Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bab 2A - Setitik Dosa di Pulau Dewata

notes:
Mantap... M*RROR emang Mantap hu...Ane hampir tiap minggu main ksana,,buat praktekin skill buat bawa pulang yg cakep2 dan yg pasti elit..haha



Semua berawal dari perjalanan kerja menuju BALI dari Jakarta mengendarai sebuah mobil sedan bersama satu orang teman.

Tentu tak perlu saya cerita kan detailnya selama perjalanan tersebut.

SKIP

Kita tiba di BALI dan mengunjungi beberapa Hotel bintang 5 di Seminyak, Nusa dua, dan Kuta. Kunjungan kerja saya akhiri hari itu pada pukul 17:00 WITA dan karena lelah meeting sana sini akhirnya saya dan rekan kerja saya memutuskan untuk bersantai di R*CK Bar.

Kala itu mood saya sedang buruk dan terjadi insiden tidak menyenangkan dari pihak security membuat saya meninggalkan tempat itu dan sempat bersih tegang dengan rekan kerja saya sendiri.

Selama perjalanan balik ke hotel di kawasan seminyak kami tak banyak berbicara. Malamnya kami memutuskan untuk pergi ke sebuah club di BALI bernama M*RROR pada pukul 23:30 WITA tapi sebelum kesana saya memang sudah ingin pergi ke sebuah massage bernama D#LTA Bali karena saya tahu disana skill pijatnya sangat baik dan nyaman sekali SOPnya. Hari itu pukul 20:30 WITA pun saya akhirnya memutuskan untuk meninggalkan rekan kerja saya di hotel dan saya pun berangkat sendiri ke D#LTA. Sesampainya disana saya bertemu dengan GRO dan sedikit berbasa basi, "saya mau yang cakep..pokoknya yg cakep" sebut saya pada GRO nya. Akhirnya saya di bawa naik ke room dan saya di berikan salah seorang terapis yang sangat cantik, serius cantik dan kami pun berkenalan. "Lina(nama samaran)" ucapnya sambil di tawarkan tangannya untuk berjabat. Sesi pijat pun di mulai dan saya berinisiatif untuk membuka topik:



Me: kamu asli dari BALI?

Lina: ga ko, aku dulu training di D#LTA Jakarta

Me: oh, dimana?

Lina: dulu aku di D#LTA Kebon Jeruk

Me: oh kenal ini itu dong? (Memang itu salah satu D#LTA langganan saya di jkt)

Lina: kenal ko.. kok koko tau?

Bla bla bla

Me: Lin, aku lg males pijet serius. (Sambil membalikkan badan, yg tadinya tengkurep jadi saling hadap2an)



Lin: iihh koko balik badan dong. Jadi susah mijitnya nih (sambil dia tarik selimut menutup si junior)

Me: aku lg males pijit Lin.. kamu pijetin kepala ku aja sini. *sambil ku tarik tangannya menuju kepala ku

Lina: trus koko kesini ngapain kalo ga mijet?

Me: aku lg ribut aja sama temenkuu bla bla

Bla bla



Udh kelamaan pijet kepala tangan.. akhirnya ku posisikan dia di atasku



Lina: ko apalagi yg dipijet?

Me: hmm terserah kamu deh (sudah mulai menunjukkan tanda2 kantuk)



Dia mulai menarik selimutku yang tadi nya menutupi si junior.

Me: dingin Lina,, selimutin lg dong

Lina: iya aku angetin bentar lg ko



Kepala nya mulai turun ke bawah dan entah kenapa si junior terasa basah. Aku pun kaget dan membuka mata kaget karena ia sedang menghisap si junior tanpa ku suruh. Yang lebih kaget lagi bahwa ini adalah D#LTA dimana tidak ada SOP seperti ini. Membuka baju sang terapis pun sangat sulit dan selalu terapis menolak. Akhirnya, aku pun tak berani menolak. Ku biarkan ia melakukannya lebih lama dan jujur saja si junior tak mampu bertahan lama. Ku tarik rambutnya ke atas untuk menciumku karena kalo terus dilanjutkan akan terjadi ledakan yang sangat memalukan.

Kami french kiss lama dan ia memelukku seperti kami sudah kenal lama. Padahal kita baru berkenalan kurang dari 2jam. Kata-kata manispun ku lontarkan karena situasinya sudah begitu mesranya.



*KRINGGG*

3sesi di D#LTA pun habis, ku tambah 1 sesi lagi karena aku masih penasaran untuk melakukan percintaan di tempat yang mitosnya tidak boleh atau mungkin tidak pernah terjadi hubungan seksual di dalam room D#LTA.



Kubuka 2 kancing.. 3 kancing.. dan tanganku pun masuk mencari si gunung kembar yang begitu indah nan kencang, kenyal, pokoknya pas dan aku suka.

Dia masih menerima saja segala serangan yang aku lancarkan. Hingga akhirnya aku coba buka kancing terakhirnya namun di tepisnya.



Lina: Koko NAKAL!! (Sambil di lepasnya tanganku, pertandaan ijin untuk melepas kancing terakhirnya)



Bajunya pun lepas, setelahnya tak lama tank top hitam dan bra merahnya pun kulepas dan kulihat di lampu yang remang-remang itu ia sudah topless dengan dada bulat menantang dan kencang. Sungguh tak pernah menyangka di sebuah tempat pijat D#LTA yang ketat dapat kebablasan seperti ini.



Kami pun berciuman lagi, namun kali ini ada sedikit desahan dan dorongan dari dadanya yang terus menggesek dadaku.



Aku sempat menonton di youtube tentang PUA (pickup artist) Daniel Blake orang asal british yang banyak menjelaskan bagaimana caranya kita berkenalan dengan orang di jalan hingga bisa meyakinkan ia untuk kita bawa pulang. Salah satu yang pernah di singgung adalah ketika seorang perempuan sudah mengeluarkan desahan yang keras sambil menggesekan tubuhnya ke arah kita artinya adalah lampu hijau untuk melakukan ‘Hal itu’



Terinspirasi dari kata-kata daniel blake pada video youtubenya aku pun mengambil sebuah tindakan yaitu: ku masukan tanganku ke dalam celananya dan ku raba-raba pangkal pahanya dia masih tetap menciumku dengan napas tersengal-sengal. Kurasa seranganku kali ini kurang efektif maka ku masukan saja tanganku kedalam celana dalamnnya dan ku gesek2an jari tengah ku ke vaginanya yg kurasa masih segaris itu.



Lina: kokohhh,, tangan nyaaa (sambil ia mencoba menarik keluar tanganku)



Tapi tanganku tak bisa keluar karena ia hanya menggunakan setengah tenaga untuk menarik tangaku, atau sama sekali tak ada tenaga. Mungkin itu hanya untuk menjaga martabatnya, saya kurang tau jg hehe.



Jariku mulai basah dan aku merasa agak kurang nyaman karena celana dan celana dalamnya.



Me: Lin,, susah nih.. aku lepasin yah celana nya

Lina: (dia hanya menggangguk).



Kutarik tali pinggang khas D#LTA itu dan lepaslah celananya. Sekaligus tak pikir lama ku tarik celana dalamnya dan kulihat kulit putihnya kontras dengan bulu-bulu halus yang sangat tipis itu menutupi celah kemaluannya yang hanya segaris.



Aku terkam dia dan kucium sambil tanganku meremas-remas dadanya seolah tak ingin cepat selesai satu sesi terakhir tersebut.



Kemaluanku sudah menekan-nekan kemaluannya tapi belum masuk, karena untuk memasukannya harus di bantu oleh tangan kami berdua.



Lina: kokoh jangannnnn.. aku ga pernah begituan disini

Me: terserah lina, kalo kamu percaya aku dan merasa nyaman kenapa engga?

Lina: please kokoh,, kalo di luar d#lta aku mau koh

Me: udah tanggung lin,



Kami terus melanjutkan gesek2an pada kemaluan kami sambil terus berciuman dan ia seperti singa kelaparan menjambak2 rambutku.



Aku tau kemaluannya sudah begitu basah dan sudah siap untuk di masuki oleh kemaluanku. Tapi entah kenapa instingku merasa tidak perlu dipaksa dan lebih indah apabila ia yang menggenggam kemaluanku ke kemaluannya.



Aku pun menghentikkan gesekkannya. Lina kaget dan ia pikir aku kecewa karena tidak bisa melakukan hubungan intim dengannya.



Lina: kokoh marah?

Me: engga lin

Lina: kok kokoh berhenti?

Me: takut kebablasan aja, kan katamu ga boleh begituan

Lina: iya koh, tapi kokoh ga marah kan? Beneran?

Me: iya ga kok (sambil tersenyum simpul)

Lina: aku sebenarnya mau kok koh, tapi jangan di D#LTA please. Kokoh sampe kapan di BALI? Kalo aku off kita keluar koh

Me: aku besok pulang



*ia merasa bersalah dan memelukku.. menciumku lagi dan lagi dan lagi dan lagi. Perlahan ciumannya turun dan kembali menjilat kemaluanku. Aku tak kuat menahannya namun aku tetap penasaran dengan vagina segaris tersebut.



Aku merem melek dan sepertinya ia pun tahu aku akan segera meledak. Ia terus menjilat kemaluanku bahkan juga sambil mengelus-ngelus bola nagaku.



Tiba-tiba ia berhenti dan mengatakan

Lina: kalo ini cuman pertama dan terakhir aku ketemu kokoh. (Sambil ia mengganti posisi naik keatasku) aku rela koh (ia genggam kemaluan ku ke arah nya dan masuk CLEBBB. Masuk begitu ketat,rapat,hangat, dan basah)



Ia tidak menarik turunkan badannya. Hanya sekali tusukan itu dan aku yang sudah dari tadi menahan bom nuklir dari si junior akhirnya pun menyerah dan menyemburkan lahar panas itu di dalam tubuh Lina.



Sungguh aku kaget dan tak percaya ini bisa terjadi di D#LTA Bali. Kami pun mengakhiri sesi tersebut dengan bertukar nomor dan ia tak henti-hentinya menciumku sepanjang lorong menuju lift turun. Bahkan di depan lift pun ia masih mencium ku meskipun ada tamu lain yang memakai piyama sedang melihat kami berdua. Aku pun memberikan nya sedikit uang sebagai bentuk tanda terima kasih.

berikut foto2 selfie kita di lorong menuju lift:
73c94c548214697.jpg

0d0bac548214694.jpg

7892e7548214699.jpg


Kulihat handphone ku 11missed calls dari temanku yang sudah menantiku kembali karena kami berjanji untuk ke CLUB M*RROR



To Be Continued… (masih di Bab 2, dimana Kevin melanjutkan ketemu dengan rekan kerjanya di salah satu club ter 'hype' di Bali yaitu M*RROR)
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Koko yg Lina disambung lg masih penasaran dengan kelanjutannya
 
Monggo dilanjut lagi hu, menarik untuk disimak apalagi kita disuguhi bonus mulustrasi aslinya:pandajahat:
 
Lengkap skali hu..mungkin sedikit susah mengingat memori dituangkan dalam tulisan..tetep semangat hu, saya menanti kelanjutannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd