Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )



Bagian XVIII




Tujuan utamaku pengin ketemu istri pak Burhan. Kurasa dia pasti tahu latar belakang keluarga Dewi, mengingat suami mbak Mawar adalah paman Dewi.

Dewi, Mita mungkinkah mereka saudara kembar ? Karenanya kembali kupacu Ninja hijau melesat menuju Tulungagung kota.

Matahari hampir berada di puncak kepala, saat aku sampai di rumahku, rumah peninggalan orang tuaku. Sudah lebih dari setahun aku tak pulang kerumah itu.

Tersenyum Melati, kakak iparku, perempuan sebayaku lah yang membukakan pintu.

" Wah tak kirain siapa, tamu dari jauh ternyata ", senyum ramah Melati menyambutku.

" Piye mbak, apa kabarnya, sehat semua to "

Walau seumuran denganku tetap saja kupanggil dia mbak sebagai bentuk sopan santun kepada istri Abangku.

" Alhamdulilah, sehat semua "

" Keponakanku, sehat to " tanyaku sambil melirik perut Melati yang telah buncit berrisi.

" Alhamdulilah, sehat om ", Melati tersenyum sambil mengelus elus perutnya sendiri.

Aku hanya tersenyum kecut, saat iparku memanggilku dengan sebutan Om. Andai saja mereka tidak pergi, Melati bakal di panggil bu De oleh buah hati kami.

" Abang kerja ya mbak "

" Iya "

" Masih sama pak Burhan "

" Udah nggak lagi, abangmu udah lama nyopir sendiri "

" Oh ya, wah kemajuan ini, nyopir truck antar pulau kayak pak Burhan ? "

" Nggak, abangmu nyopir truck ekspedisi, muat di Surabaya bongkarnya di sini "

" Berarti setiap hari pulang dong ? "

" Iya, biasanya sebelum isya' udah pulang "

" Pantesan keponakanku cepat jadi, hehehe "

" Hush, kamu ini Ka, hihihi "

......................

Tawaran makan siang tentu tak kulewatkan apalagi menunya lodho tuna bakar pedas plus sayur daun singkong. Makanan khas kampung di gunung. Enaknya 10-12 dengan masakan Dewi, skor 10 untuk kakak iparku dan skor 12 tentu untuk almarhum kekasihku.

Aku bertanya tanya, apakah Mita juga bisa membuat masakan ini.

" Wah mantap mbak, enak tenan.. "

" Siip to, makanya kamu sering pulang.. "

" Pinginnya sih gitu, tapi susah bagi waktu, aku banyak pertandingan mbak ", alasanku.

Ya memang susah membagi waktu antara pertandingan basket dan pertandingan dengan tante Hilda. Ditambah lagi sekarang ada Mita yang harus di perhatikan.

" Nanti pas tikeban syukuran tujuh bulanan kamu pulang lo ya "

" Iya, tak usahakan, kapan to mbak ? "

" Sebulan lagi "

" Ok... "

Ngobrol panjang lebar bersama kakak iparku, Bumil berdaster bunga bunga, sempat membuat pikiranku melayang kemana mana. Aku penasaran bagaimana sensasi bersegama dengan perempuan berbadan dua.

" Mbak aku ke kamarku dulu ya, istirahat sebentar "

Bahaya, ku akhiri imajinasi liarku karena yang ada di hadapanku adalah kakak iparku.

" Iya, aku juga mau istirahat, akhir akhir ini aku jadi sering capek gara gara keponakanmu " keluh kakak iparku.

" Ish.., sekarang ngeluhnya capek, lupa ya pas bikinnya, keenakan sampai merem melek, hehehe "

" Hush.. kamu itu nggoda aku melulu ", jawab Melati sambil tersenyum malu.


...............


Belum sempat terpejam mataku, terdengar suara berisik dua perempuan di ruang tamu.

" Mel, Raka pulang ya.. "

" Iya mbak, itu anaknya lagi istirahat di kamar "

" Oh ya, baguslah .. "

" Loh loh loh, mau kemana mbak "

" Ke kamarnya lah, mbak ada urusan sedikit sama Raka "

" Mbak Mawar ini lo, nggak kasihan Raka, capek baru perjalanan jauh dia, nanti aja lah mbak, biar istirahat dulu Rakanya "

" Ah berisik kamu Mel, Ka .. Raka... mbak masuk ya ! ", teriak mbak Mawar dari luar.

Tanpa menunggu jawabanku, istri pak Burhan membuka pintu. Tidak ragu ragu, ia langsung masuk, menutup bahkan mengunci kamarku.

" Kamu itu ya, pulang nggak bilang mbak dulu, hihihi "

Tidak malu malu mbak Mawar langsung rebah disampingku, kemudian memeluk aku.

" Kangen aku sama pentungan hansip mu ini, hihihi "

Dengan gemas, frontal, cekikikan, ia langsung menyerangku, mengucel kucel selangkanganku. Tanpa peduli, adik bungsunya, kakak iparku ada di balik pintu. Nekad, satu kata yang tepat untuk menilai kelakuan mentor seks ku.

" Jangan gitu ah mbak, nggak enak, ada Melati "

" Nggak papa, dia nggak bakalan berani cerita sama Kang Burhan, hihihi "

" Bukan gitu mbak, nggak baik ini, kalau kita begini seperti ngajari Melati "

Kusingkirkan tangan mbak Mawar dari selangkanganku. Aku nggak mau istri Abangku terkontaminasi dengan kelakuan mbak Mawar ini.

Degh,

Kurasa ada yang berbeda, saat tanganku menyenggol perutnya. Perut mbak Mawar terasa keras, lebih besar dari biasanya, lagi hamilkah dia ?

" Eh mbak, Cindy mau punya adik ya ? " Tanyaku penasaran, sambil memiringkan badan menghadap istri pak Burhan.

Cindy anak pertama mereka, sekarang sudah masuk TK.

" Iya nih, bapaknya Cindy pengin anak lagi. Padahal udah capek capek senam dan merawat diri, eh badanku jadi melar gini, jadi nggak sexy ", keluh mbak Mawar.

Konfirmasi dari mbak Mawar kalau dia hamil lagi membuat hatiku bersorak sorai. Fantasi liarku tadi, nampaknya bakal terwujud hari ini.

" Kata siapa nggak sexy, hehehe "

Aku tersenyum, sambil mengusap perut yang berisi jabang bayi.

" Buktinya kamu, nggak mau sama aku "

" Kata siapa aku nggak mau, hehehe "


..................


202

Pesan singkat dari mbak Mawar.

10 menit nyampai.

Balasan dariku.



Pikiranku yang sempat traveling kemana mana gara gara membayangkan bercinta dengan perempuan berbadan dua, sebentar lagi bakal terlaksana.

" Mbak aku keluar sebentar, ketemuan sama teman SMP "

" Nanti pulang lagi kan Ka ? "

" Iya, kan belum ketemu Abang, masak langsung balik ke Malang "

" Ya udah hati hati ", pesan Melati.

Tidak lebih dari sepuluh menit, aku sampai di depan pintu kamar 202. Kota Tulungagung tidak besar, lalu lintasnya pun jauh dari kata macet. Sehingga perjalanan dari rumah ke hotel yang kutuju tidak memakan banyak waktu.

Tok tok tok.

Terlihat cemberut mbak Mawar membuka pintu.

" Gaya kamu sekarang, kenthu ae minta di hotel, tekor aku tiga ratus lima puluh ribu "

Omel mbak Mawar, sambil melepas kerudung di kepalanya.

" Jangan ngambek dong mbak, nanti uangnya aku ganti kok, hehehe "

" Kenapa sih nggak di kamarmu aja, atau kalau takut sama Melati kan bisa di tempatku "

Mbak Mawar masih terus mengomel, sambil melepas busana yang membalut tubuhnya. Kini tubuhnya hanya berbalut bra dan CD. Perut mama muda yang tengah membuncit ini, membuatnya terlihat semakin sexy.

Sama seperti Melati, saat menikah dengan pak Burhan, mbak Mawar juga baru saja lulus SMP. Pak Burhan adalah jejaka tua mapan, rumah dan kedaraan telah ia sediakan, usianya saat itu sekitar empat puluhan. Setahun setelah pernikahan lahirlah Cindy dan sekarang perut mbak Mawar kembali isi, calon adiknya Cindy.

" Sampeyan ini ya di ajak di tempat yang enak, adem, bebas gangguan kok malah ngomel sih mbak, hehehe "

" Dirumah ku kan juga enak, walau nggak ada AC tapi ada kipas angin, lagi pula sayang duitnya, kan bisa buat jajan Cindy " mbak Mawar masih cemberut, menjawab sambil berlalu didepanku, kamar mandi yang dituju.

Plak.

Gemas, iseng, kutampar pelan pantatnya yang padat berisi.

" Sampeyan ini, protes aja, hehehe "


...................


" Raka.. tolongin mbak sebentar ! "

Aku baru saja melepas t shirt dan celana Levi's ku saat mbak Mawar berteriak dari kamar mandi. Hanya bercelana dalam, aku pun berjalan menyusul istri pak Burhan.

" Apa mbak "

" Tolong cukurin mbak "

Mbak Mawar sudah telanjang, cukuran kumis double razors warna biru, dia acungkan.

" Mana busanya ? "

" Pakai sabun aja "

" Ok "

Rambut hitam segenggam itu kuoles dengan sabun hotel yang tak seberapa wangi. Aku pun berjongkok di depannya kini. Pelan, hati hati, kubabat rimbun rambut kriting dengan razor tajam ini.

" Coba kalau di rumah, mana bisa dicukur sama cowok ganteng kayak aku ini, hehehe "

" Ish.. siapa juga yang mau, nyukur jembut aja bayar tiga ratus lima puluh ribu, mending aku minta tolong Melati, gratis... "

Aku diam saja, percuma ngomong sama dia, urusan tiga ratus lima puluh ribu rupanya sangat membuatnya terganggu. Kuteruskan saja layanan tanganku menuruti permintaan guru seks ku itu.

" Udah, selesai...hahaha"

Kusisakan sejumput rambut di ujung atasnya.

" Nggak usah aneh aneh deh, emang Gogon, ada jambulnya "

" Bagus gini mbak, ini model mohawk, hahaha "

"Nggak, gundulin semuanya ! "

Mbak Mawar mendelik menatapku.

" Iya iya, orang kok nggak bisa diajak bercanda, hehehe "

Hingga akhirnya, area bibir vertikal itu telah gundul dengan sempurna.


............


" Udah ya Ka.. udah...., mbak udah capek " .

Terengah engah, berpeluh basah, dengan dengkul gemetar mbak Mawar berdiri melepaskan penyatuan kami, kemudian ia merebahkan diri.

" Gila kamu ya, makin perkasa, mbak udah dapat tiga, kamu belum apa apa ", katanya.

Aku tersenyum manis tidak menanggapi. Hampir setengah jam meliuk diatas tubuhku, ternyata guru seks ku gagal menaklukanku.

" Kamu diatas deh, mbak udah nggak kuat "

Dia yang memulai dia pula yang mengakhiri, WOT pun telah selesai. Doggy pun dimulai.

Dengan bertumpu pada dengkul kaki, kudorong pelan tongkat kencing yang basah berlumuran lendir birahi ke celah vegy mamanya Cindy.

Bless...

" Uh . Ka.. makin gede tongkat hansipmu .. sesak mbembet mbak... "

" Enak punyaku .. ? "

" Uh . Banget Ka.. "

" Enak mana sama pak Burhan "

" Enak punyamu kemana mana, uh.. iya Ka..hegh.. eh... mentokin Ka... "

" Ah mbak ..... Mbembet mbak juga enak, ... sempit.... njepit . .. Ah ."

Aku semakin bernapsu, meronjok meky mentor seks ku.

" Kamu.. suka... Ka... "

" Banget mbak.., kayak punya cewek SMA "

Kedutan, pijatan lembut otot meky istri pak Burhan membuatku semakin belingsatan.

" Uh.. iya... gitu..Ka... Terus ka... Ah....Cepetin Ka.... "

Semakin kupercepat laju sodokan maju mundur keluar masuk liang peranakan.

" Ah.. mbak, enak banget..... Keluar dimana ... "

Aku sudah tak tahan, sudah diujung pendakian.

" Uh...uh.. dalam aja Ka.. barengan ...ya ...ah... Rakaah..."


..............


" Mbak ini bekas luka apa sih.. ? "

Tanyaku saat tengah membersihkan lelehan sperma yang keluar dari celah vaginanya.

Aku penasaran pada bekas jahitan panjang melintang di perut bawah mbak Mawar.

" Oh ini, dulu Cindy lahirnya lewat sini "

Jawab perempuan hamil yang telanjang tengah mengangkang sambil mengusap bekas jahitan di perutnya.

" Loh bukannya bayi lahir lewat sini "

Sedikit kutekan usapan tisu pada meky mamanya Cindy, agar dia paham apa maksud pertanyaanku tadi

" Itu kalau lahiran normal Raka, Cindy lahir dengan operasi "

" Kenapa ? "

" Panggul mbak sempit, makanya harus operasi "

" Terus adik Cindy bakal operasi lagi ? "

" Iya "

Wah bakal sempit terus kalau begini.


.................


" Nggak usah Mita, pokoknya nggak usah !........ urusan uangku nggak usah kamu pikir.......... Aku nggak bakal nagih Mita......... Pokoknya nggak usah ketemu dr. Raffi .. TITIK !! "

"Telpon sama siapa kamu, kok marah marah gitu, pacarmu ? "

" Eh mbak, Dewi itu apa punya saudara kembar ? "




..................
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd