Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Satpam yang beruntung

“Kamu ini kayak baru pertama kali ngentot aja, bentar bentar keluar” kata haryo yang bangga karena membuat mahasiswi dihadapnnya sudah orgasme dua kali.

“Habis kontol bapak enak banget he he” jawab indah malu-malu karena sebenarnya sudah lama tidak bersetubuh dengan laki-laki karena sudah setengah tahun ia menjomblo.

“Balik badan, nungging!” perintah haryo yang masih ingin menikmati vagina indah, dan indah pun menuruti perintah haryo karena baginya posisi doggy style adalah posisi favoritnya karena menurutnya kontol pasagan akan lebih terasa.

Baru saja indah membalikkan badannya, sebuah tamparan cukup keras mengenai bokong mulusnya “PLAK” Aaaakh. “Ih bapak main tampar-tampar aja pantat indah” kata indah seakan tidak suka terhadap perlakuan haryo.

“Habis bokong kamu seksi sih, bapak jadi makin sange” jawab haryo sambil meremas bokong mulus milik indah.

“Pak, pelan-pelan ya” pinta indah saat kontol haryo akan dimasukkan ke vaginanya. Tanpa menjawab permintaan dari mahasiswi itu, haryo pun perlahan memasukkan kontolnya.

“Eeeesshh... Uuuuhhh... enak banget kontol bapak....” erangan indah saat kontol haryo perlahan memasuki vaginanya, walaupun pelan namun tetap terasa penuh di vagina indah.

Karena tau indah sedang menikmati kontolnya di vagina nya, haryo pun mendiamkannya dan ia pun merangsang indah dengan elusan dan remasan halus pada punggung dan pantat indah. Indah merasa melayang dan bergidik membayangkan kontol besar dan panjang milik haryo akan menusuk-nusuk vaginanya.

Setelah beberapa menit, haryo pun mulai mengeluarkan sedikit kontolnya lalu memasukkan lagi ke vagina indah. Genjotan haryo pada vagina indah yang awalnya pelan kemudian cukup keras dan cepat hingga terdengar suara lenguhan dan suara pertemuan antara bokong dan selangkangannya.

“Aaaakhhhh... Aaaakhhhh... Uuuhhhkh”

“PLOK PLOK PLOK PLOK”

“Uhhh... enak banget paak... kontooolll...teruussss...”

Desahan dan lenguhan indah membuat haryo semakin menikmati persetubuhan ini, bahkan saking nikmatnya haryo mengumpulkan rambut indah dan dijadikan satu lalu ditariknya hingga kepala indah mendongak keatas.

“Iyaahh... Aaaakkhhhh enaaak...”

Tak puas dengan menarik rambut milik indah, haryo juga meremas dan menampar bokong mulus indah. Indah pun making mengeraskan desah dan lenguhannya hingga beberapa menit kemudian indah mendapat orgasme yang ketiga.

“Bapaakk... indah keluaaaarrr.....” crut crut crut. Indah pun orgasme dan badannya sedikit mengejang lalu jatuh ke kasur karena lemas.

“Huuuh huuuh paak indah udah capek banget, dilanjut nanti ya” kata indah yang langsung tertidur.

Haryo sebenarnya ingin marah namun saat melihat jam di dinding, perbuatan persetubuhan tadi sepertinya berlangsung cukup lama dan ia harus kembali ke toko karena tak mau berurusan dengan menejer toko.

Haryo pun bergegas memakai kembali pakaiannya dan tak lupa juga menyemprotkan parfum ke badan dan bajunya.

***

“Mas dari mana aja sih lama banget?” tanya desi saat haryo sudah kembali ke toko dan sekarang mereka ada di kantor satpam.

“Tadi mas makan dulu, makanya lama. Aman kan semua?” setelah menjawab pertanyaan, haryo balik bertanya.

“Iya aman, cuman tadi ketemu pak agung, mas haryo diminta untuk ke kantornya” jawab desi dengan nada yang cukup serak.

“Kamu kenapa sih? Dari tadi mas perhatiin kamu kayak gelisah gitu. Kamu lagi mens?” tanya haryo saat melihat ada yang berubah dari gerak gerik dan kata yang diucapkan teman satu pekerjaannya itu.

“Enggak, cuman aku takut mas dipindah ke cabang lain. Desi kan jadi gak bisa cerita lagi sama mas haryo” jawab desi yang kini ada isak tangis di akhir kata-katanya.

Haryo pun menarik tubuh desi lalu dipeluknya dan dielus-elus kepala desi yang menggunakan hijab. Haryo tau bahwa desi sangat sayang dan cinta kepada dirinya, namun dilain sisi ia sadar bahwa desi masih memiliki suami dan tak mungkin menjadinyan sebagai istrinya.

“Udah, gak usah nangis. Kamu tenang aja ya, mas akan jelasin semua kalo pak agung tanya apa-apa. Dilap dulu air matanya, masa cantik-cantik nangis sih, entar make up nya luntur loh, cup cup” kata haryo mencoba menenangkan wanita yang tengah dipeluknya, dalah hati nya haryo juga sayang dan cinta terhadap desi namun sepertinya belum takdirnya mereka menjadi suami istri.

“Iya iya, ini udah gak nangis. Mas juga langsung ke kantor, nanti pak agung marah lagi kalo mas lama” kata desi sambil mengusap mukanya untuk mengehentikan air mata nya.

Setelah kedua insan itu tak lagi berpelukan, haryo keluar kantor satpam dan menuju kantor manajer tempat biasa pak agung bekerja.

Haryo bertanya-tanya pada dirinya akan ditanya apa oleh pak agung, pasalnya beberapa hari yang lalu sempat ditegur oleh pak agung karena main hakim sendiri terhadap seorang pencuri yang mencelakai desi saat dirinya harus mengurus hal lain. Untung saja, kala itu desi menahannya agar tidak melanjutkan tindakannya dan meyerahkan pencuri itu ke pihak berwajib.

“Permisi pak, saya haryo” kata haryo sambil mengetuk pintu ruangan pak agung.

“Masuk yo” kata pak agung mempersilahkan haryo untuk masuk. Haryo pun masuk lalu duduk di kursi yang berada di depan pak agung.

“Kata nya kamu tadi habis nangkep pencuri? Gak kamu apa-apain kan?” tanya pak agung tanpa basa basi.

“Saya hanya melakukan prosedur yang sudah ditetapkkan pak” kata haryo mencoba menjawab agar ia terbebas dari hukuman.

“Coba kamu ceritakan” kata pak agung yang masih sibuk dengan komputer di depannya, walaupun begitu ia masih bisa tau apa yang haryo katakan.

Haryo pun menjelaskan semua yang terjadi hingga terasa aman menurutnya, walaupun ada yang ia tambah dan kurangi untuk menutupi semua perbuatannya. Pak agung yang mendengarkan cerita haryo pun hanya mengangguk dan masih memperhatikan komputer yang diselingi dengan beberapa ketikan.

“Ya sudah kalo semua aman terkendali, saya gak mau kejadian tempo hari terulang. Saya tau buhungan kamu dengan desi, tapi ingat yo dia sudah punya suami dan semua orang tau itu.” Kata pak agung masih sibuk dengan komputernya.

“Saya juga tau kalo kamu duda, tapi bukan begitu caranya. Cari yang lain lah, toh di toko ini karyawan yang belum menikah ada beberapa. Atau kamu mau yang janda? Itu bu susi kan 11 12 dengan desi” kata pak agung melanjutkan.

Melihat haryo hanya menundukkan kepalanya, pak agung memutuskan untuk menghentikan obrolan dengan haryo. “Balik ke toko, jaga yang benar, jangan sampai kamu ulangi kesalahan yang sudah-sudah”

“Baik pak, kalau begitu saya kembali bertugas” jawab haryo lalu keluar dari ruangan pak agung.

Setelah haryo keluar dari ruangannya, pak agung yang sibuk dengan tugasnya sedikit bergumam “haryo haryo, pantes saja kamu dikeluarkan dari kepolisian. Keegoisanmu itu setidaknya diturunkan sedikit agar semua berjalan lancar”

***

“Gimana mas? Gak papa kan? Gak dihukum kan?” baru saja bertemu, desi langsung memberondong pertanyaan kepada haryo dan haryo hanya tersenyum saja.

“Ih sebel, jawab malah senyum doang. Hiiiiih” kata desi yang tidak suka dengan jawaban haryo, karena dalam hatinya ia selalu khawatir kalau haryo dipanggil pak agung apalagi jika berkaitan dengannya.

“Kmau udah makan belum? Kita makan bakso yuk. Udah waktunya pulang ini” dari pada menjawab pertanyaan desi, haryo memilih untuk engajaknya makan saja kerena dirinya lapar apalagi habis mengalahkan seorang mahasiswi.

Desi yang sebenarnya kesal pun harus pasrah saat mengajaknya pulang, apalagi tadi mereka juga berangkat bersama karena suaminya harus ke luar kota.

Di perjalanan pun kedua insan ini tak banyak berkata hanya haryo yang fokus dengan jalan dan desi yang memeluk haryo cukup erat.

Sesampainya di warung bakso langganan mereka, haryo pun memesan bakso yang biasa mereka pesan. “Pak, biasa bakso dua porsi. Pojok belakang” kata haryo memesan bakso.

“Siap komandan, laksanakan” jawab sang penjual bakso, haryo memang sudah lama berlangganan bakso di sini dari jaman ia masih berada di kepolisian dan sang pedagang pun sudah paham saat haryo mengajak desi untuk makan di tempatnya.

Warung yang sederhana namun memiliki tempat yang lumayan luas untuk ukuran warung bakso sederhana. Warung ini memmiliki bentuk persegi panjang dan paling belakang biasanya diperuntukan yang suka dengan suasa out door.

Baru saja mendaratkan pantat, haryo langsung diserang oleh beberapa pertanyaan yang tadi sempat desi tanya kan. “Semua aman, kamu gak usah khawatir mas gak bakal dimutasi kok kan biar bareng saya desi sayang” jawab haryo sambil merangkul desi.

“Mas, sebenarnya desi khawatir jauh dari mas haryo. Karena tadi desi sempat telfonan sama tedi, katanya dia mau dipindah tugaskan dan desi harus ikut dengannya karena desi udah gak punya siapa-siapa” kata desi membuka percakapan yang sepertinya serius untuk hubungan keduanya.

“PAK, PUNYA SAYA NANTI DULU” teriak haryo kepada sang pedang yang sedang menyiapkan pesanannya.

“Terus, kamu jawab apa?” tanya haryo yang tertarik dengan percakapan ini.

“Ya aku cuman bisa jawab terserah kamu, gitu” maksud desi terserah tedi suami desi maunya gimana.

“Gimana mas? Desi sebenarnya gak mau pisah dengan mas haryo tapi desi udah gak punya siapa-siapa lagi selain deni dan mas” kata desi meneruskan. Desi lalu memeluk haryo karena ingin menangis di dada haryo, laki-laki yang pertama kali bertemu langsung jatuh cinta kepadanya.

Haryo juga bingung harus bagaimana lagi, baru saja diperingatkan oleh pak agung kini semua yang tidak diharapkan pun terjadi dimana bukan haryo yang harus pisah dengan desi tapi sebaliknya.

Dan tidak ada jawab dari pertanyaan desi, karena keduanya tau apa jawabannya selain harus saling mengikhlaskan. Keduanya pun saling berpelukan ditemani oleh angin yang berhembus dan sebuah lagu dangdut yang sedikit terdengar dari tempat mereka duduk.

Sekitar sepuluh menit mereka berpelukan, sekarng mereka sedang menyantap bakso yang mereka pesan dengan perasaan yang campur aduk. Haryo yang tidak ingin makan dengan keadaan sunyi pun bertanya mengenai deni anak desi yang mulai tumbuh besar walau baru akan menginjakkan kaki ke jenjang sekolah dasar. Mereka pun mulai saling cerita satu sama lain dan menghabiskan makanan mereka.

Setelah semua selesai, haryo pun mengantar desi pulang namun tak lupa memesan satu porsi lagi untuk indah namun saat ditanya oleh desi untuk siapa, haryo menjawab bahwa ia masih lapar.

***

Setelah mengantar desi, haryo pun langsung kembali ke rumahnya. Tak butuh waktu lama haryo kembali ke rumahnya setelah mengantar desi, karena jarak antara rumah mereka hanya satu kilo karena mereka beda desa.

Sesampainya di rumahnya dan melihat ke kamarnya, ternyata indah masih pulas tertidur. Badan indah yang polos itu kini tengkurap yang memperlihatkan kulitnya yang mulus dan pantat yang lumayan mengembang.

Haryo pun menghampiri tubuh bugil indah lalu mengusap rambutnya sambil berkata “Bangun, bangun. Udah sore kamu mau pulang gak? Atau mau di sini aja?”

Indah yang masih kelelahan pun terbangun, mendapat perlakuan yang dimanjakan ia teringat orang tuanya yang jauh di luar kota. “Jam berapa pak? Indah masih ngantuk” tanya indah sambil mengucek-ucek matanya.

“Setengah tiga, buruan mandi. Nanti dikira kamu diculik om om lagi” jawab haryo.

“Kan emang lagi diculik om ganteng. Eh bapak bawa apa itu?” tanya indah saat melihat barang bawaan haryo di tangan kirinya.

“Ini bakso buat kamu, tapi kamu mandi dulu baru makan”

“Yeey makasih, ya udah indah mau mandi dulu” kata indah yang langsung berlari keluar kamar, namun baru sampai daun pintu indah seperti tersadar dia bukan sedang di rumahnya.

“Kamar mandinya di mana pak?” tanya indah yang baru sadar itu.

“Ke kanan, lurus aja sebelah kanan” jawab haryo juga dengan gerakan tangannhya, indah yang paham pun hanya menganggukkan kepalanya.

Haryo yang melihat tubuh bugil indah dengan pantat yang naik turun pun membuatnya ingin mandi bersama dengan indah, apalagi tadi ia belum orgasme karena kelamaan menikmati tubuh sang mahasiswi itu.

Haryo pun melepas semua pakaiannya lalu menyusul indah ke kamar mandi tak lupa bakso yang ia beli juga dibawa karena akan ditaruh di dapur. Dengan badan bugil, haryo pun ke kamar mandi.

“Tok tok tok, indah buka pintunya” seru haryo saat ia sudah di depan kamar mandi. Ketika pintu dibuka oleh indah, haryo langsung masuk tanpa permisi. Indah kaget saat haryo masuk kamar mandi tanpa sehelai benang, “Bapak mau ngapain?” tanya indah sedikit bingung.

“Mau ikutan mandi, sama mau lemesin kontol bapak” jawab haryo sambil tangannya perlahan mengosok kontolnya.

“Iiih bapak, kirain indah apaan” tanpa berkata lagi, indah pun menurunkan badanya lalu melahap kontol milik haryo dan haryo pun menikmati blow job dari sang mahasiswi sambil tangannya mengusap rambutnya. Setelah cukup basah, mereka pun berganti posisi. Indah pun menikmati semua permainan haryo pada vaginanya, apalagi pantatnya juga ikut diremas.

Haryo yang sudah tidak tahan pun membalikkan badan indah lalu berdiri sambil memasukkan kontolnya ke vagina indah. Bleshh Uuuhhh, desah indah setelah kontol haryo masuk ke vaginanya.

Haryo tak langsung mengenjot kontolnya tapi meremas payudara dan menjilat tengkuk indah, indah hanya bisa menikmati perlakuan dari haryo dan tangannya yang menahan tubuhnya di dinding.

Setelah cukup pemanasan, baru lah haryo memaju mundurkan kontolnya dan tangannya yang menggerakkan pantat indah.

“Aaaakhh... Aaaakhh... Aaaakhh...” desah indah saat haryo menggenjotnya dengan kecepatan sedang.

Ditengah genjotannya, haryo menyalakan shower untuk membasahi tubuh mereka. Awalnya indah merasa tak nyaman namun kelamaan indah sudah tak memperdulikannya dan hanya menikmati setiap genjotan haryo.

“Aakh Aakh Paak.. indah mau keluaaar” kata indah saat akan mendapat orgasmenya, mendengar itu haryo pun mempercepat genjotannya.

PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK

“Bapaaaakkk..... crut crut rut” indah pun orgasme, namun bukannya menghentikan genjotannya haryo malah semakin cepat karena ia juga akan keluar.

Mengetahui haryo akan keluar, indah pun mencabut kontol haryo pada vaginanya dan langsung jongkok lalu melahap kontol haryo yang masih terselimuti cairan miliknya. Tanpa merasa jijik, indah pun melahap habis kontol haryo dan kepala maju mundur.

Mendapat perilaku tersebut haryo hanya bisa mengelus rambut indah yang basah, dan tak lama kemudian haryo pun mengeluarkan pejuhnya dan oleh indah pun langsung ditelan habis semua peju haryo. Setelah persetubuhan antara haryo dan indah selesai, mereka pun melanjutkan mandi mereka.

Selesai mereka mandi, haryo menghangatkan bakso yang ia beli tadi, sambil menunggu indah mengenakan pakaiannya kembali. Setelah itu indah pun makan dan gantian haryo yang mengenakan pakainnya.

Tak lama setelah itu, haryo dan indah sudah ada di depan kos milik indah. “Makasih ya pak” kata indah yang dibarengi dengan mengecup punggung tangan haryo.

“Iya, sama-sama. Udah ya mau balik” jawab haryo sambil mengelus rambut indah lalu menaiki motor dan pergi.

Setelah haryo hilang di kejauhan, indah pun memasuki kos nya dan tak menyangka bahwa ada seseorang yang menunggunya dibalik gerbang.

“BAA” kata seseorang di balik gerbang mengagetkan indah. Indah yang kaget pun sempat mundur kebelakang lalu mengusap dadanya.

“Fitri, bikin kaget aja. Ngapain sih?” tanya indah kepada seseorang yang ia panggil fitri.

“Kamu sih lama banget, di wa gak bisa, di telfon gak bisa kirain kemana ternyata pacaran”

“Sok tau kamu, aku tuh habis dihukum gara-gara ketahuan nyolong. Masuk yuk, nanti aku ceritain di kamar” jawab indah sambil menggandeng tangan teman satu kosnya itu, yang berpakaian muslimah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd