Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

19: Timely


POV Nura


N: “Iya bu, Rina sama Rini ga rewel kan?”
N: “Oke bu makasih ya, iya aku pulang hari selasa, nanti aku naksi aja dari bandara”

Setelah menghubungi ibu ku untuk menanyakan kabarnya dan anak-anak ku, aku bersih-bersih di kamar mandi. Saat sedang mandi, aku mendengar ada suara yang cukup familiar. Hmmm....itu suara mas Dhanar dan mbak Rani...memang tidak terdengar jelas, tapi aku tahu apa yang sedang mereka lakukan. Mendengar suara mereka, aku tersipu malu sendiri. Tanpa kusadari aku mulai memainkan vagina ku dan terbayang lagi kejadian semalam, kejadian di mana mas Dhanar yang tidak kenal lelah dan tanpa henti-henti nya memompa vagina ku menggunakan titit...eh kontolnya. Aku memang pernah merasakan orgasme selama berhubungan badan dengan suamiku, tapi aku tidak pernah sampai berkali-kali orgasme seperti semalam. Rasanya...bisa dibilang tak terlupakan.

Aku juga sudah tak sadar dan tak mendengarkan lagi suara mereka, yang kulakukan saat ini hanya memejamkan mataku mengingat kejadian semalam dan terus memainkan vagina ku sendiri. Jujur ini pertama kalinya aku melakukan ini, ternyata ada kenikmatan sendiri melakukan masturbasi seperti ini. Entah berapa lama aku bermasturbasi, tapi aku tidak menyangka karena, aku bisa sampai orgasme hanya dengan melakukan ini sambil membayangkan melakukan hubungan badan, terlebih lagi yang kubayangkan adalah mas Dhanar, bukan suamiku.

Begitu aku bisa mengambil nafas dan menenangkan diriku, aku benar-benar merasa malu dan segera melanjutkan mandiku. Setelahnya aku keluar dan memilih-milih baju di lemari yang tersusun rapi. Tiba-tiba ada sebuah keinginan tercetus di pikiranku. Aku melangkah ke koper, dan membuka nya. Di dalam koper ada sebuah gaun tidur yang dulu pernah kupakai waktu malam pertamaku dengan suamiku dulu. Sebenarnya gaun tidur ini sudah lama tidak kupakai, karena perubahan bentuk badanku yang semakin berisi dibandingkan dulu, jadi kalau kupakai gaun tidur ini sekarang, akan tampak sangat ketat dan terlalu seksi. Waktu menyiapkan baju yang akan kubawa, memang kupikir aku ingin memakainya di depan suamiku pada saat anak-anak sudah tidur, untuk mengingat kembali waktu kami baru menikah dulu. Akhirnya aku mengambil gaun tidur tersebut dan kupakai, lalu aku berjalan ke cermin besar yang terpasang di pintu lemari baju. Aku memandang diriku sendiri, memakai gaun tidur ketat yang mempertontonkan tubuhku. Dan yang terpikir saat ini dibenakku, apakah mas Dhanar suka jika aku menggunakan ini?

‘Toktoktok’

Sedang asik-asiknya bercermin, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari connecting door. Aku terkejut lalu aku refleks langsung lari dan membukanya.

POV Dhanar

Saat pintu terbuka aku mendapati Nura yang memakai handuk di kepala nya dan sebuah gaun tidur pendek tanpa lengan, tali pundaknya yang tipis, gaun itu terlihat ketat di bagian payudara nya, perutnya dan hanya menutupi sedikit di bawah selangkangannya. Aku tertegun lagi melihat Nura, ‘Glek’ terdengar bunyi kerongkonganku yang menelan air liurku sendiri.

N: “Eh?”

Nura melihatku tertegun lalu menyadari dirinya yang menggunakan gaun tidur tersebut, cepat-cepat menutup pintu penyambung kamar kami, tapi dengan segera aku tahan. Dan agak aku dorong, lalu aku masuk dan menutup pintu tersebut.

D: “Kok langsung mau ditutup sih Ra?
N: “...”

Nura terdiam dan berusaha menutupi tubuhnya dengan mukanya yang merona merah.

D: “Gausah ditutupin Ra, cantik kamu Ra”
N: “Makasih mass...” jawab Nura pelan

Aku tutup pintu lalu kuraih tangannya dan menggandengnya untuk duduk di kasur.

D: “Aku ga nyangka Ra”
N: “Emmm...udah mas jangan liatin terus, aku malu”
D: “Ngapain malu Ra? Aku suka banget liatnya”
N: “Aku...Cuma mau mau nyobain aja gaun tidur lama ini, pas kamu ngetok aku refleks buka pintunya”
D: “Wah bagus dong kalo gitu hehe”
N: “Ih mas Dhanar mah...”
D: “Udah-udah, tunggu di sini bentar ya”
N: “He’eh mas”

Aku beranjak dari kasur dan membuat dua cangkir teh untuk ku dan Nura. Setelah jadi kubawakan dan kuberikan secangkir kepada Nura dan aku duduk lagi di kasur sambil menyeruput teh tersebut.

D: “Umm..Ra, aku bakal ga konsen nih kayaknya mau ngobrol sama kamu”
N: “Mmm....”
D: “Hehe, cantik banget kamu malem ini”
N: “Emang biasanya ga cantik sih aku mas”
D: “Bukan gitu Ra, cantik biasanya juga, Cuma beda aja ini hehe”
N: “Iya mas...emang kamu mau ngomongin apa mas?”
D: “Oh iya sampe lupa hehe, soal orang itu Ra”
N: “Oh...”
D: “Kamu, masih mau bales dendam sama orang itu?”
N: “Aku bingung juga sih mas sebenernya”
D: “Kalau kamu mau bales dendam bukan kayak kemarin caranya”
N: “Hmm...terus gimana mas?”
D: “Ya salah satunya memang bisa dengan berhubungan sama cowo lain, tapi bukan karena terpaksa Ra”
N: “Ah kamu mah pengen lagi aja ini mah mas”
D: “Ya pengen lagi mah jelas lah, hahaha, Cuma aku ngasih tau kamu, kamu harus melakukan itu karena kamu ingin bukan karena terpaksa aja”
N: “Emangnya beda apa mas?Sama-sama ngelakuin juga”
D: “Ya sama-sama ngentot emang, tapi beda dong feelingnya terpaksa sama karena ingin”
N: “Ih mas Dhanar ngomongnya nih”
D: “So, to get revenge, you don’t have to think about it again, you have to enjoy it Ra”
N: “...”
D: “Yawdah Ra, kamu jadi pulang hari selasa?”
N: “Jadi mas, kasian juga anak-anak kalo ditinggal lama-lama”
D: “Iya sih, trus kira-kira Rini sama Rina pengen punya ade ga ya?”
N: “Ih mereka mah udah dari kapan tau mas pengen punya ade...eh?kamu mah mas...”
D: “Hehehe, bagus dong kalo gitu, seneng dong ntar tiba-tiba punya ade hehe”
N: “Mas Dhanar ihhhh, ga lucu ah” Nura menjawabku dengan manyun tapi pipinya merona

Walaupun awalnya Nura malu-malu saat memakai gaun tidur itu di depanku, seiring dengan obrolan kami, rasa malunya itu mulai memudar. Kami mengobrol ngalor ngidul, sambil mengobrol pun aku mulai menggenggam tangannya, kadang aku memberikan ciuman ke punggung tangannya. Nura juga mulai menyenderkan kepala nya di pundakku.

D: “Ra, enaknya ke mana ya besok?”
N: “Mau jalan-jalan lagi mas?”
D: “Ya mumpung di sini kan, cuma ya kalau misalnya capek, istirahat dulu paling, senin aja kita jalan-jalan lagi”
N: “Gatau sih mas, istirahat dulu palingan”
D: “Trus kamu gajadi jalan sama temen-temen kamu?”
N: “Temenku sih besok siang ngajakin jalan, tapi liat besok aja mas”
D: “Ya kalo kamu mau jalan dulu sama temen kamu jalan aja lah dulu, kapan lagi kan”
N: “Iya mas ada yang dari jauh juga, tapi ya balik lagi liat besok mas, kalo ga capek hehe”
D: “Emang capek ngapain Ra?”
N: “Ya kan abis jalan-jalan mas hari ini”
D: “Oh kirain capek abis olahraga malem”
N: “Ngapain olahraga malem-malem?”
D: “Ya siapa tahu kamu mau olahraga malem, tuh baju dinasnya udah dipake buat olahraga hehe”
N: “Mas Dhanar nih, godain mulu” mencubit paha ku
D: “Trus kegoda ga?” tanyaku sambil mengecup rambutnya yang kini sudah di gerai, handuknya yang tadi sudah diletakkan di kasur
N: “Ga lah mas”
D: “Oh kirain kegoda hehe, soalnya tuh si bunka udah kegoda duluan”

Nura yang mendengar perkataanku langsung melirik ke arah selangkanganku. Kulihat wajahnya memerah lagi dan dia diam tanpa kata.

D: “Ra, i know it’s cliche, tapi kamu cantik banget malam ini”
N: “Gombal ah mas”
D: “Aku sayang kamu Ra, aku mau kamu jadi milikku”
N: “Mmm...tapi aku milik orang lain mas”
D: “Then let me make you mine Ra”

Nura menatap mataku dan aku menatap matanya.

N: “Aku gatau mas, kamu tau aku abis kecewa mas, aku gatau apa aku bisa...”
D: “Aku gatau juga Ra, tapi izinkan aku berusaha untuk itu”
N: “Trus aku bakal jadi apa mas?selingkuhanmu gitu?”
D: “Ga Ra, ga selingkuh namanya kalau istriku tau dong”
N: “Hmm...”
D: “Mungkin kamu bukan jadi istri pertamaku, dan jujur aku ga janji kamu bakal jadi yang terakhir, tapi aku sayang sama kamu, dan aku mau kamu jadi milikku”
N: “Udah berapa cewe yang kamu gombalin kayak gini mas?”
D: “Ga gombal kok, aku serius Ra, aku mau bertanggung jawab untuk dirimu dan anak-anakmu, aku mungkin bukan cowo baik-baik Ra, tapi aku ga akan memperlakukan kamu seperti suamimu saat ini, seenggaknya aku ga akan bohongin kamu”
N: “Aku gatau mas”
D: “Kamu punya waktu untuk berpikir panjang tentang ini semua” jawabku lalu kutempelkan bibirku ke bibirnya cukup lama.

Awalnya Nura hanya diam saja, namun entah siapa yang memulai, kami mulai berpagutan. Lidahku pun mulai menelusup ke dalam mulutnya, dan lidah kami saling bermain. Mulut kami mulai saling menyedot, kusedot bibirnya, lidahnya, kujelajahi rongga mulutnya dengan lidahku, begitu pun bibir dan lidah Nura yang membalas perlakuanku kepadanya. Entah berapa lama bibir kami saling beradu, hingga Nura melepaskan ciumannya di bibirku sambil terengah-engah. Aku pun terengah-engah karena ciuman kami itu.

D: “Good night and sleep well Ra”

Kataku padanya sambil memegang lembut pipi Nura lalu aku berdiri dari kasur untuk kembali ke kamarku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd