Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Bimabet
Iya deh ya, semoga boleh ya.
Kalo gak, saya kena masalah juga nanti, besok gak jadi rilis season 2 dong saya, ups keceplosan :D
Hadeh, soto iler disebar dimari :hore:
Makin makin dah Stefi :alamak:
 
Yah julienya terlalu binal coba dibuat agak inosen, trus d diajarin sama yusa
 
Wah, Julie... Kalo "diolah" dengan benar bisa jadi salah satu member jeketi yang menggoda nih... Hehehe. Semoga gak kena batasan umur suhu, belom jelas juga batasnya 17 atau 18 tahun
Ini ini makanya mau Yusa olah secara benar hehe
Buruan updatenya hu wkwkwk
mantap ceritanya lanjutkan suhu
Nitip sendal huu
Kalem julie aman kok... alias kentang woy!
Sabar ya hu, minggu ini mau ke bandung jadi belom sempet lanjutin nulis, maaf:ampun:
Anjer mau jg dong mandiin juliee
Antri dong bokir, kan wa duluan yg mengajukan diri.
Kalem, ini tugasnya Yusa. Entar Yusa ceritain aja ya gimana rasanya hehe
Yah julienya terlalu binal coba dibuat agak inosen, trus d diajarin sama yusa
Yusa yg innocent hu, baru belajar sama saktia :(
tapi seru lho ngacak-acak Stefi
Kapan kapan ajak Yusa ya huuu
semoga feni... mantap hu
Semua ada saatnya, tunggu diceritain Yusa ya hu...
 
Kapan kapan ajak Yusa ya huuu

Gak mau!!
Kalo ditawarin gabung STRAY aja mau gak? Gantiin posisinya Jose.
Biar tongkrongan nya Adrian normal-normal
Nanti tinggal cari penggantinya Tedi aja. Siapa ya?
Tama?
Gimana suhu @tamakussaurus? Mau gak?
Biar para kampret ngumpul semua nanti :pandaketawa:
 
Gak mau!!
Kalo ditawarin gabung STRAY aja mau gak? Gantiin posisinya Jose.
Biar tongkrongan nya Adrian normal-normal
Nanti tinggal cari penggantinya Tedi aja. Siapa ya?
Tama?
Gimana suhu @tamakussaurus? Mau gak?
Biar para kampret ngumpul semua nanti :pandaketawa:

Bahaya ini para kampret ngumpul semua
 
Gak mau!!
Kalo ditawarin gabung STRAY aja mau gak? Gantiin posisinya Jose.
Biar tongkrongan nya Adrian normal-normal
Nanti tinggal cari penggantinya Tedi aja. Siapa ya?
Tama?
Gimana suhu @tamakussaurus? Mau gak?
Biar para kampret ngumpul semua nanti :pandaketawa:
Enaknya bikin tongkrongan baru aja kak, biarkan STRAY tetap bersama kak Ads, tapi disisi lain bikin tongkrongan baru yang isinya kampret semua. Kak Dimas, Kak Benji, Kak Yusa, dan kawan kawan~~
 
Enaknya bikin tongkrongan baru aja kak, biarkan STRAY tetap bersama kak Ads, tapi disisi lain bikin tongkrongan baru yang isinya kampret semua. Kak Dimas, Kak Benji, Kak Yusa, dan kawan kawan~~

B'DAY (Benji Dimas Adrian Yovie)
Saya asal ngarang sih :pandaketawa:
 
Maaf ya suhu sekalian, Yusa anak baik yg rajin beribadah. Gak bisa gabung ke genk sompret kampret :D
 
Part 7: Buatku terbuai dengan cintamu.


Didalam sebuah kamar mandi, dengan shower yg menyala deras. Dua orang berlawanan jenis yg tidak memiliki status itu sedang saling bertukar pandang pada tubuh telanjang mereka. Seorang pria dengan tinggi sekitar 173cm dengan tubuh berukuran sedang sedang memandang gadis didepannya yg tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya, payudara yg membulat menggoda ditutupinya dengan tangan kanannya dan vaginanya yg ditumbuhi bulu halus sedikit mengintip dari balik tangan kirinya yg menutupi. Aku menelan ludah melihat tubuh gadis didepanku ini, begitu putih tanpa bekas luka maupun celah. Kulitnya begitu mulus dan mengkilap karena dihujani air dari shower, air yg mengalir turun di permukaan kulitnya menambah kesan seksi gadis ini.

26959945e454abf8fdacbf25197bb7c8d99536c7.jpg


“Kak Yusa…” Julie memanggil namaku dengan pandangan sayu.

“aku malu, tolong tutup pintunya” Julie memintaku untuk menutup pintu kamar mandi ini.


Tanpa basa basi ku turuti perintahnya dan menutup pintunya. Aku mendekati Julie yg masih berdiri di bawah pancuran shower dengan rambut yg basah menutupi sebagian wajahnya. Damn!


“Kak, mandiin aku loh ya. Jangan macem-macem” Julie menatapku yg kini memegang pundaknya.

“gw harus ngapain?”

“bersihin tubuh gw kak” julie berbisik di telingaku

“but please use your tongue, lick me~” kata Julie sambil memaksa lidahku keluar.

“tunggu, kamu harus ikan fugu dulu” aku memberi syarat pada Julie.

“gini?” Julie mengeluarkan pose “ikan Fugu”nya.

26959946df3b49dbf663b3623b1f4bf45bf4be65.jpg


Aku lumat bibirnya yg di majukan seperti fugu. Julie terkejut dan membalas lumatanku, lidah kami telah saling mengait dan bergulat didalam sana. Ciuman Julie begitu nikmatnya, bibirnya yg seksi dan tebal begitu empuk. Bagaikan sedang mengecap sebuah karet tetapi dengan rasa yg begitu manis, membuatku ingin mencium bibirnya terus menerus. Julie tak henti melumat bibirku, dihisapnya lidahku hingga membentang benang saliva ketika ciuman kami usai.


“aaaaaa….” Julie membuka lebar mulutnya yg langsung ku ludahi. Julie menelan ludahku.

“bibir lu enak, can i kiss you anytime?”

“yes please, i’d love too. But don’t do that in public. Nanti ketagihan yg liat hehe” julie memberiku kiss in the air.

“damn, your lips so damn hot. I’ll kiss you anywhere” aku kembali mengecupnya.

“MVP di aku, nanti kita “muah” di panggung” Julie memberiku kecupan lagi.

“gila kamu ya” kataku yg dibalas dengan tawa kecil dari julie.


Kini lidahku mulai menjalari wajahnya, lidahku menyapu dahi, pipi, dan kelopak matanya, lidahku menjilati permukaan bibirnya. Julie membuka sedikit mulutnya dan akan mengeluarkan lidahnya untuk membalas lidahku. Aku menghentikan jilatanku di bibirnya yg membuat lidahnya menggantung tidak terbalas. Kini lidahku menjilati batang hidungnya, turun menyusuri hidungnya. Hidungnya yg mungil itu kujilati ujungnya dan kugigit kecil. Lidahku beralih menyusuri wajah sampingnya menuju telinganya, daun telinga itu ku jilati dan kuberi gigitan gigitan kecil. Julie mengerang kegelian akibat jilatan-jilatanku.


“aarrrgh Lick me more” Julie mendesah ditelingaku, membangkitkan gairahku untuk semakin menjamah tubuhnya.


Lidahku turun menuju lehernya yg putih bersih, lidahku menyapu permukaan belakang lehernya menuju ke bagian depannya, kujilati lehernya sampai ke dagu. Ku beri kecupan di beberapa bagian lehernya, kugigit kecil tengkuknya bagaikan seorang vampir yg akan menghisap darah mangsanya.


“jangaaan, nanti keliatan” Julie melarangku ketika akan menghisap lehernya.

“sorry, lehermu seksi banget. Jadi pengen nandain” Julie memberikanku sebuah ciuman lagi.

“gak perlu kamu tandain disitu. Tandain aku disini, pakai itu” Julie menyentuh ujung penisku dengan jarinya dan membuka vaginanya sendiri untuk diperlihatkan padaku.


Aku dapat melihat kulit vaginanya yg berwarna pink segar, begitu pula bagian dalamnya. Vaginanya begitu menggodaku untuk segera mencicipinya. Julie kembali menutup vaginanya dan tangannya kini menyusuri batang penisku. Aku bagaikan tersengat lonjakan listrik ketika tangannya yg begitu lembut dan halus mengelus penisku, tangannya yg mungil memberi sensasi yg berbeda dibandingkan saat Saktia yg mengelus penisku. Julie mulai mengusap kepala penisku dengan jarinya. Lalu Julie melepaskan tangannya dari penisku.


“tapi, mandiin aku dulu” Julie mengedipkan sebelah matanya dan kembali mengundangku untuk menikmati sekujur tubuhnya.


Aku kembali menyusuri tubuhnya dan beralih ke ketiaknya yg tanpa basa basi langsung ku jilati keduanya bergantian. Permukaan ketiaknya yg putih bersih itu begitu nikmat. Berbeda dengan Saktia yg kurus sehingga memiliki cekungan di ketiaknya yg indah, ketiak Julie begitu empuk dan tebal. Mungkin karena badannya yg sedikit berisi membuat ketiaknya memiliki sedikit lipatan yg begitu menggairahkan. Membuatku ingin semakin menikmatinya. Aroma tubuhnya yg tercium begitu dalam dari ketiaknya menggelitik hidungku, harum dan memberikan sensasi manis. Aku ingin sekali menikmati ketiaknya lebih lama, tapi sepertinya aku harus menghemat waktu sebelum Feni datang agar puas menikmati “hidangan” khas manado yg ada dihadapanku.


“Aku minta kamu bersihin pakai lidah, bukan giniii ngghhhhh” Julie meracau ketika lidahku menyusuri belahan dadanya.


Lidahku menjilati belahan dadanya, tetapi kedua tanganku kini meremas payudaranya yg bulat. Julie mengerang menerima rangsangan di dadanya yg besar itu. Lidahku menjilati permukaan dadanya dengan gerakan memutar hingga hampir mencapai puncaknya. Kukitari aerolanya dengan lidahku. Payudara kanannya hampir terjamah seluruhnya dengan lidahku sebelum akhirnya aku menggelitik ujung puting kanannya dengan lidahku.


“Ooohhhh sssshhhh” Julie meremas kepalaku agar semakin memberikan rangsangan didadanya.


Lidahku menekan putingnya keatas sebelum akhirnya aku melahap puting itu. Kujilati puting itu didalam mulutku dengan gerakan memutar, tidak lupa bibirku menyedot puting yg berwarna merah muda itu. Putingnya yg agak besar itu membuatku bersemangat untuk mengerjainya. Aku berpindah ke puting kirinya dan melakukan hal yg sama seperti yg ku lakukan di puting kanannya. Tanganku meremasi dada kirinya seperti berharap ada yg keluar dari putingnya yg kini kujamah dengan lidahku. Payudara kanannya tak luput dari remasanku, ku pilin puting kanan Julie dan sesekali mencubitnya. Julie menggelengkan kepalanya kekanan dan kiri sambil menutup mulutnya.


Lidahku mulai menjilati perutnya yg seksi meski sedikit berisi. Kujilati pusarnya dengan lidahku. Lidahku kembali turun menyusuri tubuhnya dan kini sudah sampai di daerah selangkangannya, lidahku menyapu sela sela pahanya. Kujilati kedua sela pahanya dan kukecupi paham bagian dalamnya. Julie bergetar menerima perlakuanku, ia tidak mampu menahan kakinya karena rangsanganku dan kini ia duduk di atas kloset. Aku menarik kaki kanannya untuk ku nikmati.


“jangan kak, kotor” Julie melarangku untuk menjilati kakinya.

“bukannya kamu yg minta di bersihin?” balasku sambil aku menjilati telapak kakinya dan mengemut jari jari kakinya.

“aaaaahhhh… sekarang jilat ini nggghhhh” Julie menyingkap vaginanya dan menarik kepalaku kearahnya.


Kuangkat kedua kakinya untuk bertumpu di pundakku yg kini berlutut diantara selangkangannya. Kusedot klitorisnya kuat kuat yg membuatnya mendesah nikmat. Lidahku menjilat permukaan vaginanya dengan cepat. Dengan perlahan lidahku mulai menyentuh belahannya. Dia menjerit tak tertahan ketika lidahku bergerak turun naik di belahan vaginanya, tubuhnya bergetar dan mengejang. Tangannya mencengkeram rambutku dengan kuat.

Lidahku tetap bertahan pada posisinya, sehingga aku tetap bisa menggelitik klitorisnya. Aku merasa dinding vagina Julie telah basah. Melihat reaksinya itu membuatku semakin bernafsu. Kini lidahku semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkangannya. Cairannya yang mulai mengalir kusedot habis dengan bibirku.


"Oohh... kak, akuuuu... keluuaaaaaar." Dia berkata dengan nafas terengah-engah setelah mencapai puncak orgasme oleh permainan lidah dan bibirku.


Aku mengangkat tubuhnya untuk berdiri, kini tubuhnya berada dalam dekapanku. Ku tekan tubuhnya ke dinding hingga kini tubuh kami tidak berjarak sedikit pun, dadanya yg besar menekan dadaku, kenyal sekali. Tanganku menggerayangi tubuhnya, pinggulku bergerak pelan sehingga vaginanya tergesek oleh penisku. Ku jamahi lehernya dengan bibirku. Julie membalas dekapanku ditubuhnya, matanya terpejam meresapi setiap rangsanganku.

26959943001f28754a29afd2be070bbf3d4392c5.jpg


“Setelah aku bersihin semua, aku harus ngapain lagi?” bisikku di telinganya tanpa menghentikan rangsangan di tubuhnya.

“Mmmhhhh… belom semuaaahh…” balas Julie diiringi desahan dari mulutnya, pinggulnya ikut bergerak agar vaginanya semakin tergesek oleh penisku.

“Yg mana lagi yg harus aku bersihin?” tanyaku lagi sambil menerobos lubang vaginanya dengan jari telunjukku.

“Aaaarrrrggghhhh iyaaaa yg ituuuu... tapi…” Julie menggelinjang ketika jari telunjukku mengobok vaginanya.

“Tapi apa?” Aku semakin mengerjai vaginanya itu, kukocok vaginanya dengan cepat.

“Aaaaarrggghhh…. Tapi pakeee…. Ituuuu….” Julie mencengkram tanganku yg sedang mengocok lubang vaginanya.

“Pake apa?” Aku semakin mempercepat kocokanku, Vaginanya mulai terasa panas dan sedikit berkedut. Sepertinya ia akan keluar lagi.

“Pakeee… Kontol kak Yusaaaa….. Aaaahhhhh nghhhhh….” Julie mengejang dan nafasnya tersengal-sengal ketika aku mencabut jariku tiba-tiba.

“Ih kok berhenti hhhh….” Julie menatapku bingung, nafasnya perlahan mulai teratur.


Tanpa membalas perkataannya, aku arahkan penisku ke vaginanya. Ku basahi penisku dengan cairan vaginanya yg sudah banjir. Air yg membasahi tubuh kami semakin mempermudah penisku untuk menerobos vaginanya.


“Nggghhhh pelaaannnn….” Julie mengerang ketika kepala penisku mulai menerobos vaginanya.


Aku terkejut ketika aku tidak merasakan sesuatu yg mengganjal di vagina Julie. Julie gak…


“Hehe don’t ask anything, i don’t wanna remember about that.... Ssshhhhh….” Julie menggerakan pinggulnya agar penisku kembali bergerak masuk.

“Sekarang cuma ada Julie dan Kak Yusa… please, buatku terbuai dengan cintamu” Julie mencium pipiku, aku dapat melihat air matanya menetes sedikit bercampur dengan air shower yg membasahi kami.


Ku hapus air matanya itu dengan jariku, kami kembali berciuman lembut. Kudorong kembali pinggulku untuk masuk kedalam vaginanya itu. vaginanya sempit sekali, seperti belum pernah dijamah oleh siapapun. lalu perlahan-lahan ku mulai mendorong penis itu menembus hangatnya lubang kenikmatan milik gadis generasi 5 JKT48 itu. Dan tak lama penisku telah amblas sepenuhnya di telan legitnya vagina Julie. Julie pun hanya bisa menahan nafas ketika penis besarku mulai memasuki tubuhnya. Tak pernah ia merasakan penis sebesar ini. Penis ini terasa lebih besar daripada yang tadi ia lihat. Bahkan didalam vaginanya, penisku itu serasa berkedut memenuhi kemaluannya.


"Pelan-pelan kak… ooouuhhhh punya kak Yusa gede banget..." pekik Julie ketika penisku telah amblas memasuki liang sensitifnya. Memberikan rasa yang tak bisa dia gambarkan. Ketika rasa sakit, nikmat, dan penasaran bercampur menjadi satu sekarang.


Julie memejamkan mata ketika penisku mulai bergerak memompa vaginanya. Memberikan hentakan-hentakan yang menghujam seakan sampai ke bibir rahimnya. Aku mengangkat kaki kirinya agar lebih mempermudahku untuk menikmati vaginanya. Payudara Julie terpental-pental naik turun ketika hujaman penis ku semakin keras menghentak kedalam liang vaginanya. Vaginanya telah semakin basah membanjir akan cairan cinta.


“Ooouuuhhhh mphh…..” Desahannya tertahan oleh ciumanku yg liar di bibirnya.


Aku melumat bibir Julie yang tak hentinya mendesah. Pagutan dan pergumulan lidah langsung terjadi dengan panas ketika mulut Julie menyambut ciumanku. Dirangkulnya tangannya ke leherku sambil terus berciuman. Sementara dibawah penisku bergerak lebih cepat dari sebelumnya. pinggulku semakin memburu menghujamkan penisnya ke dalam vagina Julie. Sesuatu terasa akan meledak dari ujung kemaluannya. Begitupun Julie, semakin dieratkan pelukan tangannya di leherku seiring gerakan pinggulku yang semakin cepat. Aku merasakan kedutan di vaginanya semakin kencang.


“Arrrrgghhhhh…… eeehhhhh…….. kok?” Julie terkejut ketika aku mencabut penisku tiba-tiba, ia batal orgasme.


Aku tak menjawabnya dan kemudian menariknya ke arah wastafel. Ku tundukan tubuhnya untuk bertumpu di wastafel dan kini aku siap menghujamnya kembali dari belakang. Kembali kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, kali ini penisku masuk lebih mudah meskipun didalam sana masih terasa sangat sempit. Vaginanya seperti mencengkram penisku erat agar bertahan didalam sana. aku memompa vagina Julie dengan tempo cepat. Menyetubuhi gadis itu, dari arah belakang. Menanamkan penisku dalam-dalam di vagina Julie. Genjotan pinggulku nampak semakin tak berirama, yg ku inginkan sekarang adalah menggaruk rasa gatal di penisku.


"Oooohh…. Nghhhhh…. " suara desahan Julie menggema didalam kamar mandiku.


Rasa panas menjalari tubuhku, keringat kami mulai bercucuran. Seiring semakin menggilanya garukan penisku pada dinding dalam vaginanya. Suara kecipak terdengar seirama dengan setiap hentakan penisku di liang vagina Julie. Tanganku memegang pantat Julie yang padat dengan erat, sambil meremasi bongkahan pantatnya. Sesekali aku mencengkram pantatnya yg menggoda itu. Sementara penisku terus menghujam membelah lipatan kemaluan Julie. Menggenjotnya tanpa jeda, seolah tanpa lelah. Erangan dan lenguhan kami bersahutan. Aku menurunkan badan, menarik kepala Julie dan menolehkannya kesamping lalu melumat bibirnya tanpa menurunkan tempo genjotan penisnya. kulumatnya bibir itu dengan liar, lidahnya menjulur mengajak lidah ku bergumul. Mulut kami saling mengecup, menukar ludah, dan saling hisap. Diantara suara pinggulku yg menghantam pantatnya dan desahan-desahan yang membaur menjadi satu, dalam sebuah ritme yg sempurna. Bagaikan dapur milik restaurant berbintang Michelin, berpadu menyatu bagai Chef dan Sous Chef yg bertahun-tahun bekerja bersama.


Sementara tangan kananku mulai menjalar menuju payudara Julie yang kini menggantung dan terguncang-guncang. Setelah dalam genggaman, kembali ku meremas-remas gundukan daging di dada Julie yang terguncang seirama gerakan pinggul kami, akibat sodokan penisku yg sama sekali tanpa henti memompa vagina Julie.


“Nghhhhh aku mau keluaarrr……” Julie kembali mendesah panjang ketika ia merasaka badai orgasme akan menimpanya, aku juga kembali merasakan penisku akan meledak yg kutahan sekeras mungkin.


Aku kembali mencabut penisku dan sedikit mengistirahatkannya. Mata Julie yg sayu kembali menatapku, kali ini wajahnya yg dipenuhi birahi berubah menjadi jengkel. Aku tetap tak menghiraukan Julie dan membalas tatapannya seperti seekor serigala yg melihat mangsa. Aku ingin menikmati Julie sampai puas sebelum Feni datang, aku harus menikmati vaginanya selama dan sepuas mungkin meskipun harus membuatnya kentang berkali-kali.


“Tiap mau sampe, dicabut. Nyebelin ihhh…” Julie mendengus kesal karena perlakuanku.


Aku kembali mengarahkan tubuhnya, kali ini aku membuatnya tiduran telentang di lantai kamar mandiku yg cukup besar dan mulai mengarahkan penisku kembali. Kubuka vaginanya lebar-lebar dan kutahan kedua kakinya dengan lenganku. Kembali batang kejantananku itu menelusup masuk menembus vagina Julie. Vaginanya yang telah membanjir semakin memudahkan penisku memasukinya. Vagina gadis itu berdenyut menjepit batang penisku. Bagai memberikan remasan di penisku, membuatku menggeliat merasakan kenikmatan yang kembali mulai mengumpul di ujung penisku, dan sudah siap untuk dilepaskan. Semakin cepat gerakanku menghujam vaginanya, semakin vagina milik Julie terasa licin, karena lendir dari vaginanya yang membanjir. Menyebabkan setiap hentakan-hentakan penisku kedalam kemaluannya seperti tanpa terhalang.


Aku merebahkan tubuhku ke atas tubuh Julie, ku ciumi seluruh wajah gadis cantik itu. Genjotanku semakin cepat dan lebih cepat lagi, seperti sudah tanpa tempo yang beraturan. Aku sudah tidak mampu menahannya lagi, kali ini penisku pasti mencapai puncak dan meledakan seluruh isinya.


"Ahhhhh hhhhh aku keluaaarrr…..." Julie mendesah panjang sambil tubuhnya kembali bergetar hebat. Matanya memejam sambil ia menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya mengejang-ngejang lalu merebah seperti kehilangan beban. Sebuah gelombang kenikmatan seakan menenggelamkannya kedasar ruang hampa.


Sampai beberapa tarikan nafas kemudian. Ia merasa tubuhnya seperti tiada tenaga lagi. Bahkan dadanya tersengal-sengal, hanya untuk sekedar menarik nafas. Namun dibawah sana batang penisku masih terus memompa vaginanya dengan cepat. Suara desahan dariku menandakan jika tak lama lagi aku juga akan segera mencapai puncak kenikmatan.


"Keluarin… ajaaa…..” kata Julie padaku.


Dan benar saja, Julie melingkarkan kakinya di pinggangku dan menahanku agar tidak menghentikan goyanganku. Aku semakin mempercepat sodokan penisku di vaginanya untuk menggaruk rasa gatal yg sudah terasa. Sedikit lagi aku akan sampai ke puncak kenikmatan seperti yg telah Julie rasakan. Aku terus menggaruk vaginanya, menghujamnya cepat. Kupercepat-kupercepat hingga bunyi pinggul kami berdua yg berhantaman menggema begitu nyaring di dalam kamar mandiku ini. Aku semakin mendorong masuk penisku hingga aku merasa telah menyentuh mulut rahimnya berkali kali. Ku hujam terus sampai akhirnya…


“KAK YU-SA-YAAAAANG!!” Sebuah suara yg begitu kukenali memanggil namaku dari pintu depan.

“JULIEEEEE!!! KALIAN DIMANA? FENI CANTIK DATANG!!” suaranya yg begitu nyaring dan ceria membuat kami berdua panik.

“Aaarrrrrghhh kentang gw!” Hardik ku kesal sambil mencabut penisku yg mulai mengendur karena panik.

“Aduh ada kak Feni, katanya dateng malem. Gimana nih kak?” Julie yg juga panik buru-buru membersihkan tubuhnya dengan shower, mengambil handuk dan mengenakan pakaiannya

“Diem Jul jangan panik. Biar gw selesain” Aku pun melakukan hal yg sama seperti yg Julie lakukan dan memakai celana pendekku.


Kami berdua seperti orang kesetanan, aku dapat mendengar langkah Feni yg berjalan mendekati kamar mandiku. Feni pasti mendengar bunyi showerku sehingga ia mendekatinya. Julie semakin panik dan malah ingin keluar dari kamar mandi ini, sedangkan saat ini aku sedang memikirkan jalan keluar terbaik agar kami berdua tidak ketahuan.


“Sebentar Fen, aku lagi mandi!” balasku pada Feni.

“Julie dimana kak? Mandi sama kakak? Haha” Feni tertawa kecil setelah menyelesaikan kalimatnya.


Aku mendapat sebuah ide, kubisikan ideku ke telinga Julie yg langsung dibalasnya dengan anggukan mengerti. Ku ambil kembali handuk yg tadi kugunakan. Aku keluar dari kamar mandiku dan buru-buru menutupnya sebelum Feni bisa melihat kedalamnya, aku berpura-pura mengelap rambutku dan tubuhku yg hanya mengenakan celana pendek dengan handuk seperti orang yg baru selesai mandi.


“Ihhh Kak Yusa mesum!” Feni menutup kedua matanya dengan tangan, tapi aku tau dia bisa mengintip dari sela-sela jarinya.

“Aku kan abis mandi Fen” balasku.

“Tapi dedek-nya itu hiii” Feni melirik ke arah penisku yg masih tegang.

“Katanya pulang malem?” aku bertanya pada Feni sambil mengetuk pintu sekali, mengisyaratkan agar Julie tetap didalam tanpa bersuara.

“Iya ternyata selesai lebih cepet, jadi aku mau buru-buru ketemu kak Yusa deh… eh maksudnya buru-buru pulang.” Feni membalasku sambil mengedipkan matanya genit.

“Mumpung masih sore, temenin aku jemur anduk sambil liatin sunset, pasti bagus dari sini.” aku menarik tangan Feni menuju pintu balkonku yg dekat dengan kamar mandi. Aku sedikit berbatuk, memberikan kode agar Julie bersiap keluar dan menuju lantai atas untuk berpura-pura tidur.


Kini aku dan Feni sedang duduk di balkon menikmati indahnya Sunset dari lantai 9 gedung apartementku. Cahaya jingga yg menembus celah-celah gedung tinggi disekitar apartementku begitu indah. Udara sore yg segar terasa begitu menenangkan, karena apartementku sedikit berada didalam kawasan ini sehingga tidak terlalu bercampur dengan polusi kendaraan di jalan Sudirman, suara kemacetan pun tidak terdengar dari tempatku. Suasana yang begitu romantis dan indah. Aku berharap bisa melihat pemandangan ini bersama orang yg kucintai. Bayangan Della terlintas dikepalaku. Kok Della?


“Aduh dingin, aku mau masuk deh pake baju” ujarku setelah melihat Julie yg telah berjinjit ke lantai atas agar tidak ketahuan Feni.


Tiba-tiba, aku merasakan hangat di punggungku. Seperti ada sesuatu yg sedikit empuk dan hangat menekan punggungku. Sebuah tangan mendekap tubuhku yg setengah telanjang dari belakang, benda yg empuk itu sedikit menggesek punggungku yg membuat birahiku yg tidak terpuaskan kembali mengamuk.


“Kak Yusa, Feni laper~” Feni bergelayutan di pundakku seperti seorang anak kecil.

“Iya, kak Yusa Juga laper…” balasku sambil menatap Feni dengan mata yg buas.


Kutarik Feni kedepan dan kini berada di atas pangkuanku, Penisku yg telah kembali mengeras menusuk pantatnya yg masih terbungkus roknya. Feni kembali mendekap tubuhku dari depan dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Aroma rambut yg begitu segar ini, kembali menusuk hidungku, membuat birahiku semakin berkecamuk. Aku semakin mendekapnya erat yg membuat Feni mulai gundah. Feni berusaha melepaskan pelukanku itu dan sedikit mendorong dadaku pelan.


“Kak? Lepasin dong…” Feni kebingungan melihatku yg tidak melepaskannya.

“KAK???? Ngapain?????” Wajah Feni perlahan berubah ketakutan.


-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd