Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pesantren Series

Status
Please reply by conversation.
Wah asik nih apakah nanti akhirnya azril dibolehin make aurel juga sm dedi dkk
 
Azril yang awalnya berniat ingin ke kelas, mendadak berubah haluan ketika ia mendapatkan Aurel yang tengah berjalan menuju danau. Karena merasa penasaran Azrilpun mengikuti Aurel dari belakang dengan cara mengendap-endap agar tidak ketahuan.

Keheranan Azril kian bertambah melihat Aurel yang tampak celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya. Kemudian dengan langkah ragu-ragu Aurel masuk ke dalam sebuah gubuk.

Karena penasaran Azrilpun mendekati gubuk tersebut, ia mencoba mengintip dari celah-celah dinding bambu yang tidak tertutup rapat. Alangkah terkejutnya Azril saat melihat Dedy berama teman-temannya.

"Aku mohon Ded! Tolong lepaskan aku." Melas Aurel.

Dedi mencekal pergelangan tangan Aurel. "Oke, gue bakal lepasin Lo, tapi gue gak tanggung jawab kalau video elu di sebarkan oleh dia." Ancam Dedi, membuat raut wajah Aurel berubah panik.

"Aku mohon jangan di sebarkan."

"Kalau Lo gak mau dia nyebarin video elu, maka elu harus nurut sama kita-kita." Ujar Ferdi yang kemudian meremas susu Aurel.

"Auwww..." Jerit Aurel.

Dedi mengusap air mata Aurel. "Gue gak mau elu di permalukan sama dia! Tapi gue gak bisa apa-apa buat nolong elu." Kata Dedi yang tampak menyesal.

"Ded..."

"Udah nurut aja anjing." Bentak Gio.

Azril yang berada di luar gubuk tampak geram, ia sangat marah mendengar Aurel yang di bentak-bentak oleh mereka. Walaupun ia sendiri juga tidak mengerti apa yang sedang mereka omongkan.

Siapa dia yang di maksud mereka? Video apa? Azril benar-benar tidak mengerti.

"Buka baju Lo." Suruh Boy.

Azril yang mendengar perintah tersebut benar-benar terkejut, apa maksud dari semua ini? Bukankah Dedi pacarnya Aurel? Kenapa mereka malah berani meminta Aurel melepas pakaiannya di depan Dedi. Dan lagi... Kenapa Dedi hanya diam melihat kekasihnya di perlakukan seperti itu?
.
Azril merasa ada yang tidak beres, ia harus menolong Aurel, tapi bagaimana caranya?

Sementara itu Aurel yang tak punya pilihan lain terpaksa menanggalkan satu persatu kancing seragam sekolah nya. Bahkan Aurel sampai menangis ketika ia melepas kemeja batik yang di kenakannya.

"Wuuuh... Indah sekali." Gumam Boy.

Dengan Isak tangisnya Aurel melepas baju seragamnya, lalu kemudian ia juga membuka rok hijau yang ia kenakan, hingga rok tersebut jatuh kelantai.

Azril yang melihat hal tersebut sangat geram, tapi di sisi lain juga mengakui kalau Aurel memang sangat cantik dan seksi. Apa lagi pakaian dalam yang di kenakan Aurel terlihat sangat seksi dan menggoda. Bahkan Azril tanpa sadar menelan air liurnya sendiri.

Boy, Ferdy, Gio, dan Dedi kompak membuka celana mereka, memamerkan kontol mereka di hadapan Aurel.

Kedua tangan Azril terkepal, ia ingin sekali masuk dan menghajar mereka semua, tapi entah kenapa ia tidak memiliki keberanian tersebut, sehingga ia hanya bisa diam melihat wanita yang ia cintai di lecehkan oleh mereka.

Kedua tangan mulus Aurel menggenggam kontol Ferdi dan Gio. Dengan gerakan perlahan Aurel mulai mengocok kontol mereka berdua.

"Buka mulut lo Rel!" Suruh Dedi.

Karena tidak ingin video pornonya di sebar, Aurel terpaksa membuka mulutnya. Ia membiarkan kontol Dedi bersarang di dalam mulutnya. "Lu kayaknya memang cocok jadi lonte deh Rel, di bandingin jadi santri." Ledek Boy.

Walaupun marah karena di lecehkan mereka, tapi Aurel memilih diam. Ia pasrah apapun mereka lakukan terhadap dirinya agar video tersebut tidak di sebar.

Boy berjongkok di belakang Aurel, ia mencium tengkuk Aurel sembari meremas-remas buah dada Aurel.

"Anjing, bangsat..." Geram hati Azril.

Ia tidak terima melihat wanita yang ia cintai di lecehkan oleh mereka, tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena rasa takutnya yang berlebihan terhadap mereka.

Andai saja ia punya keberanian seperti teman-teman nya, mungkin Azril sudah melabrak mereka tanpa perduli apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti. Tapi sayangnya Azril tidak sama seperti mereka, ia terlalu takut terhadap Dedi, sehingga ia lebih memilih diam.

Mata Azril tidak berkedip ketika Boy melepas pengait bra yang melekat di punggung Aurel. Lalu si Boy membuang bra tersebut ke lantai.

Tetek Aurel yang ranum tidak hanya menjadi santapan mereka berempat, tapi juga menjadi santapan Azril yang tengah mengintip mereka. Bahkan tanpa sadar Azril memperbaiki posisi kontolnya yang sudah tegang.

Saat tengah menikmati tonton live bokep yang ada di depannya, tiba-tiba seseorang mendekap Azril dari belakang.

"Eh anjing, ngapain lo..." Bentaknya.

"Aargkk... Sakit." Jerit Azril.

Pemuda yang menyergap Azril ternyata adalah Efran, pemuda itu memaksa Azril berdiri dan membawa Azril masuk ke dalam gubuk. Kehadiran Azril membuat aktivitas mereka berhenti sejenak. Tidak hanya Dedi dan temannya yang kaget, Aurel juga sangat terkejut melihat kehadiran Azril.

"Kenapa tu bocah?" Tanya Dedi.

"Tadi gue lihat dia ngintip dari luar! Emang kurang ajar ni bocah, enaknya di apain ya?" Ujar Efran, sembari memiting kedua tangan Azril.

Azril mengeram kesakitan. "Anjing, lepasin gue bangsat." Umpat Azril.

"Ckckck... Ternyata benar apa yang di katakan Kakak Lo, kalau lo itu doyan ngintip." Dedy berdiri di depan Azril sembari mencengkram rahang Azril.

Azril menatap Dedi dengan tatapan melotot.

"Kenapa? Lo gak suka? Emang benerkan Lo suka ngintip Umi Haja Laras dan Kakak Lo Clara pas lagi mereka mandi, dan sialnya lo ketahuan! Hahaha..." Tawa Dedi, membuat Azril merasa di permalukan.

Aurel yang mendengar pengakuan Dedi sangat terkejut sekali. Ia tidak menyangkah kalau Azril yang ia kenal polos itu ternyata sama saja seperti mereka.

Plaaak...

Tiba-tiba Boy memukul kepala Azril. "Gak usah melotot bangsat." Umpat Boy.

"Lo berani sama gue." Ancam Dedi.

Nyali Azril mendadak ciut, bahkan tubuhnya sampai berkeringat dan wajahnya pucat pasi. Bahkan di dalam hati ia berteriak meminta tolong.

Ferdi menjambak rambut Azril hingga mendongak ke depan, memaksa Azril untuk menatap mata Dedi.

"Jawab bangsat." Bentak Dedi.

Azril menggelengkan kepalanya. "Gu-gue gak berani! Tolong lepaskan kami berdua." Mohon Azril kepada Dedi, hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Eh... Berdua?" Ledek Dedi.

"Hahahaha..." Merekapun tertawa mendengarnya.

"Oh, jadi Lo ke sini mau nyelamatin Aurel?" Tanya Gio yang mulai paham maksud kedatangan Azril.

"Lo suka sama ni pecun?" Tambah Boy.

Azril tak tau harus menjawab apa. "Gue mohon, jangan sakiti kami berdua." Azril sampai berlutut di depan Dedi, agar Dedi mau melepaskan dirinya dengan Aurel.

"Eh bangsat, Lo pikir kita mau nyakitin Aurel? Hah... Kita itu mau enak-enak sama Aurel, bukan nyakitin dia." Bentak Ferdi di telinga Azril.

"Jawab anjing, lu suka gak sama ni pecun?" Tanya Gio tak sabar.

Azril menatap Aurel, ia tidak bisa bohong kalau ia memang benar-benar jatuh cinta kepada Aurel. "Iya, gua suka sama Aurel..." Jawab Azril gemetar, dengan kedua tangan terkepal menahan amarahnya.

Merekapun kembali tertawa, kecuali Aurel yang merasa kasihan dengan Azril yang terus-terusan di lecehkan oleh mereka. Tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Azril. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya, agar tidak melihat langsung wajah Azril yang tertekan.

Tiba-tiba Dedi menendang perut Azril hingga terjengkang ke lantai. Azril tampak meringis kesakitan.

"Karena gua kasihan sama elu, jadi gue izinin elu pacaran sama Aurel." Ujar Dedi.

"Dan bonusnya lu kita persilahkan menonton kita ngewek sama cewek yang lo suka." Bisik Ferdi, membuat bulu kuduk Azril tampak menerawang.

Tidak hanya Azril, Aurel juga sangat terkejut. Mungkin di perkosa beramai-ramai oleh mereka bukan hal yang baru bagi Aurel, tapi kalau di perkosa di depan Azril, Aurel rasanya tidak siap. Ia tidak ingin sahabat yang ternyata menaruh hati kepadanya itu melihat dirinya melayani Dedi dan kawan-kawan.

Kemudian Dedi mendekap tubuh Aurel sembari menatap Azril. Ia memanggut mesrah bibir Aurel.

"Jangaaaan... Toloooong... Hentikan." Mohon Azril hampir menangis.

Mereka hanya tertawa melihat Azril yang tak berdaya. "Jangan nunduk ******!" Bentak Boy, sembari menarik rambut Azril agar mendongak.

"Hmmppsss... Hmmppsss... Hmmmpppss..."

Mata Azril beradu pandang dengan Aurel, ia melihat kesedihan di mata Aurel, rasa frustasi atas ketidak berdayaannya Aurel di hadapan mereka. Dan sialnya lagi, Azril tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong sahabatnya.

Gio menghampiri Boy dan membisikan sesuatu kepada Boy yang membuat pemuda itu tersenyum sumringah.

"Ide bagus." Ucap si Boy.

"Maafin gue... Maafin gue..." Isak tangis Azril.

Boy menepuk-nepuk wajah Azril. "Gue ragu kalau Lo gak doyan tubuh telanjang Aurel! Gak terangsang melihat Aurel di gerayangi Dedi. Gimana kalau kita buktikan saja?" Ucap Boy dengan tatapan penuh tantangan.

"Apa maksud Lo? Gue gak sama seperti kalian." Geram amarah Azril.

"Oh ya."

"Iya." Jawab Azril mantab, penuh keyakinan.

"Kita buktikan! Lo mau buka sendiri pakaian elo, atau mau gue yang buka!" Efran membawa gunting dan memberikannya kepada Boy.

"A-apa?"

Efran yang mulai kesal mendorong Azril hingga terlentang, lalu di bantu oleh kedua temannya mereka menyobek pakaian Azril, hingga akhirnya Azril benar-benar telanjang bulat. Alhasil tawa mereka semakin kencang.

Bukan hanya karena Azril yang ternyata ireksi melihat Aurel, tapi juga karena kontol Azril yang kecil.

"Njing, segini doang! Aurel mana bisa puas." Ledek Gio.

"Hahahaha..."

Azril yang kesal berusaha melawan, tapi usahanya malah membuatnya harus menerima pukulan dari Ferdi.

Tidak begitu saja, mereka juga menendang tubuh telanjang Azril hingga membuat Aurel memekik ketatukan dan meminta mereka berhenti memukuli Azril.

"Hentikaaan... Dia bisa mati." Jerit Aurel.

Dedi yang tengah menikmati buah dada Aurel menatap temannya. "Sudah cukup, jangan siksa dia lagi." Suruh Dedi, sembari beralih memandang Azril.

"Lo gak usah sok jagoan! Mending lo diam dan nikmati pertunjukan yang ada di depan mata lo dengan gratis." Seloroh Dedi setengah mengejek Azril.

Kemudian Dedi menurunkan celana dalam Aurel dengan perlahan. Azril yang melihat bagaimana Dedi melepas celana dalam Aurel di depan mereka semua tampak begitu pasrah tanpa ada perlawanan sama sekali, membuat Azril sedikit merasa kecewa.

Jemari Dedi membelai bibir kemaluan Aurel, menggosok-gosok memek Aurel yang dalam sekejap menjadi basah.

"Ughkk... Ssstt..." Desah Aurel.

"Lihat Azril." Suruh Dedi.

Aurel yang ragu tetap menuruti perintah Dedi, ia memandang Azril yang juga tengah menatapnya. Ia tau kalau Azril benar-benar tulus mencintainya.

Kemudian Dedi menuntun Aurel menuju bale-bale, ia duduk di tepian bale-bale dan meminta Aurel untuk menduduki kontolnya tanpa mengalihkan pandangannya dari tatapan Azril yang terlihat hancur berkeping-keping. Dengan posisi membelakangi Dedi, Aurel berusaha menduduki selangkangan Dedi.

"Maafin aku Zril." Lirih hati Aurel.

Jemari halus Aurel menuntun kontol Dedi kearah lobang kenikmatannya. Dengan perlahan kontol Dedi membelah bibir memeknya.

"Enggk..." Desah Aurel.

Kedua tangan Dedi mencengkram buah dada Aurel. "Ssstt... Memek gebetan lu nikmat banget Zril! Aahkkk... Rasanya hangat! Lo harus coba." Ledek Dedi, yang tengah menikmati jepitan memek Aurel.

Azril yang tak tahan ingin memalingkan wajahnya, tapi Efran dan Boy dengan cepat memaksa Azril untuk kembali melihat adegan panas tersebut.

Azril yang pengecut hanya bisa menitikan air matanya, melihat kekasih hatinya yang tengah melayani pria lain.

Aurel yang juga tak kuasa hanya bisa mengutuk ketidak berdayaannya. Jujur ia sangat malu, melakukan perbuatan nista tersebut di depan sahabatnya sendiri.

"Goyang lebih hot." Bisik Dedi.

Aurel sampai menggigit bibirnya agar suara desahannya bisa ia tahan. "Eenghkk... Sstttt... Aaahkk... Aaahkk..." Desah Aurel yang mulai keenakan.

"Ya begitu! Oughkk..." Lenguh Dedi.

Aurel semakin cepat menggerakan pantatnya naik turun diatas pangkuan Dedi. Matanya merem melek di iringi dengan suara desahan manja yang keluar dari bibir merahnya. Semakin lama ia semakin tak bisa menutupi rasa nikmat yang ia dapatkan dari kontol Dedi.

Hati Azril tentu saja semakin hancur, ia tau kalau sang kekasih menikmati cumbuan dari Dedi.

Dan jujur dirinyapun juga mulai terbawa suasana erotis yang ada di depan matanya saat ini. Kontolnya terasa makin kaku, dan matanya semakin jarang berkedip menatap nanar kearah tubuh indah Aurel yang tengah berayun-ayun, naik turun diatas pangkuan Dedi.

"Gimana baguskan? Dari pada Lo ngintip mending liat langsung." Ledek Efran.

"Kalau gak tahan coli aja bro, sama kita ma santai." Sambung Ferdi.

"Hahahaha..."

Azril terdiam, ia seakan-akan kehabisan kata-kata untuk membantah ucapan mereka. Karena pada dasarnya ia memang sangat terangsang saat ini.

Puting Aurel yang berwarna coklat muda di pilin-pilin oleh jemari Dedi, yang membuat Aurel makin menggila.

"Ded... Aaahkk... Aaahkk..." Erang Aurel.

"Wah... Wah... Wah... Seperti pujaan hati Lo doyan kontol gue ni bro? Wkwkwk..." Ejek Dedi yang tampak senang karena Aurel yang semakin tidak terkontrol.

"....." Azril hanya dapat menatap sayu kearah mereka.

"Aku dapet Ded, aku dapet..." Jerit Aurel.

Pinggul Aurel semakin cepat menghentak-hentak kebawah, membuat kontol Dedi tenggelam semakin dalam di dalam lobang leranakannya.

Hingga akhirnya di iringi dengan lolongan panjang, Aurel menyambut orgasmenya.

Seeeeeeeeeeeerrrrrrrr....

Pantat Aurel terangkat hingga kontol Dedi terlepas dari lobang memeknya. Tampak cairan bening menyembur keluar dari lobang peranakan Aurel.

Azril yang melihat kejadian tersebut tampak terperangah, ia tidak menyangkah kalau Aurel yang tengah di perkosa bisa mencapai squirt. Tentu pemandangan tersebut membuat Azril bimbang, apakah benar Aurel sang pujaan hatinya saat ini tengah di perkosa?

******


Sungguh cerita ini sangat membagongkan.
Silakan luapkan emosi kalian di kolom komentar.
hahaha...
Yah lumayan hu bagus, asal masih terus di lanjut hu sampai zaskia pecah perawan hehe
 
Langsung coli aja azril, janganlah malu malu.
Trims for apdet yang begitu membagongkan suhu
 
Wkwk kayak nya suhu menghayati sekali buat ceritanya, apakah suhu pernah di posisi azril hu wkwkwk
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 

Azril yang awalnya berniat ingin ke kelas, mendadak berubah haluan ketika ia mendapatkan Aurel yang tengah berjalan menuju danau. Karena merasa penasaran Azrilpun mengikuti Aurel dari belakang dengan cara mengendap-endap agar tidak ketahuan.

Keheranan Azril kian bertambah melihat Aurel yang tampak celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya. Kemudian dengan langkah ragu-ragu Aurel masuk ke dalam sebuah gubuk.

Karena penasaran Azrilpun mendekati gubuk tersebut, ia mencoba mengintip dari celah-celah dinding bambu yang tidak tertutup rapat. Alangkah terkejutnya Azril saat melihat Dedy berama teman-temannya.

"Aku mohon Ded! Tolong lepaskan aku." Melas Aurel.

Dedi mencekal pergelangan tangan Aurel. "Oke, gue bakal lepasin Lo, tapi gue gak tanggung jawab kalau video elu di sebarkan oleh dia." Ancam Dedi, membuat raut wajah Aurel berubah panik.

"Aku mohon jangan di sebarkan."

"Kalau Lo gak mau dia nyebarin video elu, maka elu harus nurut sama kita-kita." Ujar Ferdi yang kemudian meremas susu Aurel.

"Auwww..." Jerit Aurel.

Dedi mengusap air mata Aurel. "Gue gak mau elu di permalukan sama dia! Tapi gue gak bisa apa-apa buat nolong elu." Kata Dedi yang tampak menyesal.

"Ded..."

"Udah nurut aja anjing." Bentak Gio.

Azril yang berada di luar gubuk tampak geram, ia sangat marah mendengar Aurel yang di bentak-bentak oleh mereka. Walaupun ia sendiri juga tidak mengerti apa yang sedang mereka omongkan.

Siapa dia yang di maksud mereka? Video apa? Azril benar-benar tidak mengerti.

"Buka baju Lo." Suruh Boy.

Azril yang mendengar perintah tersebut benar-benar terkejut, apa maksud dari semua ini? Bukankah Dedi pacarnya Aurel? Kenapa mereka malah berani meminta Aurel melepas pakaiannya di depan Dedi. Dan lagi... Kenapa Dedi hanya diam melihat kekasihnya di perlakukan seperti itu?
.
Azril merasa ada yang tidak beres, ia harus menolong Aurel, tapi bagaimana caranya?

Sementara itu Aurel yang tak punya pilihan lain terpaksa menanggalkan satu persatu kancing seragam sekolah nya. Bahkan Aurel sampai menangis ketika ia melepas kemeja batik yang di kenakannya.

"Wuuuh... Indah sekali." Gumam Boy.

Dengan Isak tangisnya Aurel melepas baju seragamnya, lalu kemudian ia juga membuka rok hijau yang ia kenakan, hingga rok tersebut jatuh kelantai.

Azril yang melihat hal tersebut sangat geram, tapi di sisi lain juga mengakui kalau Aurel memang sangat cantik dan seksi. Apa lagi pakaian dalam yang di kenakan Aurel terlihat sangat seksi dan menggoda. Bahkan Azril tanpa sadar menelan air liurnya sendiri.

Boy, Ferdy, Gio, dan Dedi kompak membuka celana mereka, memamerkan kontol mereka di hadapan Aurel.

Kedua tangan Azril terkepal, ia ingin sekali masuk dan menghajar mereka semua, tapi entah kenapa ia tidak memiliki keberanian tersebut, sehingga ia hanya bisa diam melihat wanita yang ia cintai di lecehkan oleh mereka.

Kedua tangan mulus Aurel menggenggam kontol Ferdi dan Gio. Dengan gerakan perlahan Aurel mulai mengocok kontol mereka berdua.

"Buka mulut lo Rel!" Suruh Dedi.

Karena tidak ingin video pornonya di sebar, Aurel terpaksa membuka mulutnya. Ia membiarkan kontol Dedi bersarang di dalam mulutnya. "Lu kayaknya memang cocok jadi lonte deh Rel, di bandingin jadi santri." Ledek Boy.

Walaupun marah karena di lecehkan mereka, tapi Aurel memilih diam. Ia pasrah apapun mereka lakukan terhadap dirinya agar video tersebut tidak di sebar.

Boy berjongkok di belakang Aurel, ia mencium tengkuk Aurel sembari meremas-remas buah dada Aurel.

"Anjing, bangsat..." Geram hati Azril.

Ia tidak terima melihat wanita yang ia cintai di lecehkan oleh mereka, tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena rasa takutnya yang berlebihan terhadap mereka.

Andai saja ia punya keberanian seperti teman-teman nya, mungkin Azril sudah melabrak mereka tanpa perduli apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti. Tapi sayangnya Azril tidak sama seperti mereka, ia terlalu takut terhadap Dedi, sehingga ia lebih memilih diam.

Mata Azril tidak berkedip ketika Boy melepas pengait bra yang melekat di punggung Aurel. Lalu si Boy membuang bra tersebut ke lantai.

Tetek Aurel yang ranum tidak hanya menjadi santapan mereka berempat, tapi juga menjadi santapan Azril yang tengah mengintip mereka. Bahkan tanpa sadar Azril memperbaiki posisi kontolnya yang sudah tegang.

Saat tengah menikmati tonton live bokep yang ada di depannya, tiba-tiba seseorang mendekap Azril dari belakang.

"Eh anjing, ngapain lo..." Bentaknya.

"Aargkk... Sakit." Jerit Azril.

Pemuda yang menyergap Azril ternyata adalah Efran, pemuda itu memaksa Azril berdiri dan membawa Azril masuk ke dalam gubuk. Kehadiran Azril membuat aktivitas mereka berhenti sejenak. Tidak hanya Dedi dan temannya yang kaget, Aurel juga sangat terkejut melihat kehadiran Azril.

"Kenapa tu bocah?" Tanya Dedi.

"Tadi gue lihat dia ngintip dari luar! Emang kurang ajar ni bocah, enaknya di apain ya?" Ujar Efran, sembari memiting kedua tangan Azril.

Azril mengeram kesakitan. "Anjing, lepasin gue bangsat." Umpat Azril.

"Ckckck... Ternyata benar apa yang di katakan Kakak Lo, kalau lo itu doyan ngintip." Dedy berdiri di depan Azril sembari mencengkram rahang Azril.

Azril menatap Dedi dengan tatapan melotot.

"Kenapa? Lo gak suka? Emang benerkan Lo suka ngintip Umi Haja Laras dan Kakak Lo Clara pas lagi mereka mandi, dan sialnya lo ketahuan! Hahaha..." Tawa Dedi, membuat Azril merasa di permalukan.

Aurel yang mendengar pengakuan Dedi sangat terkejut sekali. Ia tidak menyangkah kalau Azril yang ia kenal polos itu ternyata sama saja seperti mereka.

Plaaak...

Tiba-tiba Boy memukul kepala Azril. "Gak usah melotot bangsat." Umpat Boy.

"Lo berani sama gue." Ancam Dedi.

Nyali Azril mendadak ciut, bahkan tubuhnya sampai berkeringat dan wajahnya pucat pasi. Bahkan di dalam hati ia berteriak meminta tolong.

Ferdi menjambak rambut Azril hingga mendongak ke depan, memaksa Azril untuk menatap mata Dedi.

"Jawab bangsat." Bentak Dedi.

Azril menggelengkan kepalanya. "Gu-gue gak berani! Tolong lepaskan kami berdua." Mohon Azril kepada Dedi, hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Eh... Berdua?" Ledek Dedi.

"Hahahaha..." Merekapun tertawa mendengarnya.

"Oh, jadi Lo ke sini mau nyelamatin Aurel?" Tanya Gio yang mulai paham maksud kedatangan Azril.

"Lo suka sama ni pecun?" Tambah Boy.

Azril tak tau harus menjawab apa. "Gue mohon, jangan sakiti kami berdua." Azril sampai berlutut di depan Dedi, agar Dedi mau melepaskan dirinya dengan Aurel.

"Eh bangsat, Lo pikir kita mau nyakitin Aurel? Hah... Kita itu mau enak-enak sama Aurel, bukan nyakitin dia." Bentak Ferdi di telinga Azril.

"Jawab anjing, lu suka gak sama ni pecun?" Tanya Gio tak sabar.

Azril menatap Aurel, ia tidak bisa bohong kalau ia memang benar-benar jatuh cinta kepada Aurel. "Iya, gua suka sama Aurel..." Jawab Azril gemetar, dengan kedua tangan terkepal menahan amarahnya.

Merekapun kembali tertawa, kecuali Aurel yang merasa kasihan dengan Azril yang terus-terusan di lecehkan oleh mereka. Tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Azril. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya, agar tidak melihat langsung wajah Azril yang tertekan.

Tiba-tiba Dedi menendang perut Azril hingga terjengkang ke lantai. Azril tampak meringis kesakitan.

"Karena gua kasihan sama elu, jadi gue izinin elu pacaran sama Aurel." Ujar Dedi.

"Dan bonusnya lu kita persilahkan menonton kita ngewek sama cewek yang lo suka." Bisik Ferdi, membuat bulu kuduk Azril tampak menerawang.

Tidak hanya Azril, Aurel juga sangat terkejut. Mungkin di perkosa beramai-ramai oleh mereka bukan hal yang baru bagi Aurel, tapi kalau di perkosa di depan Azril, Aurel rasanya tidak siap. Ia tidak ingin sahabat yang ternyata menaruh hati kepadanya itu melihat dirinya melayani Dedi dan kawan-kawan.

Kemudian Dedi mendekap tubuh Aurel sembari menatap Azril. Ia memanggut mesrah bibir Aurel.

"Jangaaaan... Toloooong... Hentikan." Mohon Azril hampir menangis.

Mereka hanya tertawa melihat Azril yang tak berdaya. "Jangan nunduk ******!" Bentak Boy, sembari menarik rambut Azril agar mendongak.

"Hmmppsss... Hmmppsss... Hmmmpppss..."

Mata Azril beradu pandang dengan Aurel, ia melihat kesedihan di mata Aurel, rasa frustasi atas ketidak berdayaannya Aurel di hadapan mereka. Dan sialnya lagi, Azril tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong sahabatnya.

Gio menghampiri Boy dan membisikan sesuatu kepada Boy yang membuat pemuda itu tersenyum sumringah.

"Ide bagus." Ucap si Boy.

"Maafin gue... Maafin gue..." Isak tangis Azril.

Boy menepuk-nepuk wajah Azril. "Gue ragu kalau Lo gak doyan tubuh telanjang Aurel! Gak terangsang melihat Aurel di gerayangi Dedi. Gimana kalau kita buktikan saja?" Ucap Boy dengan tatapan penuh tantangan.

"Apa maksud Lo? Gue gak sama seperti kalian." Geram amarah Azril.

"Oh ya."

"Iya." Jawab Azril mantab, penuh keyakinan.

"Kita buktikan! Lo mau buka sendiri pakaian elo, atau mau gue yang buka!" Efran membawa gunting dan memberikannya kepada Boy.

"A-apa?"

Efran yang mulai kesal mendorong Azril hingga terlentang, lalu di bantu oleh kedua temannya mereka menyobek pakaian Azril, hingga akhirnya Azril benar-benar telanjang bulat. Alhasil tawa mereka semakin kencang.

Bukan hanya karena Azril yang ternyata ireksi melihat Aurel, tapi juga karena kontol Azril yang kecil.

"Njing, segini doang! Aurel mana bisa puas." Ledek Gio.

"Hahahaha..."

Azril yang kesal berusaha melawan, tapi usahanya malah membuatnya harus menerima pukulan dari Ferdi.

Tidak begitu saja, mereka juga menendang tubuh telanjang Azril hingga membuat Aurel memekik ketatukan dan meminta mereka berhenti memukuli Azril.

"Hentikaaan... Dia bisa mati." Jerit Aurel.

Dedi yang tengah menikmati buah dada Aurel menatap temannya. "Sudah cukup, jangan siksa dia lagi." Suruh Dedi, sembari beralih memandang Azril.

"Lo gak usah sok jagoan! Mending lo diam dan nikmati pertunjukan yang ada di depan mata lo dengan gratis." Seloroh Dedi setengah mengejek Azril.

Kemudian Dedi menurunkan celana dalam Aurel dengan perlahan. Azril yang melihat bagaimana Dedi melepas celana dalam Aurel di depan mereka semua tampak begitu pasrah tanpa ada perlawanan sama sekali, membuat Azril sedikit merasa kecewa.

Jemari Dedi membelai bibir kemaluan Aurel, menggosok-gosok memek Aurel yang dalam sekejap menjadi basah.

"Ughkk... Ssstt..." Desah Aurel.

"Lihat Azril." Suruh Dedi.

Aurel yang ragu tetap menuruti perintah Dedi, ia memandang Azril yang juga tengah menatapnya. Ia tau kalau Azril benar-benar tulus mencintainya.

Kemudian Dedi menuntun Aurel menuju bale-bale, ia duduk di tepian bale-bale dan meminta Aurel untuk menduduki kontolnya tanpa mengalihkan pandangannya dari tatapan Azril yang terlihat hancur berkeping-keping. Dengan posisi membelakangi Dedi, Aurel berusaha menduduki selangkangan Dedi.

"Maafin aku Zril." Lirih hati Aurel.

Jemari halus Aurel menuntun kontol Dedi kearah lobang kenikmatannya. Dengan perlahan kontol Dedi membelah bibir memeknya.

"Enggk..." Desah Aurel.

Kedua tangan Dedi mencengkram buah dada Aurel. "Ssstt... Memek gebetan lu nikmat banget Zril! Aahkkk... Rasanya hangat! Lo harus coba." Ledek Dedi, yang tengah menikmati jepitan memek Aurel.

Azril yang tak tahan ingin memalingkan wajahnya, tapi Efran dan Boy dengan cepat memaksa Azril untuk kembali melihat adegan panas tersebut.

Azril yang pengecut hanya bisa menitikan air matanya, melihat kekasih hatinya yang tengah melayani pria lain.

Aurel yang juga tak kuasa hanya bisa mengutuk ketidak berdayaannya. Jujur ia sangat malu, melakukan perbuatan nista tersebut di depan sahabatnya sendiri.

"Goyang lebih hot." Bisik Dedi.

Aurel sampai menggigit bibirnya agar suara desahannya bisa ia tahan. "Eenghkk... Sstttt... Aaahkk... Aaahkk..." Desah Aurel yang mulai keenakan.

"Ya begitu! Oughkk..." Lenguh Dedi.

Aurel semakin cepat menggerakan pantatnya naik turun diatas pangkuan Dedi. Matanya merem melek di iringi dengan suara desahan manja yang keluar dari bibir merahnya. Semakin lama ia semakin tak bisa menutupi rasa nikmat yang ia dapatkan dari kontol Dedi.

Hati Azril tentu saja semakin hancur, ia tau kalau sang kekasih menikmati cumbuan dari Dedi.

Dan jujur dirinyapun juga mulai terbawa suasana erotis yang ada di depan matanya saat ini. Kontolnya terasa makin kaku, dan matanya semakin jarang berkedip menatap nanar kearah tubuh indah Aurel yang tengah berayun-ayun, naik turun diatas pangkuan Dedi.

"Gimana baguskan? Dari pada Lo ngintip mending liat langsung." Ledek Efran.

"Kalau gak tahan coli aja bro, sama kita ma santai." Sambung Ferdi.

"Hahahaha..."

Azril terdiam, ia seakan-akan kehabisan kata-kata untuk membantah ucapan mereka. Karena pada dasarnya ia memang sangat terangsang saat ini.

Puting Aurel yang berwarna coklat muda di pilin-pilin oleh jemari Dedi, yang membuat Aurel makin menggila.

"Ded... Aaahkk... Aaahkk..." Erang Aurel.

"Wah... Wah... Wah... Seperti pujaan hati Lo doyan kontol gue ni bro? Wkwkwk..." Ejek Dedi yang tampak senang karena Aurel yang semakin tidak terkontrol.

"....." Azril hanya dapat menatap sayu kearah mereka.

"Aku dapet Ded, aku dapet..." Jerit Aurel.

Pinggul Aurel semakin cepat menghentak-hentak kebawah, membuat kontol Dedi tenggelam semakin dalam di dalam lobang leranakannya.

Hingga akhirnya di iringi dengan lolongan panjang, Aurel menyambut orgasmenya.

Seeeeeeeeeeeerrrrrrrr....

Pantat Aurel terangkat hingga kontol Dedi terlepas dari lobang memeknya. Tampak cairan bening menyembur keluar dari lobang peranakan Aurel.

Azril yang melihat kejadian tersebut tampak terperangah, ia tidak menyangkah kalau Aurel yang tengah di perkosa bisa mencapai squirt. Tentu pemandangan tersebut membuat Azril bimbang, apakah benar Aurel sang pujaan hatinya saat ini tengah di perkosa?

******


Sungguh cerita ini sangat membagongkan.
Silakan luapkan emosi kalian di kolom komentar.
hahaha...


Kasian azril selalu jsdi korban
 
Anjinglah buat para good boy, berjuang dan berkorban spenuh hati, tapi bad boy lah pemenangnya, menikmati tanpa harus berkorban dan sibidadari menikmati itu.
Itulah yg trjadi di dunia nyata..
Guys.. well come to the jungle
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd