WELCOME TO JAKARTA
Dalam kabin pesawat Rina tersenyum senyum sendiri membayangkan semua itu, semenjak bersama frans, rina merasa sangat bahagia, kembali teringat rina dengan malam sebelum frans berangkat ke sumatera.
"Aahpp" mulut rina di cium dengan ganas oleh frans, tubuh telanjang rina bersender di pintu kamar, frans mengangkat tangan rina ke atas kepalanya, leher rina menjadi sasaran mulut dan lidah frans.
Frans menghisap leher rina, menjilati setiap jengkal kulit mulus leher rina, jejak liur frans bercampur dengan peluh rina.
Mulut frans kini berpindah ke payudara rina yang merekah menantang, frans menyedot dalam dalam puting berwarna pink itu, dia begitu bernapsu melumat payudara rina, digigit kecil bongkahan montok payudara yang putih mulus itu meninggalkan cetakan merah kecil, rina merintih perih..
Lidah frans terus menyusuri perut, frans kemudian berjongkok ditatapnya memek indah dihadapannya, memek rindah yang tak berbulu, terlihat begitu menggiurkan.
Frans mengangkat sebelah kaki rina ke pundaknya, lidahnya mengorek memek rina, aroma memek rina yang alami dan tak berbau menambah napsu birahi frans.
Rina merintih, menggigit bibirnya, mata rina terpejam, saat lidah farsn mengorek dinding luar memeknya, geli dan nikmat berbaur dalam sanubari rina, menggetarkan semua syaraf birahinya.
Frans mengulum klitoris rina, menghisapnya dalam dalam, frans menggeraklan lidahnya menggoyang klitoris rina, "ahhhh ah rmmm ahmmmmmmmmmmohmmmma," rina melenguh nikmat.
Frans lalu mengangkat tubuh indah rina menuju tempat tidur, dibaringkannya dengan lembut, frans mengecup kening rina, mulutnya kemudian melumat mulut rina, lidah keduanya bertautan, bibir rina basah dengan air liur.
Jari frans mengelus elus belahan memek rina, di tekannya klitoris rina, mulut frans terus mengunci mulut rina, mulut rina ternganga merasakan nikmat yang luar biasa di memeknya, saat jari frans terus menggesek klitorisnya, rina membalas ciuman frans dengan bernapsu.
Frans kemudian terlentang, rina menunggingkan tubuhnya, diambilnya kontol hitam dan besar itu, rina takjub dengan kontol yang penuh dengan urat tebal ini.
Rina menjilati kontol frans dengan lembut, mulutnya menghisap ujung kontol frans, lidah rina mengorek lubang kencing frans, terasa precum frans oleh rina dihisapnya kepala kontol frans dalam-dalam, frans terpejam merasakan ngilu bercampur geli yang nikmat.
Kepala rina naik turun, suara kecipak ludah terdengar erotis, rina mengocok kontol frans dengan mulutnya, batang kontol itu gak seluruhnya muat dalam mulutnya, rina begitu bernapsu melahap kontol frans, pipi rina sampai mengempot menghisap kontol besar frans.
Frans kemudian menarik rina, dipeluknya rina, mulut frans melumat mulut rina dengan penuh napsu, keduanya saling melumat, lidah frans melilit lidah rina, di hisapnya lidah rina dengan ganas.
Tubuh putih mulus rina terlentang, kaki indahnya mengangkang, kepala frans tenggelam di tengah selangkangan rina, frans sibuk melumat memek rina, dia begitu histeris dengan memek indah ini, tak puas puasnya lidah frans mengorek dinding memek rina,.
"ssssssssssss ahmmm ahmmmmmmmmmmm ohmmmmmmm ohmmmmmmm," hanya lenguhan yang terdengar dari rina, mata rina terpejam merasakan nikmat yang tak terkira.
Rina terkejut saat frans menarik kakinya, dia mencoba melihat, frans meletakkan kaki rina ke pundaknya, frans membimbing kontolnya masuk ke lubang rina, rina menaikkan kepalanya untuk melihat momen penetrasi itu.
"Ahhh," kepala rina terhempas ke kasur, terasa sedikit perih di memek rina, saat kontol itu masuk, rina meringis, "ah ah ah aaa hmmmmmmmmmm eghmmmmmmmmegmmm sss," rina berdesis rasa perih dan nikmat berbaur jadi satu.
Perlahan rasa nikmat mendominasi rina, kontol itu dipompa kencang oleh frans mengaduk ngaduk memeknya, rina mencengkram seprei dengan kencang , begitu nikmat terasa oleh rina, matanya mendelik saat kontol besar itu menumbuk sesuatu didalam memeknya.
Ohh terasa kontol frans begitu sesak memenuhi ruang memeknya, frans terus memompa kontolnya dengan kecepatan tinggi, selama 10 menit, frans tanpa lelah membombardir memek rina.
Rina menggelepar, mencengkram sprei dengan kencang, syaraf- syaraf birahi memeknya mengedut, mengirim sinyal orgasme ke otaknya, rina ternganga, merintih dan menjerit, rina merasa tubuhnya ringan, punggungnya terangkat keatas, ada sesuatu yang memaksa ingin keluar dari memek rina, "ahhh sssssssssss ohhhhhhhhhhh,"
Frans menahan pinggul rina, tak lama setelah rina mengejang, terasa cairan hangat menembak perutnya, rina melepaskan kencingnya berbarengan dengan orgasme hebat yang dia rasakan.
Rina terengah engah, napasnya tak beraturan, tubuhnya telah basah oleh peluh, frans berbaring di kasur, diangkatnya tubuh rina, kini rina berada di atas frans, rina mengambil kontol frans dan diarahkan ke memeknya.
Rina kemudian menaik turunkan pantatnya perlahan, kontol frans begitu dalam menghujam memeknya, rina histeris, dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat, tangannya bertumpu di dada frans, tak lama rina kelelahan, dia tak sanggup lagi menggerakan pantatnya.
Frans kemudian memeluknya, frans kemudian menggerakan pantatnya, memompa memek rina dari bawah, kembali dengan kecepatan tinggi frans membombardir memek rina.
Rina kelojotan, gelombang orgasmenya berkumpul lagi, rina mengejang menjerit dan tubuh rina bergetar, ohh sssss ahhhhhhhhhhhihhhhhhhh rina tak kuasa menahan orgasmenya, tanpa sadar dia menggigit bahu frans.
Tubuh rina lemas tak bertenaga, energinya terkuras, kini frans menggeser tubuh rina ke samping. frans memeluk rina dari belakang, kontol frans kembali menerobos memek rina.
Frans menggerakkan pinggulnya dengan cepat, tanpa lelah frans terus memompa memek rina, tangan frans meremas payudara rina.
Rina hanya bisa melenguh menjerit nikmat, kontol frans semakin cepat keluar masuk, ahhh rina merasa orgasmenya akan datang lagi, "ohhhh sssss hhmmmm ohhhhhh ss," rina hanya mampu berdesis dan melenguh, "ohhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh," gelombanng orgasme kembali menghentak syaraf birahinya.
Tubuh rina yang membelakangi frans bergetar hebat, frans juga tak mengendorkan pompaannya, tak lama frans juga mengeram "aghhhhh aghhh," kontolnya menghentak hentak memek rina berkali kali melepaskan pejuhnya yang berebut membuahi rahim rina.
Keduanya berpelukan, napas keduanya tersengal, rina sudah habis energinya, tubuhnya terkulai lelah, kemudian terlelap dalam pelukan frans.
***
"Maaf bu, bu..," suara pramugari menyadarkan lamunannya, "eh ya mbak," ucap rina merubah posisi duduknya, "ibu mau kopi, teh, susu, atau jus," pramugari menawarkan minuman, rina memilih jus, segera pramugari menuangkan jus ke gelas, dan menyerahkan ke rina dengan tambahan sepotong croisant
Tak lama kemudian suara pramugari terdengar menginformasikan bahwa pesawat sesaat lagi akan mendarat di bandara internasional soekarno hatta, rina menegakkan kursinya,
ting tanda sabuk pengaman menyala. rina menyukai moment saat pesawat mendarat.
"Bunda.." suara akbar terdengar kencang memanggil rina.
Rina tersenyum dan melambaikan tangannya saat melihat anak semata wayangnya itu, akbar berlari ke arah bundanya, rina memeluk akbar dengan erat, air mata rina menetes, rina begitu merindukan putranya. "abang udah gede ya, semakin tinggi aja kamu," rina kagum dengan pertumbuhan akbar.
Akbar menggandeng bundanya dengan riang menuju ke pria tua yang tersenyum memandang mereka, "Bapak," rina kemudian memeluk ayahnya dengan hangat, "bapak sehat sehat kan" tanya rina ke ayahnya yang datang bersama akbar.
"Bapak sehat nduk, kamu keliatan gemuk," jawab pak rudi ayah rina.
"Masa sih pak, hehe, yuk kita pulang, rina udah kangen masakan ibu," rina menggandeng ayahnya, tangan yang satu memegang arif.
"Ya nduk, ibumu sudah siapkan masakan kesukaan kamu, pasti kamu lapar kan," tanya ayahnya, "Laper banget" rina menjawab sambil mengernyitkan mulutnya manja, kemudian mereka bertiga menuju mobil.
***
Setelah makan siang yang lezat, mereka berkumpul saling melepas rindu, "rin, kamu kok jarang pulang beberapa bulan ini" tanya ibunya,
"Iya bu, soalnya aku banyak kegiatan bu disana, apalagi bang andi kan baru naik jabatan" ucap rina berbohong, hatinya merasa sedih harus berbohong pada ibunya, rina berusaha mengalihkan pertanyaan-pertanyaan, yang membuat dia harus berbohong pada orang tuanya.
Malamnya rina tidur bersama akbar, 'bunda kok lama ga ke jakarta," tanya akbar sambil memeluk rina.
"Ya sayang maaf ya, bunda janji , nanti bunda akan sering pulang ketemu akbar, kamu kangen sama bunda ya,"ucap rina mengelus rambut anaknya.
"Kangen bun, bunda lama kan disini?" tanya akbar berharap.
"Ya bunda lama disini, eh gimana besok abis ambil rapot kita ke time zone ya" ucap rina.
"Beneran bun?" kata akbar matanya berbinar, rina mengangguk,
"Asyik," teriak akbar senang, rina tertawa melihat tingkah putranya.
"Ehh ya, bunda lupa, bentar," rina bangun dari tempat tidur, dan membuka kopernya, rina mengeluarkan sebuah kotak mainan.
"Apa itu bun," tanya akbar, "ini titipan dari ayah sayang, coba kamu buka," akbar lalu membuka kotak itu, ternayata sebuah mainan mobil remote control.
"Horeee, aku punya mobilan, abang punya mobilan baru," akbar teriak kegirangan dan berlari menuju ke kakeknya memamerkan mobil pemberian ayahnya rina kembali tertawa melihat putranya terlihat riang.
***
BERSAMBUNG