Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 43 Mustika Dara : Abdi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Mas Andri

Setelah kurang lebih 1 bulan aku menggunakan herbal pembesar kontol pemberian doni, mulai tampak perubahan yang sangat signifikan pada bentuk kontolku. Sekarang jika sedang ereksi, kontolku akan membesar hingga seukuran botol fruit teah namun dengan panjang yang masih sama seperti sebelum pembesaran dan hal ini cukup menambah tingkat kepercayaan diriku. Disamping menggunakan herbal, aku juga mengimbangi dengan merubah pola hidupku dari pemilihan makanan dan juga rutin berolahraga walaupun hanya sekedar lari pagi hari sebelum berangkat ke kantor yang hal ini membuat staminaku jauh lebih prima dibandingkan sebelumnya, terakhir kali aku menggauli istrinya doni yaitu si linda, ia mengakui bahwa performa seks ku meningkat tajam dan hal itu bahkan dapat membuat ia dapat mencapai orgasmenya hingga 3 kali dalam satu ronde permainan, apalagi menurut dia bentuk kontolku yang saat ini jauh lebih gemuk jika dibandingkan milik suaminya, hal itu lah yang membuatnya tak mampu menahan gejolak orgasme yang ditimbulkan dari desakan kontol gemuk milikku.

Hari ini aku memiliki agenda untuk menemui perwakilan guru dan murid dari salah satu sekolah kejuruan yang berada di kotaku untuk memberikan presentasi tentang profil perusahaan dan pembagian tugas para murid yang selanjutnya akan dibagikan ke masing-masing departemen, setelah aku menyampaikan kata sambutan yang selanjutnya linda mengurus administrasi para murid. Aku pamit untuk kembali ke ruanganku karena hendak melanjutkan pekerjaanku, namun tak berselang beberapa menit ketika aku duduk di ruangan, ada yang mengetuk pintu ruang kerjaku.

“Ya silahkan masuk..” ucapku

“Pak, ini ada salah satu guru sekolah kejuruan ingin berbincang dengan bapak, mari bu silahkan masuk” ucap resepsionisku si Angely mengantarkan salah seorang guru muda

“Oh ya terima kasih, silahkan duduk bu. Maaf dengan ibu siapa ya?” tanyaku sembari mempersilahkan guru tersebut untuk duduk di sofa ruang kerjaku yang kemudian aku juga duduk di sofa yang tepat berhadapan di depannya

“Iya makasih pak, perkenalkan nama saya Sonia pak, biasa dipanggil oleh anak-anak dengan sebutan bu Sonia” ucap guru tersebut yang bernama Sonia

“Oh baik bu sonia, jadi apa yang bisa saya bantu bu?” tanyaku

“Jadi gini pak, saya sangat berterima kasih kepada pak andri sudah bersedia menerima kami rombongan para guru dari sekolah kejuruan untuk mengantarkan para murid memulai program magang di perusahaan bapak. Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan dari para guru yang diwakilkan dari saya saja. Maaf sebelumnya pak, jadi selama para murid kami magang disini, apakah mereka akan mendapatkan fasilitas?” tanya bu sonia

“Kalau fasilitas itu merupakan hak utama bagi para siswa magang bu dan pasti kami sediakan seperti bus antar jemput, loker standar seperti karyawan dan ruangan bekerja yang nyaman” paparku

“Oh begitu ya pak... Maaf jika lancang, apakah mereka akan mendapatkan uang saku?” tanya bu Sonia

“Untuk uang saku, setahu saya ada bu, kemungkinan per murid akan mendapatkan uang saku bulanan di angka 1 juta bu” ucapku

“Oo 1 juta ya... Pak, apakah bisa dinaikkan uang sakunya tersebut?” tanya bu Sonia yang tampak mulai merubah posisi duduknya dengan merapatkan kedua kakinya

“Wah maaf bu... itu merupakan kebijakan perusahaan dan sama rata ke semua sekolah yang mengirimkan siswanya untuk magang disini” ucapku

“Kalau saya berikan tawaran hangat, apakah bapak akan mempertimbangkan permintaan saya?” tanya bu Sonia yang berdiri lalu berjalan menuju ke sampingku


“Hmm... maksud ibu tawaran hangat seperti apa ya?” tanyaku yang sedikit kurang nyaman ketika bu Sonia mengelus bahuku walaupun sesungguhnya aku sangat gagal fokus melihat kemolekan tubuh bu Sonia dibalik pakaian dinas yang ia kenakan, namun aku harus tetap menjaga wibawaku

“Bapak bisa senang-senang dengan saya, jika bapak bersedia menaikkan uang saku murid kami menjadi 2 juta per murid pak. Gimana pak?” tanya bu Sonia yang kini ia duduk menyamping di bahu sofaku

“Ibu serius melakukan ini demi para murid?” tanyaku

“Saya serius pak... karena ini satu-satunya cara yang bisa saya tawarkan agar para murid bisa mendapatkan uang saku permagangan yang besar. Karena beberapa tahun terakhir, kami kesulitan menemukan perusahaan yang mau menerima murid kami dengan permintaan uang saku yang lumayan besar yang dimana permintaan nominal tersebut merupakan gugatan para orang tua murid menekan kami dengan ancaman jika pada program magang kali ini, kami masih tidak bisa menemukan perusahaan yang mampu membayar uang saku para murid dengan nominal tersebut, maka para orang tua murid akan memindahkan anak mereka dari sekolah kami dan tentu saja hal itu akan mengancam eksistensi sekolah kami pak, lalu kami para guru juga akan terancam menjadi pengangguran setelahnya” papar bu Sonia yang seketika membuatku prihatin

“Oh begitu ya bu... saya coba usahakan untuk mengajukan kenaikan uang saku para murid ke management kami dulu ya bu” ucapku sembari beranjak

“Terima kasih pak... tolong bantuannya ya pak, sekarang saya bisa buat bapak senang” ucap bu Sonia yang tampak mulai membuka kancing kemeja dinasnya

“Eh bu... ibu mau ngapain?” tanyaku panik sembari berjalan cepat kearahnya

“Saya mau buat bapak senang, kok ditahan?” tanya bu Sonia dengan tatapan sayu

“Jangan disini dong bu, nanti kalau para guru mencari ibu gimana?” tanyaku

“Jadi dimana pak?” tanya bu Sonia

“Nanti sore kita ketemuan di hotel B depan kompleks industri ini, nanti ibu bisa hubungi nomor saya berikut ini ya” ucapku sembari memberikan secarik kertas yang telah kutulis nomor telepon watsuppku

“Baik pak, sampai jumpa nanti” ucap bu Sonia berjalan lenggak lenggok keluar dari ruang kerjaku

Sore hari tiba ...

“Ting nung” sebuah notif pesan watsupp berbunyi pada hp ku

“Pak, saya otw menuju hotelnya ya, sudah bapak booking kan?” ternyata pesan tersebut dari bu Sonia

“Oh iya bu sonia, saya juga sebentar lagi menuju ke hotel tersebut, sudah bu, nanti saya kirimkan nomor bookingnya” balasku, beberapa saat setelah membalas pesan bu sonia aku bergegas mengendarai mobilku menuju hotel yang telah ku booking, sesampainya di hotel tersebut, aku langsung menuju kamar yang dimana bu Sonia sudah tiba lebih dulu.

“Tok tok tok” aku mengetuk pintu kamar

“Wah mari masuk pak... padahal bapak yang booking eh saya duluan yang masuk hehe” ucap bu Sonia

“Hehe nda apa-apa bu... ibu dari sekolah langsung kesini ya? Nda pulang dulu?” tanyaku yang melihat bu Sonia masih mengenakan pakaian dinasnya sama seperti tadi siang

“Iya pak saya langsung... karena saya perhatikan selama di kantor bapak tadi, bapak memperhatikan tubuh saya dengan seksama karena pakaian dinas saya yang ketat ini, jadi saya putuskan untuk langsung saja dari sekolah dengan pakaian ini untuk menemui bapak sekarang” ucap bu Sonia yang seketika membuatku malu karena ternyata ia menangkap mataku yang jelalatan di tubuhnya tadi siang

“Oalah hehe... ya habisnya montok banget sih tubuhmu bu” ucapku yang mulai cair mengobrol dengan bu Sonia

“Ih si bapak... waktu di kantor ngomongnya baku banget, sekali di kamar begini langsung body shaming ya” ucap bu Sonia sembari memunyungkan bibirnya cemberut

“Hehe kalau di kantor kan harus profesional bu, kalau udah di luar mah bebas” ucapku sembari duduk di tepian ranjang tepat disamping bu Sonia

“Iya sih pak... saya juga gitu kok” ucap bu Sonia

“Jadi... jangan-jangan ibu udah sering ya begini dengan orang tua murid?” tanyaku penasaran

“Ah nda dengan orang tua murid dong pak... dengan yang lain hehe” ucap bu Sonia

“Oh bu guru nackal ya bu Sonia ini ternyata.. Cupp" ucapku sembari mengecup bibirnya

“Hummm sluuurrp sluuurrp” bu sonia mengejar bibirku dan terjadilah percumbuan hangat pada bibir kami berdua

Tangan kananku mulai menggerayangi leher bu Sonia yang masih tertutup hijab yang ia kenakan, lalu perlahan turun ke punggungnya sembari mencari pengait bra yang ia kenakan, dengan sekali tarikan, terlepas sudah bra bu sonia lalu tangan kiriku dengan sigap mulai membuka kancing baju dinasnya satu persatu hingga akhirnya terpampang sepasang toket montok yang kutaksir berukuran 36C dengan puting berwarna pink kecoklatan. Hal ini seketika membuatku melepaskan cumbuan pada bibir bu Sonia lalu memandangi toket miliknya yang tampak begitu menggiurkan.

“Kenapa pak?” tanya bu Sonia

“Toketmu montok banget sih bu... sluuurrp” ucapku yang langsung mencaplok toket kiri miliknya sementara tangan kiriku meremas dan memilin puting kanannya

“Ahhh sssh pak... nakal banget lidah dan jarimu paak ohhh sssh” desahan bu Sonia yang begitu lembut nan sexy membuat kontolku mengeras sempurna dibalik celana skinny yang kukenakan

“Ohhh sssh pak pak.... udah ada yang menonjol nih.... bukaaa dong ahhh” desah bu Sonia sembari berusaha membuka resleting celana skinny yang kukenakan dan juga kemeja dongker yang kini telah terlepas seluruh kancingnya

Setelah aku puas mengerjai kedua toket bu Sonia, tangan kananku mulai meraba area pinggang belakang untuk mencari resleting rok dinasnya yang kemudian membuat bu Sonia berdiri sejenak untuk membuka resleting rok dinas tersebut lalu kemudian ia lepaskan hingga terjatuh ke lantai dan kini hanya jilbab coklat yang masih terpasang rapi dikepalanya, hal yang kembali membuatku terkejut adalah ia sama sekali tak menggunakan short ataupun celana dalam dibalik rok dinasnya.

“Kok ga pakai celana dalam bu?” tanyaku

“Tadi saya pikir, saya bakal bisa naklukin bapak di ruang kerja makanya udah saya buka dulu celana dalam saya, eh rupanya bapak menawarkan di hotel ini” ucap bu sonia sembari memperlihatkan memeknya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus

“Oalah nekat bener kamu bu... gimana lah kalau ada murid atau rekan gurumu yang lain liat kamu ga pakai daleman bu?” tanyaku

“Oh saya udah sering sih ga pake daleman kalau ngajar pak, apakah itu celana dalam atau bra pak, karena greget aja gitu rasanya kalau lekuk tubuh saya diliatin sama orang lain, apalagi muridku dominan laki-laki, sering saya ngeliat mereka pada nelan ludah kalau saya lagi ga pake daleman hehe” papar bu Sonia tentang pengalaman exhibnya yang hal ini membuat kontolku semakin keras bergairah

“Sekarang saya mau cobain burung kamu pak” ucap bu Sonia sembari bersimpuh di depanku lalu melepas celana dalamku yang seketika keluar kontol gemuk milikku

“Wah! Besar banget pak burungnyaaah.... Uhhh sluuurrp” ucap bu Sonia kagum lalu ia langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya kemudian ia sepong dengan begitu bernafsu

“Ohhh ohhh aahh bu.... lincah banget sih lidahmu bu ohhhh sssh” desahku saat ia menggerakkan lidah dan emutan mulutnya pada kontolku dengan begitu lihai

Sekitar 5 menit bu sonia bergumul dengan kontol perkasaku membuat pertahananku hampir jebol sehingga lekas aku menarik bahu bu sonia agar naik ke pangkuanku lalu kemudian kami kembali bercumbu sembari jari-jariku bermain pada bibir memek dan itil bu sonia yang hal ini membuatnya kegelian

“Sluurrrp slurrrpp ssshh pak... uhhh sluurrrp jarimu paaak ohhh” desah bu sonia disela-sela cumbuan kami

“Langsung masukin aja ta bu dengan posisi seperti ini hummm?” tanyaku

“Ahh takut saya dengan kontol besarmu pak... saya terlentang dulu deh pak” ucapnya sembari beranjak dari pangkuanku kemudian mengambil posisi terlentang di atas ranjang

Aku mulai merangkak ke atas ranjang namun langkahku kuhentikan ketika kepalaku tepat berhadapan dengan area selangkangan bu sonia, aroma wangi dari area kewanitaannya begitu menggodaku untuk bergumul disana sejenak sehingga mulai kusedot dan kupermainkan lidahku pada bibir memek dan itil miliknya.

“Auhh pak ssshh lincah banget lidahmu paaak ahhhh” desah bu sonia sembari memegang kepalanya yang mendongak keatas. Sesekali kumasukkan jari tengahku ke liang memeknya yang telah basah oleh air ludahku dan cairan pelumas miliknya.


Ketika ia mulai terengah-engah karena permainan lidah dan jemariku, semua aktifitas tersebut lekas kuhentikan kemudian aku mulai mengambil posisi untuk melakukan penetrasi kontolku ke bibir memek bu sonia.

“Pelan pelan yah pak... saya khawatir gamuat ssshh pak... gede banget uhhh” ucapan bu Sonia terhenti ketika perlahan kontolku mulai membelah liang memeknya yang terasa berkedut
Cukup kesulitan untuk aku melakukan penetrasi ke memek bu Sonia karena jepitan memeknya yang masih begitu rapat bak perawan sehingga setelah mencoba beberapa kali, aku memutuskan untuk memiringkan tubuh bu sonia hingga akhirnya berhasil kuloloskan kontolku masuk ke dalam liang memeknya.


“Ohhh pak gede banget uhhhmmm ngilu memek saya pak...tapi nikmaatt pak sssh” desah bu sonia saat perlahan tapi pasti menikmati sodokan kontolku

Sekitar 10 menit aku menggenjot memek bu Sonia pada posisi menyamping ini, kurasakan kedutan dan jepitan dahsyat di dalam liang memeknya,
“Ahhh ahhh pak saya gatahan.... saya keluar paaakk ssshh” desah panjang bu Sonia diikuti semburan cairan cintanya yang begitu deras yang hal ini memungkinkan kontolku untuk masuk lebih dalam dari sebelumnya

Sehingga kuputar kembali tubuh bu Sonia menjadi ke posisi mengangkang dan terus menggenjot memeknya dengan brutal. Beberapa kali kudengar suara telpon dari hp ku namun tak kugubris karena aku sedang menikmati jepitan memek bu Sonia nan legit ini.

Sekitar 20 menit aku menggenjot memeknya mulai terasa tanda-tanda bahwa aku akan segera mencapai ejakulasiku.
“Bu ohhh enak banget jepitan memek ibuk ooohh ssshh” desahku sembari meremas paha montoknya

“Iyaaah pak... saya gakuat pak... saya mau keluar lagi iyaaahh ohhh” desah panjang kedua bu Sonia menjadi teriakan yang begitu nyaring ketika ia mencapai orgasme keduanya hari ini bahkan cairan cintanya sampai menciptakan momen squirt yang membasahi perutku


“Auuuhh auuhhh ooohh maaf pak sampe muncrat beginiiih” ucapnya di sela-sela tubuhnya masih mengejang menikmati lonjakan puncak orgasmenya kemudian hal ini membuatku tak mampu lagi menahan gejolak ejakulasiku yang sudah menumpuk di ujung palkonku

Lekas kutarik keluar kontolku sembari menggesek-gesek bibir memek bu Sonia sebelum akhirnya “Crooot crooot crooot” ada sekitar 7 semburan pejuku yang seketika mendarat di perut dan hampir mengenai salah satu toket montok bu Sonia.

“Uhhh banyak banget pejumu pak sampe basah perut sayaahh” ucap bu sonia sembari berusaha memegang kontolku yang masih berangguk-angguk pasca menyemprotkan peju

“Hehehe yagimana... saya gatahan liat kemolekan tubuh dan desahannya si ibu, jadi keluar semua deh tabungan peju saya hehe” ucapku sembari beranjak dari ranjang dan menuju ke meja rias untuk melihat notif pada hp ku

“Hehe jadi saya kuras ya tabungan pejumu ya pak hehe... semua ini demi anak murid saya loh... maka ini menjadi donasi terbaik bapak untuk kami hehe” ucap bu Sonia yang juga beranjak dari ranjang lalu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri

Aku melihat ada beberapa pesan notif dari Linda dan juga Doni memberitahuku perihal proposal kenaikan uang saku murid bu Sonia yang ternyata sudah di approve oleh management, mereka berdua yang tidak mengetahui apapun tentang dibalik negosiasi antara aku dan bu Sonia hanya bisa berkomentar pedas saja tentang permintaan sekolah bu Sonia yang terkesan nyeleneh tersebut.

“Saya udah beres nih, bapak ga mandi?” tanya bu Sonia yang sudah terbalut handuk hotel

“Eh iya sebentar lagi bu, ini ada notif bahwa proposal kenaikan uang saku murid ibu sudah di approve oleh management kami, semoga bisa membantu ya” ucapku

Tampak bu Sonia yang kegirangan berlari kecil kearahku lalu kemudian ia memelukku

“Wah makasih banyak pak.... ga mesti hari ini aja kok, kapanpun bapak mau saya puasin... bilang aja yahh cupp” ucap bu Sonia kegirangan seraya mencium bibirku
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd