Chapter 17 : HOLY LIGHT
Wed done something really wrong about his VIOLENCE... He has a better version of that RAGE... BEAST! I got so lucky that he believed that it wont compete me... " ("Kita telah melakukan kesalahan besar tentang VIOLENCE-nya. Sekarang ia mempunyai versi yang lebih kuat dari RAGE; BEAST! Aku sangat beruntung saat ia percaya kalau kekuatannya itu tidak akan bisa menyentuhku") seru Gabriel alias ASHTAROTH pada Vivi Anne.
A better version of RAGE? Ive never been told about that... BEELZEBUB! You know something? Tell me! ("Versi yang lebih kuat dari RAGE? Aku tidak pernah diberitahu tentang itu. BEELZEBUB! Kau tahu sesuatu? Beritahu aku!") seru Vivi Anne balik pada Michael alias BEELZEBUB.
I have no idea about that either... Im as clueless as you both... We misjudged this boys strength... And we cannot afford taking this BEAST and a stronger one appear... " ("Saya juga tidak mengetahuinya. Aku sama tak tahu seperti kalian berdua. Kita telah meremehkan kekuatan remaja itu. Kita tidak mungkin mengambil kekuatan BEAST ini juga dan malah yang lebih kuat akan muncul lagi") jelas Michael.
But at least... If it shall appear... Our Lord shall vanquish him... with this HOLY LIGHT... " ("Tetapi setidaknya, jika itu terjadi, Tuan kita akan menghabisinya berkat bantuan HOLY LIGHT ini") sambungnya memegang sphere hitam yang berisi Carrie.
When will we resurrect my prince? ("Kapan kita akan membangkitkan kembali pangeranku?") tanya Vivi Anne tak sabar lagi.
Soon, my dear LILITH... Soon... The preparation is about to settle in two more days... Right at the full moon of the Thirteenth Saturday... BLACK SABBATH... " ("Segera, LILITH-ku tersayang. Segera. Persiapannya sedang dilakukan dalam dua hari ini. Tepat pada bulan purnama Sabtu ke tiga belas. BLACK SABBATH") ujar Michael.
Howd about those three lights and five stars... They wont never stop their searching... " ("Bagaimana dengan tiga sinar dan lima bintang itu. Mereka tidak akan menghentikan pencarian mereka") tanya Gabriel.
I have another plan for them, my comrade... Please... do summon another main comrades of ours... I shall share my thoughts of how to handle them... " ("Aku punya rencana lain untuk mereka, temanku. Tolong panggilkan teman-teman kita yang lain") jawab Michael.
Gabriel berkonsentrasi sebentar lalu muncullah dari kegelapan tiga sosok tubuh lainnya. Mereka ASTARTE, BAPHOMET dan BELIAL.
What is the grudges... that made us summoned from our posts, BEELZEBUB? ("Ada masalah apa sehingga kami harus dipanggil dari pos, BEELZEBUB?") tanya iblis domba putih berarmor, BAPHOMET.
As you acknowledge... Weve made capturing the HOLY LIGHT... and soon well be able to resurrect our Lord LUCIFER from his eternal sleep... And within two days from now... He shall be with us to rule this world again... " ("Seperti yang sudah kalian maklumi, kita sudah berhasil menangkap HOLY LIGHT dan segera kita akan bisa membangkitkan Tuan LUCIFER kita dari tidur abadinya. Dan dalam dua hari dari sekarang, Dia akan bersama kita untuk menguasai dunia ini lagi") jelas BEELZEBUB.
And the preparation is ready as I speak right now... since the man who is ready to accept the essence soul of our Lord LUCIFER is now in his total hatred state... " ("Dan persiapan sudah siap saat saya berbicara saat ini juga karena lelaki yang sudah siap untuk menerima ruh inti Tuan LUCIFER kita sekarang sudah berada dalam keadaan total kebencian yang penuh") sambung pemimpin prajurit utama ini.
Yeah... Thats right... I cant wait any longer... " ("Ya, benar. Aku sudah tidak sabar lagi menunggu") seru ASTARTE menimpali.
But dont loosen your guard because in between those two days... anything can happen beyond our hands... That boy and his sisters are more powerful right now... Nevertheless... Our comrade,... ASTARTE had the taste of this new coming girl... She is one of his cousin... Shes also powerful... " ("Tapi jangan turunkan kewaspadaan kalian karena diantara dua hari ini, apapun bisa terjadi diluar kuasa kita. Remaja itu beserta saudara-saudaranya sekarang lebih kuat. Apalagi, teman kita, ASTARTE sudah merasakan gadis baru ini. Ia salah satu sepupunya. Dia juga kuat") ingat BEELZEBUB tentang orang yang baru muncul ini, Sheila.
According to my sources... Theres one more of them... He is this girls brother... Use various kind of PUPPET MASTER... Also very strong... We should be aware of him... His skill in making types of PUPPET MASTER... is unlimited... How does he make those puppets... is unknown... " ("Menurut sumberku, ada satu lagi. Dia abang gadis tadi. Menggunakan berbagai jenis PUPPET MASTER. Dia juga sangat kuat. Kita harus waspada padanya. Kemampuannya dalam membuat berbagai PUPPET MASTER tidak terbatas. Bagaimana cara ia membuat oineka itu juga tidak diketahui") tambahnya.
So... what can we do to handle them? ("Jadi apa yang kita lakukan untuk menghadapi mereka?") tanya BAPHOMET.
The only thing we could do is... Keep on stand guard... If ever one of you confront one of them... Never hesitate to back off... Wed better wait untill Lord LUCIFER blessed us with the ultimate power... " ("Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah, tetap siaga. Jikalau salah satu dari kalian menghadapi mereka, jangan ragu untuk mundur. Kita sebaiknya menunggu sampai Tuan LUCIFER menganugrahi kita dengan kekuatan tertinggi") jelas BEELZEBUB. Terang saja ia khawatir kalau-kalau lima prajurit utama sampai berkurang untuk menjaga bidang bintang terbalik. Mereka sudah kehilangan tiga prajurit walaupun hanya yang kelas dua.
And never... let any of them know... that... This is our base station for the mission... Understood? ("Dan jangan biarkan mereka tahu bahwa di sini adalah basis misi kita. Paham?") tanya BEELZEBUB pada tiap anggotanya. Mereka mengangguk paham.
But I really want to repay my vengeance to that red armor girl... She really beat me off with humiliation... " ("Tapi aku ingin sekali membalas dendamku pada gadis berzirah merah itu. Dia benar-benar menghajarku sampai ku malu") ketus ASTARTE.
You can do that after the blessing... " ("Kau dapat melakukan pembalasanmu setelah penganugrahan") jawab BEELZEBUB dengan bijaksana. After the blessing... I let you do whatever you want to do... " ("Setelah penganugrahan, saya akan mengizinkanmu melakukan apa yang kau mau") tambahnya.
Any question? ("Ada pertanyaan?") tanyanya lagi. Ternyata dalam hierarki iblis pun, ada demokrasi yang seperti ini.
BELIAL? Do you have any question? ("BELIAL? Kau punya pertanyaan?") tanya BEELZEBUB pada iblis berbadan besar itu. Ia menggeleng. Ia sama sekali tidak bersuara.
Ok... You may dismiss to your posts... Remember... Stand guard and avoid direct confrontation... " ("Baiklah. Kalian boleh bubar dan kembali ke pos masing-masing. Ingat, waspada dan hindari konfrontasi langsung") perintahnya.
Ketiganya kembali menghilang di kegelapan bayangan ruangan.
Can we put this HOLY LIGHT onto the sacrificing statue? ("Dapatkah kita meletakkan HOLY LIGHT ini ke patung pengorbanan?") tanya Gabriel.
Sure... Let us go to the underground chamber... " ("Tentu. Mari kita menuju ruangan bawah tanah") jawab Michael setuju. My princess... Would you mind? ("Tuan Putriku, silahkan?") mintanya pada Vivi Anne.
Gadis itu lalu bergerak ke dekat ranjangnya dan memutar sebuah semacam kunci rahasia pada batang besi ranjang itu. Sebuah pintu rahasia terbuka di samping ranjang itu, menunjukkan sebuah tangga yang menuju ke bawah.
Mereka bertiga turun bersama-sama menuju ruangan rahasia. Ruangan ini berada di bawah tanah dan sangat tersembunyi.
Ruangan ini lumayan besar dengan penerangan yang dibuat sesuai dengan fungsinya. Tempat kebangkitan LUCIFER!
Ada sebuah patung seekor iblis tepat di tengah ruangan. Tangannya menjura ke atas seperti sedang memegang sesuatu. Juga ada sebuah meja besar yang terbuat dari batu di sampingnya. Di atasnya ada sebuah kotak panjang dari kayu.
Michael dan Gabriel berdiri di depan patung itu. Michael mengeluarkan sphere hitam itu di tangannya. Come forth now the one who is inside this very sphere! serunya.
Sphere hitam itu mulai terang dan berubah putih... lalu bersinar terang sekali.
Saat semuanya kembali normal, seseorang telah berdiri dengan tidak sadar sama sekali. Carrie...
Walk her to the statue, my comrade ("Bimbing dia ke patung, temanku") perintah Michael pada Gabriel. Carrie yang seperti tak sadar menurut saja saat dibimbing mendekat pada patung monster itu. Ia dibuat berdiri membelakangi patung dan tangannya diangkat ke atas hingga tepat di tangan patung monster yang sedang menjura itu.
Secara otomatis, seperti hidup, tangan patung itu mencengkram pergelangan tangan Carrie dengan erat.
Thats it... ("Sudah") ujar Gabriel lega karena dengan begitu tinggal menunggu waktunya tiba untuk mengambil HOLY LIGHT dari tubuh gadis ini.
Hng... Where am I...? ("Ng. Dimana aku?") keluh Carrie sadar. Ia perlahan-lahan mencoba mengenali tempat ia berada dan dengan siapa dia berada di ruangan asing ini.
Ah... Youre awake... Weve been expecting to see you in thousands of years... And now the wait is about to end... " ("Ah. Kau sudah bangun. Kami sudah menantimu ribuan tahun. Dan sekarang penantian akan segera berakhir") seru Michael.
Wait... wait!... Who the hell are you people? Hng? Vivi Anne??? Is that you? ("Tunggu-tunggu. Siapa kalian orang? Ng? Vivi Anne? Apakah itu kau?") tanya Carrie lalu mengenali gadis yang berdiri paling belakang.
Right... Its me... " ("Benar. Ini aku") jawabnya datar.
You... youre the one behind all of this? ("Kau dalang semua ini?") tanya Carrie tak percaya apa yang dilihatnya.
Behind of what? I didnt plot anything against you... I just play my role here... " ("Dalang apa? Aku tidak melakukan apa-apa padamu. Aku hanya memainkan peranku di sini") jawab Vivi Anne. Ia lalu berjalan ke depan, mendekati Carrie yang dikekang di patung.
And now... You can help us... resurrecting our Lord to rule this world together... in the darkness... " ("Dan sekarang kau bisa menolong kami untuk membangkitkan Tuan kami untuk menguasai dunia ini bersamadalam kegelapan") senang Vivi Anne dengan senyum kemenangan.
No... No... Dont do that! No... No... " ("Jangan-jangan. Jangan lakukan itu! Tidak-tidak") panik Carrie menyadari semua dan akhirnya ia berada di tempat ini. Ia akan segera dikorbankan untuk membangkitkan kembali penguasa kegelapan, LUCIFER.
Its okay... Dont go panic... You dont need this HOLY LIGHT anyway... We just take this part of you that barely useless because you dont even know how to use it then... " ("Tidak apa-apa. Jangan panik begitu. Kau tidak memerlukan HOLY LIGHT ini juga. Kami hanya akan mengambil bagian dirimu yang tak berguna untukmu karena kau juga tak tau bagaimana menggunakannya") kata Vivi Anne.
How could I not going panic... Youre gonna kill me...! ("Bagaimana mungkin aku tidak panik. Kalian akan membunuhku!") seru Carrie hampir menangis.
No... no... no... We dont have to kill you for taking the HOLY LIGHT... Well set you free once the thing is taken... Trust me... " ("Tidak-tidak-tidak. Kami tidak harus membunuhmu untuk mengambil HOLY LIGHT ini. Kami akan membebaskanmu bergitu benda itu diambik. Percaya padaku") ujar Vivi Anne membelai rambut Carrie.
Im not gonna die...? ("Aku tidak akan mati?") heran Carrie. Karena selama ini ia berpikir bila mereka mengambil HOLY LIGHT dari dirinya, ia akan mati.
Youre not gonna die... " ("Kau tidak akan mati") tegas Vivi Anne.
Carrie merasa lega sekali. Ia lebih baik merelakan benda yang tidak dibutuhkannya diambil mereka.
But you will wish... that you are die... " ("Tapi kau akan berharap lebih baik mati saja... ") lanjut Vivi Anne mengejutkan.
Carrie tercekat mendengarnya. Ia tidak bisa berbicara lagi. Ia hanya bisa memandangi ketiganya pergi menaiki tangga. Vivi Anne tertawa-tawa sepanjang jalan sampai suaranya menghilang dengan ditutupnya pintu rahasia di kamar atas.
Carrie tinggal seorang diri di ruangan itu. Ia mulai menangis sendiri. Menyesali kenapa saat begini harus terjadi. Ia mengingat semua rentetan kejadian yang pernah terjadi padanya.
Semuanya hanya berakhir pada Satria. Bila dicoba pada sudut lain, ujung-ujungnya pasti menyangkut Satria. Ia jadi merindukan Satria.
Kenapa pada saat-saat terakhir pertemuan mereka, ia malah menjauhi Satria karena alasan yang terlalu dipaksakan. Padahal ia sudah sangat baik padanya selama ini. Melindungi dan menjaganya. Bahkan ia sanggup berkorban nyawa.
Di sana, sambil terkekang oleh patung monster, Carrie menangis sendirian. Menangisi kebodohannya sendiri...
*****************************************************************************
Bagaimana keadaan Satria? tanya Sheila pada Putri yang duduk di ruang tamu.
Belum tau, kak... Dia masih tidur di kamar... " jawab Putri. Ia sepertinya belum tidur sejak kemarin.
Kakak lihat dia dulu, ya? kata Sheila lalu beranjak menuju kamar Satria.
Dengan perlahan ia membuka pintu kamar karena tidak mau menganggu Satria yang sedang istirahat.
Heh... Siapa kamu? seru Sheila kaget melihat sesosok tubuh sedang duduk di atas tubuh adik sepupunya itu.
Ia menoleh ke arah Sheila... Ia bukan manusia... Seperti core?
Menjauh darinya! seru Sheila merasa harus menolong Satria dengan menyiapkan sebuah pukulan. BRADJA SONA!
Energi pukulan dahsyat Sheila itu secara mengejutkan terblok dan terserap oleh perlindungannya. Jangan serang aku... Aku adalah VOXA... Core kedua tuanku, Satria... " cegahnya membuat Sheila mengurungkan serangan berikutnya.
Core kedua Satria?
Mahluk yang seluruhnya berwarna putih ini lalu berdiri. Ia sepertinya baru saja berhubungan seks dengan Satria karena Sheila sempat melihat keluarnya penis Satria dari vagina corenya.
Sheila juga sempat melihat bagaimana vagina core yang bertubuh seperti wanita ini memudar lalu rata sama sekali dengan gundukan selangkangannya.
Kau baru main... dengan Satria? tanya Sheila. Core putih bernama VOXA ini mengangguk. Kau bermaksud menyembuhkannya, kan? Ia mengangguk lagi.
Sudah saatnya aku keluar untuk membantu tuanku... " katanya. Ia berdiri saja di samping Satria yang masih tertidur.
Besar juga... Pantas aja banyak perempuan yang suka pada anak ini... Kontolnya besar sekali... Nggak si Putri, si Dewi... si kembar lima... Apalagi si Carrie... " gumam Sheila sendiri setelah melihat penis Satria yang masih tegang setelah seks dengan VOXA tadi.
He... he... VOXA... Kau diam-diam aja, ya...? Aku mau coba tuanmu sebentar aja... " kata Sheila menanggalkan celana dan CD-nya setelah mengunci pintu kamar. Rupanya dia juga ingin mencoba bagaimana kedahsyatan Satria.
Langsung saja Sheila memasukkan penis Satria yang masih menegang itu ke liang vaginanya yang sudah basah karena terangsang.
Hmm... Ooohhhhhhh... Enak sekali... Oohhh... Hmm... Hmmm... " seru Sheila sambil menaik-turunkan pantatnya, mengocok penis Satria dengan perlahan. Ia menumpukan tangannya tepat di samping leher Satria yang masih tidur.
Anak ini ("Satria")... anehnya masih bisa tidur saat nikmat begitu? Mungkin ia sedang mimpi indah, ya?
Sheila juga makin semangat memompakan penis Satria karena semakin lama semakin nikmat. Ia bergoyang-bergoyang sendiri sampai tempat tidur Satria itu berderit. Lenguh dan dengung kenikmatannya memenuhi kamar yang tidak terlalu besar itu.
Core putih itu terus mengawasi Sheila yang sedang mengerjai tuannya kalau-kalau ia melakukan sesuatu yang bisa mencelakakannya.
Hoh.. hoh... Kenapa... kenapa dia nggak... nembak-nembak juga, ya...? Anak ini memang luar biasa... Ooh... ooh... Satria... Satria... Bangun, Satria... " seru Sheila mengguncang kepala anak itu.
Jangan bangunkan dia... " seru VOXA mencegah Sheila. Itu membuat Sheila urung membangunkan Satria. Pasti ada alasan tertentu.
Kenapa? Kenapa tidak boleh dibangunkan? tanya Sheila terus bergoyang.
Proses penyembuhannya masih berjalan... Di samping itu dia masih bersedih... Karena merasakan kesedihannya itulah aku keluar... Biarkan dia istirahat... Teruskan saja pekerjaanmu... karena itu bisa membuatnya sedikit senang... " jelas VOXA.
Hmm... Begitu... Kau benar-benar bisa mengerti perasaannya karena kau berasal dari dirinya... Baik kalau begitu... " kata Sheila terus menggoyang badannya.
Apa yang sedang terjadi pada Satria sebenarnya dalam tidurnya? Sepertinya mimpi...
Satria :
Di mana aku sekarang? Sebuah padang rumput yang sangat luas... Aku hanya sendirian...
Tempat ini luas sekali... Aaahhh... Udaranya sejuk dan segar... Sangat menyenangkan sekali selamanya bisa begini...
Rumput hijau, langit biru... air jernih... Seperti impian di pedesaan yang tenang...
Tapi kalau aku cuma sendiri... Sepertinya semua ini tidak akan ada artinya... Tidak bisa membagi kegembiraan ini...
Carrie...
Ya... Carrie... Aku harus mengajak Carrie ke tempat indah ini... Tetapi di mana dia?
Itu dia... Ia sedang berdiri di tepi sebuah tebing... memandang jauh ke lembah sana. Bagus! Ada Carrie di sini...
Carrie... Come with me... Theres a beautiful spot over there... " ajakku padanya.
Kenapa dengannya? Ia sama sekali tidak mau melihat padaku... Apalagi aku tidak bisa melihat wajahnya...
Apa dia memang Carrie?
Carrie? tanyaku berusaha melihat wajahnya.
Mengejutkan sekali. Ia bukannya memalingkan wajahnya, ia malah melangkah ke depan! Itu, kan tebing!
Carrie! Dont do that! Its dangerous! Carrie...! seruku mencegah ia melangkah lagi.
Ia tetap melangkah... Aku tidak bisa mencegahnya... Aku bahkan merasa kalau aku menjauh dan semakin menjauh darinya...
Carrie!... Carr... rriiiie! seruku karena ia sudah berada tepat di tepi tebing. Dan...
CAAAAAARRRRRRIIIIIIIE! aku melihatnya jatuh...
Seluruh tubuhnya diselimuti sinar terang yang menyilaukan untuk beberapa saat. Lalu ia sama sekali tanpa busana dan ada banyak sejenis kain yang berwarna putih menyelimuti seluruh tubuhnya. Dari kepala, tangan, badan dan kakinya. Apa ini?
Carrie lalu meluncur jatuh...
CAAAAARRRRRRRRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIE!
Heh! Kenapa? Kenapa, Satria? seru Sheila kaget.
Carrie... Carrie... " seru Satria dengan nafas memburu.
Ng? Satria tertegun sebentar menyadari sesuatu. Sheila tersenyum dipaksakan.
CROOOOTT! Satria menembakkan spermanya tanpa disadarinya. Sheila sendiri aja kaget karena ia tidak menyangka akan seperti itu. Ia hanya bisa menikmati saat cairan hangat itu memenuhi liangnya.
Dengan buru-buru, Sheila sudah kembali mengenakan pakaiannya.
Apa yang terjadi padamu, Satria? tanya Sheila.
Aku tidak tau... Aku tidak ingat... " jawab Satria bingung. Ia memandang sekeliling kamarnya seperti mencari sesuatu.
Siapa dia? saat ia melihat VOXA di sudut kamar. Core putih itu maju mendekat.
Namaku VOXA... Aku adalah core keduamu, tuanku... " kata core berbentuk wanita itu.
VOXA
XOTA
XOLA
XOXAM
Core keduaku?... Jadi kau core putih itu... " tanya Satria padanya. Mahluk itu mengangguk.
Carrie... Aku tadi bermimpi tentang Carrie... Ia jatuh ke dalam jurang... Sangat menakutkan... " seru Satria mengingat mimpinya tadi.
Apa lagi yang kau ingat? tanya Sheila mencoba menggali apa saja yang Satria ingat tentang kejadian ini.
Seluruh badan Carrie ditutupi... sejenis kain yang berwarna putih... Seperti mengikat seluruh badannya... Kepala... tangan... kaki... Yang paling kuingat... matanya...! Tidak ada korneanya... hanya putih semuanya... Menakutkan! ingat Satria.
Sheila mendengarkan dan mencoba menebak apa arti mimpi itu.
Sepertinya itu bukan hanya sekedar mimpi... Itu seperti... semacam pandangan masa depan akan apa yang akan terjadi... " jelas Sheila.
Maksud kak Sheila... Carrie akan menjadi seperti itu... " tanya Satria khawatir.
Itulah yang akan terjadi... kalau kita tidak bisa menemukan Carrie secepatnya... " kata Sheila jelas.
Hei... Buka pintunya! Siapa yang di dalam? seru Putri dari balik pintu.
O iya... Aku lupa membuka kuncinya... " ingat Sheila tentang pintu yang tadi dikuncinya sebelum main dengan Satria tadi. Putri dan Dewi masuk dan langsung menemui Satria.
Kak Sheila... ngapain pake kunci pintu segala, sih?... Kamar Satria ini nggak pernah dikunci, tau? sewot Putri. Sheila hanya mesem malu. Ia nggak mau ketahuan main sama Satria.
Begitu melihat VOXA, Putri dan Dewi langsung kaget. Segera saja ia diperkenalkan dengan core baru itu.
Nak, Satria... Ada temannya yang datang... " seru seseorang dari balik pintu. Mungkin salah seorang pembantu.
Ada temanmu yang datang... Siapa yang tau apa yang terjadi padamu...? tanya Putri. Satria pun tidak tau. VOXA lalu diminta masuk kembali.
Dewi membukakan pintu kamar dan membawa orang itu masuk. Ia Yudha.
Yudha
Eh, Yud... Kirain siapa? seru Satria setelah melihat temannya itu.
Kamu kenapa, Satria? Sakit? tanya anak itu. Ia seperti segan dengan ketiga orang lain di situ. Mereka, Sheila, Putri dan Dewi permisi keluar.
Iya... Agak sedikit sakit, nih... " jawab Satria kemudian. Ada apa, Yud... Tumben kau mau datang kemari malam-malam begini..?
Ah... Cuma main-main aja, kok... Aku bosan di rumah... Nggak ada orang... Enakan aku kemari aja... " jawab Yudha.
Eh... Kau tadi liat waktu si Vivi Anne itu menciumku, kan? tanya Satria. Karena Yudha ini teman akrabnya ia berani bertanya seperti itu.
Ya, liat... Ada tiga kali, kan?... Pertama di bibir... kedua dan ketiga di pipi... Jelas aku liat, dong... " jawabnya.
Ya... Untung cuma kamu yang liat... Coba kalo yang lain... Bisa jadi gosip besar... Eh, kau jangan bilang orang lain, ya? minta Satria pada temannya ini.
Beres... Itu masalah kecil... Si Vivi Anne itu memang pembuat masalah... Aku juga liat kalo dia menggoda guru baru itu... Pak Michael... Kau liat... caranya memandang pak Michael? cerita Yudha.
Sepertinya mereka sudah saling mengenal... " tebak Satria.
Mungkin juga... Mungkin juga kalau mereka bahkan ada main di belakang... Karena... aku kasih tau satu rahasia... Aku melihat pak Michael di rumah Vivi Anne tadi... " kata Yudha.
Di rumah Vivi Anne? Masa? kaget Satria.
Benar... Tadi waktu aku mau kemari... aku, kan lewat jalan Pelikan... jalan rumah si Vivi Anne itu... Makanya aku bisa tau kalo pak Michael ada di sana... " terang Yudha.
Wah... Ada apa mereka itu...? Masa pacaran sama anak muridnya? kata Satria heran.
Info-mu benar-benar bagus, Yud... Makasih, ya... " kata Satria senang sekali mendapat informasi tentang Vivi Anne yang lumayan membuatnya bisa mengatur siasat tentang anak itu.
Eh,... aku nggak liat Carrie dari tadi... Dia tinggal di sini, kan? tanya Yudha.
Ng... ng... Dia... dia pulang ke rumahnya... " jawab Satria ragu-ragu. Rasanya ia ingin menceritakan apa yang terjadi tapi tak mungkin.
Kenapa... kalian berantem, ya? selidik Yudha.
Ng... Sedikit salah paham aja, kok... Ya... gara-gara si Vivi Anne itu tadi... " jelas Satria.
Oh... Benar, kan... si Vivi Anne itu memang selalu membuat masalah... " kata Yudha.
Selalu membuat masalah? Bagaimana kau tau kalo dia sering membuat masalah... " heran Satria.
Bukan rahasia kalo si Vivi Anne itu suka menggoda orang... Bukan cuma kamu aja... Anak kelas 3 aja ada yang berantem gara-gara memperebutkan dia... " cerita Yudha.
Jadi bukan hanya aku... " gumam Satria. Entah lega atau apa. Biar begitu... dia tidak boleh dibiarkan terus mengganggu aku dan Carrie... " gumam Satria lagi.
... Soalnya... Aku juga mulai takut sama anak itu... Dia suka yang aneh-aneh... Dia juga terang-terangan berani mengganggu aku kalo Carrie ada... Serem, nggak? kata Satria.
He... he... Eh... ngomong-ngomong... kau sakit apa? Parah nggak? tanya Yudha.
Ah... cuma capek aja, kok... "jawab Satria.
Besok masuk, kan? tanyanya lagi.
Mm... Belum tau... " jawabnya. Ia memikirkan tentang Carrie lagi. Bagaimana menyelamatkan Carrie dari iblis-iblis itu? Apa ia masih selamat?
Ok, deh... Mungkin kau mau istirahat lagi... Aku pulang dulu, ya? serunya langsung berdiri.
Eh... Makasih, ya?... Mau menengok aku... " kata Satria. Ia mengantar temannya itu hingga keluar. Ia sendiri yang membukakan pintu gerbang dan menutupnya kembali saat mobil Yudha tak terlihat lagi.
Tumben dia mau kemari, ya? tanya Putri.
Kenapa? Dia kan temanku... " jawab Satria.
Bukan itu... Sudah berapa kali dia kemari...? tanyanya lagi.
Hm... " hanya itu yang bisa diingatnya.
Iya, kan... Anak itu hanya mau sampai depan pagar saja... Kalian udah berteman berapa lama? Tidak pernah mau masuk?... Makanya kubilang... tumben dia mau kemari... " jelas Putri tentang kebiasaan teman Satria yang satu itu.
Ah... biarin... Nanti juga dia akan sering kemari... " kata Satria membela.