Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan fantasy eksib Ananda

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lanjutan ya hu



setelah agak jauh dari rumah itu, hari sudah mendekati jam 6 sore, gak sempat kalau jalan mencari angkot jadi gue berniat pulang kerumah dengan aplikasi ojek online, gue pasang alamat rumah sebagai tujuan akhir kemudian membuat titik penjemputan sesuai dengan map. terlihat hanya beberapa ojol yang muncul di map, itupun jaraknya berjauhan dari lokasi gue, akhirnya ada ojol yang menerima order gue, disitu waktu estimasinya sekitar 15 menit ditunggu jadi gue tunggu jemputannya, pas di menit ke-10 muncul notifikasi dari ojol

ojol : "maaf neng, saya cancel ya neng, jauh ternyata neng"

ojol bangs*t, capek-capek gue nunggu di cancel juga, hadeh gue jadi bingung pulang naik apa, kalau gue tetap disini sampai malam, no no no.. jangan sampai ini terjadi, gue coba lagi cari ojol lagi, sambil menunggu gue memakai headset sambil mendengarkan musik, semakin lamanya gue asik dengarkan musik tiba-tiba ada yang menepuk pundak gue dari belakang

"plok..plok.."

gue kaget langsung melihat ke belakang gue sambil asal ngomong berkata

gue : "woy, ngageti.., eh.."

ternyata sosok itu adalah kakek-kakek dengan membawa karung yang berisikan plastik bekas, tampaknya dia adalah pemulung, gue menyapa kakek itu dengan sopan

gue : "eh kakek, maaf sebelumnya kek, tadi saya kaget kek"

pemulung tua : "gak apa-apa neng, lagi ngapain neng disini ?"

gue : "lagi nunggu ojek kek, tadi saya habis ngerjakan tugas kek di daerah sini kek"

pemulung tua : "oh gitu, emang kamu sendiri ngerjakannya neng ?"

gue : "iya kek, tugas pribadi kek"

pemulung tua : "oh gitu ya, eh ini udah kemalaman neng, ojek mana ada yang mau datang di daerah sini neng, toh juga ini mendung toh, bentar lagi hujan neng"

gue : "ah gak masalah kek, lagian hanya mendung doang kok pak, belum tentu huja.."

"ctaar!!"

belum selesai ngomong hujan, langsung ada sambaran kilat, kemudian gerimis pun muncul, sangat-sangat kebetulan kejadian ini, gue jadi panik gak bisa pulang kerumah dengan keadaan kondisi cuaca seperti ini.

pemulung tua : "neng, sepertinya neng gak bisa pulang untuk saat ini neng, daripada neduh disini mending neduh di rumah saya aja neng, dekat kok dari sini neng"

mendengar tawarannya, gue tidak ada pilihan selain menerima tawarannya karena berteduh disini membuat gue semakin kedinginan

gue : "yaudah dek kek, makasih ya kek, maaf mengganggu kakek"

pemulung tua : "iya neng, gak apa-apa neng, yuk neng jalan lewat sini neng"

gue pun mengikuti arah jalan ke rumah pemulung itu, jadi dijalan itu masih bisa berteduh karena belum nyebrang,

pemulung tua : "neng, itu neng kelihatan tuh rumah kakek di depan jalan neng"

gue lihat rumah itu terlihat tidak bertembok, hanya berdinding kayu anyaman, tapi gak apa-apalah, toh juga untuk berteduh sementara, setelah 5 menit gue sampai di depan jalan rumah pemulung tua itu, pas lagi nyebrang jalan, hujan semakin deras, gue panik langsung lari menuju rumah pemulung tua itu, badang gue langsung basah kuyup dari serangan hujan,

"hujan sialan, beraninya datang keroyokan, coba sendiri pasti gue tangkis tuh biar gak basah kemeja gue"

gue cek hp gue di kantong, syukurlah masih aman belum kena air, jadi gue simpan lagi di tas kecil kemudian gue duduk di kursi teras rumah pemulung tua itu itu, tak lama kemudian pemulung tua itu menyusul menghampiri di rumahnya sendiri, ya wajar saja jalan kakek itu lambat karena faktor usia ditambah lagi beban yang dia bawa

pemulung tua : "neng, selamat datang di rumah saya neng, maaf atas kondisi rumah saya neng, silahkan masuk ya neng"

gue : "terima kasih kek, tidak apa-apa kek, saya betah kok kek"

"oke neng, duduk neng"

gue pun langsung duduk di sofa yang kelihatannya sudah reyot, kakek itu memperhatikan gue dari atas rambut hingga ke jari kaki, setelah melihat seluruhnya, matanya terpaku di tengah badan gue, melihat reaksinya gue langsung membalikan badan karena gue sadar tidak memakai beha akibat kegiatan mesum dengan bocah jalanan ditambah lagi hujan yang membuat kemeja gue basah kuyup sehingga terlihatlah pentil gue yang menceplak dibalik kemeja gue.

gue langsung berdiri dan menyanyakan sama pemulung tua itu

gue : "kek kamar mandi dimana ya kek, mau bersih-bersih dulu kek biar gak sakit karena hujan tadi kek"

pemulung tua : "itu disana neng" sambil menunjukan kamar mandinya

pemulung tua : "nanti kalau udah selesai, kamar neng disitu ya neng samping kamar saya neng"

gue : "oh iya kek, makasih kek"

pemulung tua : "sama sama neng"

gue langsung masuk ke kamar mandi, disitu gue melepaskan sisa pakaian yang melekat di tubuh gue dan menggantungnya di pintu,

"ah segarnya" sambil membasuh badan gue habis melakukan kegiatan mesum dengan bocah jalanan itu di rumah beralaskan kardus

selesai membilas badan gue sampai bersih, gue mau pakai kemeja dan celana pendek di atas pintu, pas gue mau ambil tidak ada pakaian di atas pintu

gue : "waduh, kok gak ada pakaian gue"

gue curiga pasti pakaian gue diambil sama kakek itu, dasar mesum !!!, sontak gue teriak panggil kakek itu

gue : "kakeeekkk !!!"

tak lama suara gue langsung ditanggapi oleh kakek itu

pemulung tua : "iyaa neengg, ada apa neng ?"

terdengar suara kakek itu dari kejauhan dan gue mendengar langkahnya menuju kamar mandi

gue : "kek, itu kemeja saya balikin kek !!" teriak gue dari kamar mandi

pemulung tua : "hah ?, kemeja apa neng ?, saya gak ada ngambil kok neng"

gue : "jangan bohong kek, kemeja yang saya gantungkan di pintu hilang kek"

pemulung tua : "oh kemeja itu neng, tuh ada di luar pintu neng, jatuh mungkin pas eneng mandi"

gue : "mana kek, bawa kesini kemeja dan celana saya kek"

pemulung tua : "ini neng" sambil menyerahkan di balik pintu

gue puka pintu kamar mandi dengan perlahan, langsung gue sergap pakaian itu, pas gue lihat

gue : "loh kok basah semua ?, kek!!, kok basah semua kek ?"

pemulung tua : "maaf neng, lantai rumah kita lagi banjir neng, airnya masuk semua karena hujan deras neng"

gue ragu pakai baju ini karena basah semua tapi gak mungkin juga gue gak pakai apapun, kakek itu bakalan lihat tubuh telanjang gue kalau gue keluar tanpai sehelai pakaian. gue berusaha berpikir untuk mengatasi masalah ini, gue tanya segera ke kakek itu

gue : "kek, ada handuk gak kek ?" teriak dari dalam kamar mandi

pemulung tua : "ada neng" teriak dia dari luar

gue : "ambilkan dong kek, pinjam dulu ya kek"

pemulung tua : "baik neng, saya ambilkan dulu ya neng"

suara langkah kaki dia terdengar menjauh, sepertinya dia menuruti permintaan gue mengambil handuk dari kamar, tak lama kemudian..

pemulung tua : "neng, ini handuknya neng"

gue : "iyaaa kek"

gue buka pintu sedikit, langsung gue sergap handuk dari tangannya, "wosh..", "ckrek", langsung gue tutup pintunya

sejenak gue memandang handuk itu dengan sedikit keheranan, handuk ini lumayan kecil dan tipis udah gitu kelihatan lusuh. gue awalnya ragu menggunakan handuk ini untuk menutupi tubuh gue, tapi karena keadaan posisi gue saat ini, mau gak mau gue lilitkan handuk ini ditubuh gue. kemudian gue keluar dari kamar mandi dan..

gue : "kyaa.., kek ngapain berdiri disini kek ??"

pemulung tua : "eh mohon maaf neng, saya nunggu neng untuk memastikan keadaan neng baik-baik saja neng, kalau saya pergi entar neng panggil saya lagi neng"

gue : "alasan aja kakek, yaudah kek saya boleh ke kamar kek ?"

pemulung tua : "boleh kok neng, silahkan neng" sambil matanya melongo kearah dada dan paha mulus gue

gara-gara ukuran handuk ini sampai tidak bisa menutupi sebagian besar paha gue, belum lagi tipisnya handuk ini membuat tubuh gue bisa diterawang dibalik lilitan handuk ini, melihat reaksi kakek yang terus melongo, gue langsung menepuk bahunya untuk membuyarkan lamunannya

gue : "plak.., eh kek bengong mulu kek, mana kamar kakek ?"

kakek itu langsung kaget dan berkata..

pemulung tua : "eh.. ayam ayam, maaf neng gak fokus neng soalnya ada yang penampakan indah neng hehehe, itu kamarnya ada di sebelah sana neng" sambil menunjukan arah kamar

mendapat jawaban arah kamar itu, gue langsung bergegas menuju ke kamar meninggalkan kakek itu, gue jalan dengan hati-hati dikarenakan ukuran handuk yang gue kenakan, kalau terburu-buru gue bergerak bongkahan pantat gue bisa dilihat oleh kakek itu,

gue lihat kebelakang sekilas kakek itu, terlihat kakek itu tetap mematung berdiri sambil matanya melongo melihat pantat gue, gue tersenyum akan ekspresinya jadi gue coba pancing dia dengan jalan lebih cepat, pas handuknya mau tersingkap keatas "ups" gue perlambat jalan gue supaya handuknya turun lagi seketika gue lihat bagian bawah kakek itu mulai menonjol dan mulai melangkahkan kakinya ke arah gue sambil mulai tersenyum

"njir udah mulai terpancing kakek itu, harus gue tinggalkan dia sekarang juga" dalam hati,

gue dengan buru-buru masuk ke kamar itu, "phew" untung saja gue udah masuk ke kamar ini, gue langsung mengunci kamar ini dengan segera, gue lihat kamar ini terlihat berantakan gue cari pakaian yang bisa dipakai dikamar ini

"kok gak ada sih pakaian yang bisa dipakai di kamar ini ?" gerutu gue

pakaian yang ada disini kadang kekecilan mungkin punya anaknya waktu masih kecil, terus gue cari lagi dalaman punya istrinya siapa tau bisa dipakai, hasilnya nihil tidak ada satupun yang bisa dipakai,

gue dengan rasa frustasi hanya bisa duduk di ranjang kamar ini yang terlihat sudah reyot

mau gak mau gue nginap aja dulu di kamar ini sambil menunggu hujan mereda dan pakaian gue mengering, kalaupun reda rasanya gak mungkin juga bisa pulang karena sudah kemalaman, jadi gue memutuskan untuk rebahan dulu dengan badan gue yang masih dililit oleh handuk.

baru kali ini gue rasakan tinggal di rumah sederhana ini, dinding dari kayu anyaman, lantai yang sebagian masih belum di semen, gue kadang merasa risih tinggal di rumah ini, ya siapa suruh gak bawa kendaraan dari rumah.

"ctaarr..!!" sambaran kilat itu kembali, gue kaget dan langsung memeluk guling di samping ranjang

"haduh, gue takut banget suara itu apalagi di rumah seperti ini, kapan selesai hujan deras ini, pengen pulang langsung rasanya"

seketika lampu rumah langsung padam, "kyaa.. kek.. tolong kek" gue teriak sambil memanggil kakek itu berharap dia datang langsung menolongku dari kegelapan ruangan ini, tapi ini semua sia-sia karena suara hujan yang begitu deras mengalahkan suara teriakanku

dalam kegelapan gue berusaha tenang sambil merebahkan tubuh gue di rajang, pada saat itu juga terlintas kejadian di angkot saat duduk disamping pengamen gue masih ingat istilah "eksib" yang mereka bicarakan, gue sebenarnya sadar yang gue lakukan tadi sama kakek itu adalah eksib, kemudian teringat lagi perkataan kalau mereka jumpa gue lagi, mereka berdua akan memperkosa gue, seketika gue langsung takut jika itu terjadi, di sisi lain kemaluan gue berkedut membayangkan apabila gue diperkosa oleh 2 orang

"nggh.. sadar nda, jangan kepikiran seperti itu" gue berusaha menyingkirkan pikiran itu tapi nafsu birahi gue mengalahkan kesadaran gue, tanpa sadar tangan kanan gue sudah mulai menggesekan ke arah kemaluan gue

"ngghh, aahh..., asep ah..." sambil membayangkan acungan kontol asep yang terus menegang

gue gesekan klitors gue lebih cepat

"aahh.. ah.. ah.."

gue arahkan tangan kiri ke tetek, gue remas secara perlahan-lahan berada diluar handuk gue yang masih menutupi tetek gue

gue membayangkan jika temannya itu juga ikut menyerang di bagian atas gue

"aahh..., remes lagi mas, ah..., gue gak sanggup melawan 2 orang kalau begini caranya" sambil membayangkan serangan dari 2 orang itu dan akhirnya..

"aaahhh....."

akhirnya gue sudah mencapai orgasme di kegelapan kamar ini, tenaga gue terkuras habis karena kegiatan masturbasi ini, gue menikmati setiap sisa orgasme sampai gue mulai memejamkan mata gue

tak lama kemudian gue merasakan geli ada yang mengelus paha gue, sampai di pangkal paha, tangannya berusaha mengangkangkan kedua kaki gue dengan pelan, gue pikir ini adalah mimpi dan gue masih lemas akibat orgasme tadi jadi gue tidak melawan tangan itu, tak lama kemudian ada objek berlendir hangat menyentuh kemaluan gue

"aahh...., geli.."

sentuhan ini sangat berbeda dari apa yang gue alami selama masturbasi, gue juga membayangkan kejadian bersama bocah tadi sore yang berusaha melorotkan cd gue

"owhh.., nghhh.. aahh.."

sentuhan itu bergerak naik turun mengikuti garis kemaluanku secara vertikal

gue bentar lagi akan orgasme oleh sentuhan lendir basah itu dan berkata

gue : "ngghh.. aahh... terus lagi di kemaluanku ini" racau gue

seketika diapun berhenti

orang asing : "hah kemaluan ?, ini namanya memek neng"

seketika gue tersadar tunggu inikan suara kakek itu

gue : "kyaaa, kek ngapain disini kek!!!, kok bisa kakek disini padahal sudah saya kunci kek !!!"

pemulung tua : "maaf neng, tadi neng teriak minta tolong tapi neng kunci pintunya, jadi saya masuk lewat jendela luar neng, kupikir neng teriak eh ternyata neng mendesah, saya lanjutin ya neng, hehehe" ucapnya dalam kegelapan

ternyata sentuhan tadi itu adalah lidahnya, gue tau karena gue merasakan rambut dan kepalanya menyentuh kedua paha gue

gue : "kek.. stop kek.. aah..."

lidahnya lanjut menjilat kemaluan gue,

gue : "kek.. aahh... jangan dilanjutin kek, kemaluan saya udah gak tahan kek"

pemulung tua : "neng ini namanya memek neng, coba sebut neng"

gue : "ah, saya gak mau sebut itu kek.. aahh...." dijilatnya lagi

pemulung tua : "sebut itu atau saya lanjutkan jilatan saya neng, hahaha"

gue : "i..iya kek, ini memek namanya kek, plis kek jangan jilat memek saya lagi kek"

baru kali ini gue sebut kata itu untuk kemaluan gue

pemulung tua : "bagus nona manis, cluup.. cluupp.."

gue : "aahh... kek kok dijilat lagi kek, aah.."

kakek itu tidak mendengarkan gue dan akhirnya..

gue : "aaaahhhhh..."

gue mendapatkan orgasme berikutnya akibat jilatan kakek itu

pemulung tua : "wah neng, udah keluar aja ya neng, saya hisap ya neng, sluurrpp..."

gue : "aahh..."

dia menghisap cairan gue dengan lahap sampai tidak ada yang tersisa di memek gue

pemulung tua : "memek neng joss, gurih, sekarang giliran saya ya neng, hehehe"

dalam ruangan sangat redup gue gak tau apa yang mau dia lakukan, kudengar dia beranjak duduk dan mulai mendekati gue, terdengar suara nafasnya dekat ke arah tetek gue, tiba-tiba pinggang dia langsung mendekatkan diri diantara selangkangan gue, terasa batang kontolnya menyentuh memek gue, gue terkejut langsung berusaha mengatupkan kedua paha gue yang sedang mengangkang tapi tidak bisa karena terhalang oleh pinggangnya

pemulung tua : "wah neng saya gak terlalu buru-buru neng, saya pegang ya neng, hehehe"

gue merasakan tangannya mendarat di tetek gue, langsung gue tepis tangannya dan memegang tangannya supaya tidak memegang tetek gue lagi

pemulung tua : "waduh neng, saya merasakan neng masih handukan ya neng, sini saya buka neng biar gak gerah neng, walaupun masih mati listrik neng, hehehe"

tangannya berusaha melepaskan pegangan tangan gue, pada saat tangannya mau menarik handuk, gue tahan supaya tidak terlepas

gue : "jangan ditarik kek, cukup sebatas ini aja kek"

pemulung tua : "oke neng, kalau gitu saya puaskan diri saya ya neng"

pinggulnya langsung mundur dan menggesekan kontolnya di belahan memek gue,

astaga, gawat !!, bentar lagi keperawanan gue akan direnggut oleh kakek itu, gue langsung menaikan kaki gue untuk bisa mengatupkan kedua kaki gue, tapi kaki gue langsung ditahan oleh kedua tangannya

pemulung tua : "kaki eneng mau ngapain nih neng ?, saya tahan dulu kakimu neng, hehehe"

sial kedua kaki gue langsung ditahan oleh tangan kakek itu, gue gak bisa menggerahkan kedua kaki untuk mengatupkan selangkangan gue,

gue : "ah kek, jangan kek, nanda masih perawan kek, jangan dimasukin kek"

pemulung tua : "kek eneng masih perawan ??, padahal gayanya udah binal, saya gak percaya neng, saya coba ya neng"

gue merasakan kontolnya berusaha memasukan ke belahan memek gue tanpa bantuan tangannya,

ah, kontolnya meleset keatas, diapun tidak menyerah mengambil keperawanan gue, sampai akhirnya kepala kontol itu mulai membelah bibir memek gue

gue langsung menghentakan pinggul gue keatas

ah, Meleset !!, gue agak senang sesaat, tapi kemudian tangannya menekan kuat perutku, dia betul-betul berjuang untuk merengut keperawananku !!

tiba-tiba lampu rumah kembali menyala, gue lihat kakek itu menekan perutku dengan lengannya sementara tangannya yang lain menahan kaki kiriku kearah luar. Susah payah dia mengarahkan penisnya ke pangkal pahaku hanya dengan gerakan pinggulnya, makanya beberapa kali dorongannya selalu gagal menembus belahan vaginaku.

Aku mengumpulkan seluruh keberanianku, sekarang atau tidak sama sekali !!

kaki kananku yang bebas langsung menendang mukanya "BUUKK!!" tendanganku meleset sedikit mengenai mukanya, dia langsung kaget dan berhenti sejenak, tak lama gue tarik kakiku dan menghantamnya kuat-kuat

"BRUKK!!"

kali ini gue mengenai dadanya, tubuh kurusnya jatuh terlentang kelantai. tubuhnya telah jatuh terbanting, bagian bawah tubuhnya terbuka, kakinya mengangkang lebar memamerkan batang kontolnya, gue menengguk ludah melihat ukuran batang itu, pas dia mau bangkit mataku melihat lampu petromax yang sedikit menerangi saat kegelapan tadi, secepat kitalan pikiran di otaku langsung gue sambar lampunya dan gue lempar langsung ke lantai dekat kakek itu

"AAAAKKKHHHH" teriaknya

sambaran apinya mengenai paha hingga ke batangnya

"mampus kau" dalam hati gue



gue langsung lari menuju pintu dan membuka pintunya kemudian gue langsung keluar dari kamar itu dengan penampilan gue yang masih melilitkan handuk, melihat kamar yang mulai berasap, gue bergegas mengambil kemeja yang masih lumayan basah dan memakainya, untuk celana pendek tidak sempat gue pakai mungkin hanya lilitan handuk ini saja yang mampu menutupi pangkal paha, gue pakai juga kain yang digunakan untuk menutup kepala dan memakai masker, tak lupa juga membawa tas gue, jadi setelah lengkap semua yang dibawa, gue langsung keluar dari rumah itu, beruntung hujan mulai reda, semoga aman saja di perjalanan, tak lama gue melihat ada segerombolan warga datang menuju ke gue, gue panik langsung bersembunyi disemak-semak, pas menghampiri gue ternyata hanya lewat saja, gue agak heran mau kemana mereka berlarian, pas gue lihat ke belakang ternyata api di rumah itu semakin besar,

melihat hal itu gue merasa bersalah karena gue penyebab rumah itu kebakaran, gue lihat kakek itu diselamatkan dalam kondisi pingsan rasa bersalah gue semakin bertambah akan hal itu, gue awalnya ingin kembali membantu kakek itu, tapi kalau dipikir-pikir kakek itu akan mengadu ke warga sekitar bahwa gue pelakunya, gue urungkan niat untuk membantu kakek itu. gue pun pergi menjauhi dari kaker itu berharap tidak akan bertemu kakek itu lagi.

gue melangkah sedikit demi sedikit sampai menuju suatu terminal untuk pulang ke rumah, pas sampai terminal gue ketemu angkotnya yang arahnya menuju ke rumah, gue langsung naik angkot itu, mula-mula angkot itu kelihatan sepi baru 4 penumpang, supir itu masih menunggu tambahan penumpang, mau gak mau gue tunggu tambahan penumpang itu, sampai 15 menit belum ada juga tambahan penumpang, "ngapain sih ditunggu, udh 15 menit lamanya, tinggal jalan aja pun" gerutu dalam hati, tak lama kemudian ada 1 penumpang datang

"syukurlah ada yang naik"

gue perhatikan penumpang itu duduk disamping gue, pas gue lihat wajahnya gue kaget ternyata..

"hah !!, itukan teman si asep, teman pengamen yang di angkot tadi siang itu" dalam hati

gue berusaha turun dari angkot itu, eh angkot itu malah nginjak gas duluan, mau gak mau gue tetap naik angkot ini

gue berusaha tenang saat duduk disamping dia, kuperhatikan pandangan dia melihat kiri dan kanan seperti mau turun pas pandangannya melihat ke arah gue, gue melempar pandangan ke arah lain, terdengar suara tertawa kecil dari pengamen itu

pengamen 2 : "ckckck"

dia pikir gue salting karena memalingkan tatapannya, gue tetap mengarahkan pandangan ke arah lain kecuali ke pengamen itu, berharap tatapan dia selesai, dia malah menggeser duduknya semakin dekat dengan gue, risih rasanya duduk semakin dekat dengan dia, penampilan dia acak-acakan, aroma badannya menyengat mungkin karena belum mandi. gue cuman bisa menahannya saja, berharap angkot ini dengan cepat bergerak ke arah komplek rumah gue. setelah 30 menit perjalanan, gue tiba-tiba merasakan paha gue dielus pelan, gue langsung menoleh tangan itu yang sedang mengelus paha gue.

ternyata tangan itu adalah tangan pengamen, gue menggoyangkan kaki dengan pelan supaya elusannya terlepas, tetapi bukannya lepas tangan itu malah menekannya dengan kuat, jari-jari tangannya yang kasar sangat terasa mengelus dan meremas paha gue.

gue meringis kegelian dari elusannya, gue menyingkirkan tangannya dengan tangan gue, akhirnya tangannya terlepas dari elusan di paha gue, agak tenang rasanya tangannya menyingkir tapi itu tidak berlangsung lama tangannya kembali lagi mengelus paha gue, gue singkirkan lagi kemudian tangannya terus hinggap di paha gue terus menerus, gue akhirnya menyerah dan membiarkan tangan dia mengelusi paha gue semoga aja hanya sekedar itu

tak lama kemudian gue mendengar suara bisikan dari pengamen itu

pengamen 2 : "neng, pahamu mulus bener neng, ini paha eneng cuman ditutupi kain ini aja neng" bisiknya sambil menarik-narik handuk gue

gue tidak menjawab pertanyaan pengamen itu, gue sedikit kaget akan pertanyaannya menyadari bahwa paha gue emang hanya ditutupi oleh handuk dari rumah pemulung tua itu, tak lama kemudian dia berbisik lagi

pengamen 2 : "jawab dong pertanyaan gue neng, diem mulu" sambil menariknya dengan kuat

gue : "ehemm mas, jangan ditarik-tarik gitu dong mas" dengan suara pelan

pengamen 2 : "kenapa pakai ini neng ?, emang neng darimana neng ?"

mendengar pertanyaan itu, gak mungkin gue jawab dari rumah pemulung tua itu, yang ada malah dicurigai, jadi gue dengan berbohong menjawab

gue : "dari kolam renang mas, celanaku hilang mas, jadi mau gak mau aku menutupinya pakai ini mas"

pengamen 2 : "oh gitu ya neng, kalau gitu saya elus dulu ya neng, sebentar aja kok"

gue : "sebentar aja kan mas ?"

pengamen 2 : "iya neng"

dia pun kegirangan karena mendapat izin dari gue, dielusnya dari lutus sampai hampir ke pangkal paha, gue merasa kegelian saat ujung jarinya masuk ke dalam handuk dan menggesekan ujung jarinya dekat dengan pangkal paha gue.

gue yang meringis kegelian langsung menyingkirkan tangannya dan merespon

gue : "mas, berhenti aja kalau gitu mas, tangan mas udah mulai nakal nyentuh itu mas"

pengamen 2 : "kok berhenti neng, saya masih belum puas neng, lagi dong neng"

gue : "ah gak mau mas, tangan mas nakal udah mulai nyentuh itu mas"

pengamen 2 : "mohon maaf kalu gitu neng, janji gak nyentuh itu lagi neng"

gue : "janji ya mas"

pengamen 2 : "iya neng janji neng, saya elus lagi ya neng"

gue : "i..iya mas" dengan ragu-ragu

pengamen itu terlihat kegirangan kembali mengelus lagi paha gue, perlu gue akui bahwa elusan tangan dia membuat gue merasa nyaman seperti halnya dipijit tapi ada rasa geli dan sedikit rangsangan yang gue alami, dilain sisi gue juga sedikit panik dikarenakan adanya penumpang lain di angkot ini, untung aja lampu angkot ini terlalu redup sehingga penumpang lain saling tidak memperhatikan satu sama lain kecuali antara gue dengan pengamen di sebelahku,

gue yang menikmati elusan memutuskan untuk tidur sejenak sambil menunggu tujuan ke rumah, gue menyenderkan kepala gue ke bahu pengamen itu karena merasa nyaman akan elusannya, 10 menit gue tertidur tiba-tiba gue merasakan ada sentuhan jari di pangkal paha sampai menyentuh bibir memek gue yang tidak dilapisi celana dalam, gue mendengar tawa kecil dari pengamen itu, sontak gue langsung menghentakan sedikit kaki gue untuk memberi kode agar menjauhkan tangannya dari pangkal paha gue

pengamen itu seprtinya paham karena tangan dia sudah keluar dan kembali mengelus paha gue, merasa nyaman kembali akan elusannya gue pun kembali tertidur sambil menyenderkan ke bahu pengamen itu, tak lama kemudian tiba-tiba gue merasakan sentuhan jarinya di bibir memek gue, tidak hanya menyentuhnya saja tetapi mengelus mengikuti jalur bibir memek gue sambil mencari sesuatu,

"ngghh..."

sial, dia mengeluskan tanggannya di biji klitors gue, memek gue berdenyut ingin dirangsang lebih jauh, gue berusaha menahan serangan rangsangan dari pengamen itu tapi..

"nghh.. aahh.." desah kecil gue

gue mendengar bisikan dari pengamen itu

pengamen 2 : "sudah neng, jangan ditahan neng, nikmatin aja neng, saya tau kok neng sedang menikmati ini neng" sambil menggesekan jarinya dan menusukan sedikit telunjuknya di dalam memek gue

gue : "tapi mas.., ngghhh, disini banyak penumpang mas, nanti kedengaran mas"

pengamen 2 : "makanya desahnya jangan keras-keras neng, nanti bangun neng, semua penumpang di angkot ini pada tidur semua neng, bisa aja neng naikan sedikit handuknya sampai nampak memek neng, saya tau kalau neng juga gak pakai celana dalam neng"

"degg.." kaget mendengar pernyataan dia bahwa dia tau kalau gue gak pakai cd dibalik lilitan handuk ini, gue nyesal karena lengah menikmati elusan dia.

tak tahan dari serangan rangsangan dia, gue sebentar lagi mau keluar

"ngggghhhhhh....."

akhirnya gue mengalami orgasme dengan suara desahan yang ditahan, gue lihat tangan pengamen itu mengkilap akibat cairan orgasme, dijilatnya tangan itu dengan lahap, gue yang melihatnya terlihat jijik menjilat cairan gue seperti itu, gue terduduk santai di angkot ini sambil menikmati orgasme yang dibuat oleh pengamen ini

beberapa menit kemudian gue mendengar suara bisikan lagi dari pengamen itu

pengamen 2 : "gimana neng, enak ya neng, sekarang gantian dong puasin saya neng" sambil menunjukan tonjolan di celana pengamen itu,

gue yang lemas dengan terpaksa mulai memasukan tangan gue di celana pendek pengamen itu, gue rasakan bulu-bulunya yang begitu lebat, sepertinya dia malas kali mencukur makanya selebat ini, gue semakin masukan tangan gue lagi dan "yes dapat !", gue genggam kontol pengamen itu, dengan perlahan-lahan gue kocok kontol, gue lihat expresi pemulung itu meringis keenakan

pengamen 2 : "hmmmm, terus neng"

melihat ekspresi dia seperti itu, gue tambah intensitas kocokannya hingga dia semakin keenakan, gue merasakan kedutan kontolnya

"pasti mau keluar nih" dalam hati

tiba-tiba tangan gue langsung ditarik dari celananya

pengamen 2 : "jangan cepat kali neng, rasain dulu neng"

langsung diturunkan celananya dan menyembul kontolnya itu, kemudian dia kocokan kontolnya dan langsung mengarahkan ke gue

pengamen 2 : "rasain neng, ahh.."

crot, crot..

gue : "kyaaa.."

gue teriak kecil karena cairan kentalnya mengenai paha dan handuk gue

seketika gue langsung berdiri dan meminta turun dari angkot

gue : "minggir pak !!!"

angkot itu langsung berhenti, gue langsung turun dari angkot dan berlari menjauh dari angkot itu

gue lihat ekspresi pengamen itu tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah gue, gue yang tidak suka dengan ekspresi mesumnya langsung memalingkan muka dan pergi menuju ke arah rumah gue

untungnya tempat angkot turun tidak jauh dari jalan menuju rumah, jadi cukup jalan kaki saja menuju kerumah, sesampainya dirumah gue langsung melepaskan semua yang menempel di tubuh gue termasuk handuk pemulung itu langsung gue buang ke tong sampah karena sangkin kumalnya handuk itu

jadinya gue bertelanjang ria di dalam rumah, gue gak perlu takut dilihat atau diintip oleh orang lain karena lokasi rumah gue yang di daerah komplek dan minimnya jendela yang terpasang kecuali lantai atas, gitulah rumah gue..., kemudian gue berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang sudah kotor ditambah lagi sisa sperma yang lengket di sekitaran paha gue

setelah mandi gue menuju ke kamar dan memakai pakaian tidur tanpa dalaman, sebelum tidur gue pindahkan semua isi rekaman dan foto bukti serta memasukan catatan wawancara mereka ke dalam dokumen tugas proyek untuk dijadikan bahan bimbingan dengan dosen pembimbing gue.

setelah menyelesaikan tugas itu, gue beranjak ke ranjang untuk beristirahat dan tidur lelap

good night....
 
Bimabet
update yg mantap hu, gak sia2 nunggu update

sdh dag dig dug kirain si kakek yang bakal dapat perawannya ananda ternyata ananda mash selamat.
makin penasaran siapa yang bakal beruntung bisa dapatin perawan ananda, ditunggu update selanjutnya hu. semangat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd