Mulustrasi Vania
Binalnya Istriku Saat Digilir
Baru saja aku nikah dengan gadis bercadar bernama vania, vania adalahgadis tertutup yang selalu dipingit oleh orang tuanya. Tatapannya teduh dan menjaga pandangan. Postur vania agak gendut, jadi tentu saja perhiasannya yang tersimpan cukup besar.
Vania gendut, pasti payudaranya empuk dan besar. Celetuk omku.
Iya pasti enak tuh digarap rame-rame, timpal sepupuku.
Aku yang menguping geram mendengar istriku dilecehkan. Tetapi kenapa hatiku berdesir.
Aku dengar ada bisik-bisik sekitar sepuluh orang yang membahas tentang vania. Bukannya aku marah, aku malah melepas celanaku. Aneh, emang aneh. Aku horny mendengar akan digarap rame-rame.
Cepat-cepat aku membetulkan celanaku. Ada getaran hebat yang aku rasakan. Terbayang vania meronta, digenjot sepuluh orang. Yang pada awalnya menolak, akhirnya ketagihan kontol..
Kubayangkan vania naik turun di atas lelaki lain, vagina dan anusnya dipompa secara bersamaan. Duh aku gak kuat membayangkan.
Saat ini vania istriku memakai daster panjang beserta niqab yang terpasang di wajahnya. Matanya yang teduh menentramkan hatiku. Aku jadi berpikir apakah dibalik mata yang teduh ada nafsu yang besar. Rindu dengan kontol-kontol lelaki lain selain suaminya.
Abi, umi belanja ke pasar dulu ya. Kata istriku.
Iya umi, ajak risa kan? Risa adalah keponakanku.
Tentu dong abi sayang, vania tersenyum dibalik cadarnya.
Motor sudah melaju kencang, aku hanya melihat dengan tatapan mesum. Berpikir apa yang akan terjadi di pasar. Membayangkan istriku digilir oleh kuli-kuli.
Lagi-lagi, aku mendengar sleningan kerabatku ingin menggilir vania.
Badanku memanas, tanganku dingin. Kulepas celanaku dan aku mengocok penisku sendiri.
Tak sadar aku melamun, sampai-sampai aku tak melihat kedatangan omku.
Istrimu kemana den? Tanya omku.
Barusan pergi ke pasar om. Jawabku.
Ohh, ya bener kudu dianter risa gitu. Omku tertawa aneh.
Lalu omku melangkah ke belakang rumah. Ada sepuluh orang berkumpul. Lagi membahas vania.
Hari ini karena aku libur kerja, aku santai saja selonjoran menonton tv. Sambil menunggu istriku pulang.
Motor vania kulihat sudah memasuki halaman, istriku sepertinya membawa belanjaan cukup berat.
Abi ntar aku masakin lodeh terong ya, kata istriku.
Wah enak umi, jawabku.
Wah wah, mbak vania suka terong ya? Cengir omku.
Iya om, mas deni yang suka terong. Nia juga suka sih. Istriku tersenyum dibalik cadarnya.
Pasti sukanya terong yang besar-besar ya? Pasti enak deh kalo terongnya besar-besar. Kata omku.
Aku tau arah pembicaraan kemana. Tapi karena vania polos, dia gak merasa dilecehkan. Memang dasarnya vania friendly.
Gak juga om, tadi nia beli terong kecil-kecil sih. Istriku cengengesan.
Sebentar ya om, mau masak dulu. Istriku melangkah ke belakang.
Aroma masakan nia udah tercium dari ruang tengah. Perutku jadi keroncongan.
Setelah masakan sudah matang, aku ajak omku sarapan bareng.
Matanya jelalatan melihat payudara nia yang masih tersembunyi.
Nia tak sadar, ada mata nakal yang mengintai dirinya.
Setelah makan istriku membereskan piring-piring ke belakang.
Mata omku melihat pantat istriku yang menonjol. Berjalan geal geol menambah penisku berontak.
Lalu omku berjalan menuju dapur, aku ikuti saja dari belakang karena jantungku berdegup kencang saat membayangkan yang tidak-tidak pada istriku.
Dari balik tembok aku lihat beberapa orang merubungi istriku. Disana ada om dendi dan rendi juga.
Kalian apa-apaan, jangan. Istriku memberontak saat tubuhnya digerayangi.
Di belakang rumah, istriku digilir oleh sepuluh orang. Awalnya mereka hanya menggerayangi. Lalu nia berlutut, mengulum penis bergantian.
Pakaiannya masih lengkap, dengan cadar masih terpasang di wajahnya.
Tatapan istriku seperti meminta lebih, baru kali ini aku melihat nia sebinal ini.
Payudaranya diremas, ada yang menyusu di payudara nia yang sudah terbuka.
Istriku mendesah, ah ah ah. Elm Elm, kembali dikulum penis berbagai ukuran itu.
Nakal juga ya kamu. Omku menampar pantat istriku yang menungging.
Aw om, sakit. Daster istriku sudah tersingkap sepinggang. Terlihat CD putih yang sudah ditarik ke samping.
Omku menggenjot vagina istriku.
Ahhhh om, bless.
Setelah digenjot dengan gaya anjing kawin. Nia ditelentangkan. Payudara nia tak henti-hentinya menjadi bagian vital istriku yang sering dipermainkan. Dipelintir, ditarik putingnya. Ditampar sampai payudara istriku memerah.
Sudah lima orang bergantian menggenjot istriku. Yang lain mencium-cium kaki, tangan bahkan ketek istriku.
Aku sudah tak tahan. Kulepas celanaku. Kini aku tak malu-malu mengocok penisku sendiri dari tempat persembunyianku.
Cadar istriku diangkat, omku melumat bibir nia. Nia membalas tak kalah panasnya.
Tangannya ditelentangkan, payudara yang sudah keluar dari sarangnya tak luput dari hisapan, jilatan, ciuman brutal omku.
Kaki nia melingkar di pantat omku..
Tubuh mereka bergoncang hebat. Pemandangan yang tak lazim persenggamaan akhwat bercadar dengan sepuluh orang bergantian.
Aku keluar, srrrrt srrrtt srrrtt.
Lalu gantian disumpal dengan kontol lain vaginanya.
Kulihat vagina nia jadi melebar, dengan labia yang awut-awutan.
Setelah mereka menggilir istriku, satu persatu meninggalkan istriku yang masih mengangkang dengan pakaian yang masih terpasang.
Nafasnya memburu, payudaranya naik turun tak karuan.
Aku pura-pura tak terjadi apa-apa. Padahal aku horny melihat istriku dipakai rame-rame. Istriku bangun, merapikan pakaiannya.
Kejadian hari ini menyebabkan istriku menjadi pendiam. Kadang murung.
Ketika aku tanya dia selalu jawab gak apa-apa.
TAMAT
Binalnya Istriku Saat Digilir
Baru saja aku nikah dengan gadis bercadar bernama vania, vania adalahgadis tertutup yang selalu dipingit oleh orang tuanya. Tatapannya teduh dan menjaga pandangan. Postur vania agak gendut, jadi tentu saja perhiasannya yang tersimpan cukup besar.
Vania gendut, pasti payudaranya empuk dan besar. Celetuk omku.
Iya pasti enak tuh digarap rame-rame, timpal sepupuku.
Aku yang menguping geram mendengar istriku dilecehkan. Tetapi kenapa hatiku berdesir.
Aku dengar ada bisik-bisik sekitar sepuluh orang yang membahas tentang vania. Bukannya aku marah, aku malah melepas celanaku. Aneh, emang aneh. Aku horny mendengar akan digarap rame-rame.
Cepat-cepat aku membetulkan celanaku. Ada getaran hebat yang aku rasakan. Terbayang vania meronta, digenjot sepuluh orang. Yang pada awalnya menolak, akhirnya ketagihan kontol..
Kubayangkan vania naik turun di atas lelaki lain, vagina dan anusnya dipompa secara bersamaan. Duh aku gak kuat membayangkan.
Saat ini vania istriku memakai daster panjang beserta niqab yang terpasang di wajahnya. Matanya yang teduh menentramkan hatiku. Aku jadi berpikir apakah dibalik mata yang teduh ada nafsu yang besar. Rindu dengan kontol-kontol lelaki lain selain suaminya.
Abi, umi belanja ke pasar dulu ya. Kata istriku.
Iya umi, ajak risa kan? Risa adalah keponakanku.
Tentu dong abi sayang, vania tersenyum dibalik cadarnya.
Motor sudah melaju kencang, aku hanya melihat dengan tatapan mesum. Berpikir apa yang akan terjadi di pasar. Membayangkan istriku digilir oleh kuli-kuli.
Lagi-lagi, aku mendengar sleningan kerabatku ingin menggilir vania.
Badanku memanas, tanganku dingin. Kulepas celanaku dan aku mengocok penisku sendiri.
Tak sadar aku melamun, sampai-sampai aku tak melihat kedatangan omku.
Istrimu kemana den? Tanya omku.
Barusan pergi ke pasar om. Jawabku.
Ohh, ya bener kudu dianter risa gitu. Omku tertawa aneh.
Lalu omku melangkah ke belakang rumah. Ada sepuluh orang berkumpul. Lagi membahas vania.
Hari ini karena aku libur kerja, aku santai saja selonjoran menonton tv. Sambil menunggu istriku pulang.
Motor vania kulihat sudah memasuki halaman, istriku sepertinya membawa belanjaan cukup berat.
Abi ntar aku masakin lodeh terong ya, kata istriku.
Wah enak umi, jawabku.
Wah wah, mbak vania suka terong ya? Cengir omku.
Iya om, mas deni yang suka terong. Nia juga suka sih. Istriku tersenyum dibalik cadarnya.
Pasti sukanya terong yang besar-besar ya? Pasti enak deh kalo terongnya besar-besar. Kata omku.
Aku tau arah pembicaraan kemana. Tapi karena vania polos, dia gak merasa dilecehkan. Memang dasarnya vania friendly.
Gak juga om, tadi nia beli terong kecil-kecil sih. Istriku cengengesan.
Sebentar ya om, mau masak dulu. Istriku melangkah ke belakang.
Aroma masakan nia udah tercium dari ruang tengah. Perutku jadi keroncongan.
Setelah masakan sudah matang, aku ajak omku sarapan bareng.
Matanya jelalatan melihat payudara nia yang masih tersembunyi.
Nia tak sadar, ada mata nakal yang mengintai dirinya.
Setelah makan istriku membereskan piring-piring ke belakang.
Mata omku melihat pantat istriku yang menonjol. Berjalan geal geol menambah penisku berontak.
Lalu omku berjalan menuju dapur, aku ikuti saja dari belakang karena jantungku berdegup kencang saat membayangkan yang tidak-tidak pada istriku.
Dari balik tembok aku lihat beberapa orang merubungi istriku. Disana ada om dendi dan rendi juga.
Kalian apa-apaan, jangan. Istriku memberontak saat tubuhnya digerayangi.
Di belakang rumah, istriku digilir oleh sepuluh orang. Awalnya mereka hanya menggerayangi. Lalu nia berlutut, mengulum penis bergantian.
Pakaiannya masih lengkap, dengan cadar masih terpasang di wajahnya.
Tatapan istriku seperti meminta lebih, baru kali ini aku melihat nia sebinal ini.
Payudaranya diremas, ada yang menyusu di payudara nia yang sudah terbuka.
Istriku mendesah, ah ah ah. Elm Elm, kembali dikulum penis berbagai ukuran itu.
Nakal juga ya kamu. Omku menampar pantat istriku yang menungging.
Aw om, sakit. Daster istriku sudah tersingkap sepinggang. Terlihat CD putih yang sudah ditarik ke samping.
Omku menggenjot vagina istriku.
Ahhhh om, bless.
Setelah digenjot dengan gaya anjing kawin. Nia ditelentangkan. Payudara nia tak henti-hentinya menjadi bagian vital istriku yang sering dipermainkan. Dipelintir, ditarik putingnya. Ditampar sampai payudara istriku memerah.
Sudah lima orang bergantian menggenjot istriku. Yang lain mencium-cium kaki, tangan bahkan ketek istriku.
Aku sudah tak tahan. Kulepas celanaku. Kini aku tak malu-malu mengocok penisku sendiri dari tempat persembunyianku.
Cadar istriku diangkat, omku melumat bibir nia. Nia membalas tak kalah panasnya.
Tangannya ditelentangkan, payudara yang sudah keluar dari sarangnya tak luput dari hisapan, jilatan, ciuman brutal omku.
Kaki nia melingkar di pantat omku..
Tubuh mereka bergoncang hebat. Pemandangan yang tak lazim persenggamaan akhwat bercadar dengan sepuluh orang bergantian.
Aku keluar, srrrrt srrrtt srrrtt.
Lalu gantian disumpal dengan kontol lain vaginanya.
Kulihat vagina nia jadi melebar, dengan labia yang awut-awutan.
Setelah mereka menggilir istriku, satu persatu meninggalkan istriku yang masih mengangkang dengan pakaian yang masih terpasang.
Nafasnya memburu, payudaranya naik turun tak karuan.
Aku pura-pura tak terjadi apa-apa. Padahal aku horny melihat istriku dipakai rame-rame. Istriku bangun, merapikan pakaiannya.
Kejadian hari ini menyebabkan istriku menjadi pendiam. Kadang murung.
Ketika aku tanya dia selalu jawab gak apa-apa.
TAMAT
Terakhir diubah: