Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Bimabet
Pertamax. Hehehehe. Apa Gaby juga bakal jadi korban Yusa nih?
Yusanya aja gesrek gimana mau jadiin korban :(
nice update hu
dedek mpen nakal juga yaa
:matabelo:
Nakal banget hu, hnghh Yusa pegel ladenin Feni :konak:
Kalimat bersambung nya mantap
Hehe yusa auto gesrek ketemu oshi, lemah
Cih dasar lemah,padahal udh ena ena sama 3 member tapi masih aja bisa gesrek
:ngupil::ngupil:
Alias di tunggu part sama gaby nya yus hehe
:pandajahat::pandajahat::pandajahat:
3 member lancar karena bukan oshi hehehe
Oalah ini mau disikat juga gaby?
Kampret emang :elu:
Ditunggu saja sinetron ini nanti di part selanjutnya :D
kak yusa dah nge garap berapa membre juga masi gesrek ternyata :(

btw, kak yusa apakah kampret approved? hmm~
Gesrek sama oshi itu diluar kendali hu, alias jangan jadi kampret dong :(
Udeh Julie ae banyakin
Banyak kok, tapi gak di ceritain aja :p
Selamat saudara Yusa yang telah resmi menjadi seorang kampret.
Apakah saya harus bangga atau sedih :(
Astaga, ikan fugu gue dijadiin partner ena2?

Alias

Nice update suhu.
Gemes anjir liat Della sama Yusa sama-sama suka tapi gak saling peka, cepet-cepet jadian sono!
Tapi Yusa kampret, kasihan Della dong nanti
Intinya nice update lah

Btw nama adiknya Yusa-nge ngingetin sama Aldini bersaudara ya :pandaketawa:
Doain cepet jadian ya hu, siapa tau Yusa tobat hehe
Nah ini haha!
Sebenernya Mezaluna artinya "Half Moon" dalam bahasa Italia, juga di Italia ada pisau masak yg berbentuk setengah lingkaran dengan nama "Mezaluna". Akhir akhir ini Yusa lagi suka banget nih sama half moon :)
Karena Meza lahir waktu bulan sedang muncul setengah di langit malam :D
 
Part 9: kalau seenaknya kenapa?



“Aaaaarghh!!” Della menginjak kakiku dengan cukup keras.

“Kenapa sih!” Aku menatap Della kesal.

“kamu gapapa?” gaby bertanya kepadaku dengan wajah bingung.

“eh… ngh… iya gapapa” Balasku lagi, entah mengapa suaraku tercekat.

“aku gak nyangka loh kalo kamu satu kereta sama aku, apalagi kita satu gerbong” balas gaby tersenyum.

“eh iya aku juga gak nyangka bisa deket kamu gini” Balasku lagi, aku grogi!

“Della lu kursi nomor berapa?” Gaby bertanya pada Della.

“6D nih, lu?” Della mengeluarkan potongan tiketnya.

“gw 6B nih, yah misah dong…” Gaby cemberut dengan sangat lucu! “Kalo Yusa nomor berapa?”

“Eehh… sebentar… eh aduh tiketnya mana ya aduh…” Aku terkejut, kemudian mencari-cari tiket dengan panik.

“YUSA!” Della menepok pundakku dan menyadarkan ku dari kepanikan, “ada di kantong celana, dikiri belakang”

“Ah iya… ini dia… hmm… 6A?” aku nomor kursi pada tiketku.

“Wah kamu duduk sebelah aku, yeay” Gaby tersenyum hingga behelnya terlihat kearahku.

“Loh kok misah?” Della nampak kebingungan dan menatap ku dengan sinis, sepertinya aku dalam bahaya…

“AKU CI YANG MINTA!” seorang gadis bertubuh mungil berlari kecil kearah kami bertiga, wajahnya yg khas oriental dengan poni ratanya itu nampak tersenyum senang.

“Yeay aku kira cici ikut yg pagi, ternyata yg sore makanya pas aku tau itu aku langsung minta duduk sama cici. Yeay yeay sama cici, yeay yeay sama cici” Gadis bernama Yupi menggelayut di pundak Della, Center Senbatsu Sousenkyo 2018 yg berumur 20 tahun ini memang memiliki perawakan dan sifat yg seperti anak kecil.


Della menekuk wajahnya, nampaknya ia kesal entah karena apa. Sedangkan saat ini aku benar-benar merasa sedang bermimpi karena aku akan berada di satu kereta yg sama, di gerbong yg sama dan dibangku yg bersebelahan. Kalau aku punya sayap, mungkin saat ini aku sudah melayang-layang di stasiun ini karena senang. Aku membayangkan akan duduk berdua dengannya, dapat melihatnya dengan jarak yg sangat dekat, bisa menawarkannya cemilan yg tadi ku beli, menawarinya makan dan mungkin aku bisa menggenggam tang… Gak usah mimpi!


“Yusa, kamu bengong terus deh haha. Yuk masuk kereta!” Gaby menyadarkanku dari lamunanku dan menarik tanganku masuk kereta.

“Eh… Iya… EH!” aku baru tersadar bahwa kini tanganku sedang ditarik oleh Gaby, otakku serasa meledak sekarang.


Kami berempat bergegas menuju kereta, namun saat kami berempat akan menuju ke gerbong. Kami mendengar sebuah teriakan dari belakang.


“LOH NGAPAIN LO DISINI?!” nampak sebuah suara teriakan mengarah ke kami berempat, seorang gadis yg sangat ku kenal berjalan menghampiri kami.

“LO GAK ADA KAPOKNYA YA, UDAH ZOMBIE-IN DELLA KE KOSTAN. SEKARANG MAU NAIK KERETA DI GERBONG YG SAMA? GILA LO!!” kata gadis itu sambil bertolak pinggang, ia tidak mengecilkan suaranya sama sekali.


Semua orang yg berada di peron menengok kearah kami, nampak beberapa member yg juga sedang duduk mulai berbisik bisik membicarakan kami dan ada juga member yg menghampiri kami untuk melihat.


“Oh jadi ini ci nad cowoknya?” Aurel bertanya sambil menatapku sinis.

“Jadi dia?”

“Oh ini toh orangnya”

“Wota gila nih”

“Berani banget ih”

“MAU APALO, DASAR PENGUNTIT, GAK PUNYA SOPAN SANTUN, UDAH BISA KETEMU DI THEATER MASIH NGIKUTIN MEMBER, MAMPUS AJA LO” Ia terus mencibirku.


Beberapa dari mereka berbisik bisik mencibirku dan ada juga yg terang-terangan menudingku sebagai penguntit, gadis ini benar-benar membuatku geram. Sepertinya gossip tentang wota yg nge-zombie kostan Della, yg tertuju padaku beberapa waktu yg lalu juga dia yg menyebarkan. Gadis bernama Nadila ini benar-benar membuat kesabaranku habis. Dengan wajah geram kuhampiri dia yg masih menatapku dengan sinis.


PLAK!


Sebuah tamparan yg cukup keras mendarat di pipi Nadila. Tamparan itu benar-benar membuatnya terkejut dan terdiam, member-member dan staff yg mengitari kami nampak terkejut juga. Benar-benar bagaikan sebuah shockwave yg berhasil meredam suasana chaos ini.


“Jangan sembarangan! Lo gak tau apa-apa dan lebih baik lo diam!” kata Della setelah menampar pipi Nadila.

“Gw udah berkali-kali jelasin ke lo siapa Yusa, dan menurut gw kali ini lo udah keterlaluan Nad” tambahnya lalu kemudian masuk ke gerbong lebih dulu.


Semua orang disini nampak terdiam dan bergegas memasuki gerbong, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hanya tinggal aku dan Gaby serta Nadila yg masih memegangi pipinya. Amarahku mulai mereda melihat Nadila yg nampak syok itu, air mata mulai mengalir di pipinya.


“Nad, sorry karena gw lo jadi ditampar gini” aku mencoba mengajaknya berbicara.

“GAK USAH SOK BAIK! INI SEMUA GARA-GARA LO. SIALAN!” Balasnya lagi sambil memasuki gerbong yg berbeda dengan kami, untunglah.


Akhirnya aku dan Gaby memasuki gerbong sambil membawa koper masing-masing, setelahnya kami menemukan kursi kami yg juga tepat bersebelahan dengan Della dan Yupi. Ku naikan koperku dan ku bantu Gaby menaikan kopernya, aku melihat kearah Della dan Yupi yg nampak sedang kebingungan sambil menengok seperti mencari sesuatu. Ku hampiri mereka berdua, sepertinya aku tau apa masalah mereka berdua saat ini dan berencana untuk membantu mereka.


“Kenapa Yup? mau dibantuin?” tanyaku menghampiri mereka berdua.

“Mm… tolong ya kak” Yupi nampak menunduk.


Ku naikan koper Yupi ke atas rak, Yupi tersenyum senang setelah ku bantu ia menaikan kopernya. Yupi sedikit membungkuk memberikan ku terima kasih.


“Kak…” Yupi tampak berfikir.

“Eyusa, panggil aja Yusa” aku menyodorkan tangan memperkenalkan diri.

“Mm… iya Kak Yusa, temennya kak Mapi ya” Yupi tidak membalas tanganku.

“Haha iya, sedikit kenal aja.” balasku lagi.

“Hmm…” Yupi menunduk seperti ketakutan.

“Gak usah takut Yup, walaupun aku calon Chef, tapi aku gak sampe makan orang kok haha” aku berusaha mencairkan suasana.

“Tolongin ci Lala naikin kopernya ya, dari tadi dia mau manggil kamu tapi gengsi. Jangan bilang aku yg kasih tau ya” Yupi memberikanku jalan sambil mengedipkan sebelah matanya.


Ku hampiri Della yg nampak masih kebingungan, ia masih mencoba menaikan kopernya ke rak yg nampaknya terlalu tinggi untuknya.


“La, gak nyampe ya?” Aku mengambil koper Della yg masih tergeletak dibawah dan berniat untuk membantunya.

“Gak usah, bantuin Gaby aja” Della menarik kopernya dari tanganku.

“Yaudah kalo gitu, gw udah niat bantuin loh ya.” balasku lagi padanya yg hanya dibalas tatapan sinis, ia nampak ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi.


Ku tarik koper itu dari tangannya dan langsung menaikannya ke atas rak, kembali kulihat wajahnya yg tersenyum sesaat dan kubalas dengan senyuman. Namun tak lama kemudian wajahnya kembali menjadi sinis.

269940401a41a9d79283cc1e7906c580549f8f5b.jpg


“Udah, soal yg tadi gak usah diambil hati ya. Gw gapapa kok. Kalo gak marah tuh gak usah sok sok galak” balasku lagi sambil menepuk kepalanya.

“Mau tuker sama Gaby? Biar gw duduk sama lu, kasian tuh Yupi takut” kataku lagi padanya sambil menunjuk Yupi yg bersembunyi dibelakangku.

“Hmm… gak usah, gw udah gak marah kok.” balasnya lagi, “lagipula bukannya gw pernah bilang mau bantuin lu sama Gaby? Ini kesempatan yg bagus kan?” balasnya lagi tertunduk.

“Haha makasih, tapi kalo lu berat hati gini. Buat apa?” balasku lagi padanya, senyuman telah sedikit kembali diwajahnya.

“Apasih Yusa…” Della memalingkan wajahnya dariku.

“Lagipula, gw bisa kok usaha sendiri. Makasih ya dukungannya, Gaby Yusa 2019 is real! Haha” balasku lagi padanya.

“Haha iya, yaudah sana balik sebelum keretanya jalan” balasnya lagi tanpa menatapku.


Aku berjalan kembali ketempat dudukku dan disana Gaby telah duduk di bangkunya. Kemudian aku duduk di bangku sebelahnya yg dekat dengan jendela. Kereta pun mulai berjalan meninggalkan Ibu kota dengan segala hiruk pikuknya. aku melihat Gaby yg sedang menatapku dan kemudian ia tersenyum. Senyumnya benar-benar membuat hatiku dag dig dug, aku benar-benar dapat melihat wajahnya dari jarak yg sangat dekat.


“kamu gapapa kan? Maafin Nadila ya” Gaby menatapku.

“gapapa kok, wajarlah pasti dia kaget ngeliat wota di tempat member gini” balasku padanya.

“padahal kamu beda kan…” balas Gaby sambil tersenyum. Gesrek bro!

Kamu gesrek ya? Haha” Gaby menoleh kearahku sambil tertawa kecil.

“Ah gak kok, kamu gak pernah bikin aku gesrek Gab” Balasku padanya.

“Haha bohong banget, muka kamu aja merah gitu” Balas Gaby sambil menunjuk wajahku, “masih aja denial, ini kan bukan event jeketi. seneng kan? Haha”

“Haha iya iya, abis kamu tiba-tiba muncul depan muka aku gini. Trus duduk sebelahan, kamu juga tadi megang tanganku. Mau pecah pala aku tau haha” Balasku lagi.

“Kalau HS kan juga ngobrol sambil pegangan tangan…” balasnya.

“Tapi momennya beda kan, lagipula aku gak nyangka bisa duduk sama kamu gini” balasku lagi senang.

“Aku juga gak nyangka akhirnya bisa duduk sama kamu...” balasnya, kepalanya menatap keatas seperti memikirkan sesuatu.

“Eh gak suka ya? Maaf ya, tuker aja mau? Biar aku duduk sama Della aja” Balasku panik, sepertinya ia tidak mau duduk sebelahku.

“Siapa yg gak mau sih! Justru aku seneng tau” balasnya lagi sambil menatapku.

“Gak gak, aku yg lebih seneng bisa duduk sebelah kamu” balasku cepat.

“Hahaha ada-ada aja kamu mah, btw aku kaget loh ternyata perwakilan dari pihak Partnership yg Della ceritain itu ternyata kamu… pantes aja dia bilang pasti aku kenal” balasnya lagi.

“Haha iya, kebetulan aja sih” balasku lagi.


Kami berdua kembali terdiam dan menikmati perjalan kami, Gaby sibuk dengan HPnya dan aku berusaha untuk tidur. Rasa lelah baru terasa setelah seharian harus mengantar Meza dan Yoshua, berbelanja serta saat ini harus menuju Surabaya. Kunyalakan lagu di handphoneku dan memejamkan mataku sesaat.


I'm not that kind of person who can fall in and out of love with you
That's not what love's supposed to do (what love's supposed to do)
I'm not that kind of person who can fall in and out of love with you
That's not what love's supposed to do
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
'Cause it's the only one I got
'Cause it's the only one I got
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
'Cause it's the only one I got
'Cause it's the only one I got
I've been broken, I've been bruised
But now I'm all in 'cause of you
So if you're gonna love me, love me right, yeah
But if you're gonna be someone that hurts somebody just for fun
Then do it to a heart that isn't mine
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
'Cause it's the only one I got
'Cause it's the only one I got
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
Baby, don't go breaking my heart, breaking my heart
'Cause it's the only one I got
It's the only one, it's the only one I got
'Cause it's the only one I got
Baby don't go



“Yusa, liat deh pemandangannya bagus!” Gaby menggoyangkan tubuhku hingga aku terbangun, tangannya menunjuk kearah jendela.


Sepertinya langit diluar sudah gelap, entah sudah berapa lama aku tertidur. Lampu-lampu yg menyala menyinari pematang sawah yg luas itu bergerak cepat dan nampak sangat indah. Nampaknya ini kali pertama Gaby naik kereta antar provinsi sehingga ia nampak sangat terpukau. Ia mengambil HPnya untuk membuat sebuah Instastory.


“Yusa awas dulu, nanti masuk story hehe” Gaby menyuruhku sedikit menunduk.

“Kamu mau duduk sini aja?” tanyaku.

“haha gak usah, nanti kamu gak bisa liat pemandangannya” Gaby menolak.

“buat apa? Didepan aku udah ada pemandangan yg paling indah kok” Balasku menatapnya, “kamu”

“aaaa so sweet, biasanya cuek gak pernah romantis” balasnya sambil menyengir kearahku.

“haha kalo HS aku udah abis berapa juta ya bisa ngobrol gini sama kamu?” tawaku.

“kamu gak perlu HS lagi” Gaby mengambil handphoneku dan seperti mengetikan sesuatu.

“loh eh serius gapapa kamu ngasih kontak ke aku seenaknya gini?” Aku terkejut ketika iya membuat contact “Gaby” di hp ku.

“kalau seenaknya kenapa? Abis ternyata kamu emang seenak itu diajak ngobrol sih” balasnya lagi.

“haha yaampun aku mimpi ya? Aku tadi inget lagi tidur deh. Pantesan aja” balasku lagi.

“kamu gak mimpi kok, nih buktinya” Gaby mencubit lenganku, “sakit kan haha”

“iya ya. Yaudah deh daripada aku tidur terus, aku mau cari kopi” and balasku sambil berdiri, “ikut?”.

“ikuuut~” Gaby ikut berdiri.


Aku lihat sepertinya Yupi sudah terlelap disana, Della juga sedang sibuk bermain dengan HPnya. Kami berdua berjalan menuju gerbong Kantin untuk mencari minum. Namun belum jauh kami berjalan, sebuah suara memanggil kami.


“mau kemana?” Della bertanya kepada kami berdua.

“mau nyari kopi, ikut yuk!” balas Gaby padanya.

“Della gak suka kopi kan? Ngantuk juga kan?” aku menyambar terlebih dahulu sebelum Della membalas, aku memberikan kode padanya dengan mengedipkan sebelah mata.

“eh iya ngantuk hehe” balas Della sambil melambaikan tangan kearah kami

Terima kasih Lala” kataku dalam hati.


Kami berjalan menuju gerbong kantin yg ternyata hanya berjarak 1 gerbong dari gerbong kami. Kami melihat lihat sedikit menu apa yg disediakan malam ini dan kemudian mencari tempat untuk duduk. Aku memesan sebuah kopi susu hangat dan sebuah Beef & Cheese Sandwich sedangkan Gaby memesan teh hangat dan sebuah nasi goreng.


“dih laper kamu?” tanyaku.

“haha iya aku belom makan tadi, dari kampus langsung soalnya” balasnya sambil membuka Container berisi nasi gorengnya itu.


Gaby memakan nasi goreng yg masih hangat itu, ia makan dengan pelan namun tampak menikmatinya. Aku benar-benar terpukau melihat wajah natural dengan make up tipisnya saat ini, caranya makan benar-benar membuatku semakin jatuh cinta dan senyum yg tak pernah hilang dari wajahnya itu ingin sekali ku jaga.

26994039866757f92778562cd91272441853a340.jpg


“Terima kasih ya” kataku pelan.

“buat apa?” Gaby menatapku bingung.

“aku gak terima kasih ke kamu sih!” balasku meledek.

“ih tadi bilang makasih kan?” Gaby menatapku semakin bingung.

“dih, aku makasih sama Tuhan. Karena Dia udah masukin kamu di cerita hidupku.” balasku tersenyum padanya.


Gaby memalingkan wajahnya dariku dan melanjutkan makan, aku dapat melihat wajahnya memerah saat ini sambil melanjutkan makannya itu.


“gesrek ya? Haha” tanyaku pada Gaby.

“ih aku gak pernah gesrek karena kamu Sa!” balas Gaby sambil meledekku.

“boong banget, muka kamu merah tuh” Aku menunjuk wajahnya.

“Ih Yusa itukan kata-kata aku tadi!” balas Gaby padaku dengan wajah kesal yg dibuat buat.

“hahaha maaf maaf” balasku sambil menatap keluar jendela, kuseruput kopi hangatku itu sambil menatap jendela luar.


“terima kasih” aku mendengar Gaby mengatakan itu.

“buat apa Gab?” balasku bingung.

“aku gak makasih ke kamu sih!” Gaby kembali meledekku.

“kamu makasih buat Tuhan?” tanyaku padanya, Gaby menatapku dalam.

“ya, Terima kasih pada Tuhan…” balasnya, kata katanya berhenti dan dia menyunggingkan senyumnya.

“karena Dia udah masukin kamu ke cerita hidupku” kata kami bersamaan.


Kami saling tatap, senyuman kami tersungging. Entah mengapa jantungku tidak berdegup sekencang tadi. Tapi aku tau saat ini bahwa aku sedang jatuh cinta padanya untuk kesekian kalinya, oshiku. Seorang oshi yg secara tidak langsung pernah membuatku melupakan segala hal tentang Della dan benar-benar memberikan seluruh hatiku untuknya. Kini, aku mengembalikan hatiku yg sempat ku ambil darinya, kembali padanya.


Sudah 4 tahun aku mendukungnya, selama 4 tahun juga aku mulai mengenalnya, menjadi ketua fanbasenya, rajin untuk handshake dan 2shoot. Aku juga cukup rajin untuk menontonnya saat off air maupun on air dan aku sering sekali menontonnya di theater. Aku telah mengambil MVP 200 ku padanya, jadi aku sudah cukup lama mengenalnya. Meskipun kali ini, tembok di antara kami berdua sepertinya benar-benar telah runtuh.


Ku palingkan kembali tatapan ku kearah luar jendela, menatap langit malam yg dipenuhi bintang yg bersinar dengan indahnya. Tapi buatku saat ini, bintang terindah hanyalah dia yg sekarang ada dihadapanku, gadis yg telah mengisi hidupku selama 4 tahun belakangan ini. Sahabat terbaik Della, sahabatku.


“Yusa, balik yuk? Udah kenyang nih.” Gaby mengajakku untuk kembali ke bangku kami.

“oh kamu udah? Yaudah yuk” Aku mengikuti Gaby yg bangun dari tempat duduk.


Kami berdua berjalan kembali ketempat duduk. Melewati penumpang lain yg nampak sudah terlelap dalam tidurnya, menuju dunia mimpi yg memiliki dua sisi. Gaby merapikan tempat duduknya dan mengambil sebuah bantal leher, sepertinya dia akan tidur sebentar lagi. Sedangkan aku kembali memasang headsetku dan mendengarkan lagu. Aku terlarut dalam playlistku sambil menatap indahnya pemandangan, pemandangan disebelahku. Gaby yg berusaha terlelap dengan bantal tidurnya, sesekali melirik kearahku dan tersenyum.


“Gab” kulepas headsetku dan memanggilnya.

“iya Sa?” nampaknya Gaby belum sepenuhnya tidur, namun matanya sudah terpejam.

“Selamat tidur cintaku” kataku padanya, Gaby terbangun dan menatapku.

“selamat tidur juga cintaku” Ia tersenyum padaku dan melepas bantal lehernya, lalu merebahkan kepalanya dipundakku.

“aku selalu pengen bisa bales mention kamu Sa, ucapan ucapan dari kamu. Ternyata kesampean juga” kata Gaby sambil memejamkan matanya.

“dan aku selalu pengen manggil kamu cintaku, secara langsung. Kesampean juga” Balasku padanya kemudian kembali memasang headsetku.


Aku kembali terlarut dalam playlistku dengan Gaby yg sekarang tertidur dipundakku, kupandangi pemandangan luar yg begitu indah saat ini. Entah apakah karena Gaby disisiku, aku merasa segala hal menjadi lebih indah.


bada wi boseok gateun yeoreum dalbit
geureohge bitnaneun neoreul cheoeum bwasseoyo
uriga saranghal su eopdago haedo
geujeo barabol ppunin mamiraedo


neoreul hyanghae geotneun i giri
manhi apeun georeumi nareul mollajundaedo
(gyeote itgo sipeo)
daga gajido mothaeseo amu malhaji mothaeseo
nae mam mulgeopumcheoreom sarajyeodo

o badaya badaya nareul gieokhaejullae
hago sipeotdeon manheun yaegideul deureojugenni
o barama barama geuga nae sosik mureobondaedo
cheoeum sarange ppajyeotdeon geu nal
geuge naran geu bimiriya


Tak lama setelahnya, aku ikut terlelap di kursiku.

*Author POV*


Beberapa waktu yg lalu…

Seorang Gadis berjalan perlahan menuju Gerbong Kantin, ia membukanya dengan perlahan dan duduk dibangku paling ujung. Cukup jauh dari Yusa dan Gaby yg sedang makan bersama dimalam ini. Sepertinya gadis itu sedang menguntit mereka berdua. Memperhatikan setiap gerak gerik Yusa dan Gaby, serta menguping pembicaraan mereka.


“dih laper kamu?” tanya Yusa pada Gaby.

“haha iya aku belom makan tadi, dari kampus langsung soalnya” balas Gaby sambil membuka Container berisi nasi gorengnya itu.


Gaby memakan nasi goreng yg masih hangat itu, ia makan dengan pelan namun tampak menikmatinya. Yusa menatap Gaby yg sedang makan sambil tersenyum, wajahnya nampak sangat senang saat ini. Yusa menatap Gaby dengan penuh cinta, ia benar-benar memandang setiap gerak gerik Gaby dan menyimpannya didalam memorinya sebagai sebuah momen yg amat langka.


“Terima kasih ya” kata Yusa pelan.

“buat apa?” Gaby menatapnya bingung.

“aku gak terima kasih ke kamu sih!” balas Yusa meledek.

“ih tadi bilang makasih kan?” Gaby menatap Yusa dengan wajah yg semakin bingung.

“dih, aku makasih sama Tuhan. Karena Dia udah masukin kamu di cerita hidupku.” balas Yusa sambil tersenyum pada Gaby.


Gaby memalingkan wajahnya dari Yusa dan melanjutkan makan, wajahnya nampak memerah saat ini.


“gesrek ya? Haha” tanya Yusa pada Gaby.

“ih aku gak pernah gesrek karena kamu Sa!” balas Gaby sambil meledek Yusa yg sedang tertawa.

“boong banget, muka kamu merah tuh” Yusa menunjuk wajah Gaby yg memerah.

“Ih Yusa itukan kata-kata aku tadi!” balas Gaby padanya dengan wajah kesal yg dibuat buat, menyebalkan.

“hahaha maaf maaf” balas Yusa, kemudian menyeruput kopinya itu sambil menatap keluar jendela.


“terima kasih” Gadis itu mendengar Gaby mengatakan itu pada Yusa.

“buat apa Gab?” balas Yusa bingung.

“aku gak makasih ke kamu sih!” Gaby kembali meledek Yusa.

“kamu makasih buat Tuhan?” tanya Yusa padanya, Gaby menatap Yusa dalam-dalam, nampaknya ia serius sekali.

“ya, Terima kasih pada Tuhan…” balas Gaby, kata katanya berhenti dan dia menyunggingkan senyumnya.

“karena Dia udah masukin kamu ke cerita hidupku” kata mereka berdua bersamaan.


Gadis yg sejak tadi menguping perlahan pergi, meninggalkan dua pasangan yg sedang jatuh cinta itu sendirian. Gadis itu berjalan sambil memegang dadanya yg tidak nampak ada luka sedikit pun, namun gadis itu merasakan sakit yg amat sangat di dadanya. Air mata sedikit mengalir dari matanya, ia kembali ketempat duduknya sambil menahan air matanya agar tidak menetes. Ia menutup wajahnya dengan selimut dan berpura-pura tertidur, namun perasaannya tidak dapat ikut berpura-pura bahwa saat ini ia tidak senang akan apa yg baru saja ia lihat.


Yusa dan Gaby telah berjalan kembali ketempat duduk mereka. Melewati penumpang lain yg nampak sudah terlelap dalam tidurnya, menuju dunia mimpi yg memiliki dua sisi. Gadis itu mengintip kearah mereka yg duduk tepat diseberang kursinya, ia melihat Gaby merapikan tempat duduknya dan mengambil sebuah bantal leher, sepertinya dia akan tidur sebentar lagi. Sedangkan Yusa kembali memasang headsetnya dan mendengarkan lagu. Ia terlarut dalam playlistnya sambil menatap Gaby disebelahnya. Gaby yg berusaha terlelap dengan bantal tidurnya, sesekali melirik kearah Yusa.


“Gab” Yusa melepas headsetnya dan memanggil Gaby.

“iya Sa?” nampaknya Gaby belum sepenuhnya tidur, namun matanya sudah terpejam.

“Selamat tidur cintaku” kata Yusa padanya, Gaby terbangun dan menatap kearah Yusa.

“selamat tidur juga cintaku” Ia tersenyum pada Yusa dan melepas bantal lehernya, lalu merebahkan kepalanya dipundak Yusa.

“aku selalu pengen bisa bales mention kamu Sa. Ternyata kesampean juga” kata Gaby sambil memejamkan matanya.

“dan aku selalu pengen manggil kamu cintaku, secara langsung. Kesampean juga” Balas Yusa pada Gaby kemudian kembali memasang headsetnya.


Yusa kembali terlarut dalam playlistnya dan tidak lama kemudian terlelap, meninggalkan gadis itu yg masih mengintip dan menguping percakapan mereka berdua. Gadis itu kembali menitikan air matanya melihat Yusa dan Gaby saat ini. Gadis itu meremas jaket yg ia gunakan untuk menutupi wajahnya dengan kesal. Ia melihat kembali kearah mereka, ia melihat Gaby yg kembali membuka matanya dan mengucapkan sesuatu ke Yusa yg sudah terlelap.


“kalau bukan karena Della yg lebih dulu ketemu kamu dan suka sama kamu, mungkin saat ini aku yg bakal terus ada disebelah kamu, bukan dia.” kata Gaby pada Yusa, kemudian ia kembali memejamkan matanya dan tidur.


Air mata gadis yg sejak tadi menguping itu kembali menetes setelah mendengar perkataan Gaby tadi. Ia menangis, ia berusaha menahan tangisannya itu. Namun ia tidak bisa menahan rasa sakit di dadanya saat ini.


“Bahkan walaupun aku yg lebih dulu ketemu dan suka sama Yusa, dia tetap memilih kamu walaupun ada aku disebelahnya.” ucap gadis itu ditengah isakannya perlahan, dan ia menangis hingga lelah dan terlelap.


*author pov end*


-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd