapa lo bilang mau balik ke Semarang aja? Soalnya lo udah nemuin Keyra, juga udah tahu hasil dari perjuangan lo?"

Cepat Virgo mengangguk membenarkan. "Gue udah ketemu Keyra, dan hasilnya kayak yg udah lo tahu juga. Jadi buat apa gue masih ada disini?" Kali ini tubuh Virgo sudah sedikit lebih santai dari sebelumnya. Namun ia tergoda untuk lebih rileks dari ini, sehingga berinisiatif mengambil bungkus nikotin yg ada di dalam saku celananya. "Gue bisa cintain Keyra dari sana. Gue juga bisa rinduin dia dari rumah. Kalau udah ngga tahan dan pengen lihat, gue tinggal sedikit usaha aja buat nyampe kesini." lanjut Virgo sebelum mulai menyulut api pada ujung candu yg menenangkan.

"Tapi masa lo mau berhenti sampai disini doang Vir?" sedikit banyak Danang merasa tak setuju akan keputusan Virgo mengakhiri perjuangannya. "Maksud gue, perjuangan lo buat nemuin dia itu segitu besarnya loh, masa lo mau nyerah gitu aja setelah dia nyuruh lo pergi ngejauh?"

"Gue ngga pernah nyerah, Nang. Selamanya gue bakal terus berjuang buat Keyra." terkesan santai Virgo dalam menjawab. Namun itu penuh keseriusan dan tekad yg tak tergoyahkan. "Sayangnya, perjuangan dan kehadiran gue malah bikin Keyra sedih dan nangis, salah satu hal yg paling gue benci. Terus gue bisa apa selain sedikit mundur buat jaga jarak?

"Tapi lo ngga harus balik ke Semarang juga, kan?" sekali lagi Danang mencoba untuk menggoyahkan pemikiran Virgo tentang pulang kampung. Jujur ia sedikit tak rela bila Virgo memutuskan itu, setidaknya sampai beberapa tahun kedepan, setelah mereka berempat memakai toga bersama.

"Gue ngga tahu." kentara sekali ada bimbang dalam nada suara Virgo.

"Gini aja deh. Minggu depan kan kita udah UTS, lo balik aja setelah itu, lumayan dapet libur dua mingguan. Lo gunain aja tuh waktu buat balik sekalian mastiin keputusan lo kedepan gimana." kata Danang mencoba memberikan solusi terbaik untuk Virgo. "Sayang kalau lo balik sebelum itu. Biar lebih secure aja seandainya lo emang tetap mau disini. Kalaupun engga ya ngga papa."

"Kayaknya lo ngga mau banget gue pulang, ya?" goda Virgo menatap Danang dengan raut jenaka. "Sampai segitunya nahan gue."

Meski mendengus kesal, nyatanya Danang tak mengelak dengan tuduhan Virgo yg memang benar adanya.

"Tapi Nang, kalau boleh sedikit ngomong tentang hubungan lo sama Alea, lebih baik keputusan kalian itu dipertimbangin lagi deh." wajah jenaka Virgo berubah serius kembali dengan cepat. "Bukan gue mau ikut campur atau raguin keputusan kalian. Tapi buat masalah ketakutan dan krisis kepercayaan yg kalian alami, rasa-rasanya ngga pas aja jadiin anak sebagai pegangan dan tiang pengawas dihubungan kalian."

Danang yg sedang mencoba mengambil bungkus rokok pun mau tak mau langsung mengalihkan fokusnya pada Virgo.

"Buat seseorang yg udah ngebunuh bayinya sendiri, omongan gue emang kedengaran sok bijak dan ngga cocok banget sih." lanjut Virgo menertawai dirinya sendiri.

"Gue dengerin." seru Danang ingin Virgo tetap melanjutkan, meski tangannya sedang sibuk menarik batang rokok dari bungkusnya.

"Masalah yg kalian lagi hadapi itu soal ketakutan kalau kalian pisah, kan? Tapi bukanya masalah kayak gitu harusnya dibalikin pada diri masing-masing ya?"

Danang urung menyalakan rokok yg sudah terapit di bibir dan memilih mencabutnya terlebih dahulu. "Maksudnya gimana?"

"kalau menurut gue, ketakutan yg kalian alami itu karena kurangnya rasa kepercayaan antar satu sama lain. Soalnya, mau seerat apapun lo ngiket orang, yg pergi bakal tetap pergi. Gitu juga sebaliknya, walaupun lo biarin lepas tanpa pengawasan, yg setia pasti bakal tetap balik kesisi lo lagi. Intinya itu tentang komitmen, Nang. Kalau salah satu diantara kalian ada yg pergi atau berkhianat, berarti komitmennya lah yg perlu dipertanyakan."

Dalam hisapan rokok yg sedang dilakukan, Danang benar-benar mencerna semua perkataan Virgo didalam otaknya.

"Lo bisa jadiin hubungan gue sama Keyra sebagai contoh deh. Lo tahu sendiri semuanya udah gue lakuin demi ngebuat Keyra tetap ada disisi gue, tapi liat gimana sekarang? Dia tetap pergi juga, kan? Intinya lo lakuin aja sebaik mungkin bagian lo itu. Untuk bagian Alea, biar itu jadi urusannya dia sendiri." jelas Virgo yg kemudian membuat jeda dengan menghisap batang nikotin yg kian memendek. " Sejujurnya gue maupun lo bisa aja maksain kehendak dengan berbagai cara yg ada, tapi itu cuma bakal bikin pasangan kita makin sengsara. Jadi pilihan bijak yg harus diambil ya berhenti buat maksain kehendak dan lakuin bagian masing-masing sebaik mungkin."

Tak selamanya, apa yg di inginkan harus terwujudkan. Terkadang ada saatnya seseorang perlu menahan keinginan, lalu berkompromi dengan yg namanya keadaan. Sedikit menekan ego demi kebahagiaan seseorang yg jauh lebih berarti bukanlah keputusan dangkal. Sebaliknya, justru disitulah keinginanmu untuk senang dan bahagia akan tersemat kekal.

Merelakan bisa dibilang adalah pilihan yg akhirnya Virgo lakukan. Sedang untuk pasangannya yg adalah Keyra memilih untuk mengakhiri kesakitan yg terus mereka alami tanpa henti. Keduanya melakukan kehendaknya demi kebaikan bersama, meski pada dasarnya masihlah saling memiliki rasa.

Sama seperti Virgo yg memiliki cinta luar biasa untuk Keyra, hal yg sama sejujurnya juga Keyra punya untuk sosok Virgo.

"Gue ngga bisa ngelak sama diri gue sendiri, kalau sebenarnya gue masih cinta sama Virgo." jujur Keyra tentang perasaannya. "Tapi setiap kali gue lihat Virgo, kenangan hari itu otomatis ikut lagi. Ngerasain cinta dan kesakitan diwaktu yg sama rasanya itu ngga enak banget, sumpah." Air mata sudah enyah dari wajah Keyra, begitu juga pada Alea dan Audrey yg sempat ikut larut dalam kesedihan sahabatnya.

"Tapi Key, gue rasa usul Virgo buat ngelewatin kenangan itu bareng-bareng kayaknya cukup menjajikan deh." Alea berbicara setelah banyak terdiam memikirkan segalanya. Tentang Keyra dan Virgo, juga tentang dirinya sendiri dan sang pujaan hati. "Virgo pasti ngerasain hal yg sama kayak lo. Lebih-lebih, justru dia yg minta lo buat ****** loh, pasti setiap saat dia ngutuk dirinya sendiri karena keputusan itu."

"Gue setuju sama Alea," sahut Audrey ikut serta. "Perasaan Virgo ke lo harusnya juga ngga perlu diraguin lagi, Key. Kalau Virgo ngga benar-benar cinta sama lo, ngga mungkin dia seberjuang itu buat nyari lo sampai kesini." jabar Audrey mengeluarkan pendapat setelah mendengar seluruh cerita yg sangat berat. "Itu tekad dan usaha seseorang yg benar-benar cinta, Key. Siapapun yg dengar cerita lo barusan pun rasanya pasti bakal setuju sama pendapat gue deh."

Sekali lagi Keyra mengangguk setuju dengan pendapat yg di keluarkan dua sahabatnya. Tidak ada yg salah dengan itu semua, tapi pendapat mereka juga belum tentu benar, sebab mereka tidak benar-benar pernah berada di posisinya.

"Bukannya keputusan lo itu cuma bakal jadi beban baru buat masing-masing dari kalian? Dengan semua hal yg udah terjadi di masa lalu, juga dengan cinta yg masih ada buat satu sama lain, pisah cuma bakal bikin kalian tambah sakit, Key." kata Alea menambahi pendapat Audrey, membuat Keyra mengurungkan niat menjawab dan memilih untuk kembali mendengarkan sekali lagi. "Lihat deh gimana diri lo setahun belakangan ini. Apa lo ngerasa bahagia? Apa lo bisa lupain Virgo dan kenangannya? Engga kan?"

"Iya." Keyra tak bisa mengelak bila perkataan Alea memang benar adanya. "Sama Virgo gue emang bener-bener bahagia, tapi gue juga sedih banget disaat yg sama. Gue cinta sama Virgo, tapi juga ada marah dan benci disana."

"Bukannya tiap hubungan emang kayak gitu? Ada seneng dan sedih. Ada kalanya marah dan sayang. Setiap hubungan pasti ada kayak gitu. Juga, setiap orang pasti akan dan pernah ngalamin itu."

"Semua orang emang ngalamin, tapi kalian ngga tahu 'kan, mereka suka atau engga waktu jalanin." jawab Keyra tenang dan kalem. Ternyata memang lebih enak bercerita dengan sahabatnya. Karena banyak pendapat dan persepsi akan timbul disana, sehingga ia bisa menimbang dan menyaring banyak hal pula. "Kalian harus tahu, kalau ngga semua orang suka naik wahana Roller coaster, dan gue salah satunya. Ketimbang seneng dan jantungan disaat yg sama, buat sekarang gue lebih milih hidup tenang dengan baca buku di dalam kamar aja."

Keyra menatap satu persatu sahabatnya yg terdiam namun membalas tatapannya. Sedikit banyak ia bersyukur dan berterima kasih pada Alea dan Audrey yg justru memilih membicarakan tentang hubungannya, dan bukan tentang dirinya yg pernah mengandung.

"Virgo itu ibarat Roller coasternya. Gue suka objeknya, tapi ngga dengan sensasi saat naiknya. Lo bisa tiba-tiba jatuh dalam keterpurukan, padahal sedetik sebelumnya lagi ada di puncak kebahagian. Kayak gitu yg gue rasain sama Virgo. Ngerti maksud gue 'kan?"

Baik Alea dan Audrey tak ada yg mengangguk, karena keduanya sedang termenung atas penjelasan Keyra yg sangat mereka pahami. Sebuah kesimpulan pun mereka dapatkan, tentang cinta yg ternyata adalah sebuah kerumitan.

"Jadi, lo sama Virgo benar-benar selesai sekarang?" tanya Alea menyimpulkan keputusan sang sahabat dari cerita yg telah didengarnya beberapa saat lalu.

"Mungkin." jawab Keyra ambigu, lalu memilih menjatuhkan diri keatas kasur terlebih dahulu. Keadaan sudah tidak menuntut keseriusan seperti beberapa saat lalu, dan perasaannya pun kini sudah berangsur-angsur pulih seperti sedia kala.

"Kok ragu?" tanya Audrey sesaat sebelum mengikuti jejak Keyra dengan ikut tiduran disebelahnya, jadilah Alea pun ikut melakukan hal yg sama.

"Masa depan itu misteri. Walaupun gue bilang iya sekarang, suatu hal bisa aja terjadi di masa depan."

"Tapi kan lo udah minta Virgo buat ngga muncul di depan lo lagi, jadi kemungkinan terjadinya sesuatu diantara kalian bakal kecil dong." jelas Audrey sembari memandangi langit-langit kamar yg tidak memiliki sebuah kespesialan.

"Tapi bukan berarti ngga mungkin, kan?"

"Jadi intinya gimana deh? Perasaan dari tadi jawaban lo diplomatis mulu." Alea merubah posisi menjadi miring menghadap Keyra karena saking gemasnya. Dari tadi ia tak mendapat jawaban yg memuaskan dari orang yg sedang ia pandangi ini, dan itu cukup menjengkelkan rasanya. "Apa yg lo mau? Terus apa yg lo lakuin buat selanjutnya. Jawab intinya aja, ngga usah muter-muter."

"Ya, gue sama Virgo kan emang udah selesai, berarti ya itu yg gue mau." Keyra tak kuasa menahan geli atas kekesalan Alea. "Dan tentang apa yg bakal gue lakuin selanjutnya? Itu belum kepikiran." hanya beberapa hari setelah kejadian ia bertemu Virgo, jadi ia belum ada rencana yg ingin dilakukan meski semuanya sudah selesai dan benar-benar lepas. "Tapi, yg pertama pastilah gue mau pulihin diri dulu. Lalu jalanin hidup dengan lebih seru kayak yg kalian lakuin, baru setelahnya cari cinta yg baru, mungkin?" Keyra menaikan kedua alisnya sekilas, karena apa yg ia ucapakan barusan hanyalah sesuatu yg terlintas dikepala begitu saja.

"Gila ya. Jujur gue ngga nyangka cinta bisa sebegininya." monolog Audrey tiba-tiba yg membuat Alea dan Keyra kontan beralih memperhatikannya. Ternyata Audrey sedang asik dengan pikirannya sendiri. "Udah ngga tahu berapa kali gue bilang cinta selama ini, tapi setelah denger cerita cinta kalian, gue jadi ragu apakah kata cinta yg gue ucapin itu benar-benar cinta yg sebenarnya. Karena sampai sekarang, gue bahkan masih belum tahu apa arti cinta itu."

Tentu saja apa yg Audrey katakan itu langsung membuat mereka terdiam dan ikut memikirkan.

"Iya juga, ya." gumam Alea menjadi ikut kepikiran. Tak bisa di pungkiri ia juga mengamini pernyataan Audrey barusan.

"Satu hal yg gue pikirin. Kayaknya sebagian besar orang yg bilang cinta itu ngga bener-bener ngerti apa yg dia bilang, atau bahasa lainya cuma asal. Coba aja tanya apa arti cinta, dan gue yakin jawaban yg mereka kasih bakal beda-beda. Kalaupun sama, itu pasti hasil dari kata-kata yg pernah mereka lihat dan denger dari internet atau apapun itu." lanjut Audrey berbicara tentang keresahannya. "Semakin gue mikirin tentang apa itu cinta, semakin gue ngga nemu dan malah jadi bingung di buatnya. Ngga ada satupun kata yg ngga memiliki arti dan makna di dunia, tapi kita mau ngartiin cinta aja kesusahan, terus gimana kita bisa maknain cinta itu sendiri coba?"

Keheningan langsung terjadi tepat setelah penjabaran panjang Audrey akan pemikirannya. Mereka jadi benar-benar berfikir tentang apa itu cinta.

Sampai akhirnya, Keyra yg lebih dulu menemukan arti cinta menurut versinya sendiri pun mengeluarkan suara. "Setiap orang menjabarkan cinta dengan cara yg berbeda. Meski dasarnya adalah sebuah rasa, pengalaman yg berbeda ngebuat setiap orang bebas mengartikan kata cinta sesuai yg dialamimya. Luas dan tak terbatas, tapi juga sempit dan menghimpit, itulah kata yg bernama cinta."

"Jadi kita bisa bebas artiin cinta sesuai yg kita mau? Tergantung apa yg kita alami disaat cinta itu hadir, maka itu arti cinta menurut kita, gitu?" tanya Audrey yg langsung mendapat anggukan benar oleh Keyra. "Tapi setiap kata dari manapun itu berasal, pasti punya arti yg sama walaupun digunakan ditempat lain, lalu kenapa itu ngga berlaku buat cinta?"

"Karena kata cinta itu bukan berasal dari sini," jemari Keyra menyentuh tepat dikening Audrey, lalu setelahnya barulah turun menuju dada dimana letak hati berada. "Tapi dari sini."

Kening Audrey berkerut semakin dalam, mencoba mencerna kata-kata Keyra yg sayangnya tak bisa dipahami walau sudah sangat berusaha. "Gue ngga ngerti."

Senyum maklum Keyra berikan, karena ia memang belum menjelaskan secara rinci. "Untuk sesuatu yg dirasa, lo ngga bisa nyoba pahamin itu dengan logika, apalagi dijabarkan lewat kata-kata." penjelasan Keyra benar-benar disimak oleh Audrey, terutama Alea yg sedari tadi diam mendengarkan. "Penjabaran yg dilakukan oleh orang-orang selama ini tuh penjabaran dari pengalaman cintanya, bukan dari kata cinta itu sendiri, Makanya ada yg bilang cinta itu menyakitkan, menyenangkan, perjuangan dan lain sebagainya. Karena yg mereka jabarkan itu pengalamannya saat mencinta, bukan penjabaran dari kata cinta."

"Gue ngerti!" seru Alea sangat semangat dan girang, terlihat senang sekali sampai-sampai duduk tegak dengan wajah yg berbinar. "Gue ngerti sekarang."

Keyra tertawa kecil melihat keceriaan Alea. Ia senang, karena sahabatnya bisa mengerti penjabaran yg ia berikan, tanda jika Alea benar-benar menyimak dan mencerna ucapannya.

"Cinta bisa diartikan, tapi ngga benar-benar bisa diartikan. Juga, cinta tentu bisa dimaknai, tapi ngga benar-benar bisa dimaknai." lanjut Keyra lagi menjelaskan sesuai yg ia pahami dan percayai. "Itu cinta menurut gue, dan tentu beda lagi menurut orang lain."

Cinta sangat berbeda dari semua yg ada, karena ia adalah anugerah yg diberikan oleh semesta. Bisa dirasakan saat bertemu dengan sosok yg tepat, sehingga keduanya bisa saling dekat dan menjalin hubungan yg erat.

Cinta bisa hadir semudah ketika kita membuka dan menutup mata, namun bisa juga sangat sulit karena ketulusan yg tidak di punya. Pun cinta sebenarnya tidak akan pernah hilang atau pudar. Ia kekal dalam diri, hanya saja objeknya lah yg berganti. Dan untuk sekarang ini, Keyra dan Virgo masihlah saling mencintai, meski tidak dengan hubungan mereka yg dipaksa berhenti.

Mungkin cinta mereka bisa beralih objek nanti, atau malah semakin terpatri kuat dalam hati. Karena sama seperti janji yg bisa teringkari, juga hubungan yg bisa dikhianati, maka kita juga tidak bisa mempercayai mulut yg selalu berucap tidak pasti.


END​


Sudahi sedihmu dan bangkitlah pada esok yg baru. Jangan pedulikan aku dan hiduplah semaumu. Tenang, aku akan menghilang dari sisimu, namun biarkan aku menemani sebagai bayang semu.

J_bOxxx
 
Terakhir diubah:

Informasi Penting​


Hallo guys!! lama ngga bersua nih, ada kali satu bulanan ya. Gila, RL sibuk bener, jadi baru bisa up sekarang. Ngga tau ini masih ada readersnya apa engga lapak saya, wkwkwkwk.

Langsung aja masuk ke pointnya.

Yak, ada tulisan END part 21, sebagaimana artinya, maka lapak
L O C K E D akhirnya menemui ujung juga. Terkait itu, dengan berat hati emang saya harus kasih title END di part ini. Emang agak sedikit memaksakan sih kalau dibilang, soalnya banyak banget hal-hal yg belum terselesaikan disini.

Namun, alasan kenapa saya akhirnya memutuskan buat selesai di part ini, itu dikarenakan tujuan dari Virgo sendiri udah tercapai. Point utama dari cerita ini adalah bertemunya Virgo dan Keyra, dan tujuan itu udah tercapai.

Di lain hal, RL yg lagi padat2nya emang jadi alasan kedua kenapa saya bisa maksain Ending di part ini. Takut bikin kalian nunggu terlalu lama, karena sebagai pembaca saya juga bakal greget nungguin update yg ternyata lama.

Tapi tenang aja, L O C K E D - 2 pasti bakal ada kok, walau belum tau kapan akan di release part 1-nya. Tentu untuk yg kedua ini bakal punya tujuannya yg beda tentunya, dan semoag lebih menarik dan bagus dari ini.

Mungkin nanti saya akan tambah satu part lagi(extra part) disini, namun itu juga belum pasti, jadi saya wanti-wanti untuk tidak terlalu berharap akan hal itu.


Dan untuk point terakhir, point terpenting. Buat kalian yg udah support dan apresiasi lapak saya ini, tulus dari lubuk hati saya ucapkan terimakasih yg sangat besar. Kritik dan saran kalian sangat berarti buat saya, dan itulah yg akhirnya bisa membangun saya sampai seperti ini. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih buat kalian. Mohon bimbingannya untuk lapak-lapak lain yg akan saya buat nanti.


See you on L O C K E D 2 Guys!!​

Thank you!!​

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd