begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 602
- Like diterima
- 10.468
•••••
Di Bawah Pohon Kamboja
GOCENG adalah seorang pemulung. Goceng sudah mempunyai daerah operasi yang tetap sebagai tempat ia memulung sampah. Ia tidak perlu berjalan keliling kampung lagi membawa karung mengacak-acak bak sampah orang lain. Kadang ia juga dikejar anjing, dan tak jarang ia juga harus menerima sumpah serapah dan caci maki dari warga yang bak sampahnya diacak-acak.
Lokasi operasi Goceng terletak di tempat pembuangan sampah sementara di Perumahan Alfatha Indah Lestari.
Sampah-sampah warga Perum Alfatha sebelum diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir oleh truk sampah dari pemda setempat akan disortir oleh Goceng dan dipilih mana yang bisa menghasilkan duit dan mana yang memang sudah menjadi nasib sampah itu, harus dibuang jauh-jauh, disingkirkan, dibumi-hanguskan.
Masih mending kalau ia dijadikan pupuk organik atau kompos yang masih berguna untuk memupuk tanaman membantu para petani dan para ibu-ibu pencinta tanaman hias, tetapi malah ia ditumpuk dan dibakar menjadi abu, diinjak dan diludahi.
Memang sudah nasib menjadi SAMPAH.
Pada suatu hari Goceng berkenalan dengan seorang wanita cantik yang mengenakan jilbab dan rok tertutup yang panjang. Wanita itu datang ke tempat pembuangan sampah ingin mencari duit pemberian dari suaminya yang ia buang ke tong sampah gara-gara ia marah dengan suaminya yang ketahuan selingkuh.
"Gerobak sampahnya belum datang, Mbak..." kata Goceng. "Nanti kalau aku temukan, akan aku kembalikan pada Mbak."
Mbak cantik ini memberitahukan ciri-ciri plastik pembungkus sampahnya pada Goceng. Mudah-mudahan belum dibongkar oleh abang gerobak sampah, batin Bu Nurfaedah dan mudah-mudahan pula si tampang lecek ini juga jujur.
Bu Nurfaedah kembali ke rumahnya dengan tidak tenang bercampur kecewa dan sedih. Apa kurangnya aku ini sampai kamu tega selingkuh... sampah...! Benar-benar sampah kamu ini, omel Bu Nurfaedah kecewa pada suaminya.
Nasib mujur masih ada pada Bu Nurfaedah.
Sewaktu gerobak sampah datang, Goceng segera naik ke gerobak sampah yang ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja yang sudah menunaikan tugas mulianya itu. Goceng mengeluarkan bungkusan sampah satu persatu dari gerobak, dan pada akhirnya ciri-ciri bungkusan sampah yang diberikan oleh si mbak cantik ini ditemukan Goceng.
Goceng segera membawa bungkusan dengan merek salah satu depstore terkenal di negeri ini ke bawah pohon kamboja yang berbunga kuning lebat dan sebagian jatuh berguguran, yang keindahan bunga itu sedikit memberikan kesegaran pada lingkungannya di tempat yang berbau busuk sampah.
Goceng mengeluarkan isi kantong plastik itu, yang berisi selain sampah dari dapur, juga terdapat pembalut wanita, baru kemudian Goceng menemukan sebuah amplop berwarna coklat ukuran amplop di dasar kantong.
Goceng yang lugu dan jujur, tetap seorang laki-laki yang memiliki napsu. Apalagi terbayang olehnya wajah cantik si mbak dan di depan tempat duduknya tergeletak segulung pembalut berwarna putih yang hanya diikat dengan kertas pelindung perekat dari pembalut.
Di Bawah Pohon Kamboja
GOCENG adalah seorang pemulung. Goceng sudah mempunyai daerah operasi yang tetap sebagai tempat ia memulung sampah. Ia tidak perlu berjalan keliling kampung lagi membawa karung mengacak-acak bak sampah orang lain. Kadang ia juga dikejar anjing, dan tak jarang ia juga harus menerima sumpah serapah dan caci maki dari warga yang bak sampahnya diacak-acak.
Lokasi operasi Goceng terletak di tempat pembuangan sampah sementara di Perumahan Alfatha Indah Lestari.
Sampah-sampah warga Perum Alfatha sebelum diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir oleh truk sampah dari pemda setempat akan disortir oleh Goceng dan dipilih mana yang bisa menghasilkan duit dan mana yang memang sudah menjadi nasib sampah itu, harus dibuang jauh-jauh, disingkirkan, dibumi-hanguskan.
Masih mending kalau ia dijadikan pupuk organik atau kompos yang masih berguna untuk memupuk tanaman membantu para petani dan para ibu-ibu pencinta tanaman hias, tetapi malah ia ditumpuk dan dibakar menjadi abu, diinjak dan diludahi.
Memang sudah nasib menjadi SAMPAH.
Pada suatu hari Goceng berkenalan dengan seorang wanita cantik yang mengenakan jilbab dan rok tertutup yang panjang. Wanita itu datang ke tempat pembuangan sampah ingin mencari duit pemberian dari suaminya yang ia buang ke tong sampah gara-gara ia marah dengan suaminya yang ketahuan selingkuh.
"Gerobak sampahnya belum datang, Mbak..." kata Goceng. "Nanti kalau aku temukan, akan aku kembalikan pada Mbak."
Mbak cantik ini memberitahukan ciri-ciri plastik pembungkus sampahnya pada Goceng. Mudah-mudahan belum dibongkar oleh abang gerobak sampah, batin Bu Nurfaedah dan mudah-mudahan pula si tampang lecek ini juga jujur.
Bu Nurfaedah kembali ke rumahnya dengan tidak tenang bercampur kecewa dan sedih. Apa kurangnya aku ini sampai kamu tega selingkuh... sampah...! Benar-benar sampah kamu ini, omel Bu Nurfaedah kecewa pada suaminya.
Nasib mujur masih ada pada Bu Nurfaedah.
Sewaktu gerobak sampah datang, Goceng segera naik ke gerobak sampah yang ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja yang sudah menunaikan tugas mulianya itu. Goceng mengeluarkan bungkusan sampah satu persatu dari gerobak, dan pada akhirnya ciri-ciri bungkusan sampah yang diberikan oleh si mbak cantik ini ditemukan Goceng.
Goceng segera membawa bungkusan dengan merek salah satu depstore terkenal di negeri ini ke bawah pohon kamboja yang berbunga kuning lebat dan sebagian jatuh berguguran, yang keindahan bunga itu sedikit memberikan kesegaran pada lingkungannya di tempat yang berbau busuk sampah.
Goceng mengeluarkan isi kantong plastik itu, yang berisi selain sampah dari dapur, juga terdapat pembalut wanita, baru kemudian Goceng menemukan sebuah amplop berwarna coklat ukuran amplop di dasar kantong.
Goceng yang lugu dan jujur, tetap seorang laki-laki yang memiliki napsu. Apalagi terbayang olehnya wajah cantik si mbak dan di depan tempat duduknya tergeletak segulung pembalut berwarna putih yang hanya diikat dengan kertas pelindung perekat dari pembalut.
Terakhir diubah: