Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maaf, Aku tak sealim penampilanku (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Mantap update nya, Liya biar jadi selingan aja Hu, Firda & Maya dibagi rata aja porsi ceritanya cz Firda juga masih banyak bisa dikembangin ceritanya, dibuat lebih Binal lagi apalagi abis dapet pengalaman baru sama Liya
;)
 
Sebenarnya tidak ada pemeran utama atau figuran dalam karakter asli di cerita ini, semuanya saling terkait dalam jalan cerita yang akan tertuang dalam forum ini, ya mungkin seperti 'Ranjang yang ternoda' kali yah walaupun karakter 'Alya' yang paling disorot tapi semuanya berkaitan terutama dengan karakter anisa dalam cerita tersebut,


Sama kok, buktinya mulutrasinya juga sama:coli:


Apa mau dibedain aja ?:eek:
Mulustrasi nya dibedain aja hu, biar fantasy nya biar lebih luas 😁
 
Chapter 10

Ide

Tidak ada yang lebih menyegarkan daripada menghirup udara segar di pagi hari, terlebih ketika sinar mentari tidak begitu terik membuat orang - orang begitu bersemangat untuk menjalani hari. Begitu pula yang saat ini dilakukan oleh hadi, sambil melemaskan otot tangannya, ia berjalan - jalan sambil menikmati udara segar di pagi hari, sebenarnya niat dirinya keluar rumah untuk mencari istrinya yang hendak membeli sayur di tukang sayur langganannya, tapi entah kenapa istrinya begitu lama dalam membelinya, apa yang sebenarnya terjadi ? apakah ia sedang bergosip ? atau terjadi sesuatu padanya ? semoga semuanya baik - baik saja,

Beruntung dalam perjalanan tadi dirinya sempat bertemu dengan firda, teman satu pengajian istrinya, ia pun mendapatkan informasi bahwa istrinya sedang berada di dekat pos ronda di daerah sini,

“nah itu dia” ucap Hadi ketika dirinya melihat gerobak sayur yang diparkir di dekat pos ronda,

Ia pun berjalan mendekati pos ronda tersebut, dalam perjalanannya ia bersenandung sambil tersenyum membayangkan apa yang sudah ia lakukan pagi ini, akhir - akhir ini dirinya cukup bahagia, bukan karena naik gaji atau sebagainya, melainkan karena istrinya yakni liya semakin jago dalam memuaskan hasrat birahinya, entah apa penyebabnya liya menjadi semakin lihai dan liar dalam urusan ranjang, padahal dirinya tak pernah mengajarkan apapun pada istrinya tapi liya sudah bisa bermain dalam berbagai gaya, persis seperti yang ada di film porno yang pernah ia tonton dahulu sebelum dirinya menikahi liya,


Ia pun merogoh saku celananya dan menemukan sebotol liquid yang ia dapatkan dari temannya,

‘ingat bro, kalau istrimu mau lebih jago dalam urusan ranjang maka berilah ia ini, beberapa jam sebelum kalian berhubungan badan’ ucap temannya dalam ingatan hadi,

Padahal di hari libur ini, dirinya ingin menikmati kehangatan tubuh istrinya sepuasnya, namun naas setelah hadi mencampurkan obat ini ke minuman istrinya pagi tadi, istrinya justru pergi untuk membeli sayur untuk memasak sarapan untuk mereka,

Karena terlalu lama dan dirinya tak tahan untuk menikmati tubuh liya, hadi pun berinisiatif untuk menjemput istrinya, ‘semoga saja tidak terjadi sesuatu pada liya,’ batin hadi,

9-1.jpg

“umiiiii,” teriak hadi mencari istrinya,

Sementara itu, liya yang mendengar suara suaminya memanggil lantas panik, ia memberikan kode kepada mang dedi untuk bersembunyi, namun naas waktu tidak sempat, dari sela - sela pos ronda, ia sudah melihat mas hadi semakin mendekat ke arahnya,

Namun bukan itu masalah utama yang sedang mereka hadapi, masalahnya mereka berdua saat ini sedang dalam kondisi telanjang bulat, tak ada satupun kain yang melekat di tubuh indahnya, sementara keringat sudah meliputi seluruh tubuhnya, dalam kondisi yang mendebarkan itu hadi semakin dekat menuju tempat mereka,

“aduhh gimana ini mas?” tanya liya panik,

“gak tau dek, apa kita pasrah aja?” ucap mang dedi kebingungan,

Sesampainya di dekat pos ronda, hadi mulai merasakan ada sesuatu yang janggal, kenapa dagangan mang dedi ditinggalkan begitu saja disini, padahal beberapa sayur masih tergantung di gerobak miliknya, dirinya pun penasaran dan hendak melihat ke dalam pos ronda, liya dan mang dedi semakin panik dibuatnya, tangan liya reflek menutupi tubuhnya yang polos, keringat pun mulai dingin menandakan kegugupan telah menguasai diri mereka,

“ehhh apa ini?” ucap hadi berbalik ketika kakinya tersangkut sesuatu,

Ia pun menemukan pakaian wanita berbentuk daster yang sangat mirip dengan milik istrinya, ia memungutnya dari tanah dan memeriksanya sejenak,

‘ini kok kaya mirip dasternya liya yah?’ batin hadi sejenak,

Ia mulai mengingat - ngingat apa yang istrinya pakai tadi pagi ? apakah ia mengenakan daster ini ? kalau iya kenapa dasternya berada di tanah seperti ini ? lantas apa yang liya kenakan saat ini ?

Memikirkan hal tersebut membuat penisnya semakin mengeras,

‘astaga ini tidak boleh ? dia istriku , kenapa ketika aku membayangkannya seperti ini malah membuatku terangsang’ batin hadi sambil memegangi penisnya,

Ia pun mencoba menghapus pikiran buruknya itu dan segera menuju ke pos ronda untuk mengecek isinya, Langkah demi langkah telah ia lakukan dan posisinya semakin dekat kearah pos ronda, sementara itu liya sudah sangat pasrah apabila dirinya kepergok selingkuh seperti ini, ia mulai membayangkan tiap konsekuensi terburuk yang akan ia terima akibat dari perbuatannya ini,

“umiiiiii?” ucap hadi sambil menengok ke dalam pos ronda,

Liya terkejut, nafasnya nyaris berhenti karenanya, matanya terbelalak dan mulutnya ia tutupi agar tidak menimbulkan suara apapun,

“loh kok gak ada yah? Dimana ia?” ucap hadi,

Beruntung, liya pun menghembuskan nafasnya sejenak, untungnya dirinya dan mang dedi cukup sigap ketika melihat suaminya sedang berbalik arah untuk memungut sesuatu, ia beserta mang dedi langsung cabut keluar untuk bersembunyi di belakang pos ronda,

“kemana yah ? apa sudah pulang ? , tapi ini?” ucap hadi sambil melihat ke arah daster yang ia pungut,

‘ahhh tidak mungkin, pasti bukan miliknya’ ucap hadi meyakinkan dirinya,

Ia sangat yakin karena istrinya bukan orang yang seperti itu, bisa jadi daster ini memang sengaja dibuang atau terbuang karena suatu keadaan, atau bisa jadi daster ini memang kain yang digunakan mang dedi sebagai lap untuk membersihkan tangannya yang kotor,

Hadi semakin yakin ketika dirinya menemukan banyak lap yang tergantung di gerobak milik mang dedi ini, tapi kalau dipikir - pikir kok daster ini cukup bersih yah daripada kain lap yang berada di gerobak tersebut,

Daripada bingung, ia pun memilih kembali ke rumahnya dengan harapan mungkin istrinya sudah pulang duluan, namun ditangannya masih menggenggam daster yang ia temukan, ia ingin membawanya pulang untuk mengecek apakah daster ini merupakan milik istrinya atau tidak,

Sementara itu dibalik bilik pos ronda, mang dedi yang sudah kepalang tanggung melihat mas hadi sudah semakin jauh dari areanya, ia pun berniat untuk melanjutkan ‘ena-ena’ nya dengan binor berhijab yang berhasil ia SSI beberapa bulan yang lalu,

“ayo dek kita lanjutkan” ucap mang dedi yang sudah dipenuhi oleh nafsu,

“tapi mass, suami aku ……” ucap liya,

“tenang sudah aman, dia udah menjauh” ucap mang dedi sambil memasukan penisnya ke dalam vagina liya,

“uhhhhhhhhhh” desah liya,

Dalam posisi berdiri membelakanginya, liya kembali digempur oleh selingkuhannya dengan penuh nikmat, tangannya ia gunakan untuk menutupi mulutnya agar tak bersuara, sedangkan payudaranya bergoyang dengan begitu indah seiring guncangan yang disebabkan oleh penis tukang sayur tersebut,

“ehhmmm ehhmmm ehhmmm” desah liya,

Dalam keadaan disodok oleh mang dedi dari belakang itu, liya mulai merenungi keadaannya, ia mulai berfikir apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya ini, entah kenapa hawa nafsunya seperti membludak dan tak dapat ia kuasai, ia pun menyesal karena telah menyeret firda dalam situasi yang sedang ia terima, namun seperti yang liya katakana tadi, tiap sentuhan , rangsangan dan sodokan yang mang dedi lakukan padanya membuatnya semakin hanyut dalam gelombang birahi yang sulit untuk dilukiskan,

‘ini nikmat sekali, aku tak bisa menahannya lagi’ batin liya,

Namun ketika ia membuka matanya ia melihat ada anak kecil yang lewat mengendarai sepedanya sedang menatap heran padanya, liya panik ketika melihat anak yang kira - kira masih kelas 2 Sd itu menatapnya heran, dalam keadaan tersodok itu, liya berusaha memberikan gestur diam pada sang anak kecil agar tak membuka mulutnya,

Beruntung anak tersebut hanya menatapnya dan pergi begitu saja, dalam benak si anak, ia berfikir,

‘kata ayah & ibu, orang yang telanjang diluar rumah berarti orang gila, mungkin tadi orang gila kali yah’ batin si anak,

“Ahhhhh ahhhhhh ahhhhhh, gak kuat lagi dekkk, ini enak bangett ahhhh” ucap mang dedi,

Mang dedi semakin bersemangat dalam menuntaskan hajatnya, pinggulnya semakin kencang dalam menyodok vaginanya, tangannya pun semakin erat dalam memeluk tubuh polos liya dari belakang, sambil mencumbui pundaknya, mang dedi pun tak kuasa untuk menahannya lagi, ia menancapkan penisnya sedalam - dalamnya dan menyemprotkan cairan yang cukup banyak di dalam vaginanya,

“Ahhhhhhhhhhhhh” desah mereka berdua menikmati pengalaman liar mereka,

Mang dedi pun ambruk setelah berhasil menumpahkan spermanya di rahim milik binor cantik ini, sesaat sperma kental yang telah bercampur dengan cairan cintanya keluar menyirami rerumputan yang berada di bawahnya,

Liya sangat lemas, tubuhnya pun ambruk ke tanah, seketika ia mulai mendapatkan akal sehatnya kembali, kenakalan yang ia lakukan sudah diluar batas, hampir saja dirinya kepergok suaminya ketika bergumul bersama tukang sayur di dalam pos ronda ini, hijabnya mulai berantakan, rambutnya yang hitam nan panjang itu mulai terlihat dengan indah,

Liya sudah tak peduli lagi dengan keadaan sekitarnya, ia sudah sangat lemas dan berat baginya untuk menggerakan tubuhnya saat ini, dalam keadaan tersebut ia masih bertanya - tanya tentang penyebab dirinya menjadi seliar ini , apa sih penyebabnya ?

“mang dedi ?” ucap suara yang membuat liya dan mang dedi terkejut,

Terlihat ada sesosok pria gendut dengan perutnya yang buncit memanggil mang dedi, apa yang harus aku lakukan, apakah aku kepergok ?

“ehhh pak benny” ucap mang dedi,

***

Hari telah berganti dari hari kemarin sedangkan aku masih saja terngiang - ngiang apa yang telah aku lakukan di pos ronda tersebut, aku memeluk tubuhku dan membayangkan bagaimana bisa mbak liya yang ku kenal telah berubah seutuhnya, apa yang sebenarnya terjadi dengannya ? dan lebih dari itu apa yang telah ia lakukan padaku ? aku tak ingin menjadi kaum lesbi dsb, aku merasa jijik dengan semua itu,

Aku mencoba bangkit dari ranjangku dan bersiap untuk melakukan aksi rutinitas harianku, teringat dengan pesan yang suamiku berikan padaku,

‘ingat yah , nanti beri bekal kepada pak manto’ ucap suamiku,

“pak manto yah?” gumamku,

Akupun berjalan menuju ke dapur untuk menyiapkan bekal makanan yang akan kuberikan padanya, dalam perjalanan tersebut aku kembali merenungi perbuatan yang sudah kami lakukan selama ini, selayaknya suami istri mungkin lebih dari hal itu, aku telah melakukan semuanya, terhitung sudah beberapa kali penisnya masuk ke dalam lubang vaginaku, terhitung sudah beberapa kali kami saling melakukan video call sambil telanjang, terhitung beberapa kali diriku menghianati mas Hendra, suami sah yang seharusnya aku layani sepenuh hati,

Aku tak tahu lagi harus bagaimana, setiap kali aku ingin menghindar yang ada perasaan itu kembali mendatangiku, aku seperti dikejar - kejar oleh dosa nafsu yang selalu mengikutiku, masih layakkah aku menjadi istrimu mas ?

Namun yang ku takutkan adalah aku menikmati semuanya, tanpa ada paksaan sama sekali, bahkan ada perasaan rindu ingin bergumul dengannya lagi dan sebentar lagi kesempatan itu akan terbuka, semoga saja aku bisa menahannya dan bisa terbebas dari kutukan ini,

10-1.jpg

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 10 pagi, aku bergegas menyiapkan bekal tersebut dan mandi untuk menyegarkan diri, setelah mandi aku memilih gamis santai untuk kukenakan lengkap dengan hijab simple berwarna pink favoritku,

Aku menghembuskan nafas dan bersiap untuk menuju sarang serigala yang berulang kali telah memangsaku, sesampainya di depan rumahnya, aku mengetuk pintu dan memberikan salam padanya,

Namun tidak ada respon yang diberikan oleh pak manto, apakah ia sedang keluar yah ? aku pun kembali mengetuk pintunya, namun lagi - lagi tidak ada jawaban dari dalam, aku harus pulang aja kali yah ? namun ada perasaan untuk mencoba kembali mengetuk pintunya untuk terakhir kali, namun lagi - lagi hasilnya tetap sama,

Ketika aku iseng untuk memegang gagang pintunya rupanya tak terkunci, karena penasaran aku segera memasuki rumah tersebut untuk melihat keadaan di dalam,

“permisi ? pakk ? mass manto ?” ucapku memanggilnya,

Namun tak ada suara sama sekali, ruangannya pun gelap seperti tidak ada penghuninya, Langkah demi langkah telah ku lalui dan tiba - tiba ada tangan yang mencengkramku dari belakang, aku pun terkejut , sesaat ketika aku ingin berteriak rupanya mulutku telah ditutupi oleh tangannya, aku pun ketakutan, siapa ini ? apa yang akan ia perbuat di rumahnya pak manto,

Aku pun dibawa menuju suatu ruangan, aku masih belum bisa melihatnya, namun tangannya begitu aktif meremas payudaraku, entah kenapa remasannya begitu terkuat sehingga membuatku perlahan hanyut dalam remasannya,

Orang misterius tersebut membuka pintu , rupanya ruangan ini merupakan kamar tidurnya, aku pun di dorongnya hingga terjatuh di ranjang pribadinya, ketika aku menengok ke orang misterius tersebut rupanya tiada lain tiada bukan adalah pak manto itu sendiri,

“masss mantooo” ucapku,

“hahahha gimana dek firda? Deg - degan gak?” ucap pak manto sambil melepaskan pakaiannya,

“ehh tunggu dulu, mau apa mas?” ucapku kebingungan,

“apa lagi? Kok masih nanya sih dek?” ucap pak manto setelah ia berhasil meloloskan seluruh pakaiannya,

Akhirnya aku kembali melihat penisnya yang begitu tegak mengacung dihadapanku, mataku langsung berbinar - binar melihat keindahan dan kejantanan penisnya, pak manto yang sudah sangat bernafsu pun langsung mendekatiku dan menggesek - gesekan penisnya kearah wajahku,

“ahhhh dek firda, baru tadi pagi diriku sedang mengocok penisku sendiri sambil melihat foto yang adek kirimkan padaku melalaui WA, dan sekarang adek firda datang sendiri kesini, rindu kan ama penis mas ini?” ucap pak manto yang terus mengelus penis di wajahku,

“ihhh masss , bukan begitu, ini ada bekalll, uhhmmmm” ucapku ketika penis mulai menerobos masuk mulutku,

“ahhh gampang masalah bekal mah, yang penting ayo dek, kita enak - enak lagi” ucap manto,

Aku yang sedang duduk bersandar pada tepi ranjang tak kuasa menahan terjangan penisnya di mulutku, dengan penuh nafsu pak manto memasuk keluarkan penis di mulutku yang kecil ini, aku nyaris tersedak dibuatnya, penisnya sungguh besar, tak cukup bagi mulutku untuk dimasuki olehnya,

“ahhhh dek, kalau udah jodoh mah gak akan kemana, ayo dek, emut yang dalam, sentuh ujung penisku dengan tenggorokanmu” gumam pak manto,

Aku memejamkan mata, aku sulit sekali untuk bernafas, penisnya terasa begitu sesak menyumpal mulutku, air liur pun berjatuhan membasahi gamis dan sprei di ranjang ini, sesaat pak manto secara perlahan menarik keluar penisnya dari mulutku, kemudian ia menusuknya sekuat mungkin ke dalam, ia kembali menarik penisnya hingga keujung mulutku, kemudian ia kembali menusukan penisnya sedalam mungkin hingga menyundul tenggorokanku,

Hal ini membuat mataku terbuka, liur mulai menyeliputi penis kekarnya, ketika ia kembali mencabut penisnya, aku langsung terbatuk - batuk hingga rasa ingin memuntahkan isi perutku,

“uhhuukk, uhhukkkkk” ucapku terbatuk,

Belum sempat aku mengeluh kepadanya, pak manto kembali mendatangiku dan mencumbuiku dengan bibirnya, tangannya memegangi leherku dan tangan satunya mencengkram pipi chubby ku, reflek aku memejamkan mata menikmati semua ini,

Sepertinya nafsu pak manto sudah diluar kendali, anehnya aku tidak merasa risih jutru tertantang dengan gaya main pak manto semakin liar ini,

Perlahan nafsuku semakin bangkit dibuatnya, bibir kami saling bersentuhan dan lidah kami saling mengadu laksana ksatria yang sedang bertarung menggunakan pedangnya, tangan pak manto mulai turun kearah dadaku dan kembali bermain dengan bongkahan dadaku yang empuk,

“ehhmmmmmmm” desahku menikmati semuanya,

Aku mulai berani membalas cumbuannya, bibirku mulai memagut bibirnya , aku pun merasakan kumis tipisnya menggesek geli kulit wajahku, pak manto yang sudah tak kuat lagi langsung mencari resleting di punggungku dan menurunkannya,

Secepat kilat gamisku sudah diloloskan dari tubuhku, terpampanglah kulit bening ku yang lembut akibat perawatan yang kulakukan dihadapannya,

“indah sekali tubuhmu dek” puji pak manto yang membuat wajahku memerah,

Mulut pak manto langsung menyasar dadaku, dengan perlahan ia membuka cup bra ku dan menjilati putingku, aku merasakan geli yang begitu nikmat di dadaku, aku mengelus kepalanya, ku rasakan sensasi nikmat yang begitu luar biasa,

“Ehhhmmmmm” desahku

Kedua payudaraku di remasnya dan dijilatinya secara bergantian, aku tak dapat mengekspresikan kenikmatan yang sedang kurasakan ini, kenikmatan itu semakin menjadi ketika jilatannya mulai turun menuruni perutku hingga mentok ke celana dalam yang ku kenakan,

Ia menatapku seolah meminta izin untuk membukanya, aku yang sudah dikuasai hawa nafsu langsung mengangguk dan membiarkan lubang kenikmatanku terlihat olehnya, tanpa merasa jijik ia mendekatkan hidung di bibir vaginaku dan menghirup aromanya dengan penuh nikmat,

“ihhh hentikan maluuuu” ucapku,

Namun ia tak mendengarkannya, ia justru melakukannya lagi dan langsung mencaploknya dengan mulut besarnya,

“oouuhhhhhhhh” desahku melayang,

Lidahnya dengan begitu liar menjelajahi tiap celah yang ada di vaginaku, selayaknya vacuum cleaner lidahnya membersihkan tiap kotoran yang berada di dalam vaginaku, aku semakin keenakan ketika lidahnya membelah bibir vaginaku dengan penuh nikmat,

“oouuhhhhhhhh, uhhhhhhhmmm” desahku sambil meremas payudaraku sendiri,

Puas setelah membasahi vaginaku, ia kembali mendatangi sambil menggesekan tubuhku ke tubuhku, wajahnya kini berada tepat didepan wajahku, kulihat wajahnya yang tak tampan itu menatapku dengan sayu, namun aku gagal fokus ketiak vaginaku merasakan sesuatu yang keras dan berat sedang menggeseknya, inikah penisnya ?

“gimana sayang ? mau mulai acara intinya ?” ucap pak manto,

“terserah mas aja” ucapku,

Pak manto kembali mencumbuiku sambil menindihiku diatas ranjangnya, sementara itu penisnya mulai menggesek - gesek bibir vaginaku yang membuatku semakin bernafsu dibuatnya, terkadang kepala penisnya berusaha untuk masuk, namun ia tunda semata - mata untuk memainkan nafsu birahiku, Sontak birahiku memuncak dan tak sabar untuk dimasuki oleh penis besarnya,

“masukin massss” pintaku tanpa tahu malu,

Pak manto pun tersenyum, ia menaikan tubuhnya dan berada di posisi untuk bersiap - siap menerjang vaginaku, aku pun deg degan dibuatnya, inilah momen yang membuatku selalu ketagihan olehnya, momen ketika penis besarnya menerjang masuk ke dalam vagina sempitku,

“aahhhhhhhhhhhhhhh” desahku tak kuasa,

Penisnya dengan begitu nikmat membelah vaginaku, akupun melayang dibuatnya, aku menggigit bibir bawahku dan memejamkan mata untuk mengekspresikan semuanya, secara perlahan pak manto mulai menggerakan pinggulnya membuat payudaraku mulai bergerak secara perlahan,

“ahhhh ahhh ehmmm ehhmm” desahku,

Pak manto memegangi pinggulku, dengan penuh nikmat ia menggerakan pinggulnya untuk menggesek dinding vaginaku, ia menatap mataku seolah ia telah menguasaiku seutuhnya, semakin lama genjotannya ini semakin cepat, nafasku semakin memburu dibuatnya, jemarinya pun mulai aktif meraba perut rataku, rabaannya mulai naik menyentuh kedua payudaraku yang semakin keras karena hawa nafsuku,

“oouuhhmmm, ehhmmmm” aku semakin mendesah nikmat ketika jemarinya aktif memainkan payudaraku,

Nafsuku semakin menaik ketika ada seseorang yang bermain payudaraku, aku semakin kewalahan, inilah yang membuatku selalu rindu kepada tetanggaku ini,

“kamu sexy banget dek kalau lagi di posisi ini” pujinya ketika melihatku tengah disodok olehnya hanya mengenakan hijab saja,

Aku pun hanya tersenyum, aku membiarkannya bebas memuasi tubuhku, tak terasa genjotannya semakin lama semakin cepat, bahkan masuk ke ranah intens, saking cepatnya membuat payudaraku semakin kencang bergoyang, aku memejamkan mata, ini enak sekali, aku tak kuasa dibuatnya,

“ahhhh ahhhhh ahhhhh ahhhh” desah pak manto menikmati tubuhku,

Pak manto kemudian menyuruhku untuk berbalik, aku pun disuruh menungging tanpa melepaskan penis yang masih menyumpal didalam vaginaku, tanpa menunggu lama, aku kembali disodok olehnya,

Aku memejamkan mataku, aku paling suka ketika ada penis yang menyodokku seperti ini, entah kenapa aku semakin merasakan penisnya mengaduk - ngaduk vaginaku, tamparan yang kadang ia berikan di bongkahan pantatku membuatku semakin liar dan bernafsu untuk dinikmati olehnya,

Kemudian ia menurunkan tubuhnya hingga menempel punggungku, sambil terus menyodoku, bibirnya mulai mencumbui punggungku kadang tengkuk leherku, aku merinding nikmat dibuatnya, terlebih dengan rabaan yang ia lakukan di payudaraku,

‘ouuhhh sempurna sudah hidupku’ batinku menikmati,

Ia kembali mengangkatku tubuhku hingga dalam posisi setengah berdiri, rabaannya di payudaraku beserta cumbuannya di mulutku membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak hanya itu penisnya juga semakin kencang dalam menggesek vaginaku yang semakin basah,

Aku semakin dibutakan oleh hawa nafsuku, sesaat aku tak memikirkan apapun lagi, aku sungguh menikmatinya, aku tak memiliki niat untuk melawannya, aku ingin dinikmati terus olehnya, aku ingin terus bersama dengannya, aku ingin hidup dengannya daripada dengan suamiku,

“ahhhhhhhhh” desahku ketika penisnya begitu dalam menancap di vaginaku,

Kini kami kembali bertukar posisi, pak manto dengan semangat duduk menyender pada dinding ranjangnya, sedangkan aku berada dihadapannya dalam posisi ‘WOT’ , mata kami saling berhadapan dan terkadang hal itu membuatku merasa malu, payudaraku yang berada di depannya pun diempot habis - habisan oleh mulutnya,

‘ohhhh ini sungguh luar biasa’ batinku,

Aku kembali memulai pergerakan, secara perlahan aku menggerakan pinggulku sendiri, aku menikmati tiap tusukan yang ia berikan ke dalam vaginaku, sungguh nikmat, sungguh besar, sungguh terasa membelai vaginaku,

“ahhhhhh” desahku dihadapannya,

Pak manto pun menatapku dengan bangga, ketika sadar akupun tersinyum padanya, kami kembali saling bercumbu ditengah goyanganku ini, bibir kami saling memagut, nafas kami saling bertemu dan lidah kami saling beradu memadu kasih,

Pak manto memelukku, terkadang tangannya juga meraba bokongku yang sekel, aku sudah hanyut dalam gejolak birahi ini, tak sadar aku mulai merasakan sesuatu yang akan keluar dari lubang vaginaku,

“Ehhhmmmmmmm” desahku menikmatinya,

Pak manto yang peka langsung memintaku untuk beristirahat, ia kembali mengendalikan situasi, sambil memegangi pinggulku, ia menghentakan pinggulnya membuatku terlempar ke atas, tatkala aku turun penisnya begitu dalam menusukku,

“ouuahhhhhhhh” aku mendesah begitu nikmat,

10-2.jpg

Ia kembali melakukannya, cukup dalam tusukan yang ia berikan di vaginaku membuatku tak tahan lagi ingin menuntaskannya, ia semakin mempercepat hentakannya, aku pun tak mampu menahannya lagi, ketika gelombang itu hampir sampai, aku memeluk erat pak manto dan aku pun ……….

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh” desahku penuh nikmat,

Aku mendapatkan orgasmeku pagi ini, aku begitu lemas ketika memeluknya, aku tak kuat lagi, ini sungguh nikmat, aku tak bisa menjelaskannya saat ini, aku sudah resmi tunduk padanya, aku akui bahwa diriku menikmati semuanya,

Pak manto tersenyum ketika merasakan penisnya dibanjiri oleh cairanku, melalui celahnya, cairan cintaku keluar membasahi rambut kemaluannya, cairan cintaku menyuburkan rambut kemaluannya,

Ketika aku sudah merasa rileks, pak manto kembali memompa tubuhku, aku sontak menatapnya seolah mengatakan ‘tunggu sebentar’, namun pak manto meyakinkanku bahwa ‘ini lah saatnya’,

Pak manto kembali menggenjotku hingga aku kewalahan dibuatnya, nafsunya makin lama makin meninggi, payudaraku pun diemutnya begitu nikmat bahkan menggigitnya secara perlahan, sambil memegangi bokongku pak manto mendesah dengan sangat berat,

“ahhhh, ahhhh sebentar lagi dekkk, ahhh ahhhh” ucapnya ,

Aku tahu bahwa sebentar lagi pak manto akan menyudahinya untuk hari ini, akupun membantunya dengan menggoyangkan tubuhku, akibatnya pak manto semakin lemas, ia tak kuasa menahannya lagi, ia pun menyuruhkan untuk bangkit dan berlutut diatas ranjangnya,

“Ahhhhhhhhhhhhhhh” desah pak manto tatkala ia langsung memasukan penisnya kedalam mulutku,

“uhhmmm, uuhhmmm ehhmmm” desahku ketika merasakan penisnya telah menyemprot beberapa cairan cinta di mulutku ini, akupun merasakan mulutku telah penuh oleh spermanya, ketika aku ingin memuntahkannya , pak manto menahan,

“coba ditelan dek” ucapnya,

Entah kenapa aku menurutinya dan menelan sperma yang telah pak manto muntahkan di mulutku, setelah itu pak manto ambruk disampingku, begitupula denganku, untuk pertama kalinya aku menelan sperma orang lain, dan orang yang beruntung itu adalah pak manto, lelaki yang telah membuatku takluk seperti ini,

Sesaat aku membayangkan bagaimana caranya agar waktuku bisa kuhabiskan bersamanya selalu, kalau aku sering bersamanya seperti ini tentu akan membuat orang lain curiga, aku pun tersenyum ketika mendapatkan ide yang brilian,

Setelahnya pak manto terlihat seperti ingin bermanja - manjaan denganku, kami bersama - sama tiduran diatas ranjang yang sama, ia pun memelukku dari belakang, hijabku sudah terlepas dari kepalaku menampakan rambutku yang sebahu, dalam posisi ini, aku tengah tidur menghadap kesamping dengan pak manto yang memelukku dari belakang, kami pun beristirahat sejenak karena kelelahan setelah apa yang sudah kami perbuat, namun aku tak bisa tidur karena jemarinya begitu aktif membelai payudaraku,

Akupun tersenyum dan tak sabar untuk mewujudkan ide yang kudapatkan barusan,

~To be Continued
 
Coba mana yang kemarin bilang liya disini beda sama liya yang di ceritanya suhu @zu1saja ? gimana ? sama kan ? kalau beda mungkin liyanya kesurupan liya yang dibawah ini :p

Sepertinya klo cerita Liya dilanjutkan dan dibuat murtad trus pakaiannya dibuat seperti itu akan menarik hu....hehehe hanya sekedar ide saja :Peace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd