Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)
- Thread starter reiuwade
- Start date
-
- Tags
- bersambung drama fantasy
Racun_keong
Semprot Baru
- Daftar
- 24 Oct 2022
- Post
- 48
- Like diterima
- 64
Terimakasih updatenya suhu
yusufzubair
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 29 Nov 2019
- Post
- 2.894
- Like diterima
- 4.434
Nura blm kapom toh
sempakancut77
Semprot Kecil
- Daftar
- 27 Nov 2018
- Post
- 64
- Like diterima
- 46
Kereen. Pantau sampe tamat ahh
enggar_pratama
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 30 Jul 2011
- Post
- 2.503
- Like diterima
- 2.760
Nungguin Nura yg makin binal
16: Relax
POV Nura
Aku terbangun karena sinar matahari yang tiba-tiba menyinari wajahku. Kubuka mata, badanku terasa pegal dan agak sakit di sekujur tubuh, terutama bagian payudara, vagina dan lubang pantatku. Kulihat mas Dhanar sedang minum teh di meja pinggir jendela kamar sambil memegang hp. Eh? Itukan hpku. Aduh jangan-jangan...
POV Dhanar
D: “Udah bangun Ra?”
N: “Iya mas..Kamu lagi nge teh?”
D: “Iya Ra, tuh aku udah pesenin sarapan”
N: “Mas itu hpku?”
D: “Oh iya tadi kuambil dari sudut sana” Jawabku sambil menunjuk ke bagian ujung kamar di mana ada tas Nura di situ
N: “Emmm...kamu lagi apa mas?”
D: “Lagi nonton adegan kita semalam dong hehe”
N: “Oh....itu mas...”
D: “Udah gapapa, emang rencananya mau kamu kirim ke mana ini?Ga mungkin kamu sebarin kan?”
N: “Itu mas...aku...”
D: “Kamu tuh ya masa ketiduran duluan sebelum nyembunyiin ini hp sih?”
N: “Kan gara-gara kamu mas aku ketiduran...”Jawab Nura dengan suara mengecil
D: “Mau kamu kirim ke istriku makanya minta kontak istriku semalam?Pantesan minta diperkosa hehe”
N: “Emmm...mas...”
D: “Harusnya minta emailnya dong bukan kontak chat nya, yawdah ntar aku kasih emailnya”
N: “Eh? Kok malah dikasih mas??” Nura kebingungan mendengar perkataanku tadi
D: “Ya kan biar lebih gampang kamu ngirimnya”
N: “Eh tapi kan mas, kok malah dikasih? Nanti yang ada istri kamu marah kan mas”
D: “Tapi ada cara yang lebih gampang lagi kalau kamu mau ngasih liat ke istriku”
N: “Hah?maksudnya?”
D: “Iya lebih gampang lagi kalau kamu langsung kasih liat aja ke istriku besok”
N: “Ya kalau ngasih liat langsung emang lebih gampang sih mas...tunggu tunggu, besok??Istrimu mau ke sini mas??”
D: “Oh iya aku belum cerita ya?Besok dia mau nyusul ke sini Ra”
Nura terdiam dan menatapku aneh seperti tidak percaya apa yang baru saja kukatakan padanya. Aku mengambil secangkir teh yang sudah kubuatkan untuk Nura dan sarapan yang sudah kupesan, aku menghampiri Nura lalu duduk di pinggir kasur.
D: “Nih Ra, bangun dan minum dulu biar agak relax badan kamu hehe”
N: “Mas kalau dari awal istrimu mau ke sini, kok bisa-bisanya kamu ngelakuin semua rencana gila kamu itu mas??”
D: “Oh itu, hmmm gimana ya? Liat aja besok deh pas kamu ketemu dia, besok juga kamu bakal ngerti Ra. Yawdah kamu minum dulu teh nya abis itu sarapan ini ya, aku mau ke kamarku dulu, mau mandi dan bersih-bersih Ra. Ntar jam 12an ikut aku sama Rani yuk jalan-jalan”
N: “Jalan-jalan ke mana mas?”
D: “Paling ke ubud sempetnya Ra, aku udah nyewa mobil, tadinya mau berdua aja sama Rani dari pagi, eh dapet rejeki semalem sampe kesiangan bangun hehe, tapi sekarang ada kamu, jadi mendingan kita ber 3 nanti kita ke sana”
N: “Ber 3?Suami mbak Rani ga ikut?”
D: “Suaminya udah pulang tadi pagi”
N: “Lah mbak Rani nya kok boleh ga ikut pulang??”
D: “Karena besok istriku mau ke sini, jadi besok bakal jalan bareng-bareng”
N: “Oh gitu...”Jawab Rani tapi tetap dengan raut muka kebingungan
D: “Yawdah ntar siang aku bawain makan siang ya Nura sayang” Kataku, lalu mengecup kening Rani dan berlalu pergi menuju connecting door
POV Nura
Aku menghabiskan teh dan sarapan yang sudah disiapkan mas Dhanar. Lalu aku bersih-bersih dan mandi. Selesai mandi, aku memakai piyama lagi dan menuju ke kasur. Saat sampai di samping kasur aku mencium aroma yang familiar. Aduh, kayaknya kena sperma nya mas Dhanar nih semalam. Aku angkat selimut itu dan menaruhnya di dekat kamar mandi, lalu aku menuju kasur lagi, kuteliti dan kuperhatikan, sepertinya hanya kena selimut saja. Aku lalu rebahan di kasur, memikirkan kata-kata mas Dhanar tadi, sambil memikirkan semua itu, dengan tubuh yang masih merasa sangat kelelahan akhirnya aku ketiduran.
POV Dhanar
D: “Ra....bangun Ra...makan dulu”
N: “mmm...bentar lagi...ngantuk...”
D: “Udah jam 11 Ra...ntar jam 12an kita jalan”
N: “Eh...mas Dhanar...udah jam 11?”
D: “Iya aku, emangnya kamu kira suamimu apa tiba-tiba di sini?”
N: “Ih apaan sih bawa-bawa tuh orang, kamu bawain makanan?” jawab Nura sambil agak manyun dikit
D: “Hush kok tuh orang, suami sendiri digituin...yawdah makan dulu tuh udah kubawain sate lilit” kataku sambil agak heran
N: “Biarin aja weee, tolong ambilin dong mas” Nura menjawab sambil mengeluarkan lidahnya mengejekku
D: “Ambil sendiri dong, mager banget”
N: “Masih sakit mass...” kata Nura menunduk, dan wajahnya terlihat sedikit memerah
D: “Hah?Apa Ra?Apanya?”
N: “Ummm...yang belakang masih sakit...”
D: “Oh?Yawdah sebentar ya sayang”
Kuambilkan makanan dan alat makan untuk Nura lalu kubukakan dan kutaruh di piring.
D: “Nih Ra, apa mau aku suapin sekalian?hehe” kataku sambil menggodanya
N: “Iya suapin dong mas, mager banget aku” jawab Nura sambil tersenyum manis
D: “Dih, orang bercanda haha” kataku pada Nura tapi tetap kuambil sesuap dan kuarahkan ke mulut Nura “nih, Aaaa pesawatnya mau mendarat”
N: “Ih emangnya aku anak kecil apa?”
D: “Iya kelakuan kamu kayak anak kecil tapi bodynya hmmm...”
N: “Ih mas nih...” Nura tersipu
Kusuapi Nura sambil kami mengobrol, tapi karena makannya tidak habis, akhirnya aku yang habiskan. Kuambilkan minum dan kuberikan pada Nura.
D: “Ra, aku mau nanya sesuatu, jawab jujur ya”
N: “Kenapa mas? Soal rekaman ya? Iya tadinya aku emang mau ngancem kamu dengan mengirimkan video itu ke istri kamu, eh malah kamu ngajarin cara yang lebih efektif, aneh kamu mas”
D: “Bukan itu Ra, tapi soal kenapa kamu minta kayak tadi malam, kayaknya bukan hanya karena kamu ingin menjebakku deh, ada apa sih Ra?”
Nura terdiam dan memalingkan pandangannya ke jendela, dia masih terdiam dan tidak berkata sepatah katapun.
D: “Kenapa Ra? Apa ga bisa kamu ceritain sama sekali ke aku?”
N: “Mbak Rani belum cerita ya mas?”
D: “Hm?Cerita apa?”
N: “Soal suamiku mas...”
D: “Soal suami kamu? Kok malah Rani yang cerita?”
Nura lalu menceritakan tentang kejadian dengan Rani kemarin. Dia menjelaskan apa yang terjadi kemarin, dari Rani mendatanginya untuk mengantarkan makanan, apa yang Rani minta, dan informasi tentang suami Nura yang Rani dapatkan. Jujur aku kaget mendengarnya, karena Rani berbuat sejauh itu untuk melindungiku, bisa dibilang kalau bukan karena Rani, aku tidak akan bisa mendapatkan tubuh Nura semalam. Karena informasi yang Rani berikan pada Nura soal suaminya yang membuat Nura jadi semakin tidak bisa berpikir jernih.
D: “Jadi semalam itu bukan hanya karena kamu mau menjebakku tapi juga karena kamu mau balas dendam sama suamimu Ra?”
N: “Iya mas...” jawab Nura sambil mengangguk
D: “Gara-gara itu kamu sampai membuat permintaan bodoh padaku semalam?Kamu ga mikir lebih jauh apa Ra akibatnya?”
N: “Aku sebenarnya udah menyiapkan diri mas, dalam waktu singkat, itu lah rencana yang tiba-tiba tercetus di dalam kepalaku, membalas suamiku sekaligus membalasmu mas...tapi kamu benar-benar berubah menakutkan semalam mas, ga seperti mas Dhanar yang selama ini aku kenal...”
D: “Emang sejauh mana kamu mengenalku Ra?”
N: “Baik, perhatian, supel mas”
D: “Waduh jadi ga enak aku Ra, sebaik itu aku di matamu?”
N: “Iya mas, sebaik itu”
D: “Ra, udah berapa lama sih kamu hidup di dunia ini?Udah berapa lama sih kamu berkutat di dunia kerja?Masa masih ga ngerti kata-kata don’t judge the book by the cover?”
N: “Hmmm....”
D: “Ra, what i show to everybody in the office, only a part of me Ra, bukan seluruhnya, ya jujur emang aku selalu berusaha memberi perhatian lebih ke kamu karena rasa yang aku pendam, tapi bukan berarti aku ga punya sisi negatif, begitu juga orang lain”
N: “Iya mas...aku ngerti sekarang, setelah semua ini...aku lebih ngerti...” kata Nura dengan senyum pahit
D: “Ya semua udah terjadi Ra, dan aku pegang kata-kata kamu semalam, sekarang aku benar-benar berharap kamu hamil hehe”
N: “Kok gitu sih mas?Kamu seneng ya kalau rumah tanggaku hancur?”
D: “Ya bukannya senang Ra, tapi aku senang bisa mendapatkan kamu, apalagi kamu udah tahu aku belum punya anak kan, dapat paketan deh langsung punya 2 anak juga setelah dapat kamu hehe”
N: “Ih mas kok gitu? Kok bisa sih? Lagian kemarin itu kamu bilang sayang sama aku, kenapa bisa?”
D: “Itu pertanyaan yang ga perlu dijawab Ra sebenarnya, the heart wants what the heart want, aku sayang ya karena sayang”
N: “Hmm....” lagi-lagi Nura tersipu, bingung kok jadi gampang tersipu gini nih anak
D: “Udah Ra, kamu gausah mikirin masalah suamimu lagi, kalau kamu mau balas dendam ga gitu caranya, nanti aku ajarin, sekarang siap-siap, mumpung lagi di bali, ayo kita nikmatin”
N: “Iya mas, mumpung istrimu juga belum datang kan ya jadi bisa puas-puasin sama istri orang” kata Nura meledekku
D: “Bisa aja kamu Ra haha” sambil kucubit halus hidung Nura
N: “Iiiihhh nyubit-nyubit, udah sana dulu mas, aku mau ganti baju dan siap-siap” kata Nura sambil beranjak dari kasur
D: “Di sini aja aku Ra, udah liat semua juga semalam hehe”
N: “Enak aja kamu mas, sana pergi ah”
Nura menjawabku sambil melemparkan baju yang dia pegang ke arahku lalu tertawa kecil, tentunya aku menghindar lalu kabur ke kamarku.
POV Nura
Aku terbangun karena sinar matahari yang tiba-tiba menyinari wajahku. Kubuka mata, badanku terasa pegal dan agak sakit di sekujur tubuh, terutama bagian payudara, vagina dan lubang pantatku. Kulihat mas Dhanar sedang minum teh di meja pinggir jendela kamar sambil memegang hp. Eh? Itukan hpku. Aduh jangan-jangan...
POV Dhanar
D: “Udah bangun Ra?”
N: “Iya mas..Kamu lagi nge teh?”
D: “Iya Ra, tuh aku udah pesenin sarapan”
N: “Mas itu hpku?”
D: “Oh iya tadi kuambil dari sudut sana” Jawabku sambil menunjuk ke bagian ujung kamar di mana ada tas Nura di situ
N: “Emmm...kamu lagi apa mas?”
D: “Lagi nonton adegan kita semalam dong hehe”
N: “Oh....itu mas...”
D: “Udah gapapa, emang rencananya mau kamu kirim ke mana ini?Ga mungkin kamu sebarin kan?”
N: “Itu mas...aku...”
D: “Kamu tuh ya masa ketiduran duluan sebelum nyembunyiin ini hp sih?”
N: “Kan gara-gara kamu mas aku ketiduran...”Jawab Nura dengan suara mengecil
D: “Mau kamu kirim ke istriku makanya minta kontak istriku semalam?Pantesan minta diperkosa hehe”
N: “Emmm...mas...”
D: “Harusnya minta emailnya dong bukan kontak chat nya, yawdah ntar aku kasih emailnya”
N: “Eh? Kok malah dikasih mas??” Nura kebingungan mendengar perkataanku tadi
D: “Ya kan biar lebih gampang kamu ngirimnya”
N: “Eh tapi kan mas, kok malah dikasih? Nanti yang ada istri kamu marah kan mas”
D: “Tapi ada cara yang lebih gampang lagi kalau kamu mau ngasih liat ke istriku”
N: “Hah?maksudnya?”
D: “Iya lebih gampang lagi kalau kamu langsung kasih liat aja ke istriku besok”
N: “Ya kalau ngasih liat langsung emang lebih gampang sih mas...tunggu tunggu, besok??Istrimu mau ke sini mas??”
D: “Oh iya aku belum cerita ya?Besok dia mau nyusul ke sini Ra”
Nura terdiam dan menatapku aneh seperti tidak percaya apa yang baru saja kukatakan padanya. Aku mengambil secangkir teh yang sudah kubuatkan untuk Nura dan sarapan yang sudah kupesan, aku menghampiri Nura lalu duduk di pinggir kasur.
D: “Nih Ra, bangun dan minum dulu biar agak relax badan kamu hehe”
N: “Mas kalau dari awal istrimu mau ke sini, kok bisa-bisanya kamu ngelakuin semua rencana gila kamu itu mas??”
D: “Oh itu, hmmm gimana ya? Liat aja besok deh pas kamu ketemu dia, besok juga kamu bakal ngerti Ra. Yawdah kamu minum dulu teh nya abis itu sarapan ini ya, aku mau ke kamarku dulu, mau mandi dan bersih-bersih Ra. Ntar jam 12an ikut aku sama Rani yuk jalan-jalan”
N: “Jalan-jalan ke mana mas?”
D: “Paling ke ubud sempetnya Ra, aku udah nyewa mobil, tadinya mau berdua aja sama Rani dari pagi, eh dapet rejeki semalem sampe kesiangan bangun hehe, tapi sekarang ada kamu, jadi mendingan kita ber 3 nanti kita ke sana”
N: “Ber 3?Suami mbak Rani ga ikut?”
D: “Suaminya udah pulang tadi pagi”
N: “Lah mbak Rani nya kok boleh ga ikut pulang??”
D: “Karena besok istriku mau ke sini, jadi besok bakal jalan bareng-bareng”
N: “Oh gitu...”Jawab Rani tapi tetap dengan raut muka kebingungan
D: “Yawdah ntar siang aku bawain makan siang ya Nura sayang” Kataku, lalu mengecup kening Rani dan berlalu pergi menuju connecting door
POV Nura
Aku menghabiskan teh dan sarapan yang sudah disiapkan mas Dhanar. Lalu aku bersih-bersih dan mandi. Selesai mandi, aku memakai piyama lagi dan menuju ke kasur. Saat sampai di samping kasur aku mencium aroma yang familiar. Aduh, kayaknya kena sperma nya mas Dhanar nih semalam. Aku angkat selimut itu dan menaruhnya di dekat kamar mandi, lalu aku menuju kasur lagi, kuteliti dan kuperhatikan, sepertinya hanya kena selimut saja. Aku lalu rebahan di kasur, memikirkan kata-kata mas Dhanar tadi, sambil memikirkan semua itu, dengan tubuh yang masih merasa sangat kelelahan akhirnya aku ketiduran.
POV Dhanar
D: “Ra....bangun Ra...makan dulu”
N: “mmm...bentar lagi...ngantuk...”
D: “Udah jam 11 Ra...ntar jam 12an kita jalan”
N: “Eh...mas Dhanar...udah jam 11?”
D: “Iya aku, emangnya kamu kira suamimu apa tiba-tiba di sini?”
N: “Ih apaan sih bawa-bawa tuh orang, kamu bawain makanan?” jawab Nura sambil agak manyun dikit
D: “Hush kok tuh orang, suami sendiri digituin...yawdah makan dulu tuh udah kubawain sate lilit” kataku sambil agak heran
N: “Biarin aja weee, tolong ambilin dong mas” Nura menjawab sambil mengeluarkan lidahnya mengejekku
D: “Ambil sendiri dong, mager banget”
N: “Masih sakit mass...” kata Nura menunduk, dan wajahnya terlihat sedikit memerah
D: “Hah?Apa Ra?Apanya?”
N: “Ummm...yang belakang masih sakit...”
D: “Oh?Yawdah sebentar ya sayang”
Kuambilkan makanan dan alat makan untuk Nura lalu kubukakan dan kutaruh di piring.
D: “Nih Ra, apa mau aku suapin sekalian?hehe” kataku sambil menggodanya
N: “Iya suapin dong mas, mager banget aku” jawab Nura sambil tersenyum manis
D: “Dih, orang bercanda haha” kataku pada Nura tapi tetap kuambil sesuap dan kuarahkan ke mulut Nura “nih, Aaaa pesawatnya mau mendarat”
N: “Ih emangnya aku anak kecil apa?”
D: “Iya kelakuan kamu kayak anak kecil tapi bodynya hmmm...”
N: “Ih mas nih...” Nura tersipu
Kusuapi Nura sambil kami mengobrol, tapi karena makannya tidak habis, akhirnya aku yang habiskan. Kuambilkan minum dan kuberikan pada Nura.
D: “Ra, aku mau nanya sesuatu, jawab jujur ya”
N: “Kenapa mas? Soal rekaman ya? Iya tadinya aku emang mau ngancem kamu dengan mengirimkan video itu ke istri kamu, eh malah kamu ngajarin cara yang lebih efektif, aneh kamu mas”
D: “Bukan itu Ra, tapi soal kenapa kamu minta kayak tadi malam, kayaknya bukan hanya karena kamu ingin menjebakku deh, ada apa sih Ra?”
Nura terdiam dan memalingkan pandangannya ke jendela, dia masih terdiam dan tidak berkata sepatah katapun.
D: “Kenapa Ra? Apa ga bisa kamu ceritain sama sekali ke aku?”
N: “Mbak Rani belum cerita ya mas?”
D: “Hm?Cerita apa?”
N: “Soal suamiku mas...”
D: “Soal suami kamu? Kok malah Rani yang cerita?”
Nura lalu menceritakan tentang kejadian dengan Rani kemarin. Dia menjelaskan apa yang terjadi kemarin, dari Rani mendatanginya untuk mengantarkan makanan, apa yang Rani minta, dan informasi tentang suami Nura yang Rani dapatkan. Jujur aku kaget mendengarnya, karena Rani berbuat sejauh itu untuk melindungiku, bisa dibilang kalau bukan karena Rani, aku tidak akan bisa mendapatkan tubuh Nura semalam. Karena informasi yang Rani berikan pada Nura soal suaminya yang membuat Nura jadi semakin tidak bisa berpikir jernih.
D: “Jadi semalam itu bukan hanya karena kamu mau menjebakku tapi juga karena kamu mau balas dendam sama suamimu Ra?”
N: “Iya mas...” jawab Nura sambil mengangguk
D: “Gara-gara itu kamu sampai membuat permintaan bodoh padaku semalam?Kamu ga mikir lebih jauh apa Ra akibatnya?”
N: “Aku sebenarnya udah menyiapkan diri mas, dalam waktu singkat, itu lah rencana yang tiba-tiba tercetus di dalam kepalaku, membalas suamiku sekaligus membalasmu mas...tapi kamu benar-benar berubah menakutkan semalam mas, ga seperti mas Dhanar yang selama ini aku kenal...”
D: “Emang sejauh mana kamu mengenalku Ra?”
N: “Baik, perhatian, supel mas”
D: “Waduh jadi ga enak aku Ra, sebaik itu aku di matamu?”
N: “Iya mas, sebaik itu”
D: “Ra, udah berapa lama sih kamu hidup di dunia ini?Udah berapa lama sih kamu berkutat di dunia kerja?Masa masih ga ngerti kata-kata don’t judge the book by the cover?”
N: “Hmmm....”
D: “Ra, what i show to everybody in the office, only a part of me Ra, bukan seluruhnya, ya jujur emang aku selalu berusaha memberi perhatian lebih ke kamu karena rasa yang aku pendam, tapi bukan berarti aku ga punya sisi negatif, begitu juga orang lain”
N: “Iya mas...aku ngerti sekarang, setelah semua ini...aku lebih ngerti...” kata Nura dengan senyum pahit
D: “Ya semua udah terjadi Ra, dan aku pegang kata-kata kamu semalam, sekarang aku benar-benar berharap kamu hamil hehe”
N: “Kok gitu sih mas?Kamu seneng ya kalau rumah tanggaku hancur?”
D: “Ya bukannya senang Ra, tapi aku senang bisa mendapatkan kamu, apalagi kamu udah tahu aku belum punya anak kan, dapat paketan deh langsung punya 2 anak juga setelah dapat kamu hehe”
N: “Ih mas kok gitu? Kok bisa sih? Lagian kemarin itu kamu bilang sayang sama aku, kenapa bisa?”
D: “Itu pertanyaan yang ga perlu dijawab Ra sebenarnya, the heart wants what the heart want, aku sayang ya karena sayang”
N: “Hmm....” lagi-lagi Nura tersipu, bingung kok jadi gampang tersipu gini nih anak
D: “Udah Ra, kamu gausah mikirin masalah suamimu lagi, kalau kamu mau balas dendam ga gitu caranya, nanti aku ajarin, sekarang siap-siap, mumpung lagi di bali, ayo kita nikmatin”
N: “Iya mas, mumpung istrimu juga belum datang kan ya jadi bisa puas-puasin sama istri orang” kata Nura meledekku
D: “Bisa aja kamu Ra haha” sambil kucubit halus hidung Nura
N: “Iiiihhh nyubit-nyubit, udah sana dulu mas, aku mau ganti baju dan siap-siap” kata Nura sambil beranjak dari kasur
D: “Di sini aja aku Ra, udah liat semua juga semalam hehe”
N: “Enak aja kamu mas, sana pergi ah”
Nura menjawabku sambil melemparkan baju yang dia pegang ke arahku lalu tertawa kecil, tentunya aku menghindar lalu kabur ke kamarku.
Comander296
Adik Semprot
- Daftar
- 14 Feb 2023
- Post
- 113
- Like diterima
- 204
Trimakasih huu updatny
Akangbubun
Semprot Addict
- Daftar
- 30 Mar 2018
- Post
- 429
- Like diterima
- 407
Nungguin update terbaru lagi....
Wibowo hadi
Semprot Sejati
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 19.068
- Like diterima
- 52.884
enggar_pratama
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 30 Jul 2011
- Post
- 2.503
- Like diterima
- 2.760
aihh.. makin nggemesin Nura..
jilat_mekdi88
Semprot Baru
- Daftar
- 13 Feb 2024
- Post
- 31
- Like diterima
- 37
thanks suhu….. gas banterr suhuuuuu
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
